Dafa memasang wajah terkejut ketika tiba diambang pintu.
"Tidak usah memasang wajah jelek mu itu, Dafa. Mana OB yang ku suruh kesini?" bentak Melvin. Ia paling segan melihat wajah Dafa jika tengah dalam keadaan menganga.
Sesaat kemudian seorang OB datang membawa alat untuk membersihkan pecahan kaca tersebut beberapa menit saja semua sudah tandas di raih sapu berbulu itu.
"Kenapa dipecahin Bos, kau bisa melukai orang nanti?" tanya Dafa sekenanya, karena Dafa memang sedikit ngeyel walaupun penurut.
Melvin menatap tajam kearah Dafa, membuat Dafa sedikit mengkerut sambil menunduk.
"Maaf Bos, saya tidak bermaksud," ucapnya lirih. Takut juga dia kalau Melvin sudah menunjukkan kekesalannya. Pasti dalam sekejap seluruh jagat raya akan hancur dibuatnya.
Melvin Kembali duduk, lalu memperhatikan rantang yang dibawa Hana tadi sedangkan Hana memilih diam di sudut meja kerja Melvin.
"Apa yang kamu masak buat aku?" seloroh Melvin tampa mau memandang Hana.
"Oh, itu, tumis kangkung dan Ikan nila di sambel merah."
Hana bergegas membuka isi rantang tersebut agar segera di makan Melvin.
"Sayang..!" panggil Seorang gadis dari ambang pintu membuat Melvin terperanjat senang.
"Hai sayang."
Mereka melakukan cipika-cipiki di depan Hana tanpa ada perasaan bersalah.
Hana mengulum bibir, tersirat perih dihatinya menyaksikan adegan romantis kedua sejoli itu yang tak lain lelaki itu adalah suaminya sendiri
"Bukannya kamu marah tadi sama aku, yang?" tanya Melvin seraya mengumbar senyum.
"Iya tadi nya aku pengen begitu, tapi sehari saja tidak melihat mu membuat aku kangen, Yang," jawab Clara dengan nada manjanya.
"Oh.. begitu, Maaf ya Sayang aku sudah tidak jujur sama kamu," ungkap Melvin yang menangkup kan kedua tanganya di wajah Clara.
"Iya, aku sudah memikirkannya, jadi aku akan bersabar sampai kamu memutuskan untuk menceraikan Cewek ini!" Clara memantik pandangan kesal kearah Hana.
"Nah, gitu dong. Aku juga kangen sama kamu, sayang. Kebetulan kamu datang, ayo kita makan!" ajak Melvin yang kembali duduk sembari menarik Clara diatas pangkuannya.
Dafa hanya menggelengkan kepalanya melihat si Bos bertindak demikian di depan sang istri.
"Nona, ayo kita makan di kantin!" Dafa menarik pergelangan tangan Hana untuk membawanya pergi.
"Ehk, mau dibawa kemana dia?" sergah Melvin tiba-tiba.
"La, emangnya mau ngapain Bos. Bos kan ada yang nemenin?" Cicit Dafa. Dafa sebenarnya kasihan melihat Hana diabaikan oleh suaminya sendiri.
"Kembali, Oya jangan lupa persiapkan dia untuk nanti malam suruh Cynthia membantu nya bersiap, karena aku akan membawanya pergi dari rumah sebagai alasan agar semua teman-teman saya tidak menanyakan dia nanti, kau paham?" titah Melvin dengan angkuhnya.
Hana menganggukkan sedikit kepalanya, memberi isyarat agar Dafa membiarkannya.
"Baiklah, saya akan ikut kemana pun kamu membawa saya?" ucap Hana dengan intonasi yang sangat kecil dan masih memilih menundukkan kepala .Tak sanggup hatinya melihat pemandangan didepannya.
"Baguslah, aku tidak perlu repot-repot memberi tahu kamu rupanya," tandas Melvin sembari menyuapkan hasil masakan Hana ke mulut Clara lalu kemudian mengusap pucuk kepala Gadis pujaannya itu.
Berdesir hati Hana melihatnya, Ia sangat yakin tidak akan mudah baginya menjalani bahtera rumah tangga bersama Melvin. Pemandangan yang dilihatnya sudah cukup membuatnya yakin dan melemah untuk bertahan dalam waktu yang lama.
Melvin sangat mencintai Clara dan berani mengumbar kemesraan sekali pun itu terjadi didepan matanya.
Hana menarik berat langkah kakinya keluar diikuti Dafa yang bisa menangkap rasa kecewa dihatinya.
"Kasihan Hana, dinikahi hanya untuk disakiti oleh si Bos."
"Nona Hana, kita ke kantin dulu ya, ini sudah jam makan siang anda belum makan 'kan?" Tanya Dafa.
Hana mengangguk, tak ada satu kalimat pun yang terucap hingga tiba di kantin.
"Mau pesan apa, Nona. Biar aku pesankan?"
"Apa saja Dafa, aku suka semua masakan kok," jawab Hana dengan tatapan kosong.
Setelah memesan makanan, Dafa kembali duduk di depan Hana. Dafa tahu, hati Hana tengah berkabut, pasti hatinya sangat terluka oleh ulah Melvin tadi.
"Sabar Nona, mungkin Bos Melvin hanya masih asing dengan Nona."
Kini Hana memandang Dafa.
"Aku tidak menyesal, Dafa. Toh ini kulakukan karena permintaan Mas Arya. Bukankah mengabulkan keinginan terakhirnya adalah bentuk rasa cintaku padanya," tutur Hana berusaha tegas walaupun Air matanya jatuh berderai menggambarkan kepiluan hatinya.
"Beruntung sekali ya, Bos Arya punya pacar seperti Nona Hana hingga akhir hayat nya pun Ia tetap ingin kau berada dirumahnya dimana Ia dibesarkan. Tapi aku tidak tega jika Nona akan sering menahan sakit melihat suami Nona bersama wanita lain."
Dafa pria yang baik dan sebenarnya sangat penyayang tapi percintaannya tidak semulus kebaikannya. Percintaannya bak benang kusut yang sulit dilerai karena sangat sulit untuk menyatu dengan lawas jenisnya.
Jika Ia yang suka duluan otomatis ceweknya yang menghindar tapi kalau ceweknya yang suka duluan dia pasti merasa ilfill. Entahlah, sepertinya dunia sedang tak berpihak kepadanya, mungkin benar kata Melvin, dia memang berwajah jelek bahkan lebih jelek dari lutung kasarung.
"Mungkin sudah jalanya, Dafa," tilas Hana akhirnya.
Usai menghabiskan santap makan siang, Hana di bawa Dafa ke sebuah ruangan di salah satu tempat di kantor itu.
"Nona istirahat saja disini, saya akan kembali selepas dari pekerjaan saya!"
Hana menyapu pandangan keruangan minimalis tersebut, ruangan yang mungkin didesain secara khusus oleh ahli bangunan.
"Dafa, haruskah aku menunggu disini? Kenapa tidak pulang saja kerumah lebih dulu?"
Dafa tergelak.
"Suami mu itu sangat cerewet, jadi apalah dayaku sebagai bawahan kalau tidak menurut ucapan atasannya," ucap Dafa syok bijak.
"Iya, Iya, makasih ya!"
"Oke Nona."
Setelah kepergian Dafa, Hana melihat-lihat isi kamar yang ditempatinya dan lagi-lagi menemukan foto Melvin diatas meja nakas saat menggendong Clara. Hana meraih foto itu lalu menjatuhkan bobotnya disofa.
Hana kembali menangis. Gambar itu benar-benar membuktikan kalau cinta Melvin benar-benar besar pada Clara.
"Mas Arya, mengapa kau jadikan Hana sebagai orang ketiga dalam hubungan mereka, Mas?"
Ada rasa sesal dihatinya, Karena telah jahat merebut Melvin dari Clara meski pun pernikahan dengan Melvin terjadi begitu saja.
Hana kembali menelisik ingatannya jauh kebelakang, Dimana Ia melihat Arya akan mengembuskan nafas terakhirnya dan meminta Melvin menikahinya. Lama Arya memohon sang adik agar menyatakan setuju hingga akhirnya Melvin menganggukkan kepalanya.
Ia tahu, Melvin sebenarnya sangat berat mengabulkan keinginannya. Tapi apalah daya, nasi sudah menjadi bubur Ia harus siap menerima resikonya jika suatu saat Melvin meninggalkannya atau malah menjadikan Clara sebagai madunya.
Sibuk dalam pemikirannya, seseorang membuka pintu.
Ternyata orang itu adalah Melvin.
Hana Sedikit kaget, Ia langsung beranjak dan mengembalikan foto yang tengah di dekap nya keatas nakas karena takut Melvin akan memarahinya.
Melvin masih berdiri di ambang pintu dan menyaksikan gerak-geriknya.
"Ada apa, Vin? maaf kalau aku lancang."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
🍁RalQEra❣️💋🆂🆈🅰🅵🅰️👻ᴸᴷ
𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐥𝐚𝐤𝐮 𝐢𝐭𝐮, 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐭𝐚𝐬 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐣𝐮𝐠𝐚.... 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐡𝐚𝐧𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐢𝐤𝐚𝐩 𝐩𝐨𝐬𝐢𝐭𝐢𝐟, 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐮𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐣𝐚... 𝐝𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬 𝐬𝐞𝐝𝐚𝐫 𝐝𝐢𝐫𝐢... 𝐰𝐚𝐥𝐚𝐮𝐩𝐮𝐧 𝐢𝐭𝐮 𝐚𝐦𝐚𝐧𝐚𝐡,
2023-01-05
1
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
Kamu pergi ke pestanya sama Hana saja Dafa
2022-07-04
1
sejelek lutung kasarung 😂😂
2022-03-05
1