Melvin melangkah keluar, Ia mengambil minyak aromaterapi dan es batu lalu kembali kekamar untuk menyadarkan Hana.
Melvin duduk di pangkal ranjang dan mengangkat kepala Hana kepangkuan nya tampa mau memandang wajah orang tuanya yang masih membisu dengan ucapanya tadi.
Melvin membuka tutup botol aromaterapi itu lalu mendekatkan nya ke hidung Hana agar Hana bisa mencium bauk nya.
Beberapa saat kemudian Hana tersadar, Ia segera duduk saat mengetahui ada di pangkuan Melvin.
"Eh, maaf," ucapnya lirih dan masih merasa bersalah karena tidak secara langsung membuat Melvin dan Clara bertengkar.
"Syukurlah Hana, kamu baik-baik saja," tukas Maya memeluk Hana.
"Ya sudah Ma, biarkan Hana istirahat, ayo kita keluar!" ajak Prabu menggandeng Maya.
Maya mengangguk dan mengikuti Prabu keluar.
Melvin dan Hana masih saling diam, mulut keduanya mendadak kaku.
"Ha.. Hana sini!" Malvin berusaha membuka suara.
"Untuk apa?"
"Aku akan mengobati luka lebam dipipi mu," jelas Melvin.
Melvin terlihat meraih Es balok yang sudah Ia lapisi dengan sapu tangan di atas meja.
Hana menurut dan membalikan badan kearah Melvin, Melvin sedikit gugup kala hendak menyentuh pipi Hana hingga pandangan keduanya beradu.
Perlahan-lahan tangan Melvin menggerakkan bongkahan es untuk menempelkannya dipipi Hana yang mulus.
"Aw, sakit." Hana replek memegang tangan Melvin.
Keduanya kembali saling bertatapan.
"Oh iya... sakit dipipi ku tidak seberapa, biar ku obati luka mu saja," tawar Hana yang mengambil alih bongkahan es itu.
"Maaf Vin, ini semua salahku, harusnya kamu tidak perlu bertengkar dengan Rangga tadi."
Melvin meringis karena sentuhan Hana diwajahnya yang memar.
"Apa itu sakit?" Hana mendapati raut wajah Melvin yang meringis.
Melvin mengangguk.
Hana memelankan gerakannya.
"Biar aku temui Clara besok," ucap Hana lagi membuat Melvin menahan tanganya.
"Tidak perlu, aku bisa mengurusnya nanti, urus saja diri mu aku mau kekantor."
Melvin beranjak dari duduknya dan bergegas membersihkan diri. Hana dengan telaten menyiapkan semua pakaian Melvin di atas ranjang. Melvin yang keluar terpantik melihat semua pakaiannya telah disiapkan oleh Hana namun Ia tidak melihat keberadaan Hana di kamar itu.
Melvin segera memakai semua yang sudah ada. Setelah selesai Ia keluar kamar, akan tetapi tidak menjumpai siapa pun.
Tampa pamit terlebih dahulu, Melvin memutuskan meninggalkan rumah dengan mobilnya.
Sesampainya di kantor
Seseorang menyambutnya didepan lobby.
"Bos, ada undangan," Ujar Dafa. Dia adalah asisten Melvin yang juga masih seusia Melvin bahkan masih perjaka.
"Kapan?"
"Malam ini."
Dafa mengimbangi langkah kaki Melvin memasuki kantor sembari menunjukkan undangan di tanganya.
"Undangan dari siapa, Daf?" tanya Melvin lagi tampa menoleh sedikit pun kearah Dafa.
"Dari Gerry, Ia mengadakan party para pembisnis muda seperti Bos, Dan ini adalah Pesta pasangan, Bos."
Tepat di depan ruangannya, Melvin menghentikan langkahnya. "Pasangan?"
"Iya Bos, bagi yang sudah punya Istri diharapkan membawa istrinya dan bagi yang belum, bisa membawa pacarnya Bos," jelas Dafa.
Melvin tak menjawab dan masuk keruangan nya diikuti Dafa.
"Kenapa harus membawa pasangan, Daf?" Melvin mendarat kan bokongnya di kursi kerja sambil membuka beberapa dokumen yang sudah menumpuk untuk di periksa.
"Karena nanti acaranya di lakukan bersama pasangan, Bos," jawab Dafa.
"Oke baiklah, kita pergi nanti malam," tutur Melvin.
"Saya ikut, Bos?" Dafa menunjuk dadanya.
"Hem." Hanya deheman yang keluar dari mulut Melvin dan Dafa sangat paham jika itu adalah sebuah perintah untuknya tampa bisa ia bantah.
"Gimana mau ikut, pasangan saja tidak punya, ada-ada saja si Bos," rutuk Dafa dalam hati. "Oke Bos, saya permisi."
"Hem ." Lagi-lagi itu saja respon Melvin.
Dafa segera keluar dan menemui HRD untuk mengatakan sesuatu lalu Setelah nya, Ia masuk keruangan khusus untuknya.
Dafa sedikit bingung untuk membawa pasangan yang harus di bawanya. "Bawa siapa ya? Irma? tapi Irma kan terlalu lebay. Dista?" Dafa menggelengkan-geleng kan kepalanya saat mengingat dua gigi Dista bak kapak yang maju ke depan. Dista adalah salah satu pegawai tetap di kantor itu, Ia bertubuh gemuk dan dandanannya sangat menor. Setiap hari Dafa merasa ilfil jika Ia memeriksa semua pegawai nya bekerja pasti Dista dan Irma selalu mengerling menggodanya.
