Diam Diam Cinta ll

Suasana apartemen yang di dominasi warna putih dan abu-abu, terlihat cukup lengang. Mungkin dikarenakan sang pemilik kamar masih tertidur pulas di atas ranjangnya.

Pria itu adalah Adam Alditri. Seorang superstar yang tengah naik daun dan namanya pun selalu dielu-elukan oleh penggemar setianya. Paras tampan, serta suara khas milik Adam--biasa dipanggil-- selalu bisa membius setiap orang yang mendengar.

Bakat Adam Alditri sendiri selain menyanyi, dia juga merambah dunia akting. Maka dari itu, semakin membuat namanya melambung tinggi.

"Eungh, berisik banget, sih!" keluh pria yang masih berada di atas ranjangnya.

Tangan pria itu lalu meraba ke atas nakas yang berada di samping tempat tidurnya. Saat benda yang sedari tadi membuat kupingnya pengang berhasil di dapat, ia pun langsung membuang asal.

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Matahari pun sudah mulai berada bosan mengintip Adam dari balik jendela, tetapi ia tetap tidak merasa terusik. Dasar bebal.

"Astaga, itu orang tidur, apa mati, sih? Jangan bilang dia lupa, kalau saat ini punya jadwal! Menyebalkan sekali." Seseorang berperawakan tinggi dan tampan sedang berusaha membuka pintu dari luar.

Bunyi password pintu yang sedang di tekan dari luar, tidak juga membuat sang pemilik apartemen curiga. Kalaupun ada maling, mungkin Adam tidak akan sadar.

Pintu apartemen terbuka sempurna. Menampakkan sosok laki-laki bertubuh tegap dan berparas tampan, masuk kedalam apartemen sang Artis.

"Adam! Adam!" panggilnya dengan kesal.

Wajah laki-laki itu merah seperti menahan emosi, kepada sang pemilik rumah. Ia menatap tajam ke arah pintu kamar yang masih tertutup rapat itu. Dengan sekali sentak, pintu kamar itu terbuka lebar, sedangkan Adam sama sekali tidak terganggu.

"Astaga. Adam, apa yang lo lakukan? Ini tuh udah jam sepuluh! Bangun gak lo!"

Lelaki itu adalah Bima Negara--manajer Adam Alditri, kakak tingkat di fakultas tempat mereka belajar dulu.

Lantas bagaimana bisa, Bima menjadi seorang manajer? Sudah jelas karena mereka adalah sahabat baik sejak SMA. Bima dan Adam bertemu pertama kali, karena suatu kejadian yang cukup memalukan.

Saat itu, Bima sedang pendekatan dengan seorang adik kelas di sebuah cafe. Namun saat Bima akan membayar, tiba-tiba dompet di saku celana tidak ada. Gadis itu pun malu hingga pergi begitu saja, meninggalkan Bima yang tengah kebingungan.

Adam yang saat itu baru saja selesai menyanyi di cafe, langsung membantu Bima membayarkan tagihan makan pemuda tersebut. Bima yang merasa malu, langsung meminta maaf dan berjanji akan mengganti uang Adam nanti, ketika bertemu kembali.

Dari situlah persahabatan mereka bermula hingga bertahan sampai saat ini. Adam menjadi Artis, sedangkan Bima sebagai manajernya.

Bima yang marah langsung menarik selimut Adam, kemudian membuangnya ke lantai. Kini, terpampanglah tubuh polos milik Adam yang hanya tertutupi boxer.

"Bangun, Adam!" teriak Bima, sambil menimpuk wajah Adam dengan bantal yang dia temukan di samping kakinya.

"Berisik, Bim! Lima menit lagi," omel Adam, lalu menarik guling yang tadi Bima lemparkan.

Sang manajer berdecak.

"Setengah jam lagi, lo itu ada jadwal pemotretan, Adam!" hardik sang manajer. "Jadi, nggak ada lima menit-menitan lagi. Bangun sekarang juga! Atau, lo mau gue guyur pake air seember!" Imbuhnya penuh ancaman.

Bima berkacak pinggang, sambil melihat si Artis yang mulai terusik.

"Gue baru tidur tadi subuh, Bim. Lo bisa ngertiin gue nggak, sih?" Adam masih memejamkan mata ketika menjawab pertanyaan dari si manajer.

"Siapa yang nyuruh lo buat tidur subuh? Gak ada. Padahal udah jelas semalam kita pulang jam sepuluh," cibir Bima tidak mau mengalah. "Gak usah banyak alasan deh, Dam! Lebih baik mandi sekarang, atau HP lo, gue sita selama seminggu," imbuhnya.

