CHAPTER 4

❤ Happy reading ❤

🌸🌸🌸

"Qila ...."

Aqila tersentak dan menatap Reno yang entah sejak kapan sudah di sebelahnya.

"Kenapa?" nada suara memelas dari lelaki tampan ini membuatnya luluh. Tidak! Ia harus kuat. Ia harus berubah! Tekadnya sudah bulat.

"Gue mau berhenti, lo pelanggan terakhir gue."

Reno terkesiap.

"Tapi lo wanita pertama gue."

Giliran Aqila terkesiap lalu tergelak. Membuat Reno mendengus kesal.

"Lo serius?" Reno mengangguk cepat dengan raut wajah serius.

"Kok bisa?" Aqila sangat heran. Sungguh sulit di percaya bukan ketika setiap remaja serta pemuda-pemudi di negara ini melakukan **** bebas dengan bahagia, ia justru bercinta dengan lelaki yang muda, tampan dan kaya tapi baru pertama kali melakukannya? Astaga! Ia baru tau jika ia habis bercinta dengan perjaka!! Pantas saja sedikit berbeda!

"Gue terlahir dari keluarga yang religius."

"Terus? "

"Seminggu lagi gue nikah." apa? Aqila menutup mulutnya yang menganga. Lelaki perjaka ini, ah yang sudah tidak perjaka ini akan menikah dalam seminggu tapi justru lebih dulu bercinta dengan wanita sepertinya? Apa jangan-jangan ....

"Tadi, jam 8 malam. Gue lihat calon istri gue di apartemen sahabat gue sendiri. Mereka ...."

Aqila menatap wajah Reno ketika mendengar suara serak itu, ada sorot mata kekecewaan yang besar di kedua mata bulat yang hitam pekat indah itu. Aqila lalu memeluknya. Reno membalas pelukannya. Aqila merasa bahunya yang telanjang terasa mengalir air hangat. Pasti lelaki ini menangis. Ia lalu mengusap punggungnya. Sejenak mereka terdiam. Aqila bingung ingin bicara apa lalu memilih diam dan Reno menangis dalam diam.

"Lo gak papa?"

Reno sudah melepas pelukannya dan menganggukan kepala.

"Lo terlalu ganteng dan baik cuma buat nangisin cewek ******* kaya dia! Mending tidur di pelukan gue. Tapi jangan minta lagi!"

Reno tertawa. Lalu mereka merebahkan diri sembari berpelukan dan menatap langit-langit kamar. Aqila lalu menyelimuti mereka dengan selimut hangat. Reno sekarang seperti anak kecil yang sedang berbaring memeluk ibunya. Ia menyenderkan kepalanya di dada Aqila.

"Gue gak bisa tidur," keluhnya.

"Sejak kapan sih lo insom?" tanya Aqila pelan.

Reno terdiam.

"Ceritain sesuatu."

"Cerita apa?" Aqila bingung sembari tangannya terus mengusap rambut di kepala Reno yang ada di dadanya.

"Terserah, tentang lo misalnya. Kok lo bisa jadi punya profesi kayak gini?"

"Itu bukan cerita pengantar tidur yang baik," sahut Aqila cepat. Kisah hidupnya justru akan membuat laki-laki ini tidak bisa tidur, mungkin.

"Gue gak mau tidur kok."

"Ayo cerita!" rengek Reno sembari tangannya mulai menggerayang tubuh Aqila yang hanya tertutup selimut dan handuk.

"Iya iya! Tapi diem jangan nakal deh."

Reno tersenyum puas.

***

Sebuah rumah yang di halaman depannya ada papan bertuliskan panti asuhan yang bernama 'cinta kasih' nampak sangat ramai. Suara gelak tawa dan kaki-kaki yang berlarian membuat suara di rumah itu semakin gaduh.

Nampak seorang gadis dengan mata biru dan rambut coklat duduk berdiam diri di pojok teras. Menatap kosong ke sembarang arah. Namanya Asma Aqilatunnisa. Gadis yang selalu suka menyendiri dan tertutup.

