Happy reading .......
“Sir, Miss (Tuan, Nona). Yanni Aberto is coming to Mister Rery’s Mansion (Yanni Aberto mendatangi Kediaman Tuan Rery)”
“Do you know the reason, Ghai? (Apa kau tahu alasannya, Ghai?)”
“From the – information, he wants to take over Mister Rery’s Mansion. (Dari – informasinya, dia mau mengambil alih kediaman Tuan Rery)”
Ghai kemudian duduk setelah Putra menyuruhnya untuk duduk.
“But, of course he can’t do that (Tapi, tentu saja dia tidak bisa melakukan itu)” Ucap Ghai lagi.
“Is he insisted? (Apakah dia memaksa?)”
“He was negociated to get inside also (Dia mencoba bernegosiasi untuk masuk kedalam juga)”
Putra dan Damian menyunggingkan senyum miring mereka.
“*I believed that bas*rd got a dissapointment. (Aku yakin bajingan itu mendapat kekecewaan)” Ucap Damian.
“You are right Sir. Right after he found out that Mister Rery’s Mansion was sold to someone who have a high
position here, he can’t try to insist (Anda benar Tuan. Tepat saat dia tahu kalau Kediaman Tuan Rery sudah dijual pada seseorang yang memiliki kekuasaan tinggi disini, dia tidak bisa memaksa)”
“Heh!” Putra berdecih.
Damian masih menyungging sinis. “Ad did a good job (Ad melakukan pekerjaannya dengan bagus)” Ucap Damian dan Putra pun manggut – manggut sembari tersenyum kemudian.
Bruna memperhatikan saja dua orang pria tampan didepannya itu. “Is Jaeden knows about Addison? (Apa Jaeden
tahu tentang Addison?)”
“No. But Yanni Aberto knows (Tidak. Tetapi Yanni Aberto tahu)” Sahut Damian.
“....”
“Yanni ever came to Rery’s factory, they met. But I don’t think that guy was realized who Ad is (Yanni pernah datang ke Pabrik milik Rery, mereka pernah bertemu. Tetap aku rasa Yanni tidak menyadari siapa Ad sebenarnya)”
"He even didn't noticed who is Ad beside only Rery's employee (Dia bahkan tidak menyadari siapa sebenarnya Ad selain sebagai karyawannya Rery)"
“That’s good (Itu bagus)”
“Is Addison still here? (Apa Addison masih disini?)”
“Still unconfirmed Miss (Masih belum jelas Nona)” Ghai yang menyahut.
“As I said Bruna, don’t you worry about Addison. He knows everything that he has to do (Seperti yang kubilang Bruna, jangan mengkhawatirkan Addison. Dia tahu semua yang harus dia lakukan)”
“Dam was right. We will meet again with Ad, someday (Dam benar. Kita akan bertemu lagi dengan Ad, suatu
hari)” Ucap Putra.
*
“Hey sleepy head, you sleep quite long Bo*y (Hey tukang tidur, kau sudah tidur cukup lama Nak)”
Putra seperti biasa, mengajak Anthony berbicara yang masih terbaring koma. Ini sudah dua bulan, dan masih belum ada respon sedikit pun dari Anthony yang menyiratkan kalau bocah itu akan sadar dengan segera. Entah apa yang salah, padahal menurut Bruna tanda – tanda vital Anthony sudah stabil namun bocah itu belum juga terbangun dari komanya.
Bruna berpendapat, mungkin Anthony mengalami trauma.
Putra, Damian dan Bruna tahu kalau pastilah Anthony menyaksikan sendiri bagaimana ayah dan ibunya dibunuh didepan matanya oleh Jaeden. Lalu dia dibawa paksa oleh Jaeden.
Meski tak yakin, karena tak ada saksi mata saat kejadian selain Anthony sendiri. Namun begitu kiranya spekulasi
tiga orang tersebut.
Toh Jaeden menyeret Anthony keluar dari Kediaman Rery lalu membuangnya di perairan sekitar dermaga yang Putra, Damian dan Bruna masih tidak tahu alasan Jaeden membawa Anthony namun kemudian menenggelamkan bocah malang itu.
Yang jelas Putra geram.
Jika Anthony menyaksikan orang tuanya dibunuh didepan matanya, pastilah itu menyisakan trauma yang amat dalam pada bocah kecil yang malang itu. Dan mungkin itu menjadi alasan kenapa Anthony enggan bangun dari tidurnya yang sudah cukup lama itu.
