"Lalu, saat kita beristirahat di pos dua. Apa ada makhluk halus lain yang kamu lihat?"
Aris
"Sepertinya tidak, aku hanya sempat melihat satu pohon bergoyang kencang disaat pohon-pohon lain diam tapi aku tidak melihat sosok apa pun di sana."
Wawan
"Apa mungkin itu musang atau ulah hewan lain?"
Aris
"Bisa jadi tapi hewan apa yang bisa menggerakkan pohon sekencang itu?"
Wawan
"Hemm.. apa ya?"
Aris
"Aku tidak melihat apa-apa lagi di pos dua."
Wawan
"Memang salah kita juga yang memaksa melakukan pendakian di malam hari."
Aris
"Entahlah, pendakian malam sudah tidak asing bagiku tapi entah kenapa hal ghaib itu melah menimpaku."
Wawan
"Lalu, saat kita melanjutkan perjalanan ke pos tiga, apakah suara langkah kaki yang mengikutimu masih ada?"
Aris
"Masih dan sepertinya, Raka sudah tidak tahan. Dia sempat berjalan mendekatiku, seolah ingin mengatakan sesuatu tapi kemudian bibirnya terkunci rapat."
Wawan
"Tidak jadi berkata apa pun padamu?"
Aris
"Tidak, belum sempat mengatakan apa pun dan sekarang aku jadi penasaran apa sebenarnya yang dia lihat waktu itu."
Wawan
"Aku juga penasaran. Ohya, selama perjalanan ke pos tiga, wajahmu terlihat begitu kelelahan. Mungkinkah itu karena ada makhluk yang menempel padamu lagi?"
Aris
"Tidak, aku hanya merasa ketakutan karena suara langkah kaki itu tidak mau pergi. Aku cuma berharap agar kita cepat sampai di pos tiga lalu mendirikan tenda dan kemudian beristirahat. Aku ingin, malam cepat berlalu dan mentari lekas menyambut bersamaan dengan perginya gangguan-gangguan itu."
Wawan
"Ya, setidaknya itu harapanmu karena faktanya, kamu menghilang saat kita tidur di pos tiga.
Aris
"Iya, hal aneh yang masih belum terpecahkan. Tentang bagaimana tubuhku bisa berpindah ke alam ghaib, alam tinggal para bangsa lelembut, yang mana awalnya, aku berada di tenda.
Comments