Part_05 Kesal

Melvin melangkah keluar, Ia mengambil minyak aromaterapi dan es batu lalu kembali kekamar untuk menyadarkan Hana.

Melvin duduk di pangkal ranjang dan mengangkat kepala Hana kepangkuan nya tampa mau memandang wajah orang tuanya yang masih membisu dengan ucapanya tadi.

Melvin membuka tutup botol aromaterapi itu lalu mendekatkan nya ke hidung Hana agar Hana bisa mencium bauk nya.

Beberapa saat kemudian Hana tersadar, Ia segera duduk saat mengetahui ada di pangkuan Melvin.

"Eh, maaf," ucapnya lirih dan masih merasa bersalah karena tidak secara langsung membuat Melvin dan Clara bertengkar.

"Syukurlah Hana, kamu baik-baik saja," tukas Maya memeluk Hana.

"Ya sudah Ma, biarkan Hana istirahat, ayo kita keluar!" ajak Prabu menggandeng Maya.

Maya mengangguk dan mengikuti Prabu keluar.

Melvin dan Hana masih saling diam, mulut keduanya mendadak kaku.

"Ha.. Hana sini!" Malvin berusaha membuka suara.

"Untuk apa?"

"Aku akan mengobati luka lebam dipipi mu," jelas Melvin.

Melvin terlihat meraih Es balok yang sudah Ia lapisi dengan sapu tangan di atas meja.

Hana menurut dan membalikan badan kearah Melvin, Melvin sedikit gugup kala hendak menyentuh pipi Hana hingga pandangan keduanya beradu.

Perlahan-lahan tangan Melvin menggerakkan bongkahan es untuk menempelkannya dipipi Hana yang mulus.

"Aw, sakit." Hana replek memegang tangan Melvin.

Keduanya kembali saling bertatapan.

"Oh iya... sakit dipipi ku tidak seberapa, biar ku obati luka mu saja," tawar Hana yang mengambil alih bongkahan es itu.

"Maaf Vin, ini semua salahku, harusnya kamu tidak perlu bertengkar dengan Rangga tadi."

Melvin meringis karena sentuhan Hana diwajahnya yang memar.

"Apa itu sakit?" Hana mendapati raut wajah Melvin yang meringis.

Melvin mengangguk.

Hana memelankan gerakannya.

"Biar aku temui Clara besok," ucap Hana lagi membuat Melvin menahan tanganya.

"Tidak perlu, aku bisa mengurusnya nanti, urus saja diri mu aku mau kekantor."

Melvin beranjak dari duduknya dan bergegas membersihkan diri. Hana dengan telaten menyiapkan semua pakaian Melvin di atas ranjang. Melvin yang keluar terpantik melihat semua pakaiannya telah disiapkan oleh Hana namun Ia tidak melihat keberadaan Hana di kamar itu.

Melvin segera memakai semua yang sudah ada. Setelah selesai Ia keluar kamar, akan tetapi tidak menjumpai siapa pun.

Tampa pamit terlebih dahulu, Melvin memutuskan meninggalkan rumah dengan mobilnya.

Sesampainya di kantor

Seseorang menyambutnya didepan lobby.

"Bos, ada undangan," Ujar Dafa. Dia adalah asisten Melvin yang juga masih seusia Melvin bahkan masih perjaka.

"Kapan?"

"Malam ini."

Dafa mengimbangi langkah kaki Melvin memasuki kantor sembari menunjukkan undangan di tanganya.

"Undangan dari siapa, Daf?" tanya Melvin lagi tampa menoleh sedikit pun kearah Dafa.

"Dari Gerry, Ia mengadakan party para pembisnis muda seperti Bos, Dan ini adalah Pesta pasangan, Bos."

Tepat di depan ruangannya, Melvin menghentikan langkahnya. "Pasangan?"

"Iya Bos, bagi yang sudah punya Istri diharapkan membawa istrinya dan bagi yang belum, bisa membawa pacarnya Bos," jelas Dafa.

Melvin tak menjawab dan masuk keruangan nya diikuti Dafa.

"Kenapa harus membawa pasangan, Daf?" Melvin mendarat kan bokongnya di kursi kerja sambil membuka beberapa dokumen yang sudah menumpuk untuk di periksa.

"Karena nanti acaranya di lakukan bersama pasangan, Bos," jawab Dafa.

"Oke baiklah, kita pergi nanti malam," tutur Melvin.

"Saya ikut, Bos?" Dafa menunjuk dadanya.

"Hem." Hanya deheman yang keluar dari mulut Melvin dan Dafa sangat paham jika itu adalah sebuah perintah untuknya tampa bisa ia bantah.

"Gimana mau ikut, pasangan saja tidak punya, ada-ada saja si Bos," rutuk Dafa dalam hati. "Oke Bos, saya permisi."