“You will feel crick when you wake up if you sleep this long (Kau akan merasa pegal – pegal saat bangun jika kau tidur selama ini)” Lanjut Putra. “Comeback here Anth. You still have me, Uncle Dami and Uncle Ad. We love you (Kembalilah Anth. Kau masih memilikiku, Paman Dami dan Paman Addison. Kami mencintaimu)”
Putra tersenyum dan mencium kening Anthony.
Putra memang sangat menyayangi Anthony dari sejak bocah itu lahir ke dunia. Menjaganya dengan sepenuh hati, bak anak kandungnya sendiri.
“Wake up, hem?. And we will living a new life (Bangun, ya?. Dan kita akan menjalani hidup yang baru). Just like your Daddy and Mommy want to (Seperti yang Ayah dan Ibumu inginkan)”
***
“PUTRAA!!!! DAMIAANN!!!...”
Putra dan Damian yang sedang berada di dalam kamar mereka masing – masing langsung keluar dengan cepat
dengan wajah panik mendengar teriakan Bruna barusan. Jantung mereka berdegup kencang.
“PUTRAA!!!! DAMIAANN!!!...”
Terlebih lagi teriakan Bruna itu berasal dari kamar dimana Anthony dirawat. Sungguh Putra dan Damian begitu takut kondisi Anthony memburuk dan harus merasakan kegetiran lagi seperti kegetiran yang mereka rasakan saat kehilangan Rery, Madelaine, tiga sahabat dan orang – orang yang setia pada mereka dua bulan lalu.
Putra dan Damian melesat secepat angin menuju kamar Anthony dan Bruna nampak berdiri diambang pintu dengan wajah yang sukar diartikan memandang kedalam kamar tempat Anthony dirawat dalam save house yang sudah dua bulan ini mereka tinggali.
“BRUNA!..” Seru Putra dan Damian bersamaan dengan kencang hingga membuat Bruna menoleh langsung pada mereka. “What happen with Anth?! (Apa yang terjadi pada Anth?!)”
Wajah panik Putra dan Damian begitu ketara.
Bruna memandang keduanya dengan pandangan yang sukar diartikan, namun wanita itu kemudian mengarahkan
telunjuknya kearah dalam kamar tempat Anthony berada. “An – th ... he .. he ... (dia .. dia) ...”
Putra dan Damian dengan refleks menoleh kearah telunjuk Bruna.
Kedua pria itu sontak menutup mulut mereka dengan mata yang berkaca – kaca.
“Anthony!”
***
“Anth.... are you mad of me and Uncle Dami? (Anth ... apa kau marah padaku dan Paman Dami?)”
Adalah kebahagiaan yang tak terkira bagi Putra dan Damian kala Bruna berteriak dan apa yang selama dua bulan ini mereka tunggu dan harapkan akhirnya terjadi. Anthony bangun dari komanya.
Namun dua minggu dari sejak Anthony ‘terbangun’, tak satu huruf pun keluar dari mulutnya. Anthony yang tahu – tahu sudah terduduk saat Bruna ingin mengeceknya itu masih diam saja hingga detik ini.
Bruna sudah bolak balik mengecek fisik Anthony yang memang bisa dikatakan sehat itu. Namun Anthony masih nampak seperti orang koma, meski matanya sudah terbuka.
Anthony seringnya hanya memandang kosong. Bahkan bergeming jika Damian, Bruna mengajaknya bicara.
Bahkan Putra yang paling dekat dengannya diantara paman – paman lain yang dekat dengan almarhum sang Ayah pun seolah tak berpengaruh padanya.
Putra bahagia dan prihatin disaat yang bersamaan terkait Anthony. Namun ia tetap sabar mengurus Anthony bersama Damian dan Bruna.
“I am very sorry, Anth .... (Aku benar – benar minta maaf, Anth)....” Putra membawa Anthony dalam dekapannya. “I am so sorry .... (Maafkan aku)....” Lirih Putra dengan matanya yang sudah berkaca – kaca.
“......”
“Come, let us have a breakfast (Ayo, kita sarapan)” Putra kemudian menggandeng tangan Anthony setelah memandikan anak itu dan memakaikan nya baju yang memang sudah disiapkan untuk Anthony dari sejak pertama Putra dan Damian membawa Anthony ke save house mereka.