Perlahan ia membalikkan tubuh ketika merasa ada orang yang memperhatikannya. Dua wanita paruh baya dan lelaki tampan dengan kerutan di wajahnya serta bulu-bulu di dagu yang mulai memutih.

"Aqila ...."

Mata biru itu mengerjap polos pada wanita paruh baya bergamis polos warna pink berpadu dengan jilbab panjang dan lebar dengan warna senada.

"Mereka siapa Umi?"

Gadis berusia 8 tahun itu bertanya dengan mata polos yang tidak lepas dari kedua orang asing yang terus menatapnya. Ia tidak suka di tatap dan di perhatikan seperti itu.

"Mereka calon ayah sama bunda Aqila," ucap wanita yang di panggil umi olehnya dengan senyuman manis dan tatapan hangat.

"Tapi Aqila takut Umi." bocah manis itu berlindung di balik tubuh besar wanita yang sudah ia anggap ibunya sendiri. Seseorang yang ia panggil ummi. Yang selalu melindunginya dan memeluknya ketika ia ketakutan.

Perlahan wanita di hadapannya mendekat.

"Nama kamu Aqila yaa? Manis banget sih calon putri Bunda," ucap wanita itu dengan senyum manis dan tatapan penuh haru. Gadis manis di hadapannya membuatnya bahagia. Meski gadis ini bukan anak kandungnya ia berjanji akan menjaganya dan menyayanginya seperti anak kandung sendiri.

Gadis itu hanya mengerjap-ngerjap takut menatap kedua orang asing di hadapannya.

"Aqila mau kan ikut Bunda sama Ayah? Nanti Ayah beliin boneka barbie yang banyak."

Kedua mata biru itu berbinar lalu dengan malu ia mendekat. Segera lelaki itu mendekapnya dengan erat. Untuk pertama kalinya Aqila merasakan kehangatan yang sangat ingin ia rasakan.

Sejak saat itu Aqila hidup bersama kedua orang tua angkatnya dengan bahagia. Limpahan kasih sayang dan cinta yang mereka berikan membuat Aqila sangat bersyukur. Semua berjalan dengan baik, hingga ketika ia beranjak remaja. Aqila hari itu mendapatkan menstruasi pertamanya.

Bunda langsung mengajarinya dan memberitahu tentang apa yang ia alami. Tapi kesalahan Bundanya tidak mengingatkan tentang batasan dengan lawan jenis. Ayah yang mendengar putrinya menstruasi, tersenyum bahagia. Itu yang Aqila tau. Ia tidak tau bahwa saat itu Ayahnya menyeringai licik bukan tersenyum bahagia.

Hari berlalu begitu cepat, Asma Aqilatunnisa tumbuh semakin cantik. Warna mata biru yang rambut coklatnya selalu menarik perhatian orang lain. Kadang ia di bully karena bukan anak kandung dari ayah dan bundanya tapi ia tidak menghiraukan hal itu. Hingga ketika hari itu, bundanya pergi lalu ayah mengajaknya mengelilingi kota. Tentu Aqila sangat bahagia ketika bisa menghabiskan waktu bersama ayahnya yang biasanya sangat sibuk.

"Ayah!"

Lelaki yang usianya sudah lebih dari setengah abad itu menatapnya.

"Mereka itu ngapain?" Aqila menunjuk dua orang yang sedang berciuman dengan mesra di semak gelap. Saat itu, ia masih sekolah menengah pertama kelas tujuh. Ia tidak mengerti apa yang mereka lakukan.

Ayah Aqila di buat kebingungan, tapi seringai licik kemudian menghiasi bibirnya.

"Aqila kesini dong sama Ayah." laki-laki itu menepuk pahanya. Mobil yang mereka tumpangi berhenti di pinggir jalan yang sepi. Gadis itu menurut dan duduk di pangkuan ayahnya, menghadap wajah ayahnya dengan senyum manis.

Laki-laki itu terus mengamatinya, menatap buah dada Aqila yang cukup besar di usianya yang masih sangat muda. Sekejap laki-laki itu meraih tengkuk gadis kecil itu dan meraup bibir tipis kemerahan seperti cherry milik Aqila.

