Di dalam dapur Mama Maya menyambangi Hana yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan.
"Hana, ini udah siang Lo. Kenapa Melvin belum juga pulang ya?" Maya melirik jam yang tergantung di dinding.
"Gak tau ya Ma, Mungkin ngobrol ma tetangga," jawab Hana. Hana sibuk mengelap sendok dengan tisu sebelum digunakan.
"Kamu susul aja gih, soalnya Melvin kan akan pergi melihat pembangunan taman hiburan jam delapan nanti!" titah Mama Maya.
"Oh, Oke Ma." Hana bergegas menyalami Mama mertuanya guna menyusul Melvin.
Sedangkan Melvin masih sibuk menatap wajah dari Clara yang masih belum berhenti marah. "Kenapa Cla, pagi-pagi udah sewot aja. Ayo kita sarapan!" Melvin merangkul Clara menuju kedai coffee.
"Kok disini sih, Vin. Kenapa gak di restaurant aja atau paling gak ke kafe lah?" tawar Clara bermaksud kurang menyetujui ajakan Melvin ditempat yang menurutnya kurang higienis.
Melvin tersenyum sembari mengusap keringat di keningnya.
"Emang kenapa? ini langganan aku, Sayang. Tempatnya juga bersih kok," bujuk Melvin.
Clara akhirnya mengalah dengan permintaan Melvin.
Keduanya menikmati Koffee mocca dan sepiring pisang goreng bersama sambil bercanda ria. Tampa malu-malu Clara sekali-kali mencuri ciuman dari pipi Melvin hingga meninggalkan bekas lipstik disana.
Sang pemilik toko dan beberapa tetangga yang melihat aksi itu tak percaya. "Mas Melvin punya selingkuhan ya?" bisik Ibu RT.
"Iya, kok pakek ciuman segala tu ama si cewek menor," sahut Bu Riri Ibu lainnya yang menjadi salah satu dari sekian pengunjung yang datang disana.
Hana menyusuri sekitaran perumahan elit tersebut, tapi benar saja Ia tidak melihat Melvin ada dijalanan. "Melvin kemana ya, kok gak ada di sekitar sini?" Hana melebarkan pandanganya kesetiap arah tapi nihil. Tak ada tanda-tanda adanya Melvin disana hanya ada para tetangga-tetangganya yang ayik joging.
Hana melanjutkan langkahnya sembari berlari-lari kecil lalu melihat Lily dan Rindu duduk di tepi jalan sedang meneguk sebotol air kemasan.
"Lily, Rindu!" teriak Hana mulai mendekat.
Ngos.. ngos...
Nafas nya tidak beraturan.
"Mbak Hana, nyusul Mas Melvin ya?" seloroh Rindu.
"Iya, Rin. Kalian lihat dia gak?" Hana menarik nafas panjang mengatur nafas.
"Oh iya Mbak tadi bersama kami, tapi_?" Lily ragu menyampaikan sesuatu yang dilihatnya tadi.
"Oh itu Mbak, ada cewek datang nyamperin Mas Melvin. Dia mengaku pacar nya Mas Melvin tadi," tukas Rindu melanjutkan.
"Cewek?" Hana terdiam, perasaan miris tiba-tiba berdenyur di dalam hatinya.
"Maaf Mbak gak bermaksud ikut campur, apa bener Mas Melvin punya selingkuhan ya?" Lily menatap dalam netra Wanita yang menyandang status istri Melvin itu.
"Wah gawat tu Mbak, hempasan saja pelakor itu. Dia sudah berani mengganggu keluarga Mbak yang masih seumur jagung," saran Rindu ikut kesal.
Hana kemudian mengulas senyum pura-pura bersikap wajar.
"Seandainya kalian tahu, aku lah sebenarnya orang ketiga diantara mereka."
Rindu dan Lily saling berpandangan melihat mimik muka dari Hana yang sangat aneh menurutnya.
"Kalian salah paham Rindu, Lily. Itu sepupu jauh Melvin," terang Hana guna menjaga popularitas suaminya.
Keduanya nampak melongo.
"Ha? Benarkah tapi tadi Mbak seksoy itu mengaku kok Mbak. Kalau dia pacarnya Mas Melvin," tukas Lily.
Hana tersenyum lagi, sulit juga meyakinkan mereka.
"Ya udah, Mbak Hana lanjut dulu ya, Bay." Hana melambaikan tangan berlalu meninggalkan mereka.
Keduanya sama-sama mengangkat bahu.
"Ayo kita pulang, udah panas ni!" ajak Rindu.
"Oke deh, yuk. Aku mau ke kafe juga," jawab Lily.
Keduanya bangkit dan melanjutkan lari-lari kecil mereka.
