Part_12 Pertikaian Prabu dan Melvin

Usai melakukan perbuatannya, Melvin membalas dengan menarik selimut Hana dan menahan tengkuk Hana dibawah guyuran air yang masih mengguyur tubuh keduanya.

"Kau harus membayar kesalahanmu ini, Han."

Hana mengernyit, menatap masuk kedalam bola netra bening milik suaminya dengan penuh kebingungan.

"Dengan apa? apa kesalahan ku begitu besar?"

"Iya, kau sudah membuat aku semakin terbelenggu dengan hubungan ini." Melvin merekatkan lagi tubuh Hana lebih erat kedalam tubuhnya akan tetapi Hana mendorongnya.

"Jangan membuat aku takut, Melvin." Hana melangkah mundur tapi Melvin malah menarik lengannya hingga tubuhnya berputar dan masuk lagi kedalam pelukan Melvin dari belakang punggungnya lalu Melvin mencec*pi lagi lehernya dengan kasar.

Hana meringis, Ia kesakitan akan ulah Melvin.

"Berhenti Melvin, kau menyakiti ku!" Hana memejamkan matanya.

Melvin kemudian melepaskan Hana setelah memberikan stempel disana. "Aku sudah memberi tanda disana, jangan lagi kamu bersentuhan dengan Rangga!" Melvin menatapi Hana yang masih memegangi tanda merah dibawah telinganya lalu meraih handuk diatas gantungan dan meninggalkan Hana yang masih diselimuti ketidak mengertian akan sikap Melvin, dan hanya air matanya yang mewakili perasaan hati nya saat itu.

Usai membersihkan diri, Hana ikut berkumpul di meja makan guna mengisi perut sebelum beraktivitas.

"Mama, maaf. Hana tidak membantu di dapur tadi." Hana berusaha menutupi kilah tanda merah itu karena takut Kedua mertuanya melihat itu.

Tapi rupanya tidak semudah itu Prabu dan Maya sudah menebak kejanggalan yang dilakukan oleh Hana.

"Tidak apa, Sayang. Ayo sarapan!"

Hana kemudian duduk dalam diam mengamati Melvin yang sengaja sibuk melahap nasi goreng miliknya tampa menghiraukan ocehan Ibunya.

"Melvin." Prabu membuka suara.

Melvin mendongak dan memperlambat kunyahan di mulutnya.

"Kenapa Pa?"

"Ada pertemuan dengan Perusahaan Bahardikha, Papa ingin kamu yang pergi kesana atas permintaan Pak Dikha," tutur Sang Papa.

"Iya, Nanti aku yang menemui dia," jawab Melvin dengan nada datar.

"Vin, Papa mengandalkan mu karena Arya sudah tidak ada. Jika seandainya Arya masih hidup Papa tidak ingin menyulitkan dirimu."

Melvin kembali menatap Prabu dengan pandangan tidak suka. "Apa maksud Papa, Papa tidak percaya dengan ku?" tuding Melvin tersinggung.

Maya memegang tangan Prabu agar tidak menjawab Ucapan Melvin. "Bukan begitu, Sayang. Maksud Papa, Kamu kan masih pengantin baru. Seharusnya kamu mengajak Hana berbulan madu tapi Papa malah membuat kamu sibuk dengan pekerjaan."

Melihat piring Melvin sudah kosong, Hana bergegas mengambilkan Melvin air minum yang langsung di teguk oleh Melvin tampa sisa.

"Aku pergi, Ma." Melvin melangkah keluar.

"Biar aku antar, Melvin dulu Pa, Ma." Hana berlari menyusul Melvin baru saja keluar dari ambang pintu Hana melihat Clara tengah memeluk Melvin. Entah sejak kapan gadis itu ada dirumah mereka.

Clara tampak memasang wajah sinis kearah Hana kemudian melangkah mendekat. Sudah dipastikan tatapan itu adalah tatapan kebencian dari Clara pada dirinya.

Clara mengitari tubuh Hana lalu menyibak rambutnya dan melihat ada tanda merah disana.

"Dasar ular, bisanya kau memanfaatkan kelengahan Melvin saat Ia tengah mabuk. Kau pasti menjebaknya kan agar dia bisa bercumbu dengan mu," geram Clara tersenyum picik.

Hana menundukkan kepalanya dan membiarkan Clara mengatakan apapun yang Ia mau untuk mengumpat dirinya.

Clara memicingkan mata, Ia muak melihat wajah teduh dari gadis yang telah merampas haknya. "Ck, kenapa? kamu malu mengakuinya, beraninya kamu menyentuh calon suamiku?"

Plak!

Clara tak dapat membendung kemarahannya pada sosok seorang Hana hingga Hana harus rela mendapat tamparan keras dari Clara.

"Dasar jal*ng, aku tidak ikhlas Kau merebut milikku lebih dulu!" Makian kasar terus terlontar dari Mulut Clara membuat Hana panas mendengarnya sampai Ia menitikan air mata.

Melvin merasa iba pada Hana atas perbuatan Clara, lalu menarik lengan Clara agar berhenti memaki Hana.

"Ayo kita pergi, Sayang!"

"Tidak, aku belum puas mencaci maki dirinya," tuding Clara menolak ajakan Melvin. Clara mendorong Hana dengan kasar hingga Ia terjatuh.

"Clara, apa yang kamu lakukan?" Prabu tersulut dengan gadis yang semena-mena pada menantunya.

Maya bergegas membantu Hana berdiri.

"Ayo Sayang!"

"Melvin, inikah gadis yang kamu cintai? sungguh dia tidak pantas menjadi istri mu karena sikapnya sama sekali tidak punya moral dan tata Krama sebagai seorang perempuan."

"Cukup Pa." Melvin menarik Clara kebelakang punggungnya.

"Jangan campuri masalah pribadiku sama Clara sebab Papa tidak punya hak sama sekali atas hidupku," timpal Melvin kasar dan menekankan kalimat terakhirnya agar sang Papa sadar bahwa Ia hanya bisa mengatur kehidupan yang Ia jalani.

Plak!

Tamparan Prabu kembali melayang untuk yang kesekian kalinya kewajah Melvin dan itu sudah hal yang lumrah bagi Melvin setiap kali bertemu Papanya.

"Lalukan Pa, Lakukan sesuka hati Papa sampai Papa merasa puas telah beribu-ribu kali menampar pipi ini." Melvin menunjuk pipinya yang memerah.

Prabu makin marah dan ingin menampar lagi wajah Melvin akibat amarahnya semakin meledak akan perlawanan Melvin terhadapnya tapi Hana menahannya. "Cukup Pa, tolong jangan lakukan ini sama suami Hana, Pa. Hana mohon!" Hana berderai air mata didepan Papa mertuanya.

"Hana, Papa lakukan ini agar Melvin tidak seenaknya dalam menjalani hidup yang keras ini. Papa mengajari dia agar dia membuka mata bahwa perbuatanya jangan sampai menghancurkan hidupnya sendiri," tegas Prabu menunjuk wajah Melvin.

Melvin membuang muka

"Terserah Pa, Papa memang tidak pernah Sayang pada Melvin. Yang ada di otak Papa hanya Kak Arya yang cerdas itu, bukan aku."

"Itu kenyataan Melvin, lihat Kakak mu! dia tidak pernah dibodohi orang lain karena kecerdasannya bahkan Ia menjauhi minuman terlarang yang membuatnya hilang akal akibat perempuan." Prabu menatap sinis wajah Clara. Baginya Clara bukanlah ukuran gadis yang baik diusianya karena sangat bebas pada seorang laki-laki.

Melvin menganggukkan kepalanya disertai senyum yang getir. "Papa benar, Melvin memang tidak pernah bisa melakukan yang terbaik untuk Papa. Makasih Pa, Papa membuka mata Melvin dengan segala yang Papa lakukan bahwa, ternyata Orang tua hanya akan menyayangi anak nya yang cerdas dan membanggakan dirinya didepan orang banyak lalu membuang anaknya yang lain karena kebodohannya."

Maya dan Hana menggelengkan kepalanya.

"Itu tidak benar, Nak. Kamu pasti salah paham anakku."

Maya memeluk Melvin tapi Melvin menolaknya.

"Tidak Ma, jangan pedulikan hidup Melvin dan biarkan Melvin memilih jalan Melvin sendiri." Melvin melangkah mundur dan membawa Clara meninggalkan mereka yang masih menatap kepergiannya.

Maya kemudian mendekati Prabu dan memegang lengannya. "Tolong jangan keras pada Melvin, Pa. Papa terlalu kasar padanya hingga membuat Ia menjadi pembangkang."

Prabu mengusap kasar rambutnya.

"Sudahlah Ma, Papa lakukan ini agar Ia menjadi kuat," tandas Prabu. Ia pun pergi meninggalkan Maya dan Hana.

Terpopuler

Comments

Erviana Erastus

Erviana Erastus

didepanmu ada wanita baik dan sdh jd istrimu ngapain km pertahankan clara wanita nggak ada akhlak heran juga nih sama prabu kok si clara keluar masuk rmhx bebas amat ya

2022-12-11

1

Maulina Kasih

Maulina Kasih

aq jd hana minta pisah aj..atau pergi gitu nenangin diri...biar melvin sdkit mikir

2022-04-10

1

Aris Pujiono

Aris Pujiono

hadir lagi...salam sanubari

2022-01-09

1

lihat semua
Episodes
1 Part_01 Kecelakaan
2 Part_02 Mimpi
3 Part_03 Di anggap Pembantu
4 Part-04 Kedatangan Rangga
5 Part_05 Kesal
6 Part-06 sakit Hati
7 Part_07 Hanya Jadi Alasan
8 Part_08 Challenge (Tantangan)
9 Part_09 Merayu
10 Part_10 Spesial PART
11 Part_11 Tidak Mengerti
12 Part_12 Pertikaian Prabu dan Melvin
13 Part_13 Getiran Hati
14 Part_14 Belanja
15 Part_15 Kecewa
16 Part_16 Permintaan Melvin
17 Part_17 Dibalik Seorang Melvin
18 Part_18 Menggoda
19 Part_19 Sia-sia
20 Part_20 Perhatian Hana
21 Part_21 Konyol
22 Part_22 Hadiah Dan Acara Manggang
23 Part_23 Gara-Gara Mati Lampu
24 Part_24 Sakit
25 Part_25 Cerita Bu Niken
26 Part_26 Obsesi Cinta Rangga
27 Part_27 Penculikan
28 Part_28 Berkorban
29 Part_29 Apes
30 Part_30 Dafa Sibuk Sendiri
31 Part_31 Ketakutan
32 Part_32 Balasan
33 Part_33 Gara-Gara Dafa dan Rindy
34 Part_34 Takut
35 Part_35 Melawan
36 Part_36 Terjadi lagi
37 Part_37 Di cegat
38 Part_38 Demi
39 Part_39 Kesalahan
40 Part_40 Perhatian
41 Part_41 Usaha Rangga
42 Part_42 Pikiran Maya
43 Part_43 Kembali
44 Part_44 Akal Clara
45 Part_45 Ribut
46 Part_46 Terpesona
47 Part_47 Tak Sengaja
48 Part_48 Mencari Pekerjaan
49 Part_49 Surat Cerai
50 Part_50 Pergi
51 Part_51 Pantang Menyerah
52 Part_52 Hinaan Clara
53 Part_53 Menemui
54 Part_54 Labil
55 Part_55 Demi Paman Roy
56 Part_56 Penjagaan Melvin
57 Part_57 Kenyataan
58 Part_58 Pilihan
59 Part_59 Keputusan
60 Part_60 Pesta
61 Part_61 Rumah Sakit
62 Part_62 Penyesalan
63 Part_63 Niat
64 Part_64 Restaurant
65 Part_65 Kabar
66 Part_66 Berakhir
67 Part_67 Terpaksa
68 Paet_68 Tak Berdaya
69 Part_69 Dikejar penjahat
70 Part_70 Di Gudang
71 Part_71 Cinta Terdalam
72 Part_72 Kuasa
73 Part_73 Siasat
74 Part_74 Ketahuan
75 Part_75 Di Kurung
76 Part_76 Hari Itu Tiba
77 Part_77 Orang Asing
78 Part_78 Terjebak
79 Part_79 Karena Cinta
80 Part_80 Di Cicil
81 Part_81 Memukau
82 Part_82 Penuh Haru
83 Part_83 Malam Spesial
84 Part_84 Memanjakan Istri
85 Part_85 Periksa
86 part_86 Cemburu
87 Part_87 Kejutan
88 Part_88 Bukan Mimpi
89 Part_89 Ihklas
90 Part_90 Memupuk
91 Part_91 Salah Paham
92 Part_92 Sadar
93 Part_93 Menyambangi Panti
94 Part_94 Tak di harapkan
95 Part_95 Berseteru
96 Part_96 Pengertian
97 Part_97 Ide Melvin
98 Part_98 Lamaran
99 Part_99 Manja
100 Part_100 Panggilan Baru
101 Part_101 Dirawat
102 Part_102 Kepergian
103 Part_103 Terbuka
104 104 Kelahiran Yang Dinanti
105 Part 105 Akhir Kisah ini
106 PENGGUMUMAN
107 PENGUMUMAN 2
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Part_01 Kecelakaan
2
Part_02 Mimpi
3
Part_03 Di anggap Pembantu
4
Part-04 Kedatangan Rangga
5
Part_05 Kesal
6
Part-06 sakit Hati
7
Part_07 Hanya Jadi Alasan
8
Part_08 Challenge (Tantangan)
9
Part_09 Merayu
10
Part_10 Spesial PART
11
Part_11 Tidak Mengerti
12
Part_12 Pertikaian Prabu dan Melvin
13
Part_13 Getiran Hati
14
Part_14 Belanja
15
Part_15 Kecewa
16
Part_16 Permintaan Melvin
17
Part_17 Dibalik Seorang Melvin
18
Part_18 Menggoda
19
Part_19 Sia-sia
20
Part_20 Perhatian Hana
21
Part_21 Konyol
22
Part_22 Hadiah Dan Acara Manggang
23
Part_23 Gara-Gara Mati Lampu
24
Part_24 Sakit
25
Part_25 Cerita Bu Niken
26
Part_26 Obsesi Cinta Rangga
27
Part_27 Penculikan
28
Part_28 Berkorban
29
Part_29 Apes
30
Part_30 Dafa Sibuk Sendiri
31
Part_31 Ketakutan
32
Part_32 Balasan
33
Part_33 Gara-Gara Dafa dan Rindy
34
Part_34 Takut
35
Part_35 Melawan
36
Part_36 Terjadi lagi
37
Part_37 Di cegat
38
Part_38 Demi
39
Part_39 Kesalahan
40
Part_40 Perhatian
41
Part_41 Usaha Rangga
42
Part_42 Pikiran Maya
43
Part_43 Kembali
44
Part_44 Akal Clara
45
Part_45 Ribut
46
Part_46 Terpesona
47
Part_47 Tak Sengaja
48
Part_48 Mencari Pekerjaan
49
Part_49 Surat Cerai
50
Part_50 Pergi
51
Part_51 Pantang Menyerah
52
Part_52 Hinaan Clara
53
Part_53 Menemui
54
Part_54 Labil
55
Part_55 Demi Paman Roy
56
Part_56 Penjagaan Melvin
57
Part_57 Kenyataan
58
Part_58 Pilihan
59
Part_59 Keputusan
60
Part_60 Pesta
61
Part_61 Rumah Sakit
62
Part_62 Penyesalan
63
Part_63 Niat
64
Part_64 Restaurant
65
Part_65 Kabar
66
Part_66 Berakhir
67
Part_67 Terpaksa
68
Paet_68 Tak Berdaya
69
Part_69 Dikejar penjahat
70
Part_70 Di Gudang
71
Part_71 Cinta Terdalam
72
Part_72 Kuasa
73
Part_73 Siasat
74
Part_74 Ketahuan
75
Part_75 Di Kurung
76
Part_76 Hari Itu Tiba
77
Part_77 Orang Asing
78
Part_78 Terjebak
79
Part_79 Karena Cinta
80
Part_80 Di Cicil
81
Part_81 Memukau
82
Part_82 Penuh Haru
83
Part_83 Malam Spesial
84
Part_84 Memanjakan Istri
85
Part_85 Periksa
86
part_86 Cemburu
87
Part_87 Kejutan
88
Part_88 Bukan Mimpi
89
Part_89 Ihklas
90
Part_90 Memupuk
91
Part_91 Salah Paham
92
Part_92 Sadar
93
Part_93 Menyambangi Panti
94
Part_94 Tak di harapkan
95
Part_95 Berseteru
96
Part_96 Pengertian
97
Part_97 Ide Melvin
98
Part_98 Lamaran
99
Part_99 Manja
100
Part_100 Panggilan Baru
101
Part_101 Dirawat
102
Part_102 Kepergian
103
Part_103 Terbuka
104
104 Kelahiran Yang Dinanti
105
Part 105 Akhir Kisah ini
106
PENGGUMUMAN
107
PENGUMUMAN 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!