Part_02 Mimpi

Setibanya dirumah, Melvin bergegas masuk kerumah. Ternyata kedua orang tuanya tengah duduk diruang tamu untuk menunggu kepulangannya.

"Melvin, pulang juga kamu," cecar sang Papa yang langsung memasang wajah marah pada Melvin.

"Kenapa Pa?" tanya Melvin dengan tatapan cuek.

Plak!

Sang Papa menampar Melvin dengan keras.

"Tega sekali kamu meninggalkan istri mu yang masih berduka telah kehilangan Arya!" Bentak sang Ayah melotot geram, seperti hendak memakan habis jiwa Melvin.

"Pa, aku tidak menginginkan pernikahan ini," timpal Melvin tidak suka.

"Dasar anak tidak tahu diri!" Prabu hendak melayangkan tamparannya kembali tapi Maya sang Mama mencoba mencegahnya.

"Cukup Pa, biarkan Melvin berdamai dulu dengan keadaan, ini pasti berat untuknya," tutur sang Mama menenangkan Prabu.

Melvin tak menghiraukan sang Papa dan pergi masuk kedalam kamar.

"Lihat anak itu, Ma. Dia telah berbuat kurang ajar," oceh Prabu yang masih merasa kesal.

Prabu pun mendaratkan bokongnya kembali di sofa lalu menyeruput sisa kopi di dalam gelas hingga tandas.

Di dalam kamar di pinggir daun jendela, Hana memilih duduk menikmati keindahan lampu kota yang terlihat sangat menawan, tapi nyatanya Ia tidak merasakan keindahan itu di sana, hatinya masih merintih merindukan sosok Arya yang telah pergi meninggalkan Ia untuk selama-lamanya.

"Hig.. hig.. ." Hana terisak sambil mengusap pipinya, Ia tidak menyadari kalau Melvin tengah memperhatikannya.

"Tidak usah cengeng." Ucapan Melvin begitu cuek. Kata-katanya terdengar hanya sebuah basa-basi semata.

"Vin, kamu sudah Pulang?" Hana bergegas bangkit dan menyiapkan handuk agar Melvin segera mandi.

"Aku sudah menghangatkan airnya mungkin sekarang sudah dingin lagi biar aku hangat kan kembali ya?" Hana melangkah pergi, tapi Melvin menahan tanganya.

"Tidak perlu, aku bisa melakukan nya sendiri."

Melvin segera masuk ke kamar mandi tampa mau menghibur Hana lebih dulu.

Tentu saja Hana maklum jika Melvin cuek terhadapnya toh pernikahan ini terjadi hanya karena amanah dari sang Kakak.

Hana pergi ke dapur untuk memanas makanan yang sudah dingin namun tetap saja air matanya masih saja keluar.

Melvin yang sudah selesai mandi dan melihatnya hanya memicingkan mata. Ia sangat kesal melihat Hana terus saja menangis tampa henti walaupun sedang melakukan aktivitas apa pun.

"Apa kau tidak lelah menangis, ha?" seringai Melvin sembari duduk di kursi meja makan.

"Maaf Vin, aku masih berat menerima kepergian Mas Arya, seharusnya aku sudah menikah denganya sekarang."

prang!

Melvin bangkit dan memukul meja hingga makanan yang di siapkan Hana ada yang tumpah.

"Jadi maksud mu, kau tidak terima menikah dengan ku?" tanya Melvin mulai marah.

"Maaf Vin, bukan begitu," elak Hana berusaha menjelaskan.

"Lalu apa?" bentak Melvin dengan tatapan tajam.

Hana menunduk takut, Ia tidak berani menjawab Melvin. Ia juga tidak menduga jika sikap Melvin begitu kasar jauh bila di bandingkan dengan Arya.

"Dasar cewek sial, mengapa harus aku yang menikahi mu, ha? sekarang aku kesulitan menikahi kekasihku karena kamu," bentak Melvin lagi, tampa peduli perkataanya telah membuat hati Hana tersakiti.

"Maaf Vin, maaf," ucapnya memberanikan diri meski Ia masih menunduk takut.

"Sudahlah, kau membuat selera makan ku hilang, aku akan cari makan di luar."

Melvin bergegas meninggalkan Hana yang kini terduduk lemas menatap punggung Melvin yang sudah menghilang dari jangkauannya.

"Ya Allah, maafkan Hana, Hana tidak bermaksud menyakiti perasaan suami, Hana."

Hari itu Hana benar-benar kehilangan semangat hidupnya. Kepergian Arya dan menikah m dengan Melvin bukanlah keputusan yang tepat. Tentu Hana akan banyak mendapat masalah yang lebih buruk dari ini nantinya.

Hana pun menyimpan kembali makanan yang baru saja di sediakan nya untuk sang Suami karena enggan memakannya.

Masih seperti jam-jam sebelumnya Hana tak juga mampu membendung kelopak matanya untuk berhenti menangis hingga kedua bola matanya terlihat membengkak.

"Hana..." Suara Mama mertua menyadarkan Hana.

"Kok belum tidur, ini sudah malam, nak?" Mama Maya mengusap rambut Hana, Ia tahu apa yang di alami Hana tentu tidak mudah. Seharusnya, malam ini adalah malam dimana Hana menikmati manisnya madu sebuah pernikahan bersama suami yang mencintainya tapi ternyata takdir berkata lain. Tidak sedikit pun kebahagian itu Ia rasakan bersama Melvin yang selalu saja pergi menghindarinya.

"Mama, maafin Hana, Ma. Hana belum sepenuhnya ikhlas melepas Mas Arya Ma, ini terlalu berat untuk Hana hig..hig...."

Mama Maya meraih kepala Hana agar bersender di perut nya sembari mengusap pucuk kepala Hana dengan lembut.

"Mama mengerti, Hana. maafkan Melvin juga ya, Melvin memang sedikit keras orangnya jauh jika di bandingkan dengan Arya. Arya adalah sosok pemuda yang lembut, pengayom, penyayang dan memiliki pikirannya begitu dewasa. Tidak dengan Melvin, Ia sedikit arogan, keras kepala juga tidak suka di tentang, tapi Mama yakin, suatu saat nanti Melvin akan mencintai kamu bila hatinya sudah terbuka, nak." Mama Maya memberi kekuatan untuk Hana.

"Iya Ma, Mama tenang saja Hana akan berusaha menjadi istri yang baik sesuai keinginan Mas Arya."

Hana tersenyum mendongak wajah sang Mama mertua dan segera mengusap lelehan air matanya.

Mama Maya membalas senyuman itu, Ia sangat menyukai pribadi Hana yang memang istri Idaman bagi kau Adam. Karena itulah Arya sangat mencintai Hana.

"Tidurlah, ini sudah malam."

Hana mengangguk, sambil melihat Mama mertuanya telah pergi.

Hana meraih bingkai Foto Arya dan memeluknya sembari berbaring hingga tampa terasa Ia tertidur karena lelah memang menghinggapinya.

🌱🌱🌱

"Mas Arya, tunggu!"

"Ayo kejar aku Hana." Arya melambaikan tangannya.

"Mas, jangan pergi Mas."

"Tenanglah, kamu harus percaya aku selalu di dalam hati mu, sayang."

"Mas, jangan lari terus Mas, aku capek," keluh Hana memegangi lututnya.

Tapi Arya tak menghiraukannya.

Hingga Arya tiba di jalan besar.

"Mas, awas mobil."

Jedeeeer!

Arya tertabrak mobil.

🌱🌱🌱

"Mas Arya, hig...hig...." Hana terbangun dari tidurnya, Ia merasa mimpinya amat nya nyata dan benar itu telah terjadi, Walaupun Arya tidak meninggal karena di tabrak mobil tetap saja Arya pergi juga.

Hana memeluk erat foto Arya, rasanya Ia masih tidak percaya jika Arya sudah tiada.

"Mas Arya, kenapa kamu pergi Mas? Mengapa kamu tega meninggalkan aku saat pesta pernikahan kita, kenapa Mas?"

Di dalam sebuah bar, Melvin dan beberapa temannya sedang asyik menegak minuman beralkohol. Ia mencoba melupakan rasa kesalnya kerena terpaksa menikahi seorang gadis yang tidak Ia cintai sama sekali.

Seharusnya, Ia berencana akan meminang Clara secepatnya tapi nyatanya Ia harus bingung menjelaskan pada Clara kalau Ia sudah berkhianat.

"Vin, ayo dong Vin. Masak minumnya dikit amat. Ayo terus minum!" tukas Damian sahabatnya.

"Iya Vin, takut amat lo. Nikmatilah hidup mu hahaha.. ," sambung Hery.

"Iya, aku sudah cukup banyak meminumnya, kepala ku mulai sakit." Melvin kembali menegak minuman itu.

"Ya elah Vin, cemen amat lo. Kapan lo mau ngelamar si Clara, cewek modis yang kata lo paling cantik sejagat raya?" tanya Damian sambil mengedip-ngedipkan mata.

"Nantilah, aku masih belum kepikiran," jawab Melvin sedikit cuek.

"Aduh Vin, Clara tu udah gak sabar di nikahi cowok terganteng diantara kita kayak lo," tukas Gery lagi.

"Ahk sudahlah aku malas bahas itu, aku mau pulang dulu udah jam satu malam ni!" pamit Melvin yang berdiri sambil sempoyongan.

"Vin, naik taksi aja, nanti lo nabrak lagi bisa berabe lo. hahaha...." guyon Damian sedikit kurang waras.

"Enggak, tenang aja. Aku bisa urus diri ku sendiri."

Melvin bergegas keluar dan masuk ke dalam mobil.

Tidak ada yang tahu ternyata Clara sudah ada di dalam mobilnya.

"Clara, sayang kok kamu disini?"

"Iya aku habis jalan-jalan sama temen-temen ku dan melihat mobil mu disini jadi ku pikir kamu ada di dalam. Aku mau mengantar mu pulang kamu masih mabuk 'kan?" tawar Clara yang langsung memasang kan sitbell ke tubuh Melvin.

Beberapa menit lamanya dalam perjalanan, Clara yang mengemudikan mobil Melvin tiba di rumah Melvin.

Hana tidak bisa tidur setelah mimpi barusan langsung beranjak untuk membuka pintu ketika mendengar deru mobil Melvin memasuki halaman rumahnya.

"Clara, aku mencintai mu," bisik Melvin.

"Ya aku juga, makannya nikahi aku secepatnya," pinta Clara lagi-lagi menggoda iman seorang Melvin.

Ia dengan lancang memangut bibir Melvin lebih dulu. Keduanya mulai saling membalas bermain panas hingga suara aneh itu membuat Hana kaget mendengar dan melihat gerakan buram yang ada didalam mobil. Hana hanya bisa mengelus dadanya dengan pasrah atas apa yang disaksikannya.

🌾🌾🌾

Halo Reader... like, comen and bintang limanya mana nih, Vote nya juga jangan lupa ya...

Terpopuler

Comments

runma

runma

seru nih

2023-03-24

1

Windha Winda

Windha Winda

bugs ini crita.x lanjut dong.. 🥰🥰🥰

2023-01-23

1

🍁RalQEra❣️💋🆂🆈🅰🅵🅰️👻ᴸᴷ

🍁RalQEra❣️💋🆂🆈🅰🅵🅰️👻ᴸᴷ

🤭🤭kereta bergoyang.. apalah tragedi nya tu.... udah kawin... nikah aja belum...

2023-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Part_01 Kecelakaan
2 Part_02 Mimpi
3 Part_03 Di anggap Pembantu
4 Part-04 Kedatangan Rangga
5 Part_05 Kesal
6 Part-06 sakit Hati
7 Part_07 Hanya Jadi Alasan
8 Part_08 Challenge (Tantangan)
9 Part_09 Merayu
10 Part_10 Spesial PART
11 Part_11 Tidak Mengerti
12 Part_12 Pertikaian Prabu dan Melvin
13 Part_13 Getiran Hati
14 Part_14 Belanja
15 Part_15 Kecewa
16 Part_16 Permintaan Melvin
17 Part_17 Dibalik Seorang Melvin
18 Part_18 Menggoda
19 Part_19 Sia-sia
20 Part_20 Perhatian Hana
21 Part_21 Konyol
22 Part_22 Hadiah Dan Acara Manggang
23 Part_23 Gara-Gara Mati Lampu
24 Part_24 Sakit
25 Part_25 Cerita Bu Niken
26 Part_26 Obsesi Cinta Rangga
27 Part_27 Penculikan
28 Part_28 Berkorban
29 Part_29 Apes
30 Part_30 Dafa Sibuk Sendiri
31 Part_31 Ketakutan
32 Part_32 Balasan
33 Part_33 Gara-Gara Dafa dan Rindy
34 Part_34 Takut
35 Part_35 Melawan
36 Part_36 Terjadi lagi
37 Part_37 Di cegat
38 Part_38 Demi
39 Part_39 Kesalahan
40 Part_40 Perhatian
41 Part_41 Usaha Rangga
42 Part_42 Pikiran Maya
43 Part_43 Kembali
44 Part_44 Akal Clara
45 Part_45 Ribut
46 Part_46 Terpesona
47 Part_47 Tak Sengaja
48 Part_48 Mencari Pekerjaan
49 Part_49 Surat Cerai
50 Part_50 Pergi
51 Part_51 Pantang Menyerah
52 Part_52 Hinaan Clara
53 Part_53 Menemui
54 Part_54 Labil
55 Part_55 Demi Paman Roy
56 Part_56 Penjagaan Melvin
57 Part_57 Kenyataan
58 Part_58 Pilihan
59 Part_59 Keputusan
60 Part_60 Pesta
61 Part_61 Rumah Sakit
62 Part_62 Penyesalan
63 Part_63 Niat
64 Part_64 Restaurant
65 Part_65 Kabar
66 Part_66 Berakhir
67 Part_67 Terpaksa
68 Paet_68 Tak Berdaya
69 Part_69 Dikejar penjahat
70 Part_70 Di Gudang
71 Part_71 Cinta Terdalam
72 Part_72 Kuasa
73 Part_73 Siasat
74 Part_74 Ketahuan
75 Part_75 Di Kurung
76 Part_76 Hari Itu Tiba
77 Part_77 Orang Asing
78 Part_78 Terjebak
79 Part_79 Karena Cinta
80 Part_80 Di Cicil
81 Part_81 Memukau
82 Part_82 Penuh Haru
83 Part_83 Malam Spesial
84 Part_84 Memanjakan Istri
85 Part_85 Periksa
86 part_86 Cemburu
87 Part_87 Kejutan
88 Part_88 Bukan Mimpi
89 Part_89 Ihklas
90 Part_90 Memupuk
91 Part_91 Salah Paham
92 Part_92 Sadar
93 Part_93 Menyambangi Panti
94 Part_94 Tak di harapkan
95 Part_95 Berseteru
96 Part_96 Pengertian
97 Part_97 Ide Melvin
98 Part_98 Lamaran
99 Part_99 Manja
100 Part_100 Panggilan Baru
101 Part_101 Dirawat
102 Part_102 Kepergian
103 Part_103 Terbuka
104 104 Kelahiran Yang Dinanti
105 Part 105 Akhir Kisah ini
106 PENGGUMUMAN
107 PENGUMUMAN 2