Hana terus menjajaki jalan ramai yang Ia lalui untuk ikut berolahraga sembari mencari keberadaan Melvin. Dua ibu-ibu yang tadi menggosipkan Melvin dan Clara keluar dari Kafe itu sambil menceritakan kelakuan Melvin yang ternyata tukang selingkuh.
"Gak nyangka ya, Mas Melvin anaknya Pak Prabu tukang selingkuh, pakek pacaran disekitaran sini lagi. Bagaimana kalau istrinya liat no?" ucap Bu RT.
"Iya Bu, perasaan dia udah menikah to."
"Dasar buaya, mentang-mentang ganteng seenaknya saja bersikap begitu. Gak kasihan sama bini nya apa?"
"Udahlah biarin aja, bukan urusan kita ini."
Mereka mengakhiri obrolan mereka hingga tak menyadari Hana berdiri didepan mereka.
"Ehk Mbak Hana, Mau kemana Mbak? Kok gak barengan sama Mas Melvin?" tanya Bu RT basa basi.
"Iya, dia lagi menikmati kangen sama sepupunya," bohong Hana.
Kedua Ibu itu mengerutkan dahi. "Sepupunya?"
"Iya Bu, Ibu liat gak?" Hana bohong lagi. Padahal Ia tahu keberadaan dari Melvin dari perbincangan mereka.
"Oh iya Mbak, di kedai coffee Pak Mansur situ!" tunjuk Bu RT.
Hana menundukkan kepala dan langsung melangkah kearah yang dituju. Benar saja Ia melihat Clara dari jarak yang tidak jauh dari mereka. Clara menyandar di bahu Melvin dan Melvin mengaitkan jari jemari mereka lalu mencium tangan Clara dengan mesra.
Sssrrrt!
Hatinya berdesir lagi. Kelopak matanya menganak sungai. Entah mengapa Ia selalu saja seperti itu jika melihat Melvin memperlakukan Clara dengan romantis.
"Ada apa dengan ku, kenapa aku sering sekali mengalami perasaan tidak nyaman ini?" Hana mengusap dadanya agar perasaan itu segera sirna.
Melvin dan Clara beranjak sepertinya akan segera pergi. Hana memilih bersembunyi dan membiarkan mereka melewati dirinya. Air matanya lepas bebas membasahi pipi menatap punggung keduanya.
"Tidak aku tidak boleh seperti ini. Ini Mungkin karena status kami. Makanya hati ku merasa kelu?"
Hana mengusap pipinya yang basah dan memutuskan pulang tampa mau memikirkan kelakuan Melvin. Ia harus sadar diri, Melvin hanya menikahinya karena sebuah amanah bukan karena adanya cinta diantara mereka. Suatu saat nanti kejadian yang lebih parah pasti harus Ia lewati setelah Melvin menggugat dirinya.
"Pernikahan macam apa ini? jika akhirnya aku dan dia juga akan berpisah?"
Hana melangkah gontai, Ia tidak ingin bertemu Melvin dan Clara lagi sebelum mereka pergi dari rumah. Kemungkinan Melvin akan mengajak Clara pulang.
Asyik bergelut dengan pemikiran dibenaknya, ternyata Rangga mencegatnya di jalan.
"Memikirkan apa, Han?"
Hana mendongakkan kepala, ia tidak menduga bisa bertemu Rangga. "Rangga, sedang apa di daerah ini?" tanya Hana.
"Oh, aku habis bertemu Klayen dirumahnya tapi dalam perjalanan pulang aku melihat mu berjalan sendiri, jadi aku ingin menyapa dirimu," jawab Rangga seraya tersenyum.
"Mana ada Klayen ku disini, aku hanya kangen sama kamu Hana."
Rangga mengulurkan sebotol air kemasan.
"Pasti kamu haus?"
Hana menyambutnya dengan suka rela karena tidak ingin menyinggung perasaan Rangga. "Aku antar ya, rumahmu kan cukup jauh?" tawar Rangga.
"Ha? gak perlu Rangga. Jangan, aku tidak ingin merepotkan diri mu," tolak Hana.
"Ya ampun, jangan sungkan Hana. Aku kan sahabatmu, jika kau menolak ku berarti kau tidak menganggap aku sahabatmu dong," tukas Rangga sedikit sewot.
"Bukan begitu Rangga. Baiklah, tapi antar saja sampai persimpangan ya aku tidak mau orang salah paham nanti." kali ini Hana yang menawar.
"Oke, tidak masalah." Rangga membuka kan pintu hingga Hana terpaksa masuk dan ada di dalam satu mobil bersama Rangga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
Nyesek jadi Hana 😢
2022-07-05
1
Opick Cynkcibehsllu
udah hana sama rangga aja yg baik
2022-02-23
1
Aris Pujiono
melvin dan Clara hot
2022-01-14
0