Dia sangat tahu, kalau sang artis tidak bisa sehari saja tanpa ponsel di tangan. Entah apa yang di lakukan Adam, ia pun tidak tahu. Karena ia juga tahu kalau sang artis butuh privasi.

"Sh*it! Lo bisa banget, sih, bikin gue emosi pagi-pagi," umpat Adam, lalu beranjak bangun dari atas ranjang dengan ogah-ogahan menuju kamar mandi.

Bima hanya mengangkat bahu, tidak perduli dengan segala ucapan sang artis. Ia menyiapkan baju yang akan dikenakan oleh Adam sekarang dan untuk nanti di pemotretan. Ia juga sudah menyiapkan semua kebutuhan lainnya di dalam mobil Alphard yang diparkiran di basemen bawah.

Mereka sengaja menggunakan mobil yang besar untuk memudahkan mereka untuk menaruh barang-barang kebutuhan Adam nantinya.

Adam keluar kamar mandi hanya mengenakan handuk yang menutupi bagian pinggul sampai lututnya saja. Adam melirik kearah Bima yang kini sedang memainkan ponselnya lalu asma mengambil baju yang sudah di ambilkan oleh Bima di atas ranjangnya.

Bima melirik Adam yang kini sedang mengenakan baju, kemudian memilih keluar dari kamar menuju dapur untuk mengambil air minum. Satu tegukan kini mulai membasahi tenggorokan si manajer. "Hah, leganya."

Adam keluar dari kamar setelah mengenakan kaos berwarna putih bertuliskan Celine dan juga celana bahan berwarna khaki. Bajunya dimasukkan kedalam celana, jangan lupakan kacamata membingkai penampilan Adam, semakin tampan. Rambutnya yang sudah mulai panjang makin membuat penampilannya semakin membuat anak gadis ingin menguap lembut rambut Adam yang lembut.

"Buruan Bim! Tadi siapa yang nyuruh gue buat cepet-cepet. Kenapa malah lo yang kaya siput," sindir Adam dengan kurang ajarnya, tetapi jangan harap Bima akan sakit hati dengan ucapan Adam yang seperti itu.

Karena sedari awal, mereka sudah membuat perjanjian untuk tidak menggunakan bahasa sehari-hari. Jadi, jangan heran jika kalian melihat tingkah mereka yang cukup kurang ajar satu sama lain.

"Kalau bukan idola banyak orang udah gue bunuh lo dam."

"Kkkkk...kaya berani aja Lo sama gue."

"Stop. lebih baik kita buru-buru pergi sekarang dari pada Lo telat malah bikin ribet."

"Iya..iya..Ohya Bim, gue nanti pemotretan sama siapa?"

"Maksud Lo pasangan Lo gitu?"

"Iya."

"Sama artis pendatang baru. Kalau nggak salah namanya Berliana. Lo tau dia kan? ituloh yang viral gara-gara filmnya yang laris manis itu."

"Ah dia."

"Jangan bilang Lo nggak tahu dia yah dam?"

"Emang penting banget gue harus ngafali semua nama artis..?"

"Ckckck seengganya Lo nanti harus pura-pura aja mengenal dia supaya tidak membuat orang lain mengecap Lo artis sombong."

"Sejak kapan gue jadi terkenal jadi artis sombong? Setahu gue, gue ini terkenal dengan ....."

"Ok berhenti membanggakan diri Lo sendiri. Gue udah bosan dengernya."

"Kkkkk...."

Setelah menempuh perjalanan selama 15 menit dari apartemen. Mobil mereka sampai di lokasi pemotretan yang berada cukup dekat dengan letak apartemen si artis. Adam merapikan rambut, serta penampilan, sebelum turun dari mobilnya. Saat membuka pintu mobil banyak fans Adam yang sudah berbaris antri menunggu idola merek turun dari mobilnya.

Suara pekikan dari para fans nya yang menyambut kedatangannya membuat Adam yang sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini memilih tersenyum dan melambaikan tangannya dengan senyum yang lebar membuat para fansnya berteriak histeris.

Setelah sampai di dalam gedung Adam berjalan dengan santai sambil menyapa beberapa rekan sesama artisnya yang sedang berjalan melewatinya. Sesampainya di ruang ganti yang berisi beberapa orang seperti make up artisnya dan juga lainnya. Adam langsung duduk di kursi yang sudah disediakan lalu sang MUA langsung menundukkan kepalanya memberi salam kepada Adam, dan Adam sendiri membalasnya tak kalah ramah membuat sang MUA menjadi salah tingkah.

