Rangga terlihat gugup saat akan memasuki portal bercahaya dengan percikan kembang api di sekitarnya. Pemuda berambut cokelat berwajah kebulean di belakangnya mengangguk, dan meyakinkan Rangga untuk segera masuk ke sana.
"Seperti katamu, ini misimu. Masuklah, aku ingin melihat apa yang terjadi," ucapnya terlihat tegang.
Rangga mengangguk lalu menarik nafas dalam. Ia terlihat ragu saat akan melangkah, tapi pada akhirnya, kaki kanannya bergerak dan masuk ke lingkaran bercahaya itu.
Mata pemuda berambut cokelat melebar seketika. Ia melihat Rangga melintasi portal dengan kapak Minotaur dalam genggamannya dan melihat perubahan dalam dirinya.
SRINGG!
"Wow!" seru pemuda tak dikenal itu kagum dengan mata terbelalak lebar.
Tiba-tiba saja, tubuh Rangga berubah menjadi seperti Minotaur tersebut. Pemuda berambut cokelat itu terlihat terkejut dan mundur perlahan seperti ketakutan. Rangga mendekatinya dan menatapnya tajam.
"What?" tanyanya karena pemuda yang dari tadi mengikutinya malah tergagap dan terlihat shock.
"Lihatlah dirimu," jawab pemuda itu terlihat bingung dalam menjelaskan.
Rangga melihat tangannya yang memegang kapak dan kedua kakinya berubah memiliki bulu lebat berwarna cokelat.
"Waaaa!" teriaknya lantang dengan mata melotot dan langsung menjatuhkan kapak itu. Seketika, tubuh Rangga berubah lagi menjadi manusia.
Remaja di depannya mematung melihat perubahan drastis itu, BRUKK!
"Hei!" teriak Rangga karena remaja tak dikenalnya malah pingsan karena hal ajaib yang dilihatnya. "Kenapa dia yang pingsan? Kan harusnya Rangga," tanyanya bingung.
Rangga melihat tangan dan kakinya lagi yang telah berubah seperti wujud aslinya. Rangga terlihat bingung, tapi muncul perasaan lain dalam dirinya.
"Rangga!" teriak seseorang di kejauhan. Pemuda itu menoleh dan matanya melebar seketika.
"Bara!" jawabnya senang karena kawan satu regu pramukanya ditemukan dan kini sedang berlari ke arahnya.
Keduanya spontan berpelukan dan terlihat bahagia.
"Aduh, sumpah, gua takut banget, Ngga. Tempat ini ngeri, sumpah!" ucapnya panik.
"Hem. Eh, eh, mau lihat hal keren gak?" tanya Rangga dengan wajah berbinar.
"Oke. Apa tuh?" tanya Bara terlihat penasaran. Namun, pandangannya teralih ke sosok pria berwajah kebulean tergeletak di atas tanah. "Lu bunuh orang itu?!" pekiknya kaget menunjuk seorang remaja pria di dekat Rangga.
"Ish. Dia pingsan. Tar aku ceritain. Mundur, mundur. Janji, jangan kaget ya," ucapnya dan Bara mengangguk seraya mundur beberapa langkah.
"Oke. Lihat nih," ucapnya mantap lalu memegang kapak Minotaur tersebut. Seketika, "GARRRR!!" raung Rangga dengan tubuh sudah berubah menjadi monster berkepala banteng.
BRUKK!!
"BARA!" teriak Rangga panik karena kawan pramukanya ikut pingsan.
Rangga menghela nafas seraya memanggul kapak itu di salah satu bahunya. Namun, Rangga terlihat senang dengan penampilan barunya yang bisa berubah wujud itu.
"Hem. Jadi ... gitu teknisnya. Kalau pegang kapak, Rangga bakal jadi Minotaur, tapi pas kapaknya gak Rangga pegang, Rangga balik lagi jadi manusia. Wah, ini bakal bermanfaat banget," ucapnya senang seraya mengibaskan ekornya, meski terasa geli.
"Hahaha! Woah, Rangga merasa punya energi layaknya banteng ngamuk. Hmpf, ini keren gila! Liat otot-otot yang tertutupi bulu-bulu ini. Wah, rasanya kaya pake sepatu berhak mama, tapi dengan kaki kaya sapi ini. Haha, mama sama ayah kalau liat pasti ikut pingsan," ucapnya senang seraya melihat dadanya yang berlapis pakaian layaknya seragam tempur kuno.
