Part_16 Permintaan Melvin

Usai membantu Melvin meletakkan belanjaan diatas Sofa, Bola mata Dafa mengekor gerakan Melvin yang mengambil air minum dari dispenser dan meneguknya hingga tandas, Sepertinya Melvin sangat kehausan setelah seharian bekerja dan belanja.

"Bos..." Dafa nyengir menunjukkan jejeran giginya. Belum puas rasanya bila Ia belum tahu Semua pakaian bejibun yang dibeli Melvin akan diberikannya pada siapa.

"Kenapa?" Tanya Melvin tampa ekspresi. Ia merebahkan tubuhnya di sofa.

"Emang baju itu buat siapa, Bos?" Dafa sedikit memberanikan diri, takut Bosnya marah dan menghancurkan dunianya.

"Mengapa kau sangat bodoh, Dafa. Menurutmu aku membelinya untuk siapa?" Melvin memukul-mukul keningnya, mungkin sedang pening.

Dafa meraih bantal di sofa dan duduk memangku nya.

"Bukannya dengan Bos tadi bilang buat grand Ambasador hotel?"

Dafa mengkerut mengingatkan si Bos.

"Hanya alasan," jawab Melvin datar. Melvin memang tidak pandai bercanda, karena baginya bercanda tidak akan ada guna didalam hidupnya.

Beku dan kaku, itu yang orang nilai dari diri seorang Melvin.

Benar kalau dulu Ia sangat bodoh dalam pendidikan. Tapi kerena seringnya di maki sang Papa, Melvin bangkit dan menunjukkan bakatnya didalam bidang bisnis. Tak jarang hampir semua tender yang Ia garap berhasil Ia menangkan.

"Oh, begitu. Berarti buat...." Ucapan Dafa menggantung mendengar sapaan dari luar.

"Ehk ada nak Dafa, kalian sudah pulang?" Mama Maya akhirnya ikut mengobrol. Garis kecantikan wanita paruh baya itu masih sangat nampak.

"Iya Tante, Oma Prabu belum pulang?" Dafa menatap kearah Mana Maya muncul.

"Belum, Daf. Tante masak banyak kamu ikut makan disini ya?" tawar Mama Maya.

"Ahk, gak usah Tante. Nanti Dafa merepotkan," elak Dafa tak enak hati.

"Jangan begitu Dafa, kamu itu sudah kayak anak Tante sendiri lo." Mama Maya mencoba memaksa.

"Iya, Tante. Terima kasih, Dafa akan ikut."

Mana Melvin memperhatikan Melvin dan barang belanjaan miliknya lalu memeriksa semua isi di dalam paper bag itu.

"Sayang, kamu beli baju buat siapa sebanyak ini?" Maya tampak mengintimidasi.

Melvin belum menjawab, kemudian mengambil posisi duduk.

"Hana kemana, Ma?" Melvin mengalihkan pembicaraan. Pasalnya Ia merasa tidak ada tanda-tanda ada Hana dirumah itu.

"Oh dia pamit pergi ziarah ke makam Arya tadi," jawab Mama Maya.

Melvin memutuskan mengangkut semua belanjaannya masuk tampa menghiraukan lagi Sang Mama dan Dafa.

"Melvin kenapa, Dafa?" Mama Maya mengintimidasi Dafa.

Dafa hanya nyengir dan mengangkat bahu tanda tak mengerti. Melvin membersikan diri lalu berdiri ditepi jendela.

"Sudah sesore ini, mengapa perempuan itu belum pulang?"

Hana terlihat dari dari pagar besi, Ia baru saja turun dari taksi dan membayar argonya. Melvin memperhatikannya dengan tatapan penuh syarat makna tapi Ia sendiri tidak bisa memecahkan pemikiran yang ada di otaknya.

"Mengapa aku menikahinya, apa spesialnya gadis itu?"

Beberapa menit berlalu, Hana memberi salam lalu menyambut tangan Ibu mertua dan Dafa.

"Kamu dari mana saja, Nak. Kenapa kamu baru pulang jam segini?" Tanya Mama Maya.

"Maaf Ma, maaf kalau Hana menyusahkan. Hana hanya butuh waktu sendiri," jawan Hana yang menundukkan kepalanya.

Mama Maya tidak mempersalahkannya, Ia tahu betul hati menantunya saat ini belum benar-benar baik. "Hana, Mama tau perasaan kamu. Mama juga merasakan sakitnya kehilangan Arya. Tapi kita harus bangkit, Nak. Belajar untuk tidak terlalu larut dalam kesedihan bukan untuk melupakan Arya, tapi untuk mengikhlaskan Arya agar Ia tenang disana."

Hana mengangguk.

"Iya Ma, Hana memang masih belum sepenuhnya ikhlas. Tapi Hana akan berusaha untuk rela, Ma."

"Bagus, masuk lah kekamar, suamimu sudah pulang!" pinta Mama mertua.

Hana melangkah kan kakinya kekamar dengan gontai, entah mengapa Ia tidak tau kakinya amatlah terasa berat.

Ceklek!

Hana membuka pintu dan melihat Melvin berdiri memperhatikan kedatangan dirinya.

"Maaf, Vin. Aku baru pulang," ucapnya bersalah. Seharusnya sebagai istri Ia siap siaga menyambut kepulangan suaminya bekerja tapi Ia malah asyik menghibur diri.

Melvin membisu, lalu melangkah mendekati Hana dengan tatapan tajam.

"Aku tidak keberatan jika kau masih memikirkan Kak Arya, tapi aku minta, jangan tunjukkan air mata mu di depanku. Aku tidak suka." Ucapan dingin itu begitu menyeramkan bagi Hana.

"Iya, Vin. Saya akan berusaha."

"Good, satu lagi, buang semua baju jelek yang kau bawa aku tidak ingin melihatnya lagi!"

Hana mendongakkan kepala, menangkap sesuatu yang tidak biasa dikedua bola mata suaminya.

"Untuk apa? aku kan hanya...."

Melvin mengangkat telunjuk.

"Jangan membantah, aku suami mu kan?" ketus Melvin tidak mau dibantah.

Hana mengangguk kecil.

"Kalau begitu turuti, kau bisa memilih dan memakai baju yang kau sukai disana." Melvin menunjuk keatas ranjang. Sesaat menatap dalam kedua netra Hana yang belum lepas memandang dirinya. lalu melangkah meninggalkan Hana yang mengikuti punggungnya menghilang dibalik pintu.

Hana sempat ragu, lalu memutuskan memeriksa isi tas-tas kecil itu, mungkin ada dua puluh lima atau lebih jumlahnya.

Hana memeriksa satu persatu sebagian isinya lalu terkekeh tampa sadar.

"Mengapa isinya gaun seksi dan dress semua, Apa dia menyuruhku memakai ini saat tidur?"

Hana kembali mengeluarkan yang lainnya lalu menggaruk-garuk kepalanya.

"Dasar orang aneh, suami macam apa dia itu, kenapa gak sekalian beli Mall nya saja?"

Tapi apalah daya, Ia harus patuh akan keinginan sang suami.

Beberapa saat merendam diri di Buthtup, Hana mengenakan salah satu dress yang dirasa nyaman ditubuhnya, tidak terlalu seksi cukup sempurna berada ditubuhnya.

Hana menyisir rambut nya yang panjang dan lurus didepan cermin dan mengamati setumpuk alat kecantikan yang Ia tata sebelum mandi.

"Haruskah aku memakainya, tapi ini semua sangat mahal harganya. Untuk apa Melvin membelikan semua ini?" Sibuk bergelut dengan pemikiran dan rasa ragu Hana bangkit dan urung memakainya. Tapi baru selangkah saja, Ia menoleh lagi. Entah angin apa yang membuatnya bingung akhirnya Hana balik dan secepatnya berias diri.

Keluarga sudah menunggu dimeja makan, tapi Hana tak kunjung datang.

"Daf, besok kita akan meninjau lahan yang akan dijadikan pembangunan taman hiburan itu karena pembangunan itu akan secepatnya dilaksanakan, Oya nanti ku kirim denahnya kau buat dalam bentuk proposal ya?"

"Apa Bos, lembur dong?" keluh Dafa manyun.

Melvin melotot.

"Kau keberatan, kalau begitu aku pecat saja dirimu?" ancam Melvin.

"Aduh, aduh, jangan dong, Bos. Kejam amat sama asisten," melas Dafa.

"Bodo' amat, biar tau rasa."

"Hehehe.. si Bos mah lucu bin ngeselin untung punya asisten sabar kayak aku." Dafa membusungkan dada dengan bangga.

"Kacung aja senang," celoteh Melvin tidak suka.

"Biarin, yang penting bayarannya banyak," balas Dafa tak mau kalah.

"Aduh, anak-anak Mama ribut aja kerjaannya ya?" sahut Mama Maya yang masih sibuk menata menu.

"Om belum pulang, Tante?" Dafa celingukan karena tidak melihat adanya Prabu.

"Jangan dicari, seperti biasa setiap Jum'at, Sabtu dan minggu Ia punya kerjaan diluar kota," jawab Mama Maya.

Dafa mengangguk-anggukan kepala tanda mengerti.

Tak lama langkah kaki dari arah belakang punggung mereka membuat mereka menoleh mendadak.

Terpopuler

Comments

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

Dan selanjutnyaaa eng ing eng..

2022-07-05

1

Opick Cynkcibehsllu

Opick Cynkcibehsllu

pasti terpana akan kecantikan hana

2022-02-23

1

Aris Pujiono

Aris Pujiono

hana pasti cantik ya

2022-01-12

0

lihat semua
Episodes
1 Part_01 Kecelakaan
2 Part_02 Mimpi
3 Part_03 Di anggap Pembantu
4 Part-04 Kedatangan Rangga
5 Part_05 Kesal
6 Part-06 sakit Hati
7 Part_07 Hanya Jadi Alasan
8 Part_08 Challenge (Tantangan)
9 Part_09 Merayu
10 Part_10 Spesial PART
11 Part_11 Tidak Mengerti
12 Part_12 Pertikaian Prabu dan Melvin
13 Part_13 Getiran Hati
14 Part_14 Belanja
15 Part_15 Kecewa
16 Part_16 Permintaan Melvin
17 Part_17 Dibalik Seorang Melvin
18 Part_18 Menggoda
19 Part_19 Sia-sia
20 Part_20 Perhatian Hana
21 Part_21 Konyol
22 Part_22 Hadiah Dan Acara Manggang
23 Part_23 Gara-Gara Mati Lampu
24 Part_24 Sakit
25 Part_25 Cerita Bu Niken
26 Part_26 Obsesi Cinta Rangga
27 Part_27 Penculikan
28 Part_28 Berkorban
29 Part_29 Apes
30 Part_30 Dafa Sibuk Sendiri
31 Part_31 Ketakutan
32 Part_32 Balasan
33 Part_33 Gara-Gara Dafa dan Rindy
34 Part_34 Takut
35 Part_35 Melawan
36 Part_36 Terjadi lagi
37 Part_37 Di cegat
38 Part_38 Demi
39 Part_39 Kesalahan
40 Part_40 Perhatian
41 Part_41 Usaha Rangga
42 Part_42 Pikiran Maya
43 Part_43 Kembali
44 Part_44 Akal Clara
45 Part_45 Ribut
46 Part_46 Terpesona
47 Part_47 Tak Sengaja
48 Part_48 Mencari Pekerjaan
49 Part_49 Surat Cerai
50 Part_50 Pergi
51 Part_51 Pantang Menyerah
52 Part_52 Hinaan Clara
53 Part_53 Menemui
54 Part_54 Labil
55 Part_55 Demi Paman Roy
56 Part_56 Penjagaan Melvin
57 Part_57 Kenyataan
58 Part_58 Pilihan
59 Part_59 Keputusan
60 Part_60 Pesta
61 Part_61 Rumah Sakit
62 Part_62 Penyesalan
63 Part_63 Niat
64 Part_64 Restaurant
65 Part_65 Kabar
66 Part_66 Berakhir
67 Part_67 Terpaksa
68 Paet_68 Tak Berdaya
69 Part_69 Dikejar penjahat
70 Part_70 Di Gudang
71 Part_71 Cinta Terdalam
72 Part_72 Kuasa
73 Part_73 Siasat
74 Part_74 Ketahuan
75 Part_75 Di Kurung
76 Part_76 Hari Itu Tiba
77 Part_77 Orang Asing
78 Part_78 Terjebak
79 Part_79 Karena Cinta
80 Part_80 Di Cicil
81 Part_81 Memukau
82 Part_82 Penuh Haru
83 Part_83 Malam Spesial
84 Part_84 Memanjakan Istri
85 Part_85 Periksa
86 part_86 Cemburu
87 Part_87 Kejutan
88 Part_88 Bukan Mimpi
89 Part_89 Ihklas
90 Part_90 Memupuk
91 Part_91 Salah Paham
92 Part_92 Sadar
93 Part_93 Menyambangi Panti
94 Part_94 Tak di harapkan
95 Part_95 Berseteru
96 Part_96 Pengertian
97 Part_97 Ide Melvin
98 Part_98 Lamaran
99 Part_99 Manja
100 Part_100 Panggilan Baru
101 Part_101 Dirawat
102 Part_102 Kepergian
103 Part_103 Terbuka
104 104 Kelahiran Yang Dinanti
105 Part 105 Akhir Kisah ini
106 PENGGUMUMAN
107 PENGUMUMAN 2
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Part_01 Kecelakaan
2
Part_02 Mimpi
3
Part_03 Di anggap Pembantu
4
Part-04 Kedatangan Rangga
5
Part_05 Kesal
6
Part-06 sakit Hati
7
Part_07 Hanya Jadi Alasan
8
Part_08 Challenge (Tantangan)
9
Part_09 Merayu
10
Part_10 Spesial PART
11
Part_11 Tidak Mengerti
12
Part_12 Pertikaian Prabu dan Melvin
13
Part_13 Getiran Hati
14
Part_14 Belanja
15
Part_15 Kecewa
16
Part_16 Permintaan Melvin
17
Part_17 Dibalik Seorang Melvin
18
Part_18 Menggoda
19
Part_19 Sia-sia
20
Part_20 Perhatian Hana
21
Part_21 Konyol
22
Part_22 Hadiah Dan Acara Manggang
23
Part_23 Gara-Gara Mati Lampu
24
Part_24 Sakit
25
Part_25 Cerita Bu Niken
26
Part_26 Obsesi Cinta Rangga
27
Part_27 Penculikan
28
Part_28 Berkorban
29
Part_29 Apes
30
Part_30 Dafa Sibuk Sendiri
31
Part_31 Ketakutan
32
Part_32 Balasan
33
Part_33 Gara-Gara Dafa dan Rindy
34
Part_34 Takut
35
Part_35 Melawan
36
Part_36 Terjadi lagi
37
Part_37 Di cegat
38
Part_38 Demi
39
Part_39 Kesalahan
40
Part_40 Perhatian
41
Part_41 Usaha Rangga
42
Part_42 Pikiran Maya
43
Part_43 Kembali
44
Part_44 Akal Clara
45
Part_45 Ribut
46
Part_46 Terpesona
47
Part_47 Tak Sengaja
48
Part_48 Mencari Pekerjaan
49
Part_49 Surat Cerai
50
Part_50 Pergi
51
Part_51 Pantang Menyerah
52
Part_52 Hinaan Clara
53
Part_53 Menemui
54
Part_54 Labil
55
Part_55 Demi Paman Roy
56
Part_56 Penjagaan Melvin
57
Part_57 Kenyataan
58
Part_58 Pilihan
59
Part_59 Keputusan
60
Part_60 Pesta
61
Part_61 Rumah Sakit
62
Part_62 Penyesalan
63
Part_63 Niat
64
Part_64 Restaurant
65
Part_65 Kabar
66
Part_66 Berakhir
67
Part_67 Terpaksa
68
Paet_68 Tak Berdaya
69
Part_69 Dikejar penjahat
70
Part_70 Di Gudang
71
Part_71 Cinta Terdalam
72
Part_72 Kuasa
73
Part_73 Siasat
74
Part_74 Ketahuan
75
Part_75 Di Kurung
76
Part_76 Hari Itu Tiba
77
Part_77 Orang Asing
78
Part_78 Terjebak
79
Part_79 Karena Cinta
80
Part_80 Di Cicil
81
Part_81 Memukau
82
Part_82 Penuh Haru
83
Part_83 Malam Spesial
84
Part_84 Memanjakan Istri
85
Part_85 Periksa
86
part_86 Cemburu
87
Part_87 Kejutan
88
Part_88 Bukan Mimpi
89
Part_89 Ihklas
90
Part_90 Memupuk
91
Part_91 Salah Paham
92
Part_92 Sadar
93
Part_93 Menyambangi Panti
94
Part_94 Tak di harapkan
95
Part_95 Berseteru
96
Part_96 Pengertian
97
Part_97 Ide Melvin
98
Part_98 Lamaran
99
Part_99 Manja
100
Part_100 Panggilan Baru
101
Part_101 Dirawat
102
Part_102 Kepergian
103
Part_103 Terbuka
104
104 Kelahiran Yang Dinanti
105
Part 105 Akhir Kisah ini
106
PENGGUMUMAN
107
PENGUMUMAN 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!