"Lo udah tau kan konsepnya sin, jadi jangan sampai lupa yah." Ucap sang manajer kepada Sinta snag MUA, Adam sendiri memilih diam saat wajahnya di berikan polesan make up. Adam juga mengabaikan Bima yang sedang berbicara dengan sang juru kamera yang ada di luar , Adam sejujurnya adalah orang yang pendiam tapi karena tuntutan dalam dunia entertainment ini mengharuskan nya untuk menjadi orang yang suka beramah tamah dengan orang lain.

Pernah sekali Adam merasa jenuh dengan semua ini, tapi kembali lagi Adam tidak mau membuat orang tuanya kecewa karena sudah mendukungnya. Selama ini penyemangat hidupnya adalah keluarganya dan juga fansnya.

Selama ini banyak rumor yang menyebarkan rumor kalau Adam adalah seorang playboy karena seringnya Adam berinteraksi dengan artis wanita. Padahal Adam sendiri tidak pernah berpacaran dengan wanita yang di gosipkan dengannya itu, kenal saja tidak bahkan jadi bagaimana mereka pacaran. Emang netizen itu Maha benar,jadi mau mengelak pun susah. Jadi lebih baik Adam menutup mulut saja dari pada harus cape-cape berkoar-koar tidak jelas. Selama gosip yang beredar tidak merugikan atau menjelekkan keluarganya Adam akan diam saja.

"Dam Lo langsung ke tempat pemotretan aja,mereka udah nungguin Lo. Gue mau telfon beli makan dulu buat kita."

"Hemm...jangan lama-lama Bim."

Pemotretan yang berlangsung 1 jam setengah itu berjalan lancar , untuk pengambilan gambar Adam dan juga Berliana berganti kostum 4 kali sesuai permintaan sang owner. Setelah selesai dan juga saling berterimakasih kepada semua rekan kerja setimnya Adam kembali keruang riasnya dan menemukan Bima yang kini sedang menunggunya di sofa , saat Bima menyadari kedatangan Adam dia langsung membuka nasi bok yang sudah di belinya tadi.

Mereka makan sambil berbicara tentang jadwalnya hari ini. Adam hanya mengangguk saja mendengar jadwalnya hari ini, Adam percaya Bima sudah memperhitungkan semuanya jadi Adam hanya mengikutinya saja.

"Habis ini kita ke kantor agensi dulu buat bertemu dengan direktur, tadi dia berpesan buat bawa lo kesana."

"Paling masalah kerjaan lagi Bim. Bim kapan jadwal rekaman gue buat album baru gue?"

"Kalau nggak salah Minggu depan. Kanapa..? Lo udah nggak sabar yah?"

"Hmmm...gue merasa passion gue itu di sana. Jadi gue ngerasa nyaman aja kalau di suruh nyanyi. Beda kalau gue harus akting, gue merasa bukan gue aja."

"Seenggaknya lo bisa ngelakuin itu semua. Jadi, jangan buat beban Maslaah akting itu. Lagian lo juga udah nolak semua drama yang disodorkan sama Lo. Gue juga harus sabar dengerin direktur yang terus menanyakan kenapa Lo selalu menolak tawaran main drama lagi."

"Maaf yah Bim Lo harus jadi tumbal karena keegoisan gue." Adam memandang wajah Bima dengan perasaan tidak enak.

"Santai aja dam,gue juga nggak mungkin maksa Lo buat melakukan hal yang nggak Lo suka."

"Thanks Bim. Lo emang paling ngerti gue."

"Jangan makasih doang dong, harusnya Lo kasih gue liburan selama seminggu biar gue ngerasa kerja keras gue buat Lo itu nggak sia-sia."

"Kkkkk...Sabar, Bim! Bulan depan gue janji akan kasih lo liburan, selama seminggu tanpa gangguan dari gue."

Bima langsung tertawa bahagia saat bayang-bayang seminggu tanpa jadwal yang membuat dirinya merasa diburu-buru oleh waktu itu. Adam sendiri lebih memilih meneruskan makannya yang belum habis.

Tbc

Terpopuler

Comments

Riena El Fairuz

Riena El Fairuz

tetep nyimak

2022-03-08

0

DEBU KAKI

DEBU KAKI

lanjut

2022-02-18

0

IG : pena.dyoka

IG : pena.dyoka

asma itu typo kah?

2022-02-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!