Hana mampu membaca banyak tersimpan luka didalam diri seorang Melvin.
"Vin, apa kau memikirkan hubungan mu dengan Clara?"
Melvin mendongak lagi kearah Hana yang masih berdiri disampingnya. "Menurut mu?"
"Maaf, karena aku merusak nya. Aku akan pergi jika itu harus kulakukan." Hana mengalah demi kebaikan.
Melvin bangkit dari duduknya dan berdiri dihadapan Hana dengan tatapan tajam, lalu pergi sambil menabrak sebelah bahu Hana.
Hana menoleh memandangi punggung pemuda itu, entah apa yang kelak Melvin rencanakan untuknya hanyalah Melvin yang tahu.
Waktu telah berputar berganti malam. Seorang pemuda duduk memandangi foto Hana di sebuah klub member di Kota B. Dialah Rangga Pratama orang yang sangat mencinta Hana.
Cukup sulit baginya menarik perhatian Hana karena Arya pandai menabur Cinta pada Hana waktu itu.
Mengenaskan, itu yang membelenggu perasaan Rangga. Perasaanya pada Hana teramat dalam hingga sulit Ia ungkapkan dengan kata-kata.
Rangga mengusap pipi Hana diatas poto itu sambil meneguk air Bergas di dalam cangkir kecil distan meja berbentuk bundar.
"Aku akan mengejar mu sampai kau aku dapatkan, Hana.
Plok!
Seseorang menepuk pundaknya.
"Masih mikirin dia, Ga?" Leo ternyata sahabat dekat dari Rangga. Leo ikut duduk disampingnya.
"Eo, sejak kapan sampai disini?" timpal Rangga.
"Baru saja. Eh tapi Ga, masak sejak dulu kau belum bisa move on dari dia bukannya dia sudah menikah ya?" Leo menuang air keras tersebut dari botolnya kadalam cangkir mini yang masih belum terpakai.
"Susah Eo, dia terlalu sempurna untuk ku lepaskan. Tapi aku yakin, aku bisa mendapatkannya. Apalagi aku dapat melihat adik Arya tidak punya rasa sama sekali pada Hana," ucap Rangga percaya.
Leo tersenyum sambil mengangguk-angguk kan kepala.
" Semoga saja, coba lihat." Leo merampas foto berukuran sedang dari tangan Rangga. "Hem, sebenarnya dia sangat biasa, tapi emang sih dia terlihat cantik dan cantiknya bisa mempesona semua orang, pantas saja kau sangat tertarik dengannya." Leo memberikan kembali foto itu ditangan Rangga.
"Begitulah, dia hanya kalangan bawah. Tapi aku tidak mempersalahkan kastanya. Aku menyesal pernah hendak berbuat tidak senonoh padanya hingga aku lumayan sulit untuk mendekati dirinya lagi sekarang," tukas Rangga bercerita.
"Apa?" Leo nampak terkejut, akhirnya Rangga membuka kartunya setelah sekian lama. "Mengapa begitu kawan, kau sudah membuatnya jadi takut padamu?"
"Ya, begitulah. Tapi aku tidak akan menyerah mendapatkan lagi simpatiknya." Rangga meneguk lagi air di cangkir mini tersebut agar pikiran resah dihatinya segera lenyap.
Leo menepuk-nepuk pundak Rangga untuk menguatkan sahabatnya itu dalam bercinta, karena Cintanya juga tidak lebih baik dari Rangga. Apalah dia, dia hanyalah kekasih gelap dari seorang Clara.
Dibalik kamar berukuran besar, Hana membenahi tempat tidurnya karena Melvin akan masuk beberapa saat lagi.
Bener saja, terdengar pintu berderit.
Melvin melepas jaketnya lalu melempar tubuh keranjang tampa menghiraukan Hana.
Hana hanya bisa mengelus dada, Lagi-lagi Melvin tidak sempat membuka sepatu nya.
Hana mendekat dan menarik kakinya agar lurus dan membuka ikatan sepatu untuk di lepaskan. Melvin sejuta kali terperangah melihat perbuatan Hana kepadanya.
Hana tidak berkata apapun hingga kedua sepatu dan kaos kakinya terlepas. Melvin mengikuti gerakan Hana yang meletakkan sepatu pada tempatnya.
Hana meraih selimut dan merebahkan diri di sofa. Ada perasaan bersalah dalam diri Melvin melihat Hana mengalah. Melvin pura-pura terpejam hingga yakin dengkuran Hana terdengar.
Melvin bergerak mendekat mengamati wajah sayu dan teduh itu begitu pulas.
Melvin memutuskan memindahkan Hana keranjang dan menyelimuti tubuh Hana. Ia yang memilih mengalah merebahkan tubuh di atas sofa menyadari Hana seorang perempuan.
Malam mulai berganti terang, Bulan telah berganti menjadi matahari. Hana membuka matanya perlahan lalu menoleh ke kiri ke kanan tidak percaya ada di tempat yang tidak seharusnya.
Hana mengambil posisi duduk dan melihat selimut Melvin ada di sofa. "Apa semalam dia memindahkan aku?" Hana bertanya sendiri lalu senyum nya tiba-tiba mengembang. Ada perasaan senang dengan perhatian Melvin padanya meski tidak secara terang-terangan.
Hana membersihkan diri kemudian menyiram bunga di halaman.
"Hana..!" teriak Mama Maya.
"Iya, Ma," sahut Hana.
"Apa Melvin sudah pulang?"
Hana yang masih sibuk menghentikan aktivitasnya.
"Apa Melvin tidak kekantor, Ma?"
Maya muncul dari pintu utama.
"Belum Sayang, dia tidak izin pada mu?"
Hana menggeleng sembari mengulum bibir, sejak kapan Melvin pergi berpamitan dulu pada dirinya. Suatu keajaiban bila Melvin melakukan itu.
"Huh, dasar anak kebiasaan saja begitu," Gerutu Mama Maya yang kembali masuk kedalam.
Melvin lari maraton mengitari perumahan elit tersebut. Mengenakan celana Kaos hitam dan baju kaos putih. Kalung berlian yang selalu menggantung dilehernya ikut bergoyang-goyang mengikuti hentakan kakinya.
Banyak bintik-bintik keringat keluar dari tubuhnya, namun kemunculan keringat itu menambah Cool wajah tampannya.
Tak jarang gadis-gadis yang ikut maraton menggoda dirinya meski semua seisi perumahan elite itu tau Ia sudah menikahi Hana.
"Mas Melvin, sendirian aja ni? lari bareng yuk!" Rindu dan Lily berlari santai mengiringi langkah Melvin.
Rindu dan Lily terbilang cantik, keduanya memiliki pantat yang berisi dan juga menarik tapi Rindu cenderung memiliki tubuh yang lebih gemuk di banding Lily.
"Rindu dan Lily belum capek?" Melvin melirik keduanya
"Belum, Mas. Apa lagi liat Mas Melvin, sayang udah nikah ya?" Lily menyenggol lengan Rindu. Rindu hanya mendengus tanpa suara.
"Mas Melvin, boleh minta foto gak?" Rindu agak genit ternyata.
Melvin menghentikan langkahnya.
"Emang gak ada yang marah?" Melvin menatap lekat wajah keduanya. Mereka malah saling berpandangan satu sama lain.
"Hehehe.. Mas Melvin bisa aja. Paling Mbak Hana yang cemburu," Celoteh Lily.
Melvin tersenyum meski senyumnya tetap terkesan cuek.
Keduanya langsung menyandar dikedua sisi tubuh Melvin lalu melakukan Selfi di handphone mereka.
Ternyata ada yang marah dan kesal melihat cewek-cewek centil itu dari sisi lainnya. Ia langsung menarik tangan keduanya dengan kasar.
"Aduh, Mbak sakit. Kok tarik-tarik sih?" protes Rindu melepaskan tanganya dari cekalan Clara.
"Iya ihk, emang situ siapa ngelarang-larang kita," imbuh Lily kesal.
Clara memicingkan mata.
"pakek nanya lagi, kalian itu yang apa-apaan, beraninya menggoda kekasihku?" Clara melipat tangan mengamati kedua gadis belia yang menurut nya sangatlah tidak tahu diri.
"Hahaha...." Rindu dan Lily menertawakan Clara.
"Rupanya situ ya yang gak punya malu, ngaku pacar Mas Melvin. Mas Melvin punya istri dirumah, toh kami kan cuma ngefans ma kegantengan Mas Melvin. Kalau lo ngefans juga yang vier dong."
Clara melotot tak percaya.
"Sialan, pergi sana. Cari cowok yang lain!" usir Clara mendorong-dorong keduanya.
"Ihk, dasar uler. Ganggu aja kerjanya," kecam Rindu. Keduanya memutuskan meninggalkan Melvin yang terpaku dengan kelakuan mereka.
Clara berbalik menatap Melvin.
"Sayang, kamu apa-apaa sih? seneng banget digoda gadis- gadis centil itu?" Clara memasang wajah cemberut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
Idiiihh muncul lagi tuh uget uget
2022-07-05
1
Aris Pujiono
Clara kapan sadarnya
2022-01-13
0
"SAYANGKU"😘
iihh aku kok gimana gitu sama si clara,,,,
2021-12-27
1