Saat semua orang bernapas lega, tiba-tiba ....
"Iieekkk!" rintih para duyung itu yang berenang dengan cipratan air besar sampai mengenai tubuh dan wajah para remaja itu.
Salah satu duyung mendekat seperti minta tolong. Jubaedah yang memegang botol itu melihat duyung tersebut merangkak di atas pasir mendekatinya terlihat kesakitan.
Mereka bicara dalam bahasa Inggris. Non-baku bahasa Indonesia campuran. Terjemahan.
"Berjanjilah kau tak melakukan hal licik seperti kawanmu!" perintah Gibson yang langsung berdiri memunggungi Jubaedah dan menunjuk ikan duyung itu tajam.
Ikan itu mengangguk dan memegang kaki Gibson kuat terlihat seperti tercekik. Gibson meminta satu buah kapsul kuning itu dan Jubaedah memberikannya meski terlihat ragu.
Gibson memasukkannya ke dalam mulut duyung itu dan manusia ikan itu dengan segera mengunyahnya.
Gibson dengan sigap menarik tubuh ikan itu ke daratan dan membuat duyung itu kembali memberontak. Jubaedah serta anak lainnya bingung dan memilih menghindar.
"Hah, hah! Aku dan Timo mendapatkan misi untuk membawa seekor duyung ke titik sinar hijau itu. Bantu kami," pinta Gibson dengan napas terengah karena duyung itu terus melakukan perlawanan.
Rex dengan cepat memegangi ekor ikan duyung itu dan membatu Gibson membawa ke sinar hijau. Jubaedah dan Ryan menunggu di bawah menemani Timo yang mulai membaik.
"Hai. Are you oke?" tanya Jubaedah tersenyum manis dan Timo mengangguk meski ia masih duduk di tepian kolam terlihat shock.
Mata tiga remaja itu menyipit saat Gibson dan Rex sudah tiba di atas, tapi tak menemukan portal apapun. Timo diam sejenak. Ia lalu berdiri dan menyusul ke atas. Jubaedah dan Ryan mengikuti di belakang karena penasaran.
Timo menatap duyung itu seksama terlihat iba karena ikan itu seperti bersedih. Timo berjongkok dan memegang tangan ikan itu dengan wajah sendu.
"Maaf, jika kami bersikap kasar padamu," ucapnya lirih.
Seketika, SRINGG!!
"Wow!" pekik Ryan terkejut saat sebuah portal muncul berwarna kehijauan di dekat Timo.
Jubaedah dan Rex saling melirik. Gibson dengan sigap menarik duyung itu ke dalam portal. Rex memilih menghindar termasuk Jubaedah dan Ryan karena mereka masih tak tahu teknis dari sistem permainan ini.
Namun, "Kenapa? Kenapa tidak bisa?" pekik Gibson kesal setelah melewati portal, tapi tak terjadi apapun.
Rex dan timnya menggeleng. Timo diam sejenak lalu berdiri. Ia mendatangi Gibson di sisi lain portal dan memegang tangan mermaid itu lembut.
"Sepertinya ... misi ini untukku, Gibson. Boleh aku mencobanya?" tanya Timo pelan.
Kening Gibson berkerut. Ia meletakkan duyung itu di tanah. Timo mencoba mengangkat puteri ikan yang tak lagi memberontak itu. Ikan itu merangkul pundak Timo erat dan remaja itu tersenyum.
"Aku ingin pulang. Bantu aku ya," ucapnya menatap wajah cantik puteri duyung itu dan manusia ikan itu mengangguk.
Timo melangkah terlihat kesulitan karena tubuh ikan itu lebih besar darinya. Empat remaja itu melihat dengan seksama ke lingkaran portal saat Timo masuk ke dalamnya.
Seketika, "Wow!" pekik Gibson terkejut saat tiba-tiba saja, Timo memiliki ekor seperti duyung, tapi dalam wujud laki-laki. Kedua tangannya memiliki selaput dan sirip. Rambutnya menjadi panjang dan berkilau.
Jubaedah sampai terbengong karena Timo jadi terlihat sangat tampan dan macho. Rex memutar bola matanya terlihat malas. Pemuda Asia itu lalu mengusap wajah Jubedah dengan tangan kanannya. Gadis manis itu terkejut.
"Heh. Ilermu hampir menetes," sindirnya dengan wajah datar, tapi Jubaedah malah tersipu malu menutup wajahnya yang merah dengan kedua tangan.
Duyung wanita itu tersenyum melihat Timo seperti terkejut akan wujud barunya. Perlahan portal itu menghilang. Gibson panik dan terlihat kesal karena ia tak mendapatkan hadiah apapun dengan menendangi pasir.
"Kau kini bisa berbicara dengan bahasa kami. Siapa namamu?" tanya duyung itu yang duduk di atas tanah melihat Timo masih terheran-heran dengan wujud barunya.
"Aku ... bisa bahasa ikan? Begitu?" tanya Timo bingung dan duyung itu mengangguk. "Wow! Aku ... aku Timo. Kau siapa?" jawab Timo seraya mendekat ke arah duyung cantik itu di mana mereka kini duduk berdua saling berpandangan.
"Elena. Timo kau ... spesial. Kau bisa berenang di dalam air asin dan tawar serta bernapas di dalamnya. Hanya saja, kau membutuhkan air jika ingin merubah wujudmu menjadi seperti ini. Kau cukup mengeringkan ekormu dan kau akan kembali menjadi manusia," ucap mermaid itu lembut dan Timo mengangguk.
Timo yang duduk di atas pasir, segera mengusap kakinya yang berubah menjadi ekor ikan dengan menghilangkan air yang menempel di sisiknya yang terlihat berkilauan.
Perlahan kulit manusianya terlihat. Jubaedah dan lainnya kagum. Gadis manis itu membantu mengeringkan menggunakan sweater-nya. Ia melepasnya dan menghanduki kaki Timo. Seketika, kedua kaki Timo kembali.
Namun, duyung itu terlihat sedih. Kawan-kawannya tewas karena racun dari Rainbow Gas warna kuning. Rex tertunduk merasa bersalah.
"Jika kalian tak menyerang kami, hal buruk ini tak perlu terjadi," tegas Gibson menatap duyung itu tajam.
Puteri duyung itu memalingkan wajah seperti enggan berbicara dengannya. Timo terkejut saat duyung itu meneteskan air mata.
"Hei. Jangan bersedih. Aku ... atas nama kawan-kawanku, meminta maaf. Sungguh, aku juga tak ingin hal ini terjadi. Namun, kami juga tak tahu kenapa bisa terdampar sampai di tempat ini," ucap Timo memegang tangan duyung itu dan menatapnya lekat.
"Kami sengaja melakukannya. Semua ini ... sudah dalam perjanjian. Ini konsekuensi dari kami para penghuni Planet Mitologi untuk memastikan jika kalian layak tinggal di sini bersama kami nantinya."
"What?" tanya Timo berkerut kening, tapi membuat mermaid itu seperti terkejut karena keceplosan.
"Jadi ... bisa kau tolong aku? Aku tak bisa bertahan lebih lama lagi di daratan. Aku harus kembali ke air," pintanya memelas.
Timo mengangguk. Tiba-tiba saja, Timo merasa kekuatannya berlipat. Ia mampu menggendong duyung tersebut.
Pemuda itu menggeletakkan duyung cantik itu di pinggir kolam tergenang air. Duyung cantik itu terlihat begitu senang karena tubuhnya kembali basah.
"Kau tadi bicara apa?" tanya Timo mengulang.
Namun seketika, duyung itu berpaling dan kembali masuk ke air lalu menghilang. Timo menoleh dan menatap kawan-kawannya seksama.
"Kalian dengar yang dia katakan?" tanya Timo dengan mata melebar.
"Hem. Kami dengar. Kalian bilang 'Blup, bup, blub blub blup. Plup plup, pup pup'. Hem, kurang lebih begitu," jawab Jubaedah menirukan dengan bibir monyongnya yang membuatnya terlihat semakin imut.
"Ha?" Timo berkerut kening terlihat bingung.
"Kau sepertinya ... bisa bahasa ikan. Selamat. Jadi ... bisa kau terjemahkan kepada kami, obrolan panjangmu dengan mermaid tadi?" tanya Rex menatap Timo seksama yang terlihat bingung dengan dirinya sendiri.
"Ha?" kejutnya lagi.
"Kayaknya dia jadi gak ngerti bahasa manusia deh, Rexy. Udah ah, Juby capek. Juby aus pengen minum, tapi minumnya gak ada! Huwaa ...," rengek gadis berambut ikal itu menjauh dari tepian dan kini duduk lemas di tanjakan.
Timo yang masih duduk di pinggir kolam terlihat kebingungan dengan yang dialaminya. Gibson mendatangi Jubaedah, Rex dan Ryan yang duduk berjejer terlihat lesu.
"Aku seperti pernah melihatmu. Namun ... di mana ya?" tanya Gibson menatap Jubaedah seksama.
"Kau anak Verda dan One 'kan?" sahut Rex dan praktis, mata Gibson melebar.
"Kau tahu nama orang tuaku?!" pekik Gibson lantang. Rex dan Jubaedah mengangguk malas.
Di Markas Oag.
"Hem. Simpan kartunya," perintah pemimpin hewan bertentakel itu.
Seketika, kartu duyung dengan jenis kelamin pria tampil dari salah satu anak pilihan yakni Timo.
***
ILUSTRASI
SOURCE : GOOGLE
Karena kemarin tante Ben kasih tips banyak anggap aja ini msh bonus😆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
🏕️👑🐒 𖣤᭄Kyo≛ᔆᣖᣔᣘᐪᣔ💣
rex cemburu si juby deket sama timbo
semangat aju aku padamu wis ju
2022-06-15
1
◤✧ 𝕯𝖊𝖜𝖎𝖖 𝕹𝖔𝖚𝖗𝖆 ✧◥
biasanya putri duyung ini mah jadi putra duyung 🤣
2022-06-02
1
👑🐒 BEE 💣
*membantu kurang N
2022-03-22
1