Bunga Terakhir
"Dara... ayo bangun Nak, kamu kan masuk pagi" Ucap seorang ibu paruh baya sambil memegang sapu di tangan kanannya.
Dara.. Gadis 23 Tahun, Bekerja sebagai Call center.. Dara Gadis baik, penurut dan ia juga sedikit konyol dalam kesehariannya.
Memiliki satu adik yang tengah mengadu nasib di kota sebelah setelah enam bulan lulus dari sekolah menengah atasnya.
"Jam berapa ini, ibu" ucap Gadis berambut sebahu dengan cutting Bob.
"hampir pukul enam... bergegaslah" Jawab ibu Dara sambil membuka jendela kecil yang ada di kamar sederhana Dara.
Mata Dara terbuka perlahan hingga melebar saat melihat jam dinding.. shift pagi membuatnya selalu kalang kabut mempersiapkan diri, maklum saja setiap malam jika ada waktu dara memiliki kebiasaan menulis untuk menyalurkan hobi nya.
Hanya tiga puluh menit Dara bersiap..
"Persetan Dengan make-up yang belum ku poles, aku bisa pakai di angkutan umum nanti.." kata Dara bergegas pergi meninggalkan kamarnya.
"Buuuuuu.. dara mau berangkat... Ayaahhhh" Dara berteriak memanggil kedua orang tuanya.
"Dara kamu ini anak gadis, tak baik berteriak-teriak seperti itu .." jawab ibu Dara, Ani..
"Ayah mana?" kata Dara celingukan.
"Ayah sedang takziah, Sarapan dulu kamu" kata Ibu Ani.
"Aduh, tidak sempat Bu.. angkutan umum pagi itu penuh, belum tentu langsung dapat... aku makan ini aja, yaa" kata Dara berpamitan lalu ia mengambil satu buah tempe tepung kesukaannya.
Seperti menu wajib yang harus ada di meja makan tua di kediamannya.
"Baiklah.. Hati-hati di jalan, beli lah sarapan agar tak kosong perutmu" pesona ibu Ani.
"Siap ibu, Assalamualaikum"
*
Dara berjalan cepat menuju jalan besar, rumah Dara memang berada di sebuah gang sempit yang hanya dapat di lalui kendaraan roda dua juga pejalan kaki.. langkah Dara yang cepat sangat menandakan dirinya tengah di buru oleh waktu..
Celana bahan hitam serta seragam yang ia balut dengan cardigan pink menjadi ICONIC Dara setiap berangkat bekerja, hingga semua pasti mengetahui, bahwa itu adalah Dara.
"Dara ...." teriak seseorang, di iringi dengan suara motor bebek yang perlahan mendekat.
"Eh.. Mas Gustaf... " jawab Dara sambil berjalan cepat.
Gustaf adalah tetangga Dara berusia 28 tahun, Gustaf menyimpan rasa pada dara sejak lama, namun dara yang cuek dan bersikap humble tak menyadari hal tersebut.
"Dara kamu terburu-buru ya???" Tanya Gustaf di balas anggukan oleh Dara sambil mengatur ritme nafasnya..
"aku antar yuk sampai simpang lima.. lumayan menghemat waktu" Gustaf menawarkan, membuat Dara menghentikan langkahnya menatap Gustaf yang juga mendadak menekan rem tangan motornya.
"Bener nih mas, ga merepotkan? kira-kira bisa cepet ga ya" kata Dara dengan kebawelan nya.
Gustaf terkekeh..
"Bisa, asal kamu naik sekarang dan jangan banyak protes.." kata Gustaf membuat Dara bergegas duduk di atas motorNya..
"Pegangan" kata Gustaf lalu langsung saja ia menarik pedal gas dalam genggaman tangan kanannya..
Dara memegang bagian baju bagian pinggang Gustaf, sesuai perintah Gustaf..
Dara sesekali menunduk karena sedikit khawatir atas keselamatannya..
"Motor tua ku bisa ngebut juga dalam keadaan seperti ini" kata Gustaf terkekeh..
Tidak mendengar dengan jelas ucapan Gustaf, Dara hanya terkekeh saja mengikuti Gustaf yang tertawa ringan.
"Wah hanya 7 menit.." kata Dara melihat jam sederhana di tangannya.
"Mau aku antar sampai kantormu?" kata Gustaf kembali menawarkan.
"Tidak perlu, tempat kerja kita berbeda arah, aja. membuang waktu mu saja" kata Dara santai sambil membuka helm tua yang ia kenakan.
"Ah... itu angkot, kayaknya kosong" kata Dara melihat dari kejauhan.
