Semua anak di berbagai wilayah terlihat panik karena banyak kejadian menyeramkan muncul di hadapan mereka.
Beberapa diantaranya telah gugur pada jam pertama usai kaki mereka menapak di dunia yang tak dikenal itu.
Perlahan, anak-anak itu tersadar jika tempat mereka berada sekarang bukanlah mimpi, tapi dunia nyata di tempat antah berantah.
Namun, seorang anak menyadari jika mereka berada di sebuah planet saat langkah kaki gontainya terhenti karena benda besar muncul di hadapannya.
"Wait. Itu ... itu ... planet Saturnus?" ucapnya dengan nafas tersengal saat melihat sebuah planet besar nampak begitu jelas di balik bayangan langit.
Pemuda itu terlihat bingung dengan jantung berdebar kencang. Ia melihat sekitar dengan tangan kanan ia jadikan seperti tutup topi karena silau di hari yang terik.
"Aku ... sudah dua hari di sini. Ya, aku yakin," ucapnya seraya mengeluarkan pulpen yang memiliki japitan di bagian atasnya. Ia mencoret baju olah raga warna biru di lengannya sebagai penanda dengan tinta.
Pemuda itu menuruni jalanan terjal di mana sekelilingnya hanya terdapat bebatuan. Terlihat, pria muda itu seperti kehausan. Jalannya sempoyongan dengan keringat bercucuran.
Hingga akhirnya, ia tiba di sebuah tempat di mana cahaya silau matahari tertutupi oleh kabut hitam yang menyelimuti kawasan tersebut.
Pemuda bertubuh tinggi tersebut melihat genangan air yang banyak di depannya dan terlihat pulau di tengah-tengah tempat itu.
Mata lelaki berambut hitam itu menyipit. Ia terlihat ragu untuk mendekati air karena melihat pergerakan aneh di dalamnya. Tempat itu sepi dan ia yakin jika hanya seorang diri.
"Hah, hah, jangan bilang ada buaya atau semacamnya di dalam air ini, tapi ... ya Tuhan, aku sungguh haus. Minum dulu saja, soal mati urusan belakang," jawabnya mulai melantur dan langsung berlutut di pinggiran.
Pemuda itu membungkuk dan menggunakan kedua tangannya untuk mengambil air yang ternyata jernih tak keruh seperti yang terlihat. Pria muda itu mencoba meminumnya, tapi ....
"Buwah! Agh, sial! Asin!" pekiknya kesal. Ia lalu membasahi wajah dan kepalanya agar kembali segar