Setibanya dirumah, Melvin bergegas masuk kerumah. Ternyata kedua orang tuanya tengah duduk diruang tamu untuk menunggu kepulangannya.
"Melvin, pulang juga kamu," cecar sang Papa yang langsung memasang wajah marah pada Melvin.
"Kenapa Pa?" tanya Melvin dengan tatapan cuek.
Plak!
Sang Papa menampar Melvin dengan keras.
"Tega sekali kamu meninggalkan istri mu yang masih berduka telah kehilangan Arya!" Bentak sang Ayah melotot geram, seperti hendak memakan habis jiwa Melvin.
"Pa, aku tidak menginginkan pernikahan ini," timpal Melvin tidak suka.
"Dasar anak tidak tahu diri!" Prabu hendak melayangkan tamparannya kembali tapi Maya sang Mama mencoba mencegahnya.
"Cukup Pa, biarkan Melvin berdamai dulu dengan keadaan, ini pasti berat untuknya," tutur sang Mama menenangkan Prabu.
Melvin tak menghiraukan sang Papa dan pergi masuk kedalam kamar.
"Lihat anak itu, Ma. Dia telah berbuat kurang ajar," oceh Prabu yang masih merasa kesal.
Prabu pun mendaratkan bokongnya kembali di sofa lalu menyeruput sisa kopi di dalam gelas hingga tandas.
Di dalam kamar di pinggir daun jendela, Hana memilih duduk menikmati keindahan lampu kota yang terlihat sangat menawan, tapi nyatanya Ia tidak merasakan keindahan itu di sana, hatinya masih merintih merindukan sosok Arya yang telah pergi meninggalkan Ia untuk selama-lamanya.
"Hig.. hig.. ." Hana terisak sambil mengusap pipinya, Ia tidak menyadari kalau Melvin tengah memperhatikannya.
"Tidak usah cengeng." Ucapan Melvin begitu cuek. Kata-katanya terdengar hanya sebuah basa-basi semata.
"Vin, kamu sudah Pulang?" Hana bergegas bangkit dan menyiapkan handuk agar Melvin segera mandi.
"Aku sudah menghangatkan airnya mungkin sekarang sudah dingin lagi biar aku hangat kan kembali ya?" Hana melangkah pergi, tapi Melvin menahan tanganya.
"Tidak perlu, aku bisa melakukan nya sendiri."
Melvin segera masuk ke kamar mandi tampa mau menghibur Hana lebih dulu.
Tentu saja Hana maklum jika Melvin cuek terhadapnya toh pernikahan ini terjadi hanya karena amanah dari sang Kakak.
Hana pergi ke dapur untuk memanas makanan yang sudah dingin namun tetap saja air matanya masih saja keluar.
Melvin yang sudah selesai mandi dan melihatnya hanya memicingkan mata. Ia sangat kesal melihat Hana terus saja menangis tampa henti walaupun sedang melakukan aktivitas apa pun.
"Apa kau tidak lelah menangis, ha?" seringai Melvin sembari duduk di kursi meja makan.
"Maaf Vin, aku masih berat menerima kepergian Mas Arya, seharusnya aku sudah menikah denganya sekarang."
prang!
Melvin bangkit dan memukul meja hingga makanan yang di siapkan Hana ada yang tumpah.
"Jadi maksud mu, kau tidak terima menikah dengan ku?" tanya Melvin mulai marah.
"Maaf Vin, bukan begitu," elak Hana berusaha menjelaskan.
"Lalu apa?" bentak Melvin dengan tatapan tajam.
Hana menunduk takut, Ia tidak berani menjawab Melvin. Ia juga tidak menduga jika sikap Melvin begitu kasar jauh bila di bandingkan dengan Arya.
"Dasar cewek sial, mengapa harus aku yang menikahi mu, ha? sekarang aku kesulitan menikahi kekasihku karena kamu," bentak Melvin lagi, tampa peduli perkataanya telah membuat hati Hana tersakiti.
"Maaf Vin, maaf," ucapnya memberanikan diri meski Ia masih menunduk takut.
"Sudahlah, kau membuat selera makan ku hilang, aku akan cari makan di luar."
Melvin bergegas meninggalkan Hana yang kini terduduk lemas menatap punggung Melvin yang sudah menghilang dari jangkauannya.
"Ya Allah, maafkan Hana, Hana tidak bermaksud menyakiti perasaan suami, Hana."
Hari itu Hana benar-benar kehilangan semangat hidupnya. Kepergian Arya dan menikah m dengan Melvin bukanlah keputusan yang tepat. Tentu Hana akan banyak mendapat masalah yang lebih buruk dari ini nantinya.
Hana pun menyimpan kembali makanan yang baru saja di sediakan nya untuk sang Suami karena enggan memakannya.
Masih seperti jam-jam sebelumnya Hana tak juga mampu membendung kelopak matanya untuk berhenti menangis hingga kedua bola matanya terlihat membengkak.
"Hana..." Suara Mama mertua menyadarkan Hana.
"Kok belum tidur, ini sudah malam, nak?" Mama Maya mengusap rambut Hana, Ia tahu apa yang di alami Hana tentu tidak mudah. Seharusnya, malam ini adalah malam dimana Hana menikmati manisnya madu sebuah pernikahan bersama suami yang mencintainya tapi ternyata takdir berkata lain. Tidak sedikit pun kebahagian itu Ia rasakan bersama Melvin yang selalu saja pergi menghindarinya.
"Mama, maafin Hana, Ma. Hana belum sepenuhnya ikhlas melepas Mas Arya Ma, ini terlalu berat untuk Hana hig..hig...."
Mama Maya meraih kepala Hana agar bersender di perut nya sembari mengusap pucuk kepala Hana dengan lembut.
"Mama mengerti, Hana. maafkan Melvin juga ya, Melvin memang sedikit keras orangnya jauh jika di bandingkan dengan Arya. Arya adalah sosok pemuda yang lembut, pengayom, penyayang dan memiliki pikirannya begitu dewasa. Tidak dengan Melvin, Ia sedikit arogan, keras kepala juga tidak suka di tentang, tapi Mama yakin, suatu saat nanti Melvin akan mencintai kamu bila hatinya sudah terbuka, nak." Mama Maya memberi kekuatan untuk Hana.
"Iya Ma, Mama tenang saja Hana akan berusaha menjadi istri yang baik sesuai keinginan Mas Arya."
Hana tersenyum mendongak wajah sang Mama mertua dan segera mengusap lelehan air matanya.
Mama Maya membalas senyuman itu, Ia sangat menyukai pribadi Hana yang memang istri Idaman bagi kau Adam. Karena itulah Arya sangat mencintai Hana.
"Tidurlah, ini sudah malam."
Hana mengangguk, sambil melihat Mama mertuanya telah pergi.
Hana meraih bingkai Foto Arya dan memeluknya sembari berbaring hingga tampa terasa Ia tertidur karena lelah memang menghinggapinya.
🌱🌱🌱
"Mas Arya, tunggu!"
"Ayo kejar aku Hana." Arya melambaikan tangannya.
"Mas, jangan pergi Mas."
"Tenanglah, kamu harus percaya aku selalu di dalam hati mu, sayang."
"Mas, jangan lari terus Mas, aku capek," keluh Hana memegangi lututnya.
Tapi Arya tak menghiraukannya.
Hingga Arya tiba di jalan besar.
"Mas, awas mobil."
Jedeeeer!
Arya tertabrak mobil.
🌱🌱🌱
"Mas Arya, hig...hig...." Hana terbangun dari tidurnya, Ia merasa mimpinya amat nya nyata dan benar itu telah terjadi, Walaupun Arya tidak meninggal karena di tabrak mobil tetap saja Arya pergi juga.
Hana memeluk erat foto Arya, rasanya Ia masih tidak percaya jika Arya sudah tiada.
"Mas Arya, kenapa kamu pergi Mas? Mengapa kamu tega meninggalkan aku saat pesta pernikahan kita, kenapa Mas?"
Di dalam sebuah bar, Melvin dan beberapa temannya sedang asyik menegak minuman beralkohol. Ia mencoba melupakan rasa kesalnya kerena terpaksa menikahi seorang gadis yang tidak Ia cintai sama sekali.
Seharusnya, Ia berencana akan meminang Clara secepatnya tapi nyatanya Ia harus bingung menjelaskan pada Clara kalau Ia sudah berkhianat.
"Vin, ayo dong Vin. Masak minumnya dikit amat. Ayo terus minum!" tukas Damian sahabatnya.
"Iya Vin, takut amat lo. Nikmatilah hidup mu hahaha.. ," sambung Hery.
"Iya, aku sudah cukup banyak meminumnya, kepala ku mulai sakit." Melvin kembali menegak minuman itu.
"Ya elah Vin, cemen amat lo. Kapan lo mau ngelamar si Clara, cewek modis yang kata lo paling cantik sejagat raya?" tanya Damian sambil mengedip-ngedipkan mata.
"Nantilah, aku masih belum kepikiran," jawab Melvin sedikit cuek.
"Aduh Vin, Clara tu udah gak sabar di nikahi cowok terganteng diantara kita kayak lo," tukas Gery lagi.
"Ahk sudahlah aku malas bahas itu, aku mau pulang dulu udah jam satu malam ni!" pamit Melvin yang berdiri sambil sempoyongan.
"Vin, naik taksi aja, nanti lo nabrak lagi bisa berabe lo. hahaha...." guyon Damian sedikit kurang waras.
"Enggak, tenang aja. Aku bisa urus diri ku sendiri."
Melvin bergegas keluar dan masuk ke dalam mobil.
Tidak ada yang tahu ternyata Clara sudah ada di dalam mobilnya.
"Clara, sayang kok kamu disini?"
"Iya aku habis jalan-jalan sama temen-temen ku dan melihat mobil mu disini jadi ku pikir kamu ada di dalam. Aku mau mengantar mu pulang kamu masih mabuk 'kan?" tawar Clara yang langsung memasang kan sitbell ke tubuh Melvin.
Beberapa menit lamanya dalam perjalanan, Clara yang mengemudikan mobil Melvin tiba di rumah Melvin.
Hana tidak bisa tidur setelah mimpi barusan langsung beranjak untuk membuka pintu ketika mendengar deru mobil Melvin memasuki halaman rumahnya.
"Clara, aku mencintai mu," bisik Melvin.
"Ya aku juga, makannya nikahi aku secepatnya," pinta Clara lagi-lagi menggoda iman seorang Melvin.
Ia dengan lancang memangut bibir Melvin lebih dulu. Keduanya mulai saling membalas bermain panas hingga suara aneh itu membuat Hana kaget mendengar dan melihat gerakan buram yang ada didalam mobil. Hana hanya bisa mengelus dadanya dengan pasrah atas apa yang disaksikannya.
🌾🌾🌾
Halo Reader... like, comen and bintang limanya mana nih, Vote nya juga jangan lupa ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
runma
seru nih
2023-03-24
1
Windha Winda
bugs ini crita.x lanjut dong.. 🥰🥰🥰
2023-01-23
1
🍁RalQEra❣️💋🆂🆈🅰🅵🅰️👻ᴸᴷ
🤭🤭kereta bergoyang.. apalah tragedi nya tu.... udah kawin... nikah aja belum...
2023-01-03
0