*Kembali ke tempat Wildan atau Willy berada
Willy sedang membaca di perpustakaan kerajaan Jovalavia dan ditemani ibunya, tiba tiba alarm peringatan berbunyi di kerajaan itu
Tong....
Tong....
Tong....
Lonceng tanda bahaya di bunyikan prajurit penjaga gerbang, para prajurit bersiap di luar istana kerajaan.
Pelayan disana berlarian sambil berteriak,
"Bandit menyerang.... bandit menyerang...."
Semua keluarga kerajaan bersiap memakai Jirah armor untuk berperang,
Heri Jovanka sebagai pahlawan di kerajaan Jovalavia bersiap dengan armor lengkap dia memimpin 1 kompi pasukan untuk berangkat ke gerbang kota kerajaan dan menghadapi serangan bandit tersebut.
Keadaan masyarakat di kerajaan itu semua panik mereka berlari untuk menyelamatkan diri.
1 peleton pasukan penjaga gerbang sedang menghadang para bandit tersebut dengan panah dan tombak serta pedang.
Pertarungan di gerbang kota sangat tidak terkendali para prajurit banyak yang gugur karena kalah jumlah, para bandit itu masuk kedalam kota kemudian menjarah barang berharga dan makanan.
Setelah para bandit mendapatkan yang mereka inginkan mereka pun kembali kabur kedalam hutan.
Heri Jovanka yang sedang dalam perjalanan dari istana kerajaan ke kota dengan menunggangi kuda dan diikuti oleh para prajurit tidak sempat melawan para bandit tersebut.
Heri Jovanka hanya mendapati para penjaga gerbang kota yang mati dan beberapa orang terluka, bangunan didekat gerbang yang habis di jarah banyak yang di bakar oleh bandit tersebut sehingga kebakaran di kota tidak terelakan.
Pasukan yang di bawa oleh Heri Jovanka kemudian menyebar, mereka yang tadinya akan melawan bandit sekarang malah menjadi tim evakuasi.
Mereka dengan sigap memadamkan api para prajurit yang memiliki Sihir elemen air langsung mengeluarkan sihirnya untuk memadamkan api tersebut.
Yang lainnya membantu dengan membawa ember dan menyiram api. Selain itu para prajurit juga mencari korban yang berada dalam kobaran api dan menyelamatkan mereka.
Di dalam istana Willy berlari menuju tempat paling tinggi di kerajaan itu, Willy naik menara tower pengawas yang berada di tengah tengah bangunan istana.
Dia menatap penasaran apa yang sedang terjadi di gerbang kota, dia melihat dari kejauhan ada kobaran api dan asap hitam mengepul keangkasa.
Willy menatap kota dan berdiri di tower itu dalam kurun waktu yang lama sampai dia melihat kobaran api dan asap hitam berhenti mengepul keangkasa
Willy pun turun kebawah dan kembali ke istana, tidak selang beberapa lama terdengar suara Heri Jovanka memasuki istana, Willy pun senang dia berlari menyambut Kakanya yang datang dengan selamat.
Willy berlari sambil teriak
"Kaka syukur lah Kaka baik baik saja"
Heri Jovanka tersenyum
"Adik kecil apa kamu menghawatirkan Kaka mu ini"
Heri Jovanka sambil mengelus-elus kepala Willy, Willy pun mengangguk
"Iya kak, aku khawatir Kaka kenapa Napa, ingat ya kak jangan melakukan hal yang bodoh yang dapat membahayakan Kaka"
Willy seolah menceramahi Kakanya supaya tidak berbuat gegabah, Heri Jovanka tertawa.
"Hahaha....iya Kaka janji tidak akan mencari bahaya"
**
Ke Esokan harinya
Raja Hendrik Jovanka mengadakan pertemuan dengan semua bangsawan dan komandan kerajaan.
Semua berkumpul di ruangan utama istana kerajaan yaitu singgasana Raja,
Semua bangsawan duduk berjajar menghadap Raja yang sedang duduk diatas kursi emas singgasana kerajaan Jovalavia.
Mereka sedang berdiskusi, tentang kejadian kemarin yang menjadi pukulan berat untuk kerajaan Jovalavia karena kerajaan merasa tercoreng dengan di serangnya kota oleh para bandit.