"Mereka tadi begitu," ucap ayahnya sembari menyeringai. Aqila yang masih polos sangat tidak mengerti. Ia hanya merasakan tubuhnya mulai panas. Sedangkan sesuatu yang keras di bawahnya membuat ia sedikit ketakutan.

Sejak saat itu ayahnya sering mencium bibirnya. Hingga saat ia kelas sembilan. Lelaki yang sudah sangat di cintainya merenggut mahkotanya. Aqila tidak tau bahwa hal itu sangat berharga dan seharusnya ia jaga.

Laki-laki itu selalu sering di rumah, ia tau ayahnya di pecat entah karena apa dan sekarang menjadi pengangguran. Yang menghidupi mereka adalah bundanya. Bundanya berkerja di salah satu cafe besar di kota itu sebagai kasir. Selalu pulang malam. Sehingga membuat Aqila sering bersama Ayahnya. Ayahnya dan Aqila selalu melakukan itu dengan rutin. Ia tidak tau dan tidak menyadari sudah menjadi budak **** ayah angkatnya karena menurutnya itu juga menyenangkan. Hingga ia kelas 12 sekolah menengah Atas. Ia menyadari bahwa itu tidak benar. Ia memutuskan untuk menjebak ayahnya.

Hari itu, ketika ayahnya meminta untuk di layani lagi, mereka bergumul di atas kasur berwarna biru milik Aqila. Hingga ia mendengar teriakan dari bundanya. Mereka kepergok dan sebenarnya ini yang Aqila inginkan. Ia yang saat itu sudah memasuki waktu ujian dan akan kelulusan justru kabur dari rumahnya setelah kejadian itu. Tak ada yang mencarinya. Dan ia bersama teman SMA nya. Tentu saja laki-laki. Ia kembali menjadi budak **** temannya. Hingga ia lulus dan menjadi wanita panggilan.

***

Aqila menyenderkan tubuhnya di dada bidang Reno, dengan lembut Reno mengusap rambut Aqila.

Ia bingung ingin mengatakan apa! Di zaman gila seperti sekarang, jangankan ayah angkat, ayah kandung bahkan juga bisa berbuat nekat. Mereka kemudian tertidur. Saat Reno bangun, ia tidak menemukan Aqila.

Reno menyesal karena sudah mentransfer bayaran Aqila tadi malam. Andai saja ia tidak langsung mentransfer uangnya, pasti Aqila tidak akan menghilang seperti sekarang. Lucu sekali, sekarang ia mulai merindukan wanita pertamanya.

Reno mengacak rambutnya frustasi.

Bersambung

Jempolnya yaa ❤

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

UNTUK PASANGN SUAMI ISTRI YG TDK DIKARUNIA ANAK. HATI2, JIKA ADOPSI ANAK, BAIK ANAK CEWEK ATAU COWOK.. TRUTAMA YG CEWEK, AYAH ANGKAT JGN PERNH SKALI SEKALI PELUK TU ANAK ANGKAT, KRN BIAR BAGAIMNPUN TU ANAK BUKAN DARAH DAGING LO, TK ADA MAHRAM ANTARA LO DGN ANAK LO..BGITU JUGA DGN ANGKAT ANAK LKI2, JIKA DY SUDH BALIGH, DN SDH MIMPI BASAH, IBU ANGKAT TDK BOLEH SMBARANG PELUK2, ATAU CIUM2 TU ANAK ANGKAT, KRN DY BUKAN PRIA MAHRAM LO.

2023-07-20

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

APA GK HAMIL TU ASMA... BAIK AYAH ANGKATNYA, ATAU TEMAN LKI2NYA SAAT BRZINAH APA PKE PNGAMAN ATAU BUANG DLUAR TU BENIH.

2023-07-20

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

GILA TU SI PRIA BEJAD, MRUSAK ANAK YATIM,, MAU SELEBAR APA SEKARG LUBANGNYA ASMA.. UDH KENDOR DN LEBAR KYK MARIA OZAWA TU MILIK ASMA..

2023-07-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!