Hai readers!
Terima kasih sudah membaca sampai sini ya,,, cuma mengingatkan untuk dukung novel ini dengan cara, like,komen dsn votenya ya jika kalian berkenan.
Happy reading gaesss!
*****
Anindya akhirnya diterima bekerja di kantor Rio. Dia sangat senang sekali dan berulang kali menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Rio.
"Traktir dong,,,, kan udah keterima kerja. " ledek Rio.
" Traktir mah nanti dong kalau udah gajian, sekarang mah masih miskin. " Anindya tertawa.
" Ya sudah aku aja yang traktir. Kamu mau makan apa? " ajak Rio
" Apa aja deh terserah kamu, aku belum tau daerah sinipun. "
" Oke,,, kalau gitu aku yang pilih yaa. "
Rio dan Anindya memasuki mobil, sekarang bisa berangkat dan pulang bareng. Tak ada yang curiga karena Anindya mengaku sepupunya Rio.
"Pak Rio, nebeng dong sampai perempatan depan, saya nggak bawa motor nih" seorang perempuan muda berteriak memanggil Rio.
Rio menoleh ke arah Anindya.
"Ya udah gak papa kasian. " ucap Anindya memberi izin Rio.
" la boleh Rin. " Rio mempersilakan Rina memasuki mobilnya.
" Kamu di belakang ya, please. " pinta Rina memohon.
Anindya yang baru saja hendak membuka pintu depan akhirnya mengalah. Membiarkan Rina duduk di samping Rio di depan.
" Makasih " Rina gembira.
Dari kaca spion Anindya memperhatikan sekilas wajah Rina. Mukanya oval, hidung mancung, kulit putih. Cantik sempurna. Sepertinya gadis itu selalu berusaha mencari perhatian Rio. Ada aja tingkahnya yang ingin diperhatikan Rio ketika dia berpapasan dengannya. Seperti saat ini sepertinya dia sengaja ingin bareng dengan Rio, padahal kan ada temannya yang satu arah pulang dengannya. Kenapa harus menunggu Rio yang sudah jelas hanya bisa mengantarnya sampai depan karena berlawanan arah.
"Pak Rio, kita makan dulu yuk. " ajak Rina antusias.
" Hmmm... " Rio melihat ekspresi Anindya yang terlihat bete dari spion kemudi.
" Sepertinya hari ini tidak bisa Rin, kita ada perlu jadi harus buru buru pulang. " tolak Rio sambil tersenyum.
" Yaaahhh " Rina sepertinya kecewa berat.
" Lain kali ya" sambung Rio tak tega melihat ekspresi kekecewaan di wajah Rina.
" Beneran ya Pak. " mata Rina kembali berbinar.
" lya" Rio mengangguk.
Lain kali? Huuh.... Anindya mendengus kesal. Entah kenapa hatinya tak terima dengan janji Rio kepada wanita itu. Cemburu? Masa iya?
Tiba di perempatan Rina turun, dan Anindya pindah ke depan di samping Rio.
"kenapa sih bete gitu mukanya? " tanya Rio
" siapa yang bete? " jawab Anindya ketus.
" Tuh kan ketus gitu... Kenapa kamu marah? " Rio mengusap kepala Anindya.
" Rina suka ya sama kamu? "selidik Anindya.
" Nggak tahu. " Rio mengangkat kedua bahunya.
" masa kamu nggak nyadar sih, jelas gitu kalau Rina suka sama kamu. " Anindya sedikit sewot.
" Ya terserah dia sih, mau suka kek, mau benci kek, aku nggak ada urusan. " Rio cuek.
" Nggak ada urusan tapi janjian makan bareng. "
" Hei,,, jangan bilang kalau kamu cemburu. " goda Rio.
" Siapa yang cemburu. " Anindya manyun.
" Hahaha... Yessss istriku cemburu. " Rio kesenengan.
" Iihh siapa yang cemburu. " Anindya mencubit pinggang Rio pelan. Rio mengelinjang geli.
