Happy reading ......
✴✴✴✴✴✴✴✴✴
Ravenna, Italia
Kediaman pribadi Rery
“Look who’s I found! ( Lihat siapa yang aku temukan! )”
“Mommy! Daddy!”
“ANTHONY!”
“I TOLD YOU TO LEAVE MY SON! ( SUDAH KUKATAKAN JANGAN GANGGU PUTRAKU! )”
Bang!
“RERY!”
“DADDY!”
“Y – ou...” Rery merunduk sambil memegangi perutnya.
Ia hampir ambruk karena Jaeden yang menyembunyikan senjata di pinggangnya meletuskan satu peluru ke perut Rery saat Rery mencengkram bajunya.
Madelaine langsung berlari ke arah Rery yang sudah hampir ambruk lalu sekuat tenaga memegangi suaminya itu.
“Rery!”
“Daddy!”
“Rery...”
Madelaine terisak dengan sangat sembari memegangi Rery. Anthony yang tadi dipegangi Yanni sudah berada didekat ayahnya itu setelah ia berontak sembari menangis saat melihat ayahnya yang sudah terluka karena tembakan.
“Le – t them go... (Le – paskan mereka)...”
“No Rery... I am not leaving you ... (Tidak Rery ... Aku tidak akan meninggalkanmu) ...” Ucap Madelaine yang
sudah terisak itu.
“Daddy...” Anthony juga sudah terisak didekat sang ayah, yang masih mencoba bertahan atas luka tembakan
diperutnya.
“Go with your Mommy... (Pergilah dengan ibumu)...”
“No Daddy ...” Lirih Anthony. “I want to be with you and Mommy (Aku ingin bersamamu dan ibu)....”
“Ta - ke him, Madelaine... (Ba – wa dia, Madelaine ...)” Ucap Rery dengan terbata.
“GO AWAY! (PERGI KAU!). YOU GOT WHAT YOU WANT! (KAU SUDAH DAPAT YANG KAU MAU!)” Hardik Madelaine yang sudah berurai air mata pada Jaeden dengan tatapan yang penuh kebencian pada pria itu.
Jaeden menyeringai.
“You can go with me, if you want oh Sweet Madelaine (Kau bisa pergi denganku jika kau mau, oh Madelaine Sayang)” Ucapnya. Sembari mencoba menyentuh Madelaine namun tak sampai, karena Madelaine langsung menepis tangan Jaeden dengan kasar.
“In your dream! (Dalam mimpimu!)”
“L – et them go... you may kill me – after that ... but let me see – that you ... let them go... (Bi – arkan mereka pergi... kau bisa membunuhku – setelahnya... tapi biarkan aku melihat – kalau kau ... membiarkan mereka pergi) ...” Rery masih bertahan meski sakit diperutnya sudah mulai membuat Rery berkeringat dingin akibat menahan lukanya.
“Well, feel free to go now Sweet Madelaine. You can take your son with you (Yah, silahkan pergi Madelaine Sayang. Kau bisa membawa putramu serta)”
Jaeden kemudian memberikan berkas yang sudah ditanda tangani Rery pada Yanni.
“Find anything with his handwriting, then find someone who can copy it (Temukan apapun dengan tulisan tangannya, lalu cari seseorang yang bisa menirunya)”
“As your wish, Jaeden (Sesuai keinginanmu, Jaeden)”
“Well as my promise to my brother, I let you and your son free, Sweet Madelaine (Sesuai janjiku pada saudaraku, Aku akan membebaskanmu dan Putramu Madelaine Sayang)” Ucap Jaeden lalu ia mulai nampak berjalan pergi, membiarkan Madelaine yang sudah nampak kembali pada Rery dan bersama Anthony menyandarkan Rery yang sudah nampak mulai payah di dinding meja kerjanya.
“Uhuk! ...” Rery terdengar terbatuk.
“Rery...”
“Daddy ...” Madelaine dan Anthony sama – sama melirih dalam isakan mereka. Mengabaikan Jaeden dan orang –
orangnya.
“But forgive me. You have to be a widow after this (Tapi maafkan aku. Kau akan menjadi janda setelah ini)” Jaeden
berbalik dan sudah mengarahkan senjatanya pada Rery.
Bang!
“NOOOO!”
“MOMMY!!!”
“MA-DELAINE!...” Anthony dan Rery berteriak bersamaan kala Madelaine menamengkan dirinya didepan Rery atas
tembakan yang dilepaskan Jaeden barusan.