"Woho! Tanduk Rangga keren, Men, tapi kok gatel ya, pengen di asah. Ke pohon itu dulu ah, biar tajem dan berkilau," ucapnya lalu mendekati sebuah pohon dan malah menggosokkan kedua tanduk besarnya ke batang tersebut sembari bersenandung memegang kapak.
Di markas Oag.
"Oag, satu pemuda telah berhasil. Sepertinya, dia terlihat senang dan tak merasa jijik dengan penampilan barunya," ucap salah satu operator menunjukkan hasil dari misi.
"Simpan kartunya," perintah Oag, dan operator bertentakel dengan corak biru itu pun melaksanakan perintah Tuannya.
Di sisi lain. Terlihat seorang remaja menggenggam sebuah pedang di tangan kanannya seraya menggendong tas ransel. Ia berjalan dengan mantap dan matanya memindai sekitar, seperti mencari sesuatu karena tak terlihat ketakutan di wajahnya.
Mereka bicara dalam bahasa Inggris. Terjemahan.
"Get out!" teriaknya marah dengan napas menderu. "Aku tak percaya dongeng! Kalian itu hanya sebuah cerita nina-bobok anak kecil, dan aku, sudah menjadi pria remaja yang kuat seperti ayahku. Cepat keluar, agar aku segera pulang!" teriaknya dengan wajah bengis dan terus berjalan dengan gusar.
Sesuai permintaannya, "Hoorgghhh!" raung makhluk besar berbentuk seperti manusia, tapi bertubuh tinggi besar, memiliki taring dan terlihat marah.
Pemuda itu terlihat kaget, dan langkahnya langsung terhenti seketika saat makhluk itu keluar dari persembunyiannya.
Mahkluk yang diprediksi berjenis kelamiin jantan itu, kini berdiri di hadapan seorang remaja pria yang menantangnya.
"Aku hanya butuh taringmu. Namun kau, tak mau memberikannya. Jangan salahkan aku jika harus kutebas kepalamu dengan pedang ayahku. Aku tak segan membunuh demi bisa keluar dari sini, Jelek," ucap pemuda itu rasis dan bersiap dengan pedang di tangan kanannya.
SRINGG!!
"Hoahhh!" kejut makhluk tinggi besar itu saat pedang besi di tangan pemuda berambut hitam menyala terang dengan sinar warna emas menyilaukan matanya.
"Berikan taringmu, atau ketebas kepalamu! Aku hitung sampai tiga! Satu! Dua!"
"Hooorrghhh!" raung makhluk besar itu berlari ke arah pemuda yang diyakini bernama Mandarin, seperti hasil analisis anak buah Oag. Makhluk itu, siap beradu dengannya.
"Tiga! Arrrghhh!" teriak Mandarin lantang dengan pedang laser dalam genggamannya.
Para kadal bertentakel itu melihat dengan jelas, bagaimana pertarungan antara makhluk jenis Ogre melawan anak manusia bernama Mandarin di tengah padang rumput.
Mandarin tak terlihat takut. Ia memegangi gagang pedangnya dengan dua tangan saat mengayunkannya ke arah perut Ogre tersebut.
CRATTT!!
"Harrghhh!" erangnya saat kulitnya yang tebal ternyata mampu tersayat dengan laser pedang itu. Oag terlihat serius menonton tanpa Jenderal di sisinya.
"Hiyaahhh!"
CRATT! CRATT!!
"Harrgghhh!"
BRUKK!
Para hewan bercorak biru yang melihat dari markas mereka tampak terkejut, terlihat dari tentakel di dagu mereka yang bergerak seperti terperanjat.
Dua kaki Ogre tersebut terluka terkena sayatan pedang Silent Gold dan berhasil merobohkannya.
"Terakhir kalinya! Berikan taringmu!" teriak Mandarin geram yang kini mengarahkan ujung pedangnya ke wajah Ogre tersebut dengan napas memburu.
Makhluk besar itu terlihat marah, tapi hanya diam saja meski napasnya tersengal karena menahan sakit di tubuhnya.
