Melvin dengan kasar mendorong tubuh Hana ke arah ranjang tampa melepaskan pangutan bibirnya yang masih menikmati bibir ranum Hana.
Hana masih tidak percaya akan ulah Melvin yang benar-benar sangat menakutkan dirinya dengan aksi itu.
"Eum...."
Melvin menikmati hasratnya.
Hana benar-bener merasa dalam kungkungan singa lapar yang mencabik-cabik mangsanya tampa memberikan lawannya untuk bernafas sejenak saja.
Hana tidak tinggal diam, Ia benar-benar takut akan perbuatan Melvin, takut Melvin menyesal nantinya karena Hana juga menyadari kalau Melvin dalam keadaan mabuk. Melvin kini turun menjelajahi area dadanya dan berusaha menarik-narik baju tidur tipis yang Ia kenakan tampa melihat Hana meraih gelas di atas meja yang sudah Ia persiapan untuk minum saat tengah malam rasa hausnya menyerang.
Pyur!
Hana menyiram wajah Melvin hingga basah membuat Melvin terkejut.
"Apa yang kau lakukan, ha?" bentak Melvin.
"Ma.. maaf, a..aku tidak bermaksud," jawab Hana terbata-bata.
Melvin bangkit dan berlari menuju kamar mandi lalu membasuh wajahnya yang sudah terlanjur basah.
"Sadar, Vin. Sadar." Melvin memukul-mukul wajahnya. Ia tahu, kalau Ia hendak berbuat tidak senonoh kepada Hana.
Melvin duduk di kloset dan berusaha menahan hasrat yang membelenggu jiwa lelakinya.
"Arrrg... ini semua gara-gara kamu Clara," kecam Melvin mengumpat sembari mengacak-acak rambutnya. Ia harus tersiksa karena keinginan yang tidak bisa Ia salurkan. Akan tetapi, bagaimana pun sulitnya Ia bertahan rasanya tidak akan mungkin sanggup Ia tahan lagi.
Melvin keluar dan melihat Hana buru-buru mengganti pakaian yang ikut basah karena ulahnya sendiri.
Melvin meneguk liurnya, Kaki mulus Hana terlihat memukau saat masih berusaha meraih baju didalam lemari kaca yang ada di samping meja rias..
Melvin menggelengkan kepalanya dan mengusap peluh wajahnya yang semakin basah akibat air. Ya, Melvin berusaha sekuat tenaga untuk tidak terpancing. Tapi terlalu sulit, juniornya benar-benar berada dalam tegangan yang sangat tinggi.
"Hana..." panggil Melvin sembari mendekat meski tubuhnya sempoyongan. Tangannya tidak lepas memijit batang hidung yang sudah dipastikan akibat pusing yang masih menderanya.
"Melvin." Hana kembali terkejut. Pasalnya Ia tidak mendengar pintu kamar mandi telah dibuka lagi oleh Melvin saat keluar dari kamar mandi.
"Hana, bisa kah kau membantuku." wajah Melvin tampak memelas. Wajah yang ingin dikasihani.
Hana memeluk kedua tanganya karena tatapan Melvin begitu j*l*ng kearah area itu.
"Eum, a.. aku...". Jantung Hana bergetar, Ia benar-benar merasa tidak siap jika Melvin meminta hak nya.
"Tolong Hana," melas Melvin masih setengah sadar.
Hana membisu, Melvin menjatuhkan tubuhnya dalam pelukan Hana dan memcec*pi lehernya. Hana hanya bisa pasrah, Ia tidak tega membiarkan Melvin tersiksa. Meski Ia tahu tidak ada Cinta diantara mereka, tetap saja Ia adalah seorang istri yang wajib melayani suaminya.
Terlepas dari itu, pikirannya berkabut jika suatu saat nanti Ia harus siap akan merasa sakit jika Melvin benar-benar memilih menceraikannya demi kekasihnya Clara .
Hana mengernyit menahan sentuhan Melvin yang begitu menggoda membuat Ia tak kuasa menahan desiran yang akhirnya bangkit juga dari jiwa perempuannya.
"Melvin, k..kau tidak akan menyesal?" bisik Hana.
Melvin melepaskan pelukannya dan menatap kedua netra bening dihadapannya.
"Aku tidak tahu, tapi aku butuh bantuan mu. Sungguh ini terasa begitu menyiksa ku," jawab Melvin.
Hana tersenyum getir, Ia sebenarnya teriris dengan ucapan Melvin tapi Ia berusaha menepisnya.
Melvin melepaskan bajunya dengan cekatan hingga hanya terlihat polos lalu Melvin memangsa kedua buah dadanya yang padat secara bergantian senikmat es tuntung. 😁😁😁
Hana mengigit bibir bawahnya agar suara aneh bak orang kesakitan tidak keluar dari muludnya.
Puas akan aksinya, Melvin menatap Kembali wajah Hana dengan binar tampannya lalu menggendong bobot Hana ke ranjang dan membiarkan ranjang king size itu masih sedikit basah terkena percikan air.
"Biar aku ganti sprei nya," tutur Hana. Ia sebenarnya sudah ada dalam kungkungan Melvin.
Melvin mengeleng, akan lama jika Hana harus Mengganti sprei terlebih dahulu.
Melvin mulai menjelajah, menjelajah lekuk tubuh Hana dengan liar, mengenali setiap inci kepemilikan Hana yang lama tersembunyi di balik pakaiannya. Sempurna, itu yang ada dalam benak Melvin.
Tidak hanya cantik perangainya tapi tubuhnya juga mewakili.
belaian demi belaian terurai, Hana menikmatinya dan bohong jika Ia mengaku tidak karena Melvin sangat lembut memperlakukannya.
Tiba di titik inti, Melvin sedikit kesulitan rupanya pagar pertahanan Hana terlalu rapat untuk di dobrak oleh tenaga Melvin.
"Tolong, jangan kaku," sergah Melvin karena Hana seperti cacing yang mengendur dan mengencang.
"Aku takut, aku kan tidak pernah melakukannya," timpal Hana.
"Hais, kau ini, kau pikir aku sudah," gerutu Melvin menyeringai.
"Ba.. baiklah."
Hana melemaskan posisinya agar Melvin leluasa menancapkan kuncinya dan bebas berputar kearah yang Ia kehendaki.
Jlep!
Kuncinya benar-benar cocok.
Hana terpejam gerakan kunci itu mulai terasa di area gembok yang sudah berhasil Melvin buka.
Kini Melvin mulai luas memainkan kunci di sana dan semakin kuat Ia hentakkan.
"Melvin pelan-pelan itu sakit."
"Tenanglah gerakan ini tidak akan membunuh mu."
Melvin memeluk tubuh Hana dan kembali meraup buah dada miliknya.
"Ya Tuhan, salahkah aku melepas kan keperawanan ku untuk nya?"
"Kau memikirkan sesuatu?" Melvin ternyata melirik nya meski sibuk melahap buah segar itu.
"Tidak, Aku tidak memikirkan apa pun."
"Baiklah, ini tidak akan lama.'
Tiga puluh menit berlalu.
"Arrrg... kunci ku sudah lemas."
Melvin tumbang disamping Hana usai melepaskan tegangan yang kini telah mengendur.
Malam pertama, malam itu menjadi malam pertama penyatuan dari keduanya. Begitulah pengetahuan manusia, Kunci tidak akan pernah salah memilih gembok yang sudah disiapkan menjadi pasangabnya, Ia tidak akan sudi jika masuk kedalam gembok yang salah meski dipaksa, dibanting atau di tekan sekali pun.
...🌾🌾🌾...
Di kamar hotel, Clara menghabiskan malam dengan emosi yang meledak-ledak Ia kecewa jeratan yang sudah Ia pasang untuk menangkap perangkapnya ternyata gagal. Perangkap itu lepas dan pergi meninggalkan jeratan liciknya.
"Sial, sial, ini semua gara-gara Dafa, awas kau Dafa," maki Clara tidak ubahnya orang gil*.
"Cukup Cla, ini semua karena kamu kurang cerdas, bagaimana mungkin kamu tidak mengunci kamar mu hingga Dafa menemukan kalian," dengus Gerry.
"Aku lupa, Ger. Aku kira Dafa tidak akan datang kesini," jawab Clara terisak-isak sambil membanting bokong diranjang dan mengusap wajahnya dengan kasar.
"Lalu apa rencana mu, besar kemungkinan Melvin meminta keinginan nya pada Hana. Habis lah kau!"
"Meminta pada Hana?" kaget Clara melotot.
"Tentu saja, obat itu obat super dia tidak akan mau berhenti menegang jika belum tersalurkan."
"Apa? Ah, kenapa tidak bilang Ger, aku tidak ridho Melvin menyentuh perempuan rendahan itu," kecam Hana lagi.
"Itu nasib mu, kau harus berusaha dengar cara lain untuk memisahkan mereka," tukas Gerry.
...🌾🌾🌾🌾...
I Love You... aku ngakak ni.. gak tahu sih kalau kalian yang baca. ets tapi jangan lupa tinggalkan like, komen, bintang lima and vote nya ya...
See you ... nanti sambung lagi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
SitiLbs
aq ngakak sih... tapi pas baca es tubgtung🤣🤣🤣🤣
2023-03-03
0
Erviana Erastus
wow ternyata gerry kerjasama dgn clara mantap kasihan loe clara kunci gembok melvin udah nemuin lubang kuncix 🤣🤣🤣
2022-12-11
1
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
Ya ampuunnn 😱😱😱 ada ada saja istilahnya 🤣😂
2022-07-04
1