Tapi setidaknya, walau belum ada satupun kata yang keluar dari bibir Anthony dan pandangannya yang sering terlihat begitu kosong, Anthony dirasa mendengar dan memahami setiap perkataan Putra, Damian dan Bruna. Tidak ada penolakan jika Anthony diajak makan, atau duduk – duduk bersama.
Namun yah, meski berbicara lebih dari sekali atau menyentuh pelan tangan anak itu saat salah satu dari ketiga orang dewasa yang tinggal bersama dengan Anthony untuk menyadarkan Anthony saat makan untuk membuka mulutnya.
Damian dan Bruna sudah menunggu Putra dan Anthony di meja makan. Lalu Putra mendudukkan Anthony di kursi yang sudah ditarik Damian.
“What do you want Anth? (Apa yang kau mau Anth?)” Tanya Putra dengan sabarnya meski ia sudah tahu tidak akan ada jawaban yang keluar dari mulut bocah yang nampaknya mengalami trauma amat dalam itu.
Putra tersenyum saja seperti biasa saat Anthony tak merespon ucapannya. Damian mengambilkan sarapan yang sudah disiapkan oleh Bruna ke piring Anthony.
Putra menyentuh pelan tangan Anthony, sembari mengetuk piring Anthony yang sudah terisi dengan omelet dan sosis. Anthony merespon, tapi tidak menoleh ke arah Putra melainkan ia menoleh ke arah piringnya.
“Enjoy your breakfast Anth (Nikmati sarapanmu Anth)”
Putra memegang satu tangan Anthony dan menelusupkan sebuah garpu dan mengarahkan tangan Anthony yang sudah memegang garpu itu ke omelet beserta sosis yang sudah diiris menjadi beberapa bagian oleh Damian. Semata – mata untuk memudahkan Anthony saat makan. Anthony pun memulai makannya dengan sangat perlahan.
***
Selepas sarapan Anthony dibawa Bruna kembali ke kamarnya.
Seperti biasa, bergantian baik Bruna, Putra dan Damian akan mengajak Anthony mengobrol meski bocah itu tidak memberikan respon apapun.
Seringnya Anthony akan memandang pada satu arah apabila dia sedang tidak tertidur. Matanya akan berhenti pada satu titik dan kemudian pandangannya akan terhenti disana untuk waktu yang cukup lama.
Kini tinggal Putra dan Damian yang sudah bergeser ke satu ruangan lain dalam save house yang memang memiliki beberapa ruangan di dalamnya.
“We need to get out from here Putra (Kita harus keluar dari sini Putra)” Ucap Damian. “Just like Bruna said, Anthony should be bring to be checked (Seperti yang Bruna katakan, Anthony harus dibawa untuk diperiksa)”
Putra manggut – manggut. “I know Dam (Aku tahu Dam)” Sahut Putra.
Putra dan Damian kemudian sama – sama terdiam sesaat.
“But we know that we cannot take Anthony to walk on his treatment her (Tapi kita tahu kalau kita tidak bisa membawa Anthony menjalani pengobatannya disini)”
“I know. I already thinking about that (Aku tahu. Aku sudah memikirkan soal itu)”
Damian menatap Putra. “Have you make a decision? (Apa kau sudah membuat keputusan?)” Tanyanya.
Putra mengangguk. “I did (Sudah)” Jawab Putra. “We will bring Anthony to Indonesia (Kita akan membawa Anthony ke Indonesia)”
***
Beberapa hari kemudian......
“Sir! (Tuan!)” Ghai sudah datang ke save house.
“What is it Ghai? (Ada apa Ghai?)”
“One of our stool pigeon tell me that Jaeden will come to Messina next week (Satu dari informan kita mengatakan kalau Jaeden akan datang ke Messina minggu depan)” Ghai menyampaikan kabar.
“Is that confirmed? (Apa sudah pasti?)”
“Yes, Sir. He heard by himself Yanni talk with a man at the restaurant about that (Iya, Tuan. Dia mendengar sendiri Yanni berbicara dengan seorang pria tentang hal itu)” Jelas Ghai dengan yakin.
Putra manggut – manggut. “Then prepare everything for four of us to get out from here and leave Italy on the day after tomorrow (Maka siapkan segalanya untuk kami berempat keluar dari sini dan meninggalkan Italia saat lusa)”
Ghai pun mengangguk patuh. Lalu pamit dari hadapan Putra.
“He realized that now, I guess (Dia sudah menyadarinya sekarang, aku rasa)”
Damian berbicara.
