"Lo, lo, lo, ini bidadari dari mana ya kok Cantik bener," puji Mama Maya senang. Akhirnya menantunya mau berdandan lagi setelah lama kurang merawat diri.
Melvin menatap sekilas, Ia tidak mau Hana kepedean nantinya.
"Ya ampun, seandainya aku yang jadi Bos Melvin pasti hidupku bahagia, hehehe..." Dafa nyengir lagi. Entah berapa kali Ia bertingkah menyebalkan hari itu.
Wajah Hana memerah, Ia agak malu sebenarnya. Baju dress berwarna putih kembang-kembang selutut itu terlihat anggun menempel ditubuhnya. Kecantikan wajahnya sangat terpancar dengan kealamian yang hakiki
"Sini Nak, duduk!" Mama Maya menghantar Hana ke kursi disamping Melvin.
Melvin berusaha cuek, namun sesekali mencuri pandang kearah Hana. Hingga akhirnya kedua pandangan mereka bertemu. Melvin berusaha bersikap wajar lalu meraih gelas susu yang masih panas hingga rasanya merongrong tenggorokannya kemudian Ia semburkan ke belakang punggungnya, lidahnya kepanasan hingga Ia julur kan dan mengipas-ngipasnya dengan tangan.
"Ya ampun, Nak. Susu itu masih Panas, Sayang." Mama Maya sampai terkejut dengan tingkahnya.
"Hihihi..., Salting ni," celoteh Dafa cekikikan.
Bug!
Melvin menendang betis Dafa hingga Dafa meringis.
"Tutup Mulutmu, pakek ini ni." Melvin memasukan satu irisan kue berukuran besar ke dalam mulud Dafa.
"Aduh Bos, Ampun. Ehk, tapi enak Bos." Dafa mengunyah roti itu meski rongga mulutnya tak ada ruang tersisa.
Hana tersenyum kecil melihat polah lucu Dafa.
"Dasar Kacung!" dengus Melvin kesal.
"Bodo' amat, Bos yang penting kenyang." Dafa balas tak perduli.
Hana meraih piring dimeja Melvin, Ia selalu setia melayani Melvin meski Cinta belum hadir diantara mereka.
"Vin, kamu mau makan apa?"
"Apa saja." nadanya tetap terdengar datar.
Hana akhinya hanya mengambilkan yang Ia anggap Melvin sukai lalu menyodorkannya didepan Melvin.
"Aduuuh, kapan ya aku punya bini. Terus aku di ambilin kayak gitu." goda Dafa lagi sembari menggaruk-garuk dagunya. Sungguh hari itu hatinya sangat terhibur dengan ulah Si Bos, hingga celotehan terus saja keluar dari mulutnya.
Melvin memutar bolanya keatas lalu berbalik melototi Dafa. Dafa sudah menjadi semut pengganggu full time hari ini. "Astaga, ada apa dengan mu, Dafa. Apa kau benar-benar ingin dipecat, ha?" Melvin terganggu akan guyonan Dafa.
Dafa melahap makananya sambil senyum-senyum sendiri.
"Emang kenapa sih, Bos. Aku kan ingin belajar berumah tangga dari Si Bos?" sungut tampa perasaan bersalah.
Wajar sih ini kesempatan Dafa menggoda Melvin saat didepan Ibunya Melvin, kalau Ia lakukan di kantor sudah dipastikan Ia akan habis dibogem Melvin.
Usai makan bersama Dafa memutuskan berpamitan pulang.
Sedang Hana mencuci semua perkakas yang kotor.
Melvin mematung dipintu tengah memperhatikan kegiatannya Hana tampa Hana sadari. Hana sibuk melamun hingga Ia tak sengaja menjatuhkan satu buah piring hingga pecah, kemungkinan piring itu terlepas dari tanganya yang licin oleh busa sabun.
"AstaufiruLlahal azhim. Ya ampun Hana, apa yang kau lakukan?" Hana duduk berjongkok lalu memunguti semua pecahan piring. Hana cukup ceroboh dengan segala yang Ia kerjakan hingga itu sering terjadi.
"Aw...." Hana meringis kesakitan. Tangannya tergoret oleh pecahan piring tersebut.
Melvin yang sedari tadi memperhatikan dirinya mendongakkan wajahnya kelangit-langit sesaat, lalu memutuskan mendekati Hana.
Ia menarik lengan Hana dan memeriksa lukanya.
"Ini cukup dalam, apa kau selalu melamun saat bekerja?" Melvin menekan luka ditangan Hana dengan kuat guna menghentikan darahnya yang terus keluar.
"Ah sakit, Vin." Hana menjerit tampa sadar.