Raja Hendrik Jovanka marah
"Kenapa...kenapa para bandit itu berani menjarah kota, mau ditaruh dimana muka raja kalian ini, ingat kerajaan kita dikenal dengan para prajuritnya yang kuat dan kita juga mempunyai seorang yang ada di Level Pahlawan"
Raja terus ngebacot tidak karuan karena kesal dan merasa malu yang nama baik kerajaannya telah di coreng oleh para bandit.
Raja memerintahkan para bangsawan dan juga anaknya sendiri yaitu Heri Jovanka.
"Besok lusa aku tidak mau tau, bawa 3 kompi pasukan cari para bandit itu dan segera musnahkan"
Semua orang berkata serentak
"Baik Baginda Raja akan kami laksanakan"
**
Setelah pertemuan tersebut selesai satu persatu komandan dan para bangsawan meninggalkan singgasana, tersisa keluarga kerajaan yaitu Ratu ke 1, Ratu ke 2 dan anaknya Billy, Ratu ke 3 dan Willy juga Heri Jovanka.
Di sana Raja menyinggung tentang pernikahan.
"Sebetulnya aku menikahi mu hanya untuk membuat keturunan yang hebat seperti Heri, aku ingin di kerajaan ini para keturunan ku adalah seorang pahlawan seperti Heri, jadi karena itu aku menikahi mu"
Raja Hendrik Jovanka sambil menunjuk ke Ratu ke 3, Ratu ke 3 pun menundukan kepalanya. Kemudian Raja Hendrik Jovanka berbicara lagi.
"Kalau saja Clarisa seorang laki laki mungkin sekarang di kerajaan Jovalavia ini kita sudah memiliki 2 Pahlawan, tetapi sayangnya anak pertamaku Perempuan dan sekarang tinggal bersama kakeknya di kerajaan Lareagon. Untung saja Ratu Vanesa memberiku lagi anak laki laki jadi aku mempunyai penerus kerajaan Jovalavia ini"
Di sisi lain Ratu kedua menggerutu kesal.
"Kurang ajar Ratu pertama terus yang di Puji, aku kapan bahkan aku lebih cantik dari pada Ratu pertama dan aku juga mempunyai seorang anak darinya yang lumayan hebat, ini lagi si setengah Elf bisa bisanya dia mempunyai anak dari Raja"
Ratu pertama adalah anak dari Raja kerajaan Lareagon, dia adalah seorang putri satu satunya yang di kerajaan Dwarf yang memiliki ukuran tubuh seperti manusia dan kecantikannya tiada Tara.
Ras Dwarf adalah sebetulnya termasuk bangsa monster tetapi mirip dengan manusia perbedaannya adalah bangsa Dwarf memiliki tinggi rata rata sekitar 120 CM sampai 140 CM sedangkan manusia mempunyai tinggi antara 150 CM sampai 180 CM bahkan ada yang 200 CM lebih sedikit.
Ratu pertama bernama Ratu Vanessa Reagon, dia di anugrahi 2 orang anak yaitu anak pertama bernama Clarisa Jovreagon dan anak ke 2 bernama pangeran pertama Heri Jovanka.
Ratu ke 2 adalah seorang manusia dia bernama Isabel Plakona putri dari Raja Adrian Plakona dari kerajaan Nebulosus.
Pernikahan Raja Hendrik Jovanka dengan Ratu Isabel hanyalah pernikahan Politik saja, karena Raja Adrian Plakona Mengkudeta Raja terdahulu kerajaan Nebulosus Lama.
Untuk memperkuat dukungan kerajaan yang telah Raja Adrian Plakona Runtuhkan, dia sengaja menikahkan putrinya yaitu Ratu Isabel supaya para pemberontak atau Prajurit yang setia kepada Raja yang lama bisa di tekan dan di hanjurkan dengan bantuan kerajaan Jovalavia.
Ratu Isabel Plakona di anugrahi 1 orang anak yaitu pangeran ke 2 Billy Jovanka
***
*Jangan Lupa Kaka pembaca untuk
Like
Komen
Vote
*Rate**
*Biar Author lebih semangat untuk terus Update
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 346 Episodes
Comments
MATADEWA
Teruskan....
2023-07-08
1
Oschar Migerz
buah tdk jauh jatih dr pohonnya. ratu k e 2 mempunyai sifat iri hari dan ternyata menurun ke anaknya juga yg suka iri hati
2022-01-21
4