"Take it," ucap Ogre itu yang membuat Mandarin terkejut karena makhluk besar layaknya monster tersebut bisa berbicara bahasa Inggris.
Mandarin menyipitkan mata saat Ogre itu membuka mulutnya dan terlihat taring dari giginya yang runcing.
Mandarin melangkah maju dengan ragu karena ia masih tak percaya dengan penyerahan makhluk di depannya yang tiba-tiba saja menuruti permintaannya.
Karena sebelumnya, makhluk itu melawannya dengan agresif. Ogre tersebut melemparinya dengan batang pohon yang ia cabut sampai ke akarnya.
Beruntung, Mandarin mampu menghindar dengan gesit dan pada akhirnya membuat Ogre tersebut seperti menyadari jika lawannya tersebut tak kenal takut.
Mandarin mengarahkan ujung pedang itu untuk mengancam makhluk besar tersebut. Mandarin akhirnya mendekat hingga jaraknya dengan wajah Ogre tersebut hanya tersisa 2 centimeter saja.
Mandarin memberanikan diri memegang salah satu taring di gigi makhluk itu. Saat ia akan memotongnya dengan pedang Silent Gold, tiba-tiba ....
"Harrghhh!"
"Aaaaa!" teriak Mandarin lantang karena ia tertipu dan kini malah masuk jebakannya. Makhluk itu dengan cepat berdiri dan membuat tubuh Mandarin terangkat tinggi.
KLANG!!
"No!" teriak pemuda itu saat pedang Silent Gold jatuh ke tanah dan laser tersebut padam. "Agggg!" erangnya ketika tubuhnya dicengkeram kuat oleh satu tangan Ogre seperti siap untuk diremukkan. "Ah, aaaaa!" teriaknya berusaha melepaskan genggaman tangan Ogre yang kini menghimpit tubuhnya dengan kedua tangan siap untuk diremukkan.
"Heyaahhh!!"
KRASS! KRASS! KRASS!
"HAARGGHHH!"
BRUKK!!
"Agh!" erang Mandarin, saat tiba-tiba saja genggaman tangan Ogre terlepas dan membuat tubuhnya jatuh ke tanah dengan keras.
Mandarin kesulitan bangun karena punggungnya sakit. Namun, ia bisa melihat, seorang gadis berwajah Asia sedang menyabetkan pedang Silent Gold miliknya ke kaki Ogre tersebut.
"Hah, hah," engahnya yang kini memposisikan tubuhnya miring.
Ia melihat gadis kecil itu mampu menyelinap dengan gesit di bawah kaki Ogre dan terus melakukan penyerangan.
JLEB!!
"HARRGGHHH!" Ogre tersebut jatuh berlutut dengan darah berwarna kebiruan keluar dari sayatan dan tusukan di lukanya.
"Hap! Hap!"
Mata Mandarin terbelalak ketika melihat gadis berponi itu berani menaiki tubuh Ogre dan kini mengarahkan ujung pedangnya ke tengkuk makhluk itu. Seketika, JLEB!
"HAAGGGG!"
BRUKK!!
"Woah!" kagum Mandarin spontan bertepuk tangan saat melihat gadis berwajah manis tersebut ternyata mampu mengalahkan makhluk besar itu dengan pedang miliknya tanpa menyalakan laser. Gadis itu tersenyum meski terlihat kelelahan.
***
ILUSTRASI
SOURCE : GOOGLE
Gaswat, lele nguantuk banget sumpah jadi hari ini epsnya pendek dulu ya. Kwkwk kerjaan hari ini menggila gaes. Kalo nemu typo koreksi aja tar lele revisi pas on lagi. Tengkiyuw tipsnya lele padamu😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
🏕️👑🐒 𖣤᭄Kyo≛ᔆᣖᣔᣘᐪᣔ💣
siapakah gerangan gadis asia itu
semangat aju aku padamu wis
2022-05-28
2
Rasmonika Rari
anak dara dan sun kah le
2022-05-10
1
Willy Yolanda Kutus Tuban
jgn bilang ntar jd permanen tuh tanduknya.. gawat 😂😂
gadis berponi siapa yaa..
jangan2 saya mak 🤣🤣🤣
2022-02-07
1