Mengundurkan diri!

***

Rani yang sudah lama termenung di kasur sekarang sudah meregangkan tubuhnya dan pergi mandi, hari ini dia akan pergi ke kantornya dan memberikan surat pengunduran dirinya dan mencari pekerjaan yang lain, saat Rani keluar dari rumah Gama, Rani sama sekali belum melihat Gama, tapi Rani tidak peduli, dia juga tidak berani menanyakan perihal keberadaan Gama saat ini sedang ada dimana, di samping itu, hubungan mereka tidak lah sedekat itu.

Sesampainya di kantor, Rani langsung pergi menuju ruangan atasannya, Rani memberikan surat resign nya dengan alasan bahwa dirinya harus fokus pada suaminya, Rani mengaku jika baru-baru ini dia sudah menikah dan suaminya tidak mengijinkan Rani untuk bekerja lagi.

Rani tidak memberitahukan perihal informasi pribadi suaminya itu, karena Rani beralasan jika semuanya itu adalah privasinya.

Alasan itu diterima dengan baik oleh atasannya, dia juga tidak ingin menghalangi kehidupan Rani, jika memang Rani ingin fokus untuk membangun keluarga yang baik dengan suaminya.

Setelah berhasil memberikan alasan yang langsung di percayai atasannya, Rani langsung pergi dari perusahaan itu, dia saat ini sedang berjalan di sebuah jalan yang dikelilingi pepohonan, Rani memang segaja memilih tempat ini untuk sejenak berjalan kaki, dia ingin menenangkan dirinya, sehabis itu dia akan mati-matian mencari pekerjaan yang baru dan akan hidup mandiri.

Walaupun sekarang keluarganya sangat bertumpu pada kekayaan Gama, Rani akan berusaha semaksimal mungkin mengumpulkan uang yang sangat banyak dan membayar setiap uang yang di keluarkan Gama untuk keluarga nya. Jika Rani sudah berhasil melunasi semuanya itu, mungkin jika berpisah nanti, Rani bisa dengan bangga mengangkat wajahnya.

“Kehidupan ini sungguh penuh misteri, siapa yang akan tahu jika aku akan menikah tapi menyedihkan seperti ini,” decak Rani meneruskan langkahnya dan sembari melihat dedaunan yang berguguran di pinggiran jalan itu.

Kehidupan nya yang sekarang sungguh jauh berbeda dari apa yang dia bayangkan, dahulu Rani membayangkan jika yang akan menjadi suaminya adalah John, orang yang ia cintai, tapi lihatlah sekarang John menjadi adik iparnya, bahkan jika pun Rani dan Gama berpisah tidak akan mungkin lagi bagi John dan dirinya untuk bisa kembali.

***

Rani yang sudah kelelahan berjalan saat ini duduk di sebuah bangku panjang yang memang di sediakan di situ, tempat itu memang tempat yang biasa orang gunakan untuk menenangkan pikiran nya dengan melihat pepohonan rindang, apalagi saat ini adalah musim gugur, tempat itu begitu indah dengan warna ke emasan dari dedaunan yang sudah berjatuhan.

“Apakah kau juga sedang lari dari kenyataan?” sahut seseorang yang memang sudah dari tadi duduk di kursi itu, saking asyik nya Rani dengan dirinya dan angan-angan nya, Rani sampai tidak menyadari jika sejak dari tadi sudah ada pria tampan yang sudah duduk di kursi itu.

Rani yang terkejut langsung menoleh ke samping, sontak Rani menunduk dan tersenyum kaku, dia merasa telah mengganggu ketenangan seseorang karena telah dengan begitu santai nya duduk di samping orang yang tidak ia kenali itu.

Saat menoleh ke pria itu, Rani bisa melihat betapa tampan dan tenangnya wajah pria itu, angin yang berhembus dan warna keemasan musim gugur seolah menjadi latar yang sangat pas untuk ketampanan pria ini, entah mengapa saat melihatnya hati menjadi tenang dan damai, apakah itu karena senyuman nya atau karena pemandangan nya, Rani pun kurang mengerti, namun saat melihat pria itu seakan menenangkan hati Rani yang sedari tadi gundah.