“*That stupid bas*rd is totally stupid by his greed (Ba**ngan bodoh itu benar – benar sangat bodoh karena ketamakannya)”
“Very. He just realized that the Kingsley’s will that he took from Rery’s was not legal anymore, because Rery was made another will for Anth"
"(Sangat. Dia baru saja menyadari kalau surat wasiat Kingsley sudah tidak berlaku lagi karena Rery sudah membuat surat wasiat lain untuk Anthony) After three months. Very stupid (Setelah, tiga bulan. Sangat bodoh)”
Putra menyunggingkan senyuman sinis.
“Maybe because he just totally need Kingsley Smith’s family by now. Ad success destroyed some of his business and I believed he needs a lot of money right now”
“(Mungkin memang karena dia sudah sangat membutuhkan harta kekayaan Kingsley Smith sekarang. Ad berhasil menghancurkan beberapa bisnisnya dan aku percaya dia sangat membutuhkan uang dalam jumlah besar saat ini)”
“Yes. We maybe can’t kill Jaeden for now, but distraction that Ad made to his business at least make me a little bit feel satisfied, until we really have more power to destroy him”
”(Ya. Kita mungkin tidak bisa membunuh Jaeden saat ini, tapi gangguan yang Ad buat pada bisnisnya setidaknya sedikit membuatku merasa puas, sampai kita benar – benar punya kekuatan untuk menghancurkannya)”
“Ya. Now he should be very angry and nervous, knowing that he can’t touch Kingsley Smith Family’s wealthy after he knows that the paper on his hand was nothing”
“(Iya. Sekarang dia pasti merasa sangat marah dan gusar, setelah mengetahui bahwa dia tidak bisa menyentuh harta kekayaan Keluarga Kingsley Smith setelah ia mengetahui bahwa berkas yang ada ditangannya tidak berguna)”
“Huumm”
“What both of you think that he would do? (Dia akan melakukan apa menurut kalian berdua?)”
“He will do anything to get inside to Rery’s Mansion for searching and looking for this (Dia akan melakukan segala cara untuk masuk dan menggeledah kediaman Rery dan mencari ini)”
Putra mengangkat secarik kertas dari sebuah map yang sedari tadi sudah ia pegang selepas kepergian Ghai.
“What is that? (Apa itu?)”
“Rery’s will (Surat wasiat Rery). Everything that Kingsley left for him, will belong to Anth if Rery’s die (Semua yang Kingsley limpahkan padanya, akan menjadi milik Anthony jika Rery meninggal dunia)” Jelas Putra.
“Legitimate. Because Rery was already validated it legally (Sah. Karena Rery sudah mengesahkannya secara hukum)”
Bruna manggut – manggut.
“Jaeden must be found that fact through Yanni, who had been Jaeden’s point out to find a confirmation of Kingsley’s will on law. Yanni must be go to meet Hizkia and asked for that. But too bad, he didn’t know that Hizkia was already help us to give a confirmation to public notary in England about that”
“(Jaeden pasti mengetahui fakta itu dari informasi yang diberikan Yanni, yang ia tunjuk untuk mencari tahu tentang kejelasan surat wasiat Kingsley secara hukum. Yanni pasti menemui Hizkia dan menanyakan hal itu. Tapi sayang
sekali, dia tidak tahu kalau Hizkia sudah menolong kami untuk mengkonfirmasikan hal itu ke notaris publik di Inggris)”
“The only way, is if Jaeden can bring Anthony (Satu – satunya cara, adalah jika Jaeden dapat membawa Anthony)”
“So he will try to find this. The original of Rery’s will and Anthony’s body that he was ‘drowned’ three months ago (Jadi dia akan mencari ini. Surat wasiat aslinya Rery dan jasad Anthony yang ia ‘tenggelamkan’ tiga bulan lalu)”
Tambah Putra lagi.
Bruna kembali manggut – manggut. “Then, both of you have plan when Jaeden comeback to Ravenna? (Lalu, apa kalian punya rencana saat Jaeden kembali ke Ravenna?)”
***
To be continue .......
Sampe sini, semoga syuka yeah
Klik Ikon 'LOVE' jika berkenan, jempolnya juga selalu ditungguin
Thank you Gaessss
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 464 Episodes
Comments
Ana
seru ka
aku masih santai baca
baru nyampe sini
kangen deh sama kaka😘
2022-06-03
0
Babayaga
jangan lama2 up nya dong thor, klo bisa up nya banyakin dikit paling tidak 2 ato 3 bab thor...👍👍👍
2021-11-21
1