" Jadi Lo Curiga sama Ethan"
Keenan menghela nafas berat untuk kali kesekian malam ini Pertanyaan Yuda barusan membuat kegundahan hatinya muncul kembali. sahabatnya sengaja menginap di rumah keenan malam ini setelah cemas dengan suara Frustasi Keenan ketika meneleponnya tadi.
Keenan membaringkan tubuh di kasurnya. Pandangannya menerawang ke langit-langit kamarnya
" Gue belum yakin seratus persen bahwa Ethan disuka sama Moza. Gue Perlu tanya serupa ke Satya dan juga Miko" jawab Keenan lesu. kasus ini nyatanya menguras begitu banyak energinya, " Di buku diary itu Moza bilang bahwa cowok itu suka sama Cewek yang Punya lesung Pipit"
Yuda yang duduk di kursi belajar melirik buku diary berwarna merah yang ada di atas meja belajar. Dia meraihnya Kemudian membuka lembar demi lembar kertas dengan tulisan tangan Moza di sana
sesuatu yang terjatuh dari selipan buku diary itu seketika menarik Perhatian Yuda. Dia menunduk untuk meraihnya. sebuah foto
" ini Foto apa ?" tanya Yuda sambil terus memperhatikan foto yang baru saja di Pungutnya
Keenan langsung menegakkan tubuhnya hingga duduk di tepi kasur Dengan Penasaran, dia berjalan mendekati Yuda dan mengambil alih foto itu
" Lo Nemu foto ini di mana, ? tanya keenan terkejut
" Di selipan buku diary Moza, " jawab Yuda, " Gue kira Lo udah tahu"
Keenan memang sudah membaca hampir setengah isi diary Moza Namun, dia tidak Pernah tahu ada Foto ini yang terselip di antara halaman buku itu
Keenan masih belum bisa mengendalikan rasa terkejutnya setelah menemukan foto itu. Bagaimana tidak foto di tangannya kini membuat Perasaan semakin tak menentu, Di tambah setelah ia membaca beberapa baris tulisan tangan Moza di balik foto itu
Beginilah kerjaaan gue cuma bisa mengagumi diam-diam cowok yang gue suka. Lihat Senyumannya dalam foto ini aja,bisa bikin hati gue berbunga-bunga Kapan gue bisa ikut bercanda bareng dia seperti Teman-temannya ?
Keenan membalikkan foto itu Di Perhatikannya satu-persatu wajah-wajah yang tampak di sana. Ada Lima orang cowok, yang sedang berdiri di lapangan mengenakan seragam olahraga SMA ANGKASA yang masih duduk tampak baru. kelima cowok itu tampak ceria sekali sambil melempar tawa dan senyum satu sama lain
Yang membuat Keenan terkejut, dia mengenali kelima cowok dalam foto itu. Dia tidak mungkin salah mengenali wajah-wajah tersebut walau foto itu diambil sekitar dua tahun yang lalu. Ada Ethan, Satya, Miko, Johan dan juga Arsen Keenan kini menemukan fakta baru bahwa Arsen juga sempat berada di kelas yang sama dengan teman temannya sewaktu kelas X, yaitu X-5
Perasaan Keenan sungguh bergejolak hebat. Perlahan-lahan Pencariannya tentang cowok yang disukai Moza semakin mengerucut Hingga tanpa perlu repot-repot, keenan hanya Perlu menyediki kelima cowok dalam foto itu untuk menemukan Pelaku yang dia duga telah membuat adiknya Pergi jauh. Namun siapa Cowok yang dimaksud Moza dalam foto ini ?
