Part_20 Perhatian Hana

Tak disangka Hana yang ada didalam satu mobil dengan Rangga melihat Melvin yang merangkul Clara masih berjalan di trotoar.

"Rangga, itu Melvin. Bagaimana jika dia melihatku, apa lagi dia juga sudah dekat di persimpangan arah rumahku." Hana menunjuk pada dua insan yang mereka lewati.

Rangga mempertajam pandangannya mengikuti kilah kebahagiaan pada keduanya.

"Mengapa kamu begitu bodoh Hana, sudah jelas-jelas Melvin asyik pacaran dengan kekasihnya kau malah masih memikirkan takut kalau Melvin bakal marah padamu."

Rangga melihat kegelisahan di wajah wanita yang duduk bersebelahan dengannya.

"Ayo cepetan, Rangga. Aku gak mau cari masalah."

Saking paniknya Hana memegang tangan Rangga agar Rangga mempercepat laju mobilnya lebih dulu dari Melvin.

Rangga menatap lengan yang menyentuh itu, seakan-akan darahnya berdesir hebat. Lalu kemudian menatap kearah Hana yang masih saja terlihat gusar.

"Tenanglah, Hana. Melvin tidak akan memarahi diri mu," tukas Rangga. Rangga mencoba menenangkan Hana agar berfikir rasional.

Hana menarik tubuh menyandar kan punggungnya di jok.

"Aku tahu Melvin tidak mencintai aku, Rangga. Tapi bagaimana pun akhirnya nanti aku ingin menjadi istri yang menghargai suaminya."

"Wanita idaman, itu yang aku suka dari dalam diri mu Hana. Tapi mengapa kamu tidak pernah mau memberikan hatimu padaku."

Rangga menghentikan mobilnya tepat di arah persimpangan.

Melvin dan Clara Yang tak jauh dari mereka, melihat Hana turun dari mobil Rangga.

Pandangan Melvin sangat lekat melihat keakraban keduanya.

Itu menjadi kesempatan Clara untuk membuat Melvin memanas dan secepatnya menceraikan Hana.

"Vin, Apa Rangga dan Hana itu berpacaran ya? kok akrab banget kayaknya?" Clara mulai memprovokasi.

Melvin hanya menyipitkan mata tampa senyum sedikit pun.

"Biarin sajalah, Sayang," cuek Melvin.

Clara menyungging senyum kemenangan.

"Kau labrak saja mereka, Vin. Masak begitu di belakang kamu. Bagaimana pun juga kan Hana itu seorang istri yang harus menjaga martabat suaminya."

Melvin menimang ucapan Clara. Hana terlihat mengatupkan tangan dan segera meninggalkan Rangga. Melvin mengayunkan langkah nya dengan cepat menghampiri Rangga seperti hendak marah. Clara bergegas mengikuti, Ia tak ingin menyia-nyiakan pemandangan yang pasti akan seru nantinya yaitu duel Melvin dan Rangga.

Melvin berhenti dibelakang Rangga, tepat saat Rangga hendak membuka pintu mobilnya.

Rangga menyadari itu, dan menunggu reaksi Melvin.

"Clara, kamu pulang naik taksi ya. Aku tidak ada waktu mengantar mu," tukas Melvin. Tapi tidak melepaskan pandangan sedikit pun pada Rangga lalu melanjutkan langkahnya menyusul Hana.

Clara mengkerut kecut. Ia ingin melihat duel malah yang terjadi hanyalah mereka saling diam dan tampa suara.

"Melvin, kenapa kamu gak marah sih? aku kan pengen ngeliat kamu cepetan cerai sama Hana." Clara menghentak-hentakkan kakinya dengan wajah cemberut dan akhirnya pergi tampa mendapatkan apa-apa.

Rangga menyungging senyum bahagia, meski tak melihat mimik muka Clara tapi Ia yakin dengan suara yang di timbulkan oleh Clara cukup menyatakan kalau Clara sangat kesal dengan Melvin.

Setibanya di depan teras, Melvin yang berhasil menyusul Hana dengan kasar menarik lengan Hana hingga Hana berbalik dan masuk kedalam pelukannya.

Tatapan keduanya bersi tegang. Ada tanda ketidak sukaan Melvin melihat Hana bersama Rangga.

"Dari mana kamu?" tanya Melvin mengintimidasi.

Hana menggerak-gerakkan bola matanya memandang keseluruhan wajah suaminya.