"Sepertinya kosong.. yasudah, hati-hati yaa.. " kata Gustaf tersenyum melihat paras cantik natural Dara.
"Ini, bawa untuk sarapan" kata Gustaf memberikan satu kantung keresek kecil kepada Dara.
"Apa ini?? " bingung Dara.
"Nasi Goreng buatan ibuku, bawa saja.. kamu belum sarapan kan? ada tempe tepung kesukaanmu juga" kata Gustaf sumringah.
"Tak usah, ini bekel mu kan? aku bisa beli anngi di pinggir jalan kok.. " kata Dara menolak.
"Aku sudah sarapan, sengaja aku bawa karena sudah ada feeling bertemu denganmu" kata Gustaf membuat Dara melepas tawa ringannya.
"Aku tidak suka di paksa, jadi sebelum kamu memaksa.. aku terima yaa, mas.... " kata Dara dengan ceria menerima bungkusan kecil itu.
"Makasih yaa.. aku pamit, Assalamualaikum.." kata Dara bergegas berjalan menuju angkutan umum yang sudah berhenti menantinya naik.
Wahhh.. kayaknya enak ya ini nasi goreng, cacing perutku jadi meronta menerima Singnal aroma bawang.. belum lagi, hemm tempe tepung ini... - Dara cengengesan di sudut angkutan umum yang ia tumpangi saat itu.
Hingga ia menyadari.. Astagaaaaaaa, Aku belum bersolek.. bisa kena marah Mbak Ratih..
Dara bergegas mengeluarkan alat make-up nya yang terlihat sangat sederhana, meski pekerjaannya hanya menerima telfon namun mereka di wajibnya berpakaian rapih serta memakai makeup..
Lima Belas menit kemudian.. Dara hampir tiba di kantornya, Dara harus berjalan 300 meter setelah turun dari angkutan umum yang ia tumpangi..
Yesss... ga jadi telat, untung ada mas Gustaf tadi selain mendapat tumpangan, aku juga dapat sarapan enak gratis.. lumayan menghemat uangku..
Wajah ceria Dara memang menjadi salah satu daya tarik setiap orang yang dekat dengannya, tidak terkecuali dengan Gustaf yang sudah lama menaruh hati pada Dara..
Dara berjalan penuh keceriaan hingga ia tiba di kantornya..
"Dara..."
"Mba Ratih, selamat pagi..." kata Dara penuh rasa hormat pada atasannya itu.
"Pagi.. Dara bisa kah kamu lembur hari ini? dua rekanmu yang shift siang tidak bisa hadir karena sakit, bisa kamu gantikan sampai shift malam nanti???" kata Ratih, selaku supervisor tempat Dara bekerja.
Tergiur dengan rupiah yang lumayan untuk di jadikan tabungan, tentu Dara cepat menerima tawaran tersebut..
"Tentu mau mbak... " kata Dara.
"Ah syukurlah.. Yasudah selamat bekerja ya" kata Ratih lalu kemudian meninggalkan Dara.
Dara masuk ke dalam ruangan dimana terdapat meja berbilik panjang dengan kursi-kursi di hadapannya.
Sapaan Dara pada rekan kerjanya di smabut hangat kala itu.
"Masih ada waktu, aku bisa makan dulu deh"
Ucap Dara membuka bungkusan nasi goreng dengan rasa yang gurih dan sedikit pedas.
Wah beruntung banget nanti wanita yang jadi isteri mas Gustaf, mama nya bisa bikin nasi goreng se-enak ini... kalo ibu buat nasi goreng hanya aroma terasi yang tercium ... hahaha.
Dara memang memiliki sifat cukup humoris, tingkahnya juga konyol membuat orang lain senang berbagi canda dengannya..
*
*
*
Hai.. Bertemu lagi dengan Novel Baruku.
Setelah beberapa novel belakangan karakter utama Perempuanku selalu lemah lembut kali ini aku buat sedikit berbeda yaa, semoga aku bisa membuat karakter Dara hidup disini seperti karakter perempuan utama yang sebelumnya..
Tenang.. Menjadi identitas ku setiap menulis, pasti akan ada air mata dramatis nantinya hehehe..
Btw, gimana kesan kalian baca chapter pertama ini??? kasih masukan ya 😬🙏😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Mu'awanah 24
seharusnya novel yg pelangi setelah hujan di selesaikan dulu kk
2023-03-10
0
Meylina Sari
baru mampir kak🥰🥰
2023-01-13
1
Byla
Hai haii salam kenal Thor.. Baru pertama baca karyamu Thor.. Semoga menyenangkan..
2022-07-12
0