Johan menghentikan langkahnya ketika merasa seseorang menahan bahunya dari belakang. Dia menoleh menatap Keenan Perlu tanya
" Ada yang mau gue tanyain sama Lo Johan" kata Keenan, seolah-olah mengerti arti ekspresi Johan
Johan kembali menoleh ke depan. Satya dan Miko sudah berjalan Cukup jauh menuju kantin. Dia kemudian berbalik menghadap Keenan Firasatnya mengatakan bahwa yang akan di tanyakan Keenan cukup serius dan membutuhkan Privasi
Keenan berjalan bersisian dengan Johan dengan langkah lambat. Dia sengaja mengulur waktu agar tidak terlalu cepat menyusul Satya dan Miko di Kantin
" Waktu kelas X Arsen sekelas juga sama kalian, " tanya keenan the Point. Foto yang di temukan dari selipan buku diary Moza kemarin membuat kecurigaannya lebih condong pada Arsen. karena yang dia tahu, Cowok itu sedang nekat mendekati Naura yang dia rasa Punya kemiripan dengan adiknya
" Lo tau dari mana," tanya Johan dengan curiga
" Nebak aja"
" Iya Arsen memang satu kelas sama gue, Ethan, Satya dan Miko waktu kelas X, Malahan dulu kita berlima kompak banget. kayak Lo sama kita-kita gini,lah." Johan menjelaskan
" Terus kenapa sekarang udah nggak kompak lagi ?" tanya Keenan Penasaran
Johan langsung menghela nafas berat, " Ceritanya Panjang. Percaya sama gue,Lo mending nggak usah tahu !" ucapnya sambil menepuk bahu keenan.
" Emangnya ada apa sih," Keenan makin Penasaran dengan jawaban misterius Johan, " sebenarnya ada apa," cecarnya, sambil berusaha menyusul langkah Johan yang sedikit lebih cepat
Johan berhenti melangkah, kemudian menghadap Keenan yang juga baru berhenti di sebelahnya, " Keenan, terkadang nggak semua hal harus Lo tahu Ada hal-hal yang justru akan ngerusak segalanya kalau Lo maksa mau tahu. " Johan menatap Keenan sungguh-sungguh, " sekali lagi percaya sama gue, Oke ?" Dia kemudian melanjutkan kembali langkah menuju kantin
Keenan masih terdiam di pijakannya. Johan sungguh misterius sebenernya apa yang di tutupi teman-teman darinya tentang Arsen pada masa lalu ? Apa ada hubungannya dengan Moza
...•••...
" Than, Keenan kok dua hari ini nggak kelihatan. Dia ke mana, "
Tanpa sadar, Naura menajamkan Pendengarannya ketika Niki melontarkan Pertanyaan tentang Keenan Pada Ethan
" Katanya, sih sakit. Butuh dijenguk seseorang biar Cepet sembuh, " Jawab Ethan dengan canda. suaranya sengaja dibuat nyaring agar Naura mendengarnya
" Bisa, aja Lo " Santi merespons malu-malu, " Lo nggak nengokin dia"
Ethan langsung menggeleng dari bangkunya," Rencana hari ini, tapi katanya nggak usah datang kalau cuma bikin rusuh, Besok dia udah bisa masuk"
" Yah, Padahal gue mau titip salam buat dia, " kata Santi lesu
...•••...
" Bun, Naura izin Pergi ke toko buku yang di Perempatan, jalan itu ya "
" Sama siapa, " tanya Bunda yang masih sibuk menyiapkan sesuatu di dapur
" Hm, sama Arsen, " jawab Naura, " Sebentar aja kok, Bun "
" Emangnya dia udah datang jemput kamu ?