"Ayo jawab, apa kalian selingkuh?" Ucapan Melvin sangat menusuk.

Hana meneguk liurnya, Ia tidak menyangka mendengar tudingan itu dari mulut Melvin. "Apa maksudmu, Vin?" tanyanya.

"Heh." Melvin melepaskan pelukannya dengan kasar.

"Kalau mau selingkuh jangan disini, kenapa gak ditempat yang sepi saja?"

Hana menjadi bingung, lalu tersenyum miring kearah Melvin. "Bukannya kamu yang pacaran tak mengenal tempat?" balas Hana tak mau kalah.

Melvin mengernyitkan dahi.

"Maksudmu?"

"Bukan urusan mu, jangan hanya bisanya mengomentari orang lain." Hana memilih masuk tampa mau melanjutkan perdebatan mereka pagi itu.

Melvin menggaruk-garuk kepalanya. Malah Ia yang merasa terhunus dengan ungkapan Hana.

Melvin memutuskan ikut masuk dan kembali bertemu Hana di kamar. Hana sibuk menata baju yang kemaren Melvin belikan belum sempat Ia rapikan di dalam lemari.

Tatapan Melvin tetap saja mengikuti Hana meski gerakannya adalah mengambil handuk untuk membersikan diri. Tak ada yang tahu apa penilaian Melvin terhadap Hana kecuali Melvin sendiri.

Melvin melangkah kekamar mandi untuk membersihkan diri sejenak. Saat masih menyikat gigi, Melvin teringat kembali akan ucapan Hana di teras tadi. Ia merasa apa yang Hana katakan soal dirinya berpacaran dengan Clara di sekitaran rumah benar adanya. Itu membuktikan kalau dirinyalah yang sebenarnya salah.

"Dasar cewek sial, bisa bisanya Ia malah bicara seperti itu."

Melvin segera berkumur-kumur dan menyelesaikan waktu mandinya.

Melvin kembali kekamar dan melihat semua bajunya sudah tersedia diatas ranjang. Ada hal aneh yang Melvin rasakan di dalam hatinya, sesuatu yang membuatnya merasa telah dihargai.

Melvin segera memakai celana dasar berwarna abu-abu dan kemeja putih nya yang masih belum ter kancing karena mendahulukan celananya.

Hana yang sudah menyelesaikan tugasnya langsung berinisiatif membantu Melvin memasang kan kancing nya satu persatu. Melvin agak terkejut dengan Kelakuan Hana tapi membiarkan Hana menyelesaikannya. Lagi-lagi tatapannya tak bisa lepas dari Wajah Hana.

Hana juga yang memasukan ujung bajunya kedalam pinggang tampa canggung. Padahal Hana agak risih sebenarnya, tapi baginya bakti istri pada suami harus Ia tegakkan.

Ada perasaan menjalar di dalam diri keduanya, tetapi mereka memilih bungkam. Hana bergerak menyeret kursi mini untuk menumpu kakinya guna memasangkan dasi Melvin dengan lihai.

Melvin masih membisu, tak disangka Hana sepengertian itu pada nya meski sikapnya sangat dingin pada Wanita di depannya. Ia benar-benar menikmati suasana langka itu. Begitu pula Hana yang sebenarnya menutupi getaran di dalam lubuk hatinya.

Selesai dengan kewajibannya, Hana bergerak keluar.

"Tunggu!" cegah Melvin. Melvin sedikit gugup mengatakan niatnya. "Te.. terima kasih," ucapnya datar.

Hana tak menoleh namun menganggukkan kepalanya beberapa kali dan berlalu dari pandangan Melvin.

"Ada apa denganku?" Batin Melvin bergejolak.

Mereka melakukan sarapan bersama, Hana masih saja menunjukkan baktinya untuk melayani sang suami.

"Hana, kamu memang perempuan idaman ya?" Mama Maya sangat bangga tetap memiliki Hana sebagai menantunya meski tidak menikah dengan Arya melainkan dengan Melvin.

Hana mengulas senyum ikhlas nya.

"Ini kan kewajiban Hana, Ma." Rendah hati, itu yang selalu tercermin dalam diri seorang Hana.

Melvin cuek dan Fokus dengan makanan dihadapanya walaupun telinganya merekam dengan sempurna ucapan dari mulut Hana.

Maya memegang lengan menantunya diatas meja dengan penuh kasih sayang. "Semoga pernikahan kalian langgeng ya? tidak ada ulat-ulat yang mengganggu hubungan ini." Mama Maya menatap keduanya secara bergantian. "Kau dengar, Vin. Belajarlah membuka hati untuk istri mu ini!" pinta Mama Maya.