"Hem ." Lagi-lagi itu saja respon Melvin.

Dafa segera keluar dan menemui HRD untuk mengatakan sesuatu lalu Setelah nya, Ia masuk keruangan khusus untuknya.

Dafa sedikit bingung untuk membawa pasangan yang harus di bawanya. "Bawa siapa ya? Irma? tapi Irma kan terlalu lebay. Dista?" Dafa menggelengkan-geleng kan kepalanya saat mengingat dua gigi Dista bak kapak yang maju ke depan. Dista adalah salah satu pegawai tetap di kantor itu, Ia bertubuh gemuk dan dandanannya sangat menor. Setiap hari Dafa merasa ilfil jika Ia memeriksa semua pegawai nya bekerja pasti Dista dan Irma selalu mengerling menggodanya.

"Ahk, aku pergi sendiri sajalah, ini final." keputusan Dafa final tanpa berubah lagi.

Sekitar jam sepuluh siang, Hana selesai memasak menu yang paling disukai Arya semasa hidupnya dan berharap Melvin juga menyukainya. Ia berencana mengantar makan siang untuk suaminya hari itu.

"Hana, mau kemana, kok nyiapin bekal segala?" tanya Maya yang muncul dari kamar.

"Aku berencana mengantar makan siang untuk Melvin, Ma. Biar lebih higenis daripada makan di luar."

"Wah, bagus," puji Maya senang, Ia benar-benar beruntung Hana tetap menjadi menantu nya meski bukan dengan Arya melainkan dengan Melvin.

"Tapi Ma, apakah Melvin menyukai masakan yang Arya sukai?" tanya Hana tiba- tiba. Ia merasa ragu Melvin enggan memakan masakannya.

Maya memegang tangan Hana. "Meskipun Arya dan Melvin selalu merasa dibedakan oleh Papanya, Arya adalah Kakak yang bijak Hana, Ia selalu menjadi pembimbing yang baik untuk Melvin karena kebijakan nya itulah se benci apa pun Melvin pada Arya, Melvin tetap menuruti permintaan Arya karena bagaimana pun Melvin tau jika Arya selalu memberikan yang terbaik untuknya, Begitu pun masalah makananya. Arya dan Melvin menyukai Sesuatu yang sama."

"Benarkah?" wajah Hana berbinar, berarti besar kemungkinan Melvin akan menyukai masakan nya.

Maya mengangguk.

"Kalau begitu Hana pergi dulu ya, Ma."

Hana mencium punggung tangan mertuanya dan segera pergi.

Di Kantor

Melvin berusaha keras menghubungi Clara berulang kali agar mau menerima telpon nya, Ia berniat mengajak Clara ke pesta yang akan Ia hadiri.

Bertepatan dengan Hana membuka pintu ruangannya, Clara akhirnya mengangkat ponselnya.

"Halo, ada apa?" ketus Clara pada Melvin.

"Sayang, akhirnya kamu menelpon juga."

"Mau ngapain lagi sih?"

"Sayang, aku minta maaf ya aku tidak bermaksud menyakiti mu dan berbohong kalau aku sudah menikah," jelas Melvin.

"Aku benci sama kamu, Vin. benci."

"Sayang, percayalah! aku sangat mencintai kamu dan pernikahan ku dengan Hana hanya sebuah keterpaksaan saja."

Deg!

Dada Hana berdesir hebat, entah kenapa Ia merasa sakit mendengar ucapan Melvin yang tidak menghargai pernikahan mereka.

"Sayang, kau dengar aku!"

"Kalau kamu sayang sama aku, ceraikan Hana!"

"Iya, aku pasti akan menceraikannya tapi tidak sekarang, Sayang."

"Kapan?"

"Setidaknya sampai seratus hari meninggalnya Arya, dia masih berduka, aku tidak tega."

"Itu sangat lama, Vin. Jangan hubungi aku sampai kamu menceraikan wanita itu.

Tut! Tut!

Clara memutuskan sambungan telponnya.

Melvin kesal lalu membanting bingkai fotonya dengan Clara hingga Melvin melihat pecahan kaca itu hampir saja mengenai kaki Hana yang tengah berdiri di depan pintu.

"Ada perlu apa kemari?" tanya Melvin dingin.

Hana melangkah ke meja Melvin dan meletakkan rantang nasi yang dibawanya.

"Aku membawakan makan siang untuk mu," jawab Hana.

Hana bergegas berjongkok dan memunguti kepingan kaca tersebut.

"Aw... ." Kaca itu mengenai jarinya.

Melvin merasa iba lalu menghampiri Hana dan ikut berjongkok. Di raihnya tangan Hana yang terluka kemudian dihisapnya agar darahnya segera berhenti.