" Belum, sih Bun. Palingan bentar lagi"
" Ya udah kalau gitu kamu bantu Bunda dulu, ya, " Bunda mendekat sambil membawa rantang susun yang terbuat dari aluminium
" ini apaan, Bun ? tanya Naura heran
" ini makanan buat Keenan. Bunda minta tolong kamu antar ke rumahnya, ya, "
Naura berdecak sebal, " Apa-apaan sih, Bun "
" Eh, nggak boleh gitu. Tadi Mamanya Keenan telepon Bunda. katanya dia khawatir, Keenan nggak masuk sekolah dua hari karena sakit. Dia minta tolong kita nengokin sebentar keadaan Keenan di rumahnya," Bunda menjelaskan, " ini makanan kamu kasih buat Keenan ya Bunda yakin dia belum makan dari tadi Pagi." Bunda meletakkan rantang itu di meja makan
Naura menghela nafas berat berkali-kali. Keenan selalu saja menyusahkan hidupnya
" Kamu kalau tahu Keenan sakit, kasih tau Bunda, dong Bunda, kan udah janji sama Mamanya buat sering-sering nengokin keadaan Keenan"
" Mana Naura tahu, Naura kan, nggak sekelas sama dia, " Jawab Naura cuek
" Ya Udah, mulai sekarang kamu Cari tahu, ya Biar Bunda nggak kelewatan begini,"
" Terserah Bunda deh "
Naura sudah berteriak berkali-kali di depan rumah Keenan. Mulai dari sapaan salam Penuh santun hingga teriakan seperti mengajak ribut. Namun, sama sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam sana.
...•••...
Naura hampir hilang kesabaran. Dia sudah tidak Punya banyak waktu, Arsen akan menjemputnya sebentar lagi Naura menyentuh Pintu Pagar rumah itu. Tidak terkunci Ragu-ragu, Naura masuk hingga berhenti tepat di depan Pintu utama.
Usahanya mengetuk hingga berteriak memberi salam tak kunjung mendapatkan respons dari dalam. Naura sempat mengira mungkin saja Keenan tidak ada di rumah, Namun Pintu yang tidak terkunci membuatnya memutuskan untuk mencari tahu
" Keenan, " teriak Naura untuk kali kesekian. Rumah ini tidak terlalu luas dan hanya terdiri atas satu lantai. Namun, mengapa Keenan tidak menjawab Panggilannya sejak tadi ?
Naura melangkah semakin dalam hingga berhenti di depan pintu yang dia yakini adalah Pintu kamar Keenan. Dia melirik keadaan di dalam kamar melalui celah Pintu yang terbuka sedikit. Keenan ada di dalam, sedang berbaring di kasur dengan selimut yang menutupi hingga dada
" Naura !" Keenan menyebut nama itu tanpa membuka mata
Naura Tersentak di tempatnya. Dia lalu membuka lebar Pintu kamar Keenan sambil bicara gelagapan
" G-gue udah teriak-teriak dari depan tapi Lo nggak nyahut-nyahut, "
Keenan langsung membuka matanya, Kemudian mengubah Posisi menjadi duduk. Dia tak kalah Terkejut melihat Naura berada di kamarnya
" Lo, kenapa bisa ada di sini, " tanya Keenan setelah melepaskan headset yang dia Pakai sejak tadi
Naura jadi merasa seperti Cewek mesum yang tertangkap basah sedang ngintip. Padahal, dia tidak ada maksud sama sekali.
" G-gue cuma mau anterin titipan Bunda buat Lo , " kata Naura sambil mengangkat rantang yang dibawanya, " Gue taruh di ruang tamu, aja ya" ujarnya sambil melangkah menjauh dari kamar Keenan
Keenan langsung turun untuk menyusul Naura. Namun baru satu langkah menjauh dari kasurnya, Pening yang hebat langsung menghantam kepalanya
tanpa ampun. Keenan memegangi kepalanya dan berdiam diri beberapa detik sebelum akhirnya melanjutkan langkah menuju ruang tamu
" ini semua dari Bunda, " kata Naura sambil meletakkan rantang di atas meja ruang tamu, " Bunda itu khawatir banget sama Lo yang katanya lagi sakit, Tapi kayaknya Lo sehat-sehat aja deh, " lanjutnya sambil memperhatikan Keenan yang baru saja menyusulnya ke ruang tamu
Keenan langsung duduk di sofa ruang tamu. Dia hanya menatap sekilas rantang itu, " Bilang sama Tante makasih iya, " katanya, kemudian matanya kembali menatap Naura yang tampak sangat rapi seperti hendak pergi ke suatu tempat, " Lo mau ke mana "
" Mau ke toko buku Gue Pamit ya lo hati-hati, " Pamit Naura. Dia berbalik dan berjalan menuju ruang utama, tetapi Pertanyaan Keenan selanjutnya membuatnya berhenti dan kembali menoleh
" Sama Arsen"
Naura menggaguk, " kayaknya dia udah sampai di rumah, " Naura baru saja berbalik. Namun, lagi-lagi suara Keenan membuatkannya membeku di tempatnya
" Jangan Pergi sama dia, " ucap Keenan memperingatkan, " Gue mohon Jangan Pergi sama dia Naura Please " ulangnya. kali ini dengan nada memohon
Permintaan keenan ini bukan tanpa alasan. Dia sudah berpikir keras selama berhari-hari. Sekuat yang dia bisa, dia mencoba merangkai setiap kemungkinan yang bisa saja berkaitan dengan kasus Moza. Dan, salah satu kemungkinan terbesar yang dia temukan adalah bahwa Arsen memang Cowok yang disukai Moza.
Kesimpulan ini semakin kuat karena Arsen menyukai Naura yang juga memiliki lesung Pipit seperti Moza. waluapun Keenan masih harus menyelidiki lebih lanjut apakah Arsen yang mengakibatkan Moza Pergi jauh atau bukan, Namun, satu yang tidak Keenan inginkan. Keenan tidak ingin Naura bernasib sama seperti Moza. Dia tidak ingin kehilangan orang yang dia sayang untuk kedua kalinya.
Naura menoleh kembali pada keenan sambil mengerutkan keningnya," Gue ke sini cuma anterin titipan Bunda. Tugas gue udah selesai sekarang gue Pamit !
Keenan bangkit dari duduknya setelah melihat Naura berbalik dan melanjutkan langkah menuju pintu utama. sesampainya di sana, Keenan berhasil menutup kembali Pintu yang baru saja dibuka Naura seperempatnya
Naura Terkejut luar biasa. ini kali kedua Keenan membuatnya Tersentak kaget dalam Posisi yang sama. Bedanya kali ini bukan lemari yang ditahan Keenan melainkan Pintu utama
Dengan yang bergetar. Keenan berucap tepat di telinga Naura. " Gue lagi nggak mau Sendirian. Please temenin gue sebentar aja "
Naura masih tidak bergerak sama sekali. Dia masih berusaha meredakan rasa terkejutnya. Apalagi, Posisinya yang sangat dekat dengan Keenan membuatnya tidak bisa melakukan apa-apa
" Please, " ucap keenan sekali lagi. kali ini suaranya berbisik. Dia hampir tidak mampu lagi menopang berat tubuhnya. Pusing itu kembali bergelut hebat di kepalanya hingga membuat Pandangannya gelap seketika
Dalam Posisinya kini Keenan menyadarkan dahinya di bahu Naura kepalanya sungguh berat saat ini
Naura terkejut, semakin kaku dibuatnya. Dahi Keenan di bahunya terasa sangat hangat. Naura tidak mungkin salah Dia bisa merasakan suhu kulit Keenan yang sangat hangat
" Keenan Lo .... " Naura menyentuh Pipi Keenan dengan sebelah tangannya " Lo demam " lanjutnya, Dia hendak berbalik menghadap cowok itu Namun, Keenan dengan cepat menyentuh tangan Naura yang masih menyentuh Pipinya hingga membuat Naura tetap berada pada posisinya
" Please jangan pergi, Gue butuh Lo di sini" ucap Keenan dengan suara yang semakin melemah.
Dering Ponsel di saku menyadarkan Naura dari keterpakuannya. Dia meraih Ponselnya. Ada sebuah Panggilan masuk dari Arsen. Baru saja Naura hendak menjawabnya, tetapi suara Keenan membuatnya Ragu
" Jangan di angkat, " bisik Keenan, seolah tahu siapa si Penelepon itu, " Please tetep di sini"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Anon67
bikin Penasaran aja
2021-11-09
0
Anonymous
next Thor
2021-11-09
0
Anonymous
next Thor lanjut bikin penasaran aja
2021-11-09
1