"Denger ya! Awas kalo lo ganggu keluarga gue lagi. sampai itu terjadi bakalan gue pastiin lo cuma tinggal nama!"
Ida hanya diam dan menunduk. Ia sangat tidak suka ini, gadis di hadapannya terus memakinya sejak tadi. Ia izin ke toilet sebentar di waktu dosen killer tapi ternyata ia malah terjebak di sini karena gadis yang memakinya dengan sumpah serapah masih belum lelah. . Ia ingin lari tapi tidak bisa, karena kedua teman gadis ini juga menghalanginya.
"Ida ...."
Suara lembut itu membuat Ida sontak mengangkat wajahnya, benar. Asma di sana menatapnya dengan penuh tanya.
"Wah wah! Sumpah lo pinter banget da! Lo temenan sama cewek cadaran kayak dia supaya lo bisa nutupi bau busuk dari badan lo?"
Ketiga gadis itu tertawa. Rambut mereka berwarna-warni. Asma tau bahwa siapapun tidak bisa menilai orang lain hanya karena pertama kali bertemu. Tapi otak manusia selalu menyimpan kesan pertama ketika bertemu pertama kali. Dan Asma sekarang cukup tau ketiga wanita ini pasti satu genk dan mungkin memiliki pergaulan bebas. Yang Asma tidak tau apa maksud mereka mengucapkan kata buruk seperti tadi tentang Ida. Dan mengapa Ida hanya diam.
Asma tak ingin banyak berpikir. Ia merasa harus menyelamatkan Ida.
"Permisi yaa ... Aku mau ngajakin Ida keluar dulu."
Ketiga gadis terdiam. Suara Asma sangat lembut dan mendayu-dayu. Mata biru itu juga membuat mereka terkesiap. Saat Asma menggandeng tangan Ida untuk keluar toilet, tubuh gadis yang sejak tadi memaki Ida menghalangi pintu keluar dari ruang penuh sesak ini.
"Bentar dulu. Lo anak baru yang di omongin semua mahasiswa kan? Wanita bercadar bermata biru? Coba buka, gue pengen liat wajah lo secantik apa sih!"
Asma terkesiap. Apa ia se famous itu? Jika begitu mengapa ia baru tau. Astaghfirullah!
"Maaf, kami buru-buru."
Nada suaranya lembut tapi tidak dengan tangannya. Asma menyingkirkan tubuh wanita yang menghalangi pintu itu dengan kasar lalu bergegas keluar dari sana. Sedangkan mereka bertiga di dalam, hanya terkesiap atas perlakuan Asma. Karena suaranya yang lembut dan ramah mereka tidak menyangka Asma akan melakukan perbuatan kasar seperti tadi.
"Brengsek! Awas lo berdua!!" Wanita itu mengumpat ketika keluar dari toilet tidak menemukan sosok wanita berdua tadi. Kedua temannya hanya mengusap punggungnya untuk menenangkan emosinya yang sangat tinggi.
***
"Makasih yaa," ucap Ida dengan wajah menunduk. Asma diam dan itu berhasil membuat Ida menatapnya.
"Dari tadi kamu nunduk terus? Kenapa sih? Kamu kayak bocah yang ketahuan salah tau gak," sahut Asma dengan tertawa kecil. Ia hanya ingin berusaha menghibur Ida. Ida teman yang baik tapi kadang ia tidak suka cerewetnya Ida dan mulutnya yang selalu blak-blakan. Asma juga sebenarnya orang yang tidak suka kesendirian.
"Kamu gak penasaran siapa mereka?"
Asma menggelengkan kepala. Apa untungnya baginya jika ia tau siapa mereka? Meski Asma sangat penasaran tentang hubungan mereka dan Ida. Ia menahannya.
"Mau pulang bareng gak? Aku khawatir nanti kamu di gangguin mereka lagi." Ida menatap Asma dengan haru. Lalu menganggukkan kepalanya.
***
"Aku pernah jadi baby sugar Papanya." Suara Ida memecahkan hening di dalam mobil ini.
Asma membulatkan matanya. Terlihat jelas kedua mata biru itu terkejut lalu menatap temannya dengan tatapan tak percaya.
"Aku gak tau kamu masih mau temenan sama aku apa enggak, tapi aku beneran mau berubah dan hijrah. Aku gak mau terus kayak gitu karena aku percaya kehidupan setelah mati itu ada."
Asma mengerti apa yang di katakan Ida. Tapi ia memilih diam karena takut Ida justru tidak konsentrasi mengemudi.
Mobil berwarna silver yang mereka tumpangi terus melaju dengan kecepatan sedang, menuju sebuah kost an sederhana tempat Asma tinggal. Kost an ini sangat ketat karena ibu kost mereka adalah Ustadzah dan istri dari pemilik pondok pesantren yang tidak jauh dari kost an mereka. Asma memilih tempat ini karena ia tau bahwa lingkungan memang sangat mempengaruhi seseorang termasuk dirinya.
"Mau mampir dulu Da?" Ida menatap Asma.
"Da, kita bakalan terus berteman kok, pokoknya sampai kamu bosan temenan sama aku." Ida tertawa.
"Bener dugaanku, kamu pasti nerima aku dan gak menghakimi aku kayak orang lain karena kamu memang wanita yang sangat baik dan bijaksana."
"Stop muji aku Da ... Karena sebenarnya aku sama kayak kamu."
Ida membisu dan terpaku.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Kendarsih Keken
👍👍👍💜💜💜
2022-09-20
0
Rafa Retha
😍
2022-03-31
0
Kenzi Kenzi
jgn2 masalalu mereka sama😎😎
2021-07-22
0