“Re – ry ... Ant – hony... I ... I – love – both... of – you ...” Madelaine menghembuskan nafas terakhirnya didalam pelukan Rery.
“MADELAINEE!!”
“MOMMYYYY!!!” Rery dan Anthony sama – sama menangisi Madelaine yang sudah tak bernyawa itu. Satu tembakan dari Jaeden tadi mengenai dadanya. “Mom – my ...”
“*Y – ou... You bas*rd!!... (K – au... Kau ba**ngan!!) ...”
Rery hendak menyerang Jaeden dengan sisa tenaga setelah meletakkan tubuh Madelaine dengan hati – hati.
Bang!
Bang!
Bang!
“DADDYYY!!!”
Anthony berteriak kala sang ayah nampak ambruk seketika setelah tiga letusan senjata terdengar.
“Dad – dyy ...”
Bocah kecil yang tadi sedang menangisi jasad sang ibu itu kini langsung menghampiri sang ayah yang sudah
ambruk kelantai.
“Dad – dyyy ... don’t leave me like Mommyyy ... (Ay –yahh... jangan tinggalkan aku seperti ibu ...)”
“An – th...” Rery hanya bisa menatap sang putra dengan sedih. Dan airmatanya turun sebelum ia menghembuskan
nafas terakhirnya dihadapan Anthony yang kemudian melirih pedih sambil menggoncang – goncangkan tubuh sang ayah yang sudah tak bernyawa.
“DADDYYY!! ...” Anthony berteriak, mencoba membangunkan sang Daddy yang matanya tak mungkin terbuka
lagi. Jaeden melangkah pergi setelah sesaat menatap Madelaine dan Rery yang sudah tak bernyawa.
“Jaeden”
Tepat saat Jaeden melangkah pergi, Yanni Aberto memanggilnya.
“What about that kid? (Bagaimana dengan anak itu?)”
***
Ravenna, Italia
Kediaman Pribadi Rery
Saat ini ...
“O-h Gg-oodd..... (Y-a Tuu-haa-nn..)”
Putra, Damian dan Addison sudah mencapai Ravenna.
Ketiga orang tersebut langsung menuju ke Kediaman pribadi Rery dan keluarga kecilnya, dan mereka disambut
dengan pemandangan yang membuat mereka spontan bergidik.
Dan aura kecemasan bercampur dengan kengerian serta ketakutan yang teramat sangat.
“RERY!!!! .......”
“MADELAINE!!!! ....”
“ANTHONY!!!...”
Saat dimana Putra, Damian dan Addison mencapai Ravenna dimana mereka disambut dengan pemandangan yang
menyesakkan dada.
Ada beberapa orang yang sudah berkumpul di depan Kediaman Pribadi Rery. Dan ada beberapa orang yang juga
sudah memberanikan diri masuk ke dalam halaman Kediaman Rery dimana beberapa jasad bergelimpangan bersimbah darah.
Putra, Damian dan Addison mengabaikan dulu orang – orang yang mereka temui saat ini. Mereka langsung berlari demi melihat kondisi ketiga orang yang namanya mereka teriak kan tadi.
“Oh Haig ...” Putra melirih, melihat jasad Haig yang merupakan teman seperjuangannya dalam kesetiaan mereka
pada Rery. “GO CHECK RERY, MADELAINE AND ANTHONY!” Teriak Putra pada Damian dan Addison. Kedua orang itupun langsung berlari kedalam Kediaman dengan cepat.
“Oh Goood ...” Damian dan Addison kembali melirih pedih saat melihat jasad Clarence dan Yann yang juga bersimbah darah seperti Haig.
Putra yang sudah menyusul Damian dan Addison juga tak kuasa menahan kepedihan dihatinya melihat Clarence dan Yann yang sudah tak bernyawa. Namun terpaksa ia abaikan karena ia ingin segera menemukan ketiga orang yang begitu berarti untuknya. Damian berlari ke lantai atas, sementara Addison mengecek halaman belakang.
Putra berlari menuju ruang kerja pribadi Rery, dimana ada dua orang pria yang muncul dari dalam sana, yang
ekspresi wajahnya nampak begitu prihatin dan sedih. “LARRY!”
Putra memanggil nama dari salah seorang dari dua pria yang nampak muncul dari dalam ruang kerja pribadi Rery.
Orang yang dipanggil Putra itu langsung melihat pada Putra sambil menyeka matanya. “Putraa ...”
Pria bernama Larry yang merupakan pemilik kedai es krim langganan Anthony itu langsung melirih saat melihat
Putra.
“WHERE ARE THEY?! (DIMANA MEREKA?!)” Tanya Putra dengan kencangnya.
Dari ekspresi Larry, Putra sudah membaca. Sesuatu yang tidak ingin dia ketahui ada didalam ruang kerja Rery.
Laki – laki pemilik kedai es krim itu menggelengkan kepalanya dan air mata nampak lagi di pelupuknya.
“They... (Mereka ...)” Damian dan Addison datang dan berucap bersamaan namun seketika langsung tercekat melihat Putra yang sedang berjalan takut – takut untuk masuk ke ruang kerja pribadi Rery.
Kini, mata Putra sudah berkaca – kaca.
Dipaksakan Putra untuk melangkahkan kakinya kedalam ruang kerja pribadi Rery dengan Damian dan Addison
yang juga sudah berdiri dibelakang Putra.
Sama gemetar nya dengan pria yang paling dekat dengan Rery dan keluarga kecilnya itu.
“They were killed so mean... (Mereka dibunuh dengan kejam)...” Lirih Larry.
Putra tak sanggup menahan kakinya. Ia terjatuh diatas kedua lututnya melihat pemandangan mengerikan didepannya saat ini. Begitupun Damian dan Addison yang limbung ditempat mereka. Memegang sesuatu yang bisa mereka genggam untuk menahan tubuh mereka yang tak kuasa melihat jasad yang bersimbah darah dihadapan mereka saat ini.
Namun Putra menyadari sesuatu.
“WHERE’S ANTHONY?! (DIMANA ANTHONY?!)”
Putra menyadari ketiadaan Anthony diantara jasad Rery dan Madelaine.
“They took him (Mereka membawanya)”
***
“Jaeden”
“....”
“What about that kid? (Bagaimana dengan anak itu?)”
Jaeden nampak berpikir.
“Take him! (Bawa dia!)” Titah Jaeden pada Yanni.
“You heard what Boss said, take that boy! (Kalian dengar yang Bos bilang, bawa anak itu!)”
“NOOOO!!! ... (TIDAAAAKKK!!!) .....” Anthony berontak kuat, namun tetap saja tenaganya kalah jauh dari orang
Jaeden yang sedang mengangkatnya itu. “DADDYYY!!! MOMMYYY!!”
Anthony meronta dan menjerit saat dibawa keluar dari Kediaman penuh kenangan bersama kedua orang tuanya yang kini sudah tiada, sampai masuk kedalam mobil Jaeden.
“DADDYYY!!! MOMMYYY!!” “
Anthony masih menjerit memanggil ayah dan ibunya dengan berderai air mata sambil menggedor – gedor kaca mobil Jaeden.
“Make him quiet! (Buat dia diam!)”
***
“So, what are you going to do with this kid Jaeden? (Jadi, apa yang ingin kau lakukan pada anak ini Jaeden?)”
Jaeden tak langsung menjawab pertanyaan Yanni.
“Don’t tell me that you want to take care of him (Jangan katakan padaku jika kau ingin mengasuhnya)”
“Heh”
Jaeden terkekeh sinis. Lalu ia memandangi Anthony yang masih pingsan karena dipukul tengkuknya oleh Yanni
Aberto yang tak punya belas kasihan itu.
“I’m planning to send him to a very far and isolated place (Aku berencana untuk mengirimnya ke tempat yang jauh dan terpencil)” Ucap Jaeden.
“.....”
“But I think I change my mind (Tapi rasanya aku berubah pikiran)” Sambung Jaeden. “I don’t want taking any risk in the future (Aku tidak ingin mengambil resiko dimasa depan)”
“So? (Jadi?)”
“Send him to meet his parents (Kirim dia menemui orang tuanya)”
***
To be continue.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 464 Episodes
Comments
Fiani Arifin Arifin
berati Iki cerita awal dri smith tohh tak kira putra anak litle star,,lanjuutt
2024-01-27
0
Risky Titi sarlinda
semoga kau selamat ant dan balas dendam ortu mu sudah lah almarhum kakek mu yang bodoh jangan lagi kau mau di bodohi jaidah
2023-09-25
0
Ana
😭😭😭
2022-06-03
0