" Aduh ampun jangan di gelitikin aku gak kuat. " pinta Rio cekikikan.
Anindya berhenti menggelitikin Rio, bukan apa apa, dia hanya takut terjadi apa apa karena posisi Rio yang tengah menyetir.
Rio membawa Anindya makan di restoran seafood langganannya. Dia tahu Anindya suka sekali makan lobster. Lobster disini gede gede banget dan masakannya juga enak.
"Waah lobster. " Air liur Anindya langsung keluar begitu melihat udang besar itu di sajikan.
" Kamu tahu banget apa yang aku mau. " Anindya mengerling manja ke arah Rio.
" Iya dong,,, percuma jadi bodyguard kamu selama 10 tahun kalau sampai nggak tahu seleramu. "
" Hahaha... Bisa aja kamu. " Anindya tertawa dan mulai melahap makanan kesukannya itu.
**********
Selesai makan mereka pun pulang. Jalanan Bekasi tak seramai ibukota. Hanya ada kemacetan di beberapa titik jalanan saja. Walaupun termasuk kota yang lumayan padat penduduk, tapi disini masih bisa ditemukan taman terbuka hijau dibanyak tempat. Suasananya pun masih nyaman seperti berada di kampung sendiri. Itulah sebabnya Rio betah disini, walaupun banyak tawaran pekerjaan datang dari Jakarta.
Bekasi seperti rumah kedua baginya. Apalagi disini dia sudah mempunyai aset properti yang lumayan banyak. Selain rumah dia juga mempunyai dua buah ruko berukuran sedang yang ia sewakan 30 juta pertahun. Lumayan lah karena harga properti pasti naik tiap tahunnya.
"Besok jangan sampai bangun kesiangan, hari pertama kerja harus datang lebih pagi buat adaptasi. " jelas Rio mengingatkan.
" lya aku bangun lebih awal nanti. "
" Nanti kamu satu bagian sama Rina"
Haaaahhh? Gak salah? Harus bertemu sama cewek yang ngejar ngejar Rio tiap hari? Bagaimana kalau nanti Rina tanya tanya tentang Rio? Bagaimana kalau nanti Rina nebeng mobil Rio tiap hari? Bagaimana... Bagaimana...???
" Aaaaahhh.... " jerit Anindya tanpa sadar seraya memegang kepalanya.
Sontak kelakuan Anindya barusan mengejutkan Rio yang sedang berkonsentrasi di belakang kemudi.
" kamu kenapa? "
" hehehe... Nggak kenapa kenapa kok. " Anindya tersipu menyadari kelakuan bodohnya tadi.
Memalukan. Anindya memukul kepalanya pelan dan memalingkan wajahnya keluar jendela mobil.
" Kamu aneh, menghayal apa barusan? Mikirin si Rina itu yaaa? " tebak Rio tersenyum.
" lh ngapain aku mikirin Rina " kilah Anindya, yang merasa kaget Rio mengetahui apa yang dia pikirkan.
Rio tersenyum. Sepertinya ada sesuatu yang bisa di manfaatkan dari kejadian ini. Senyum jahat mengembang di bibirnya. Otaknya mulai menyusun rencana buat mengerjai Anindya.
" Jangan cemburu ya kalau nanti kamu tahu banyak yang suka sama aku hahahaha... " Rio narsis.
" liihh pede banget sih jadi orang, siapa yang suka kamu emangnya? Paling ibu ibu anak dua tuh kebanyakan isi kantornya juga. " Anindya sewot dengan kesombongan laki laki di sampingnya.
" Hahahaha... Seleraku kan emang ibu ibu muda. " Rio malah bercanda.
Anindya terdiam. Pikirannya di penuhi rencana untuk besok, hari pertama kerjanya. Sedikit tegang,takut, tapi rasa antusiasnya mengalahkan itu semua. Dia begitu bersemangat ingin esok hari segera tiba.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments