Pagi ini senja kembali dijemput kuliah oleh Arkan, Ayah Senja masih ada di rumah ia belum berangkat praktek ke rumah sakit.
Tiinn...Tiinn...Tiinnn....
Terdengar suara klakson motor didepan rumah Senja
Senja bersama kedua orangtuanya sedang sarapan bersama di meja makan.
" Siapa itu ? kok klakson terus ga berhenti " tanya Ibu Senja
" Coba Senja kamu lihat, tidak mungkin kalau Langit, hari ini kamu berangkat bareng langit kan ? " tanya Ayah
" hmm.. sebentar yah, Senja liat dulu " Ia sudah mengira itu pasti Arkan, padahal sebelumnya ia sudah memberitahu untuk tidak menjemputnya ke rumah karena ayahnya kurang menyukai Arkan
Senja berjalan menuju teras rumah dan benar saja di depan pagar sudah ada Arkan yang menunggu Senja dari atas motornya.
Senja menghampiri Arkan.
" kenapa kamu masih ngeyel sih, aku kan udah bilang jangan jemput aku di depan rumah "
" ya terus harus nunggu dimana ? " tanya Arkan
Tidak lama terdengar suara dari belakang Senja.
" Senja ... "
" Ayah... iya yah " Senja menghampiri ayah nya
" siapa itu ? "
" temen aku yah " Senja ragu-ragu
" yang kemarin ? "
Senja hanya mengangguk, Arkan turun dari motornya menghampiri Senja dan Ayah nya.
" Pagi om " Arkan menyapa Ayah senja
" hmm.. siapa namamu ? "
" saya Arkan Om "
" ya.. Nak Arkan, seperti nya Senja sudah ada yang mengantarkan ke kampus, jadi Nak Arkan tidak perlu repot-repot untuk menjemput Senja "
" Ayaah... " Senja serba salah
" oh begitu, Om oke kalau gitu, saya permisi " Arkan berlalu dari rumah Senja.
" Arkan.. arkan... " senja menyusul Arkan namun tidak keburu, Arkan tancap gas langsung meninggalkan rumah Senja
" duhhh kok jadi gini " batin Senja
Senja kembali menghampiri Ayah nya. Disana sudah ada ibu yang heran ada kejadian apa.
" Ayah, ibu senja pamit ke kampus ya "
" tunggu dulu, mau berangkat naik apa kamu ? " tanya Ayah
" Angkutan online aja yah "
" Senja.. ada apa nak ? yah ada apa sih ? " tanya ibu heran
Senja hanya terdiam.
" Senja, ayah ingin bicara "
Ayah masuk kedalam rumah disusul oleh Ibu dan Senja, Senja duduk disamping ibu nya.
" Ayah tidak suka kamu bergaul dengan laki-laki itu lagi ! " Ayah kepada Senja
" tapi yah apa dasar ayah, melarang aku bergaul dengan Arkan, dia baik kok ke aku "
" Ayah tegaskan sekali lagi ! Jangan kamu bergaul dengan laki-laki itu ! Laki-laki tidak punya sopan santun, Ayah ini orangtua lihat sikapnya kepada ayah, sungguh tidak mencerminkan pribadi seorang terpelajar "
" Ayah hanya gila hormat saja, sehingga menilai seseorang hanya dari pandangan Subjektif Ayah ! "
" Jaga ucapan kamu Senja ! " Ayah semakin marah kepda Senja
" Senja.. ibu tidak pernah mengajarkan kamu bersikap tidak sopan kepada Ayah kamu nak "
" Bu lihat anak ibu, baru saja bergaul dengan laki-laki seperti itu, sikap nya sudah berubah, bagaimana kalau ini dibiarkan bu, Ayah tidak pernah melihat sikap kamu seperti ini selama kamu bergaul dengan Langit "
" Kenapa sih yah, Langit.. Langit... Langit terus yang ada di fikiran Ayah.. asal ayah tahu Senja hanya menganggap Kak Langit seperti Kakak Senja sendiri tidak lebih "
" Senja sudah dewasa yah, Senja punya kehidupan pribadi senja, Kak Langit juga sama dia punya kehidupan Pribadinya juga, kita punya ranah privasi masing-masing, Ayah jangan selalu menyangkutkan apapun itu dengan Kak Langit "
" Tapi kamu lihat, Langit mengajarkan kamu banyak kebaikan, tidak pernah kamu menjadi pribadi yang membangkang seperti ini hanya kamu membela laki-laki tadi yang tidak jelas asal usulnya " ayah Senja semakin memarahi Senja
Ibu yang mendengar perdebatan antara Ayah dan Anak menjadi pusing sendiri, ibu hafal karakter Ayah senja yang tidak bisa di bantah apapun itu perintah nya, ibu juga tahu karakter Senja yang tidak bisa dikasari, menasehati Senja harus hati-hati dan pelan-pelan apalagi sekarang Senja sudah dewasa.
Ibu hanya bisa memijat-mijat pelipisnya.
" Maafkan Senja yah, bu, mungkin Senja sekarang sudah menjadi anak yang pembangkang, maafkan Senja, Senja pamit untuk kuliah, semoga senja bisa menjadi anak harapan ayah dan ibu "
Senja menyalami kedua orangtuanya, berlalu dari rumahnya, ia berjalan sepanjang komplek sambil menunggu ojek online yang tadi sebelum keluar pintu gerbang rumah ia sudah memesannya.
...****************...
Dilain tempat Langit baru selesai mandi, ia melihat dulu ponselnya siapa tahu ada pesan dari Senja untuk ikut ke kampus nebeng motornya, namun tidak ada pesan dari Senja. Ia membuka lemari pakaian untuk segera menggunakan pakaian yang akan ia pakai ke kampus.
Namun Langit mendengar suara bising klakson dari bawah, ia melihat ke arah lantai bawah rumahnya dari jendela kamarnya, ternyata suara klakson itu berasal dari depan gerbang rumah Senja.
" hmm.. itu sepertinya Arkan .. ckckkc pantas saja Senja ga minta buat nebeng" batin Langit, Langit masih memperhatikan ke arah rumah Senja dari jendela kamarnya.
Ia melihat kejadian antara Senja, Arkan dan Ayah Senja, namun ia tidak tahu apa yang mereka bicarakan, hanya terlihat wajah Ayah Senja yang tidak bersahabat.
" ada apa sih di rumah Senja hmmmm... " Langit kembali dengan aktifitas nya
Setelah siap ia turun ke lantai bawah, ayah dan ibunya sudah menunggu untuk sarapan. Selesai sarapan Langit pamit kepada kedua orangtuanya untuk berangkat ke kampus.
Kuliah Langit semakin sibuk, karena sebentar lagi Langit akan mendapatkan Gelar Sarjana Kedokteran. Langit tergolong mahasiswa berprestasi di kampus ia bisa menyelesaikan tugas-tugas kampus dengan cepat.
Tidak heran banyak teman-teman wanita di kampus yang mengidolakan nya juga karena kepintarannya namun Langit tetaplah Langit, ia masih tetap pada pendiriannya, karena ada satu hati yang harus ia jaga.
🌸🌸🌸
Terimakasih yang sudah mampir.. jangan lupa vote,like dan koment ya.. tetep stay untuk ikuti kelanjutannya ... aku suka seneng loh baca komentar-komentar 🥰🥰😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Singgih Prasetya
next
2021-11-04
0
Leni marlina
Next
2021-10-28
0