"Sudahlah biar Bibi yang kerjain, ayo ikut aku!" Melvin menarik pergelangan lengan Hana menuju kekamar lalu mendudukkan Hana ditepi ranjang. Melvin membuka laci dan mengeluarkan kotak P3K.
Melvin dengan telaten membersihkan luka Hana membuat Hana tertegun dengan perhatiannya.
"Jangan memandang ku seperti itu," tukas Melvin tampa menoleh sedikit pun.
"Oh.. I..Iya."
Hana menundukkan kepalanya.
Sesaat kemudian, Melvin selesai mengikat luka di jari Hana dengan plester.
"Tolong hati-hati. Ini terakhir kalinya aku mengobati luka mu." Melvin hendak melangkah pergi, tapi Hana mencegahnya.
"Vin, terima kasih. Kau sudah membelikan kebutuhanku sangat banyak." Hana menatap kearah tumpukan bepper bag dibelakangnya. Hanya itu yang bisa Hana ungkapkan. Melvin telah berbaik hati membelikan banyak baju untuknya hari itu.
"Aku tidak tahu ukuran baju mu, pakai saja mana yang bisa kau pakai, selebihnya terserah kau saja," timpal Melvin. Ia
lalu melangkah keluar dan memilih duduk sendiri dihalaman samping rumahnya. Rumah miliknya cukup asri, banyak berbagai jenis bunga ditanam disana.
Dulu tempat itu sangat lengang dan tidak ada tumbuhan apapun tetapi karena Arya suka keindahan Ia menyulap taman itu menjadi hidup. Sangat berbeda dengan dirinya, Ia bukanlah orang yang suka dengan hal yang demikian, Dia terlalu buruk untuk hal seperti itu.
Ia akui, Ia memang urakan. Bahkan Ia tak pernah memikirkan diri sendiri. Ia mulai berubah sejak Ia dikirim Papa nya Prabu ke eropa sepuluh tahun lamanya, Semua itu dilakukan Prabu agar Ia tumbuh menjadi anak yang cerdas dan mandiri.
Benar saja, Melvin bekerja disalah satu kantor terbesar disana. Ia tidak mau lagi menerima kiriman uang dari Prabu. Baginya uang dari Papanya Prabu hanya dijadikan alat untuk mengatur hidupnya.
Melvin membuktikan kepiawaiannya berkat kebaikan sahabatnya, Ia berhasil menjadi seorang pengusaha muda yang sukses.
Melvin menyembunyikan kekayaanya dari sang Papa sebuah rumah mewah di Eropa telah Ia miliki, dia juga punya dua buah mobil sport yang harganya selangit.
Prabu tidak pernah tau akan hal itu kecuali mamanya Maya. Suatu saat nanti setelah sudah tepat saat nya Ia menemukan tambatan hari Ia berencana membawa perempuannya tinggal dan menetap disana.
"Apa ada cinta yang tulus dari perempuan, bahkan aku pun belum menemukannya didalam diri Clara.
Melvin membuang nafas kasar, Ia ingin menenangkan pikirannya yang penuh beban. Sebenarnya rencananya pulang ke Indonesia hanya memenuhi permintaan Arya kakaknya. Bagaimana pun Ia merasa iri pada Arya, Arya cukup banyak membantu dirinya. Tujuannya melakukan itu semua untuk membalas kebaikan Arya.
Kenyataanya Arya malah meminta sesuatu yang tidak Ia duga. Menikahi wanita seperti Hana, tidak ada sedikit pun terbersit di otaknya. Melvin menyukai penampilan seksi dan modis untuk menjadi penenang otaknya. Tapi sampai saat ini tak ada satu pun yang mampu menenangkan jiwanya. Wanita-wanita itu hanya butuh kekayaan dan ketampanan yang Ia tawarkan. Sungguh itu sama saja seperti ingin madu tapi racun yang didapat.
Hana mendekati Melvin, lalu menyodorkan secangkir jus Lemon di depannya. Melvin mendongak lalu menyambutnya.
"Kenapa kau masih saja peduli denganku?" celoteh Melvin tampa menatapnya.
Seperti biasa, Hana hanya tersenyum simpul menatap lelaki yang kini telah menjadi suaminya.
...🌱🌱🌱🌱...
Halo.. halo...
Tak lelah Aku menyapa mu 👍👍👍
Mohon dukunganya ya reader🙏🙏🙏
Sumbangan Like, comen, Apa lagi vote, gift juga boleh jika berkenan. Thank you...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Cemoro Sewu
lanjut
2022-10-09
1
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
Salut sama perjuangan Melvin setelah dia "dibuang" ayahnya
2022-07-05
1
Opick Cynkcibehsllu
melvin emang rada" bodoh
2022-02-23
1