"Ahk, aku pergi sendiri sajalah, ini final." keputusan Dafa final tanpa berubah lagi.
Sekitar jam sepuluh siang, Hana selesai memasak menu yang paling disukai Arya semasa hidupnya dan berharap Melvin juga menyukainya. Ia berencana mengantar makan siang untuk suaminya hari itu.
"Hana, mau kemana, kok nyiapin bekal segala?" tanya Maya yang muncul dari kamar.
"Aku berencana mengantar makan siang untuk Melvin, Ma. Biar lebih higenis daripada makan di luar."
"Wah, bagus," puji Maya senang, Ia benar-benar beruntung Hana tetap menjadi menantu nya meski bukan dengan Arya melainkan dengan Melvin.
"Tapi Ma, apakah Melvin menyukai masakan yang Arya sukai?" tanya Hana tiba- tiba. Ia merasa ragu Melvin enggan memakan masakannya.
Maya memegang tangan Hana. "Meskipun Arya dan Melvin selalu merasa dibedakan oleh Papanya, Arya adalah Kakak yang bijak Hana, Ia selalu menjadi pembimbing yang baik untuk Melvin karena kebijakan nya itulah se benci apa pun Melvin pada Arya, Melvin tetap menuruti permintaan Arya karena bagaimana pun Melvin tau jika Arya selalu memberikan yang terbaik untuknya, Begitu pun masalah makananya. Arya dan Melvin menyukai Sesuatu yang sama."
"Benarkah?" wajah Hana berbinar, berarti besar kemungkinan Melvin akan menyukai masakan nya.
Maya mengangguk.
"Kalau begitu Hana pergi dulu ya, Ma."
Hana mencium punggung tangan mertuanya dan segera pergi.
Di Kantor
Melvin berusaha keras menghubungi Clara berulang kali agar mau menerima telpon nya, Ia berniat mengajak Clara ke pesta yang akan Ia hadiri.
Bertepatan dengan Hana membuka pintu ruangannya, Clara akhirnya mengangkat ponselnya.
"Halo, ada apa?" ketus Clara pada Melvin.
"Sayang, akhirnya kamu menelpon juga."
"Mau ngapain lagi sih?"
"Sayang, aku minta maaf ya aku tidak bermaksud menyakiti mu dan berbohong kalau aku sudah menikah," jelas Melvin.
"Aku benci sama kamu, Vin. benci."
"Sayang, percayalah! aku sangat mencintai kamu dan pernikahan ku dengan Hana hanya sebuah keterpaksaan saja."
Deg!
Dada Hana berdesir hebat, entah kenapa Ia merasa sakit mendengar ucapan Melvin yang tidak menghargai pernikahan mereka.
"Sayang, kau dengar aku!"
"Kalau kamu sayang sama aku, ceraikan Hana!"
"Iya, aku pasti akan menceraikannya tapi tidak sekarang, Sayang."
"Kapan?"
"Setidaknya sampai seratus hari meninggalnya Arya, dia masih berduka, aku tidak tega."
"Itu sangat lama, Vin. Jangan hubungi aku sampai kamu menceraikan wanita itu.
Tut! Tut!
Clara memutuskan sambungan telponnya.
Melvin kesal lalu membanting bingkai fotonya dengan Clara hingga Melvin melihat pecahan kaca itu hampir saja mengenai kaki Hana yang tengah berdiri di depan pintu.
"Ada perlu apa kemari?" tanya Melvin dingin.
Hana melangkah ke meja Melvin dan meletakkan rantang nasi yang dibawanya.
"Aku membawakan makan siang untuk mu," jawab Hana.
Hana bergegas berjongkok dan memunguti kepingan kaca tersebut.
"Aw... ." Kaca itu mengenai jarinya.
Melvin merasa iba lalu menghampiri Hana dan ikut berjongkok. Di raihnya tangan Hana yang terluka kemudian dihisapnya agar darahnya segera berhenti.
Melvin mengambil kotak P3K di dalam laci lalu membubuhkan betadine ke tangan Hana yang terluka dan membalutnya dengan plaster membuat Hana sedikit terkesima menatap wajah Melvin dengan jarak yang dekat.
"Siapa yang menyuruh mu membersihkannya?" Pertanyaan itu akhirnya keluar juga dari mulut Melvin sembari berdiri usai mengobati tangan Hana.
Hana bergegas ikut berdiri. "Aku takut mengenai kaki seseorang, Vin." Ucapan Hana begitu teduh di telinga Melvin.
Melvin menekan tombol pada telpon.
"Suruh OB masuk untuk membersihkan ruangan saya!" Setelah selesai mengucapkan kalimatnya Melvin menangkup kan kembali Telpon berkabel tersebut.
"Pak Melvin, kenapa ini?" Seseorang datang terburu-buru melihat pecahan kaca berserakan.
🌟🌟🌟
Jangan lupa ya tinggalkan jejak mu, hai para reader yang budiman. I Love You Full untuk mu hanya itu yang mampu aku ucapkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
🍁RalQEra❣️💋🆂🆈🅰🅵🅰️👻ᴸᴷ
terlalu lembut hati mu hana, kmu sendiri yg akan kecewa hana, klo benar lh melvin menceraikn mu...
2023-01-04
0
Cemoro Sewu
lanjut
2022-10-09
0
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
Hana tegar banget sih padahal sudah mendengar sendiri perkataan Melvin pada Clara masih juga mau membereskan pecahan kaca.
2022-07-04
1