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Part_01 Kecelakaan
2
Part_02 Mimpi
3
Part_03 Di anggap Pembantu
4
Part-04 Kedatangan Rangga
5
Part_05 Kesal
6
Part-06 sakit Hati
7
Part_07 Hanya Jadi Alasan
8
Part_08 Challenge (Tantangan)
9
Part_09 Merayu
10
Part_10 Spesial PART
11
Part_11 Tidak Mengerti
12
Part_12 Pertikaian Prabu dan Melvin
13
Part_13 Getiran Hati
14
Part_14 Belanja
15
Part_15 Kecewa
16
Part_16 Permintaan Melvin
17
Part_17 Dibalik Seorang Melvin
18
Part_18 Menggoda
19
Part_19 Sia-sia
20
Part_20 Perhatian Hana
21
Part_21 Konyol
22
Part_22 Hadiah Dan Acara Manggang
23
Part_23 Gara-Gara Mati Lampu
24
Part_24 Sakit
25
Part_25 Cerita Bu Niken
26
Part_26 Obsesi Cinta Rangga
27
Part_27 Penculikan
28
Part_28 Berkorban
29
Part_29 Apes
30
Part_30 Dafa Sibuk Sendiri
31
Part_31 Ketakutan
32
Part_32 Balasan
33
Part_33 Gara-Gara Dafa dan Rindy
34
Part_34 Takut
35
Part_35 Melawan
36
Part_36 Terjadi lagi
37
Part_37 Di cegat
38
Part_38 Demi
39
Part_39 Kesalahan
40
Part_40 Perhatian
41
Part_41 Usaha Rangga
42
Part_42 Pikiran Maya
43
Part_43 Kembali
44
Part_44 Akal Clara
45
Part_45 Ribut
46
Part_46 Terpesona
47
Part_47 Tak Sengaja
48
Part_48 Mencari Pekerjaan
49
Part_49 Surat Cerai
50
Part_50 Pergi
51
Part_51 Pantang Menyerah
52
Part_52 Hinaan Clara
53
Part_53 Menemui
54
Part_54 Labil
55
Part_55 Demi Paman Roy
56
Part_56 Penjagaan Melvin
57
Part_57 Kenyataan
58
Part_58 Pilihan
59
Part_59 Keputusan
60
Part_60 Pesta
61
Part_61 Rumah Sakit
62
Part_62 Penyesalan
63
Part_63 Niat
64
Part_64 Restaurant
65
Part_65 Kabar
66
Part_66 Berakhir
67
Part_67 Terpaksa
68
Paet_68 Tak Berdaya
69
Part_69 Dikejar penjahat
70
Part_70 Di Gudang
71
Part_71 Cinta Terdalam
72
Part_72 Kuasa
73
Part_73 Siasat
74
Part_74 Ketahuan
75
Part_75 Di Kurung
76
Part_76 Hari Itu Tiba
77
Part_77 Orang Asing
78
Part_78 Terjebak
79
Part_79 Karena Cinta
80
Part_80 Di Cicil
81
Part_81 Memukau
82
Part_82 Penuh Haru
83
Part_83 Malam Spesial
84
Part_84 Memanjakan Istri
85
Part_85 Periksa
86
part_86 Cemburu
87
Part_87 Kejutan
88
Part_88 Bukan Mimpi
89
Part_89 Ihklas
90
Part_90 Memupuk
91
Part_91 Salah Paham
92
Part_92 Sadar
93
Part_93 Menyambangi Panti
94
Part_94 Tak di harapkan
95
Part_95 Berseteru
96
Part_96 Pengertian
97
Part_97 Ide Melvin
98
Part_98 Lamaran
99
Part_99 Manja
100
Part_100 Panggilan Baru
101
Part_101 Dirawat
102
Part_102 Kepergian
103
Part_103 Terbuka
104
104 Kelahiran Yang Dinanti
105
Part 105 Akhir Kisah ini
106
PENGGUMUMAN
107
PENGUMUMAN 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!