Melvin mengambil kotak P3K di dalam laci lalu membubuhkan betadine ke tangan Hana yang terluka dan membalutnya dengan plaster membuat Hana sedikit terkesima menatap wajah Melvin dengan jarak yang dekat.

"Siapa yang menyuruh mu membersihkannya?" Pertanyaan itu akhirnya keluar juga dari mulut Melvin sembari berdiri usai mengobati tangan Hana.

Hana bergegas ikut berdiri. "Aku takut mengenai kaki seseorang, Vin." Ucapan Hana begitu teduh di telinga Melvin.

Melvin menekan tombol pada telpon.

"Suruh OB masuk untuk membersihkan ruangan saya!" Setelah selesai mengucapkan kalimatnya Melvin menangkup kan kembali Telpon berkabel tersebut.

"Pak Melvin, kenapa ini?" Seseorang datang terburu-buru melihat pecahan kaca berserakan.

🌟🌟🌟

Jangan lupa ya tinggalkan jejak mu, hai para reader yang budiman. I Love You Full untuk mu hanya itu yang mampu aku ucapkan.

Terpopuler

Comments

🍁RalQEra❣️💋🆂🆈🅰🅵🅰️👻ᴸᴷ

🍁RalQEra❣️💋🆂🆈🅰🅵🅰️👻ᴸᴷ

terlalu lembut hati mu hana, kmu sendiri yg akan kecewa hana, klo benar lh melvin menceraikn mu...

2023-01-04

0

Cemoro Sewu

Cemoro Sewu

lanjut

2022-10-09

0

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

Hana tegar banget sih padahal sudah mendengar sendiri perkataan Melvin pada Clara masih juga mau membereskan pecahan kaca.

2022-07-04

1

lihat semua
Episodes
1 Part_01 Kecelakaan
2 Part_02 Mimpi
3 Part_03 Di anggap Pembantu
4 Part-04 Kedatangan Rangga
5 Part_05 Kesal
6 Part-06 sakit Hati
7 Part_07 Hanya Jadi Alasan
8 Part_08 Challenge (Tantangan)
9 Part_09 Merayu
10 Part_10 Spesial PART
11 Part_11 Tidak Mengerti
12 Part_12 Pertikaian Prabu dan Melvin
13 Part_13 Getiran Hati
14 Part_14 Belanja
15 Part_15 Kecewa
16 Part_16 Permintaan Melvin
17 Part_17 Dibalik Seorang Melvin
18 Part_18 Menggoda
19 Part_19 Sia-sia
20 Part_20 Perhatian Hana
21 Part_21 Konyol
22 Part_22 Hadiah Dan Acara Manggang
23 Part_23 Gara-Gara Mati Lampu
24 Part_24 Sakit
25 Part_25 Cerita Bu Niken
26 Part_26 Obsesi Cinta Rangga
27 Part_27 Penculikan
28 Part_28 Berkorban
29 Part_29 Apes
30 Part_30 Dafa Sibuk Sendiri
31 Part_31 Ketakutan
32 Part_32 Balasan
33 Part_33 Gara-Gara Dafa dan Rindy
34 Part_34 Takut
35 Part_35 Melawan
36 Part_36 Terjadi lagi
37 Part_37 Di cegat
38 Part_38 Demi
39 Part_39 Kesalahan
40 Part_40 Perhatian
41 Part_41 Usaha Rangga
42 Part_42 Pikiran Maya
43 Part_43 Kembali
44 Part_44 Akal Clara
45 Part_45 Ribut
46 Part_46 Terpesona
47 Part_47 Tak Sengaja
48 Part_48 Mencari Pekerjaan
49 Part_49 Surat Cerai
50 Part_50 Pergi
51 Part_51 Pantang Menyerah
52 Part_52 Hinaan Clara
53 Part_53 Menemui
54 Part_54 Labil
55 Part_55 Demi Paman Roy
56 Part_56 Penjagaan Melvin
57 Part_57 Kenyataan
58 Part_58 Pilihan
59 Part_59 Keputusan
60 Part_60 Pesta
61 Part_61 Rumah Sakit
62 Part_62 Penyesalan
63 Part_63 Niat
64 Part_64 Restaurant
65 Part_65 Kabar
66 Part_66 Berakhir
67 Part_67 Terpaksa
68 Paet_68 Tak Berdaya
69 Part_69 Dikejar penjahat
70 Part_70 Di Gudang
71 Part_71 Cinta Terdalam
72 Part_72 Kuasa
73 Part_73 Siasat
74 Part_74 Ketahuan
75 Part_75 Di Kurung
76 Part_76 Hari Itu Tiba
77 Part_77 Orang Asing
78 Part_78 Terjebak
79 Part_79 Karena Cinta
80 Part_80 Di Cicil
81 Part_81 Memukau
82 Part_82 Penuh Haru
83 Part_83 Malam Spesial
84 Part_84 Memanjakan Istri
85 Part_85 Periksa
86 part_86 Cemburu
87 Part_87 Kejutan
88 Part_88 Bukan Mimpi
89 Part_89 Ihklas
90 Part_90 Memupuk
91 Part_91 Salah Paham
92 Part_92 Sadar
93 Part_93 Menyambangi Panti
94 Part_94 Tak di harapkan
95 Part_95 Berseteru
96 Part_96 Pengertian
97 Part_97 Ide Melvin
98 Part_98 Lamaran
99 Part_99 Manja
100 Part_100 Panggilan Baru
101 Part_101 Dirawat
102 Part_102 Kepergian
103 Part_103 Terbuka
104 104 Kelahiran Yang Dinanti
105 Part 105 Akhir Kisah ini
106 PENGGUMUMAN
107 PENGUMUMAN 2
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Part_01 Kecelakaan
2
Part_02 Mimpi
3
Part_03 Di anggap Pembantu
4
Part-04 Kedatangan Rangga
5
Part_05 Kesal
6
Part-06 sakit Hati
7
Part_07 Hanya Jadi Alasan
8
Part_08 Challenge (Tantangan)
9
Part_09 Merayu
10
Part_10 Spesial PART
11
Part_11 Tidak Mengerti
12
Part_12 Pertikaian Prabu dan Melvin
13
Part_13 Getiran Hati
14
Part_14 Belanja
15
Part_15 Kecewa
16
Part_16 Permintaan Melvin
17
Part_17 Dibalik Seorang Melvin
18
Part_18 Menggoda
19
Part_19 Sia-sia
20
Part_20 Perhatian Hana
21
Part_21 Konyol
22
Part_22 Hadiah Dan Acara Manggang
23
Part_23 Gara-Gara Mati Lampu
24
Part_24 Sakit
25
Part_25 Cerita Bu Niken
26
Part_26 Obsesi Cinta Rangga
27
Part_27 Penculikan
28
Part_28 Berkorban
29
Part_29 Apes
30
Part_30 Dafa Sibuk Sendiri
31
Part_31 Ketakutan
32
Part_32 Balasan
33
Part_33 Gara-Gara Dafa dan Rindy
34
Part_34 Takut
35
Part_35 Melawan
36
Part_36 Terjadi lagi
37
Part_37 Di cegat
38
Part_38 Demi
39
Part_39 Kesalahan
40
Part_40 Perhatian
41
Part_41 Usaha Rangga
42
Part_42 Pikiran Maya
43
Part_43 Kembali
44
Part_44 Akal Clara
45
Part_45 Ribut
46
Part_46 Terpesona
47
Part_47 Tak Sengaja
48
Part_48 Mencari Pekerjaan
49
Part_49 Surat Cerai
50
Part_50 Pergi
51
Part_51 Pantang Menyerah
52
Part_52 Hinaan Clara
53
Part_53 Menemui
54
Part_54 Labil
55
Part_55 Demi Paman Roy
56
Part_56 Penjagaan Melvin
57
Part_57 Kenyataan
58
Part_58 Pilihan
59
Part_59 Keputusan
60
Part_60 Pesta
61
Part_61 Rumah Sakit
62
Part_62 Penyesalan
63
Part_63 Niat
64
Part_64 Restaurant
65
Part_65 Kabar
66
Part_66 Berakhir
67
Part_67 Terpaksa
68
Paet_68 Tak Berdaya
69
Part_69 Dikejar penjahat
70
Part_70 Di Gudang
71
Part_71 Cinta Terdalam
72
Part_72 Kuasa
73
Part_73 Siasat
74
Part_74 Ketahuan
75
Part_75 Di Kurung
76
Part_76 Hari Itu Tiba
77
Part_77 Orang Asing
78
Part_78 Terjebak
79
Part_79 Karena Cinta
80
Part_80 Di Cicil
81
Part_81 Memukau
82
Part_82 Penuh Haru
83
Part_83 Malam Spesial
84
Part_84 Memanjakan Istri
85
Part_85 Periksa
86
part_86 Cemburu
87
Part_87 Kejutan
88
Part_88 Bukan Mimpi
89
Part_89 Ihklas
90
Part_90 Memupuk
91
Part_91 Salah Paham
92
Part_92 Sadar
93
Part_93 Menyambangi Panti
94
Part_94 Tak di harapkan
95
Part_95 Berseteru
96
Part_96 Pengertian
97
Part_97 Ide Melvin
98
Part_98 Lamaran
99
Part_99 Manja
100
Part_100 Panggilan Baru
101
Part_101 Dirawat
102
Part_102 Kepergian
103
Part_103 Terbuka
104
104 Kelahiran Yang Dinanti
105
Part 105 Akhir Kisah ini
106
PENGGUMUMAN
107
PENGUMUMAN 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!