Melvin mengangkat wajah menatap Sang Mama dan Hana yang menundukkan kepalanya. Melvin kemudian membanting sendok yang Ia pegang diatas piring. Ia tidak menyukai ucapan Mama Maya.

"Aku kenyang, aku pergi dulu!"

Terpopuler

Comments

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

Sebenarnya Melvin sudah sangat kagum sama Hana tapi dia terlalu gengsi mengakui..jadi ya nikmatilah dulu Melvin semoga setelah ini kamu menyadari perasaanmu

2022-07-05

1

Opick Cynkcibehsllu

Opick Cynkcibehsllu

hana memang baik tp tdk pernah dhargai oleh suaminya

2022-02-23

1

Aris Pujiono

Aris Pujiono

aduhh melvin yang sopan dong

2022-01-15

0

lihat semua
Episodes
1 Part_01 Kecelakaan
2 Part_02 Mimpi
3 Part_03 Di anggap Pembantu
4 Part-04 Kedatangan Rangga
5 Part_05 Kesal
6 Part-06 sakit Hati
7 Part_07 Hanya Jadi Alasan
8 Part_08 Challenge (Tantangan)
9 Part_09 Merayu
10 Part_10 Spesial PART
11 Part_11 Tidak Mengerti
12 Part_12 Pertikaian Prabu dan Melvin
13 Part_13 Getiran Hati
14 Part_14 Belanja
15 Part_15 Kecewa
16 Part_16 Permintaan Melvin
17 Part_17 Dibalik Seorang Melvin
18 Part_18 Menggoda
19 Part_19 Sia-sia
20 Part_20 Perhatian Hana
21 Part_21 Konyol
22 Part_22 Hadiah Dan Acara Manggang
23 Part_23 Gara-Gara Mati Lampu
24 Part_24 Sakit
25 Part_25 Cerita Bu Niken
26 Part_26 Obsesi Cinta Rangga
27 Part_27 Penculikan
28 Part_28 Berkorban
29 Part_29 Apes
30 Part_30 Dafa Sibuk Sendiri
31 Part_31 Ketakutan
32 Part_32 Balasan
33 Part_33 Gara-Gara Dafa dan Rindy
34 Part_34 Takut
35 Part_35 Melawan
36 Part_36 Terjadi lagi
37 Part_37 Di cegat
38 Part_38 Demi
39 Part_39 Kesalahan
40 Part_40 Perhatian
41 Part_41 Usaha Rangga
42 Part_42 Pikiran Maya
43 Part_43 Kembali
44 Part_44 Akal Clara
45 Part_45 Ribut
46 Part_46 Terpesona
47 Part_47 Tak Sengaja
48 Part_48 Mencari Pekerjaan
49 Part_49 Surat Cerai
50 Part_50 Pergi
51 Part_51 Pantang Menyerah
52 Part_52 Hinaan Clara
53 Part_53 Menemui
54 Part_54 Labil
55 Part_55 Demi Paman Roy
56 Part_56 Penjagaan Melvin
57 Part_57 Kenyataan
58 Part_58 Pilihan
59 Part_59 Keputusan
60 Part_60 Pesta
61 Part_61 Rumah Sakit
62 Part_62 Penyesalan
63 Part_63 Niat
64 Part_64 Restaurant
65 Part_65 Kabar
66 Part_66 Berakhir
67 Part_67 Terpaksa
68 Paet_68 Tak Berdaya
69 Part_69 Dikejar penjahat
70 Part_70 Di Gudang
71 Part_71 Cinta Terdalam
72 Part_72 Kuasa
73 Part_73 Siasat
74 Part_74 Ketahuan
75 Part_75 Di Kurung
76 Part_76 Hari Itu Tiba
77 Part_77 Orang Asing
78 Part_78 Terjebak
79 Part_79 Karena Cinta
80 Part_80 Di Cicil
81 Part_81 Memukau
82 Part_82 Penuh Haru
83 Part_83 Malam Spesial
84 Part_84 Memanjakan Istri
85 Part_85 Periksa
86 part_86 Cemburu
87 Part_87 Kejutan
88 Part_88 Bukan Mimpi
89 Part_89 Ihklas
90 Part_90 Memupuk
91 Part_91 Salah Paham
92 Part_92 Sadar
93 Part_93 Menyambangi Panti
94 Part_94 Tak di harapkan
95 Part_95 Berseteru
96 Part_96 Pengertian
97 Part_97 Ide Melvin
98 Part_98 Lamaran
99 Part_99 Manja
100 Part_100 Panggilan Baru
101 Part_101 Dirawat
102 Part_102 Kepergian
103 Part_103 Terbuka
104 104 Kelahiran Yang Dinanti
105 Part 105 Akhir Kisah ini
106 PENGGUMUMAN
107 PENGUMUMAN 2
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Part_01 Kecelakaan
2
Part_02 Mimpi
3
Part_03 Di anggap Pembantu
4
Part-04 Kedatangan Rangga
5
Part_05 Kesal
6
Part-06 sakit Hati
7
Part_07 Hanya Jadi Alasan
8
Part_08 Challenge (Tantangan)
9
Part_09 Merayu
10
Part_10 Spesial PART
11
Part_11 Tidak Mengerti
12
Part_12 Pertikaian Prabu dan Melvin
13
Part_13 Getiran Hati
14
Part_14 Belanja
15
Part_15 Kecewa
16
Part_16 Permintaan Melvin
17
Part_17 Dibalik Seorang Melvin
18
Part_18 Menggoda
19
Part_19 Sia-sia
20
Part_20 Perhatian Hana
21
Part_21 Konyol
22
Part_22 Hadiah Dan Acara Manggang
23
Part_23 Gara-Gara Mati Lampu
24
Part_24 Sakit
25
Part_25 Cerita Bu Niken
26
Part_26 Obsesi Cinta Rangga
27
Part_27 Penculikan
28
Part_28 Berkorban
29
Part_29 Apes
30
Part_30 Dafa Sibuk Sendiri
31
Part_31 Ketakutan
32
Part_32 Balasan
33
Part_33 Gara-Gara Dafa dan Rindy
34
Part_34 Takut
35
Part_35 Melawan
36
Part_36 Terjadi lagi
37
Part_37 Di cegat
38
Part_38 Demi
39
Part_39 Kesalahan
40
Part_40 Perhatian
41
Part_41 Usaha Rangga
42
Part_42 Pikiran Maya
43
Part_43 Kembali
44
Part_44 Akal Clara
45
Part_45 Ribut
46
Part_46 Terpesona
47
Part_47 Tak Sengaja
48
Part_48 Mencari Pekerjaan
49
Part_49 Surat Cerai
50
Part_50 Pergi
51
Part_51 Pantang Menyerah
52
Part_52 Hinaan Clara
53
Part_53 Menemui
54
Part_54 Labil
55
Part_55 Demi Paman Roy
56
Part_56 Penjagaan Melvin
57
Part_57 Kenyataan
58
Part_58 Pilihan
59
Part_59 Keputusan
60
Part_60 Pesta
61
Part_61 Rumah Sakit
62
Part_62 Penyesalan
63
Part_63 Niat
64
Part_64 Restaurant
65
Part_65 Kabar
66
Part_66 Berakhir
67
Part_67 Terpaksa
68
Paet_68 Tak Berdaya
69
Part_69 Dikejar penjahat
70
Part_70 Di Gudang
71
Part_71 Cinta Terdalam
72
Part_72 Kuasa
73
Part_73 Siasat
74
Part_74 Ketahuan
75
Part_75 Di Kurung
76
Part_76 Hari Itu Tiba
77
Part_77 Orang Asing
78
Part_78 Terjebak
79
Part_79 Karena Cinta
80
Part_80 Di Cicil
81
Part_81 Memukau
82
Part_82 Penuh Haru
83
Part_83 Malam Spesial
84
Part_84 Memanjakan Istri
85
Part_85 Periksa
86
part_86 Cemburu
87
Part_87 Kejutan
88
Part_88 Bukan Mimpi
89
Part_89 Ihklas
90
Part_90 Memupuk
91
Part_91 Salah Paham
92
Part_92 Sadar
93
Part_93 Menyambangi Panti
94
Part_94 Tak di harapkan
95
Part_95 Berseteru
96
Part_96 Pengertian
97
Part_97 Ide Melvin
98
Part_98 Lamaran
99
Part_99 Manja
100
Part_100 Panggilan Baru
101
Part_101 Dirawat
102
Part_102 Kepergian
103
Part_103 Terbuka
104
104 Kelahiran Yang Dinanti
105
Part 105 Akhir Kisah ini
106
PENGGUMUMAN
107
PENGUMUMAN 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!