Malam itu benar-benar menjadi malam panjang bagi Melvin dan Hana. Mereka menghabiskan waktu untuk menikmati hubungan mereka berkali-kali hingga mereka tidak sadar telah tertidur nyenyak.
Beberapa jam dalam tidurnya, matahari mulai menyingsing di ufuk timur membawa sejuta kehangatan bagi kehidupan dimuka bumi.
Dring! Dring! Dring!
Melvin menggeliat saat ponselnya berdering nyaring di segala penjuru kamar itu. Dengan masih sambil terpejam Melvin meraih ponsel diatas meja, menggeser tombol hijau tampa melihat siapa yang menelpon dirinya.
"Halo, Sayang. Kamu dimana?" teriakan seorang wanita dari dalam layar membuat Melvin terkejut dan bangun. Lalu melirik Hana yang masih tertidur pulas disampingnya.
Melvin menghela nafas panjang, Ia sadar telah menjalin hubungan suami istri dengan istrinya sendiri dan bukan Clara.
"Clara, kenapa?" Melvin mengecilkan volume nya agar Hana tidak terganggu.
"Aku mau ketemu sekarang," paksa Clara dengan nada sewot.
"Tapi ini masih pagi, Cla. Kepala ku pusing."
"Apa? kau pasti mengkhianati aku kan?" tuding Clara dengan cemo'ohnya.
"Nanti aku kekantor. Temui saja aku disana," timpal Melvin membalas mendengkus. Ia mengakhiri sambungan mereka dan melempar kan ponsel itu ke ujung ranjang.
Melvin membuka selimut yang menutupi tubuhnya dan melihat setitik bercak darah diatas sprei berwarna biru cerah di bawahnya.
Melvin kembali mengacak rambutnya, Ia tidak tahu apa yang harus Ia lakukan dengan kejadian itu. Tapi Ia tidak bisa menyalahkan Hana karena Ialah yang memintanya malam itu.
Melvin melangkah kekamar mandi guna membersihkan diri lalu menghidupkan shower yang menetes jatuh keseluruh tubuhnya. Pikiranya penuh dengan kabut tak ada bedanya dengan benang kusut.
"Kakak, kau membuat hidupku menjadi rumit sekarang. Apa yang harus kukatakan pada Clara nanti setelah kejadian ini? mengapa aku harus menyetujui keinginan mu waktu itu, Kak. Tolong katakan Kak?"
Melvin didera bingung, Ia menyandarkan tubuh ke dinding dan membiarkan air dari shower meluncur dengan percuma.
"Aaaa....!"
Melvin melampiaskan emosinya dengan berteriak dan memukul kan tangannya kedinding untuk menyalahkan dirinya sendiri yang sangat bodoh hingga masalah sering menimpanya.
Dari kecil kedua orang tua nya tidak pernah memperhatikannya dan lebih Fokus pada Arya karena kecerdasan Arya yang selalu meraih juara saat disekolah.
Berbeda dengan dirinya, Ia tidak pernah dihargai sama sekali apa lagi di banggakan setiap kali raport nya memiliki angka merah hingga tak jarang Prabu memukuli nya dan mengumpat dirinya sesuka hati.
Ya, sakit itu harus Ia terima meski Arya selalu membelanya dan mengumpan tubuhnya agar Prabu memukuli Sang Kakak saja karena kebodohannya.
"Apa aku sebodoh itu, Kak? katakan pada ku, Kak. katakan!"
Melvin menduduki diri sambil merutuki nasibnya dan menangis, ternyata dibalik sikap nya yang tegas sesungguhnya hatinya sangat lah lemah.
Hana terbangun, Ia mendengar sayup-sayup teriakan dari kamar mandi.
"Melvin, ada apa denganya? apa kah dia baru sadar dan menyesal?"
Hana menyeret diri kearah kamar mandi bersama dengan selimut yang membungkus tubuhnya.
Tok! Tok! Tok!
"Vin, ada apa dengan mu? a.. apa kau menyesal?" pertanyaan Hana menggugah kerisauan Melvin.
"Jangan pedulikan aku!" Sahut Melvin berteriak diantara gemericik air.
"Vin, maafkan aku. Seharusnya aku menolak mu." Kini Hana menitikan air matanya kerena perasaan bersalah.
"Ini bukan salahmu, tapi kebodohan ku, Hana." Melvin menutup wajahnya kedalam kaki yang Ia peluk.
"Tidak Vin, aku yang bodoh. Maafkan aku karena telah merusak hubungan mu dengan Clara."
"Cukup, Han. Biarkan aku sendiri, aku tidak membenci siapa pun tapi aku membenci diriku sendiri."
"vin, keluarlah. Nanti kamu sakit kelamaan dibawah guyuran air." Hana berusaha membujuknya.
Melvin terperangah, Ia tidak menyangka ternyata Hana mengkhawatirkan keadaanya.
"Apa dia sebaik itu?"
"Vin, aku istri mu berbagi lah dengan ku jika kau ada masalah," ucap Hana menawarkan diri. Ia takut Melvin melakukan sesuatu di dalam sana.
Ceklek!
Pintu terbuka.
Melvin menarik Hana masuk kedalam lalu kembali memangut Bibir ranum miliknya dengan buas.
Lagi-lagi Hana terkejut.
Ia tidak mengerti akan jalan pikiran Melvin. Jantungnya berirama ketika menatap dalam kearah bola mata tajam milik Melvin.
"Sudah terlanjur, Aku tidak ingin lagi mengakhirinya," tutur Melvin lugas namun tidak menghilangkan sikap dinginnya yang terlihat tampa ekspresi.
Hana mendorong tubuh Melvin.
"Apa? kau anggap aku apa Melvin? Kau marah pada ku 'kan, tapi bukan begini cara mu?" ketus Hana tersulut mendengar ungkapan Melvin. Pemuda yang menjadi kepercayaan Arya untuk menjaga dirinya.
Melvin mendekatkan wajahnya kewajah Hana.
"Kenapa? akukan suami mu? apa aku tidak boleh menikmati tubuh mu sesuka hatiku?" tandas Melvin nyalang tampa berpikir ucapannya telah merendahkan wanita di depannya.
Hana memicingkan matanya mendengar kalimat yang keluar dari mulut Melvin.
"Heh, kau tidak bisa ku mengerti Melvin. Bahkan ucap mu seolah merendahkan ku," ucap Hana tersenyum getir.
Melvin mencengkram bahunya dengan kuat hingga menyakiti dirinya.
"Kenapa? Apa aku salah?"
Hana menggeleng, Sungguh Perbuatan suaminya sangat menakutkan dirinya.
Melvin meremas pundak Hana lalu melepaskan tangannya dengan kasar.
Hana memilih diam, dan mengamati keadaan Melvin.
"apa yang terjadi dengannya? emosi nya sangat tidak stabil."
Melvin kembali memandangnya.
"Apa yang membuat Arya begitu mencintai mu, Hana?"
tatapan itu menusuk, bak timah yang panas.
Hana mengulas senyum tapi senyumnya tetap saja bukan senyum yang baik. Hana kemudian menunjuk dada Melvin dengan telunjuknya yang sengaja Ia tekan disana.
"Karena ini, Vin. Jika kau mencintai karena ini dan dicinta karena ini, kau akan merasa bahagia bila bersama dengannya bahkan melihat Ia sakit pun kau tak akan sanggup. Tapi Kulihat dari dirimu kau bahkan tidak bisa mencintai diri mu sendiri dan hanya memikirkan sesiatu yang tidak bermanfaat" ucap Hana. Ia juga menekankan setiap bait kalimatnya agar Melvin mengerti dengan apa yang diucapkannya.
"Hah? Cinta tulus itu seperti apa? bukannya cinta hanya penyatuan dari birah*," tandas Melvin yang masih mengelak pernyataan Hana.
Hana kembali menyungging senyum.
"Bukan? tapi karena saling mengisi kekurangan, Vin. Birahi itu hanya pemuas tapi cinta tulus itu abadi. Meski dunia membenci kita jika kita balas dengan Cinta semua akan luluh Vin, bukan malah menyiksa diri dalam memori ingatan kita."
Melvin tercengang.
"Tapi nyatanya dunia hanya melihat setelah aku berada diatas, semua wanita mendekati aku karena aku tampan dan kaya." Melvin mengusap wajahnya yang terkena percikan air dari shower.
Hana meneguk salivanya.
"Lalu apa pendapat mu tentang mereka yang menjunjung nama mu saat ini setelah mereka menjatuhkan mu?"
"Karena mereka telah menganggap aku hebat."
"Benar, berarti kau hebat kan? maka untuk apa kau berpikir picik." Hana menarik lengan Melvin lalu membubuhkan shampo di atas rambutnya sembari menekan sedikit kepalanya.
"*Apa gadis ini sudah gil*? dia pikir aku anak kecil apa*?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
SitiLbs
itu kasih sayang yg tulus vin... tapi belum cinta ya....!!!!!
2023-03-03
0
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
terjerat pesona istri yang tak diinginkan..wkwk
2022-07-04
1
Opick Cynkcibehsllu
lope lope se kebon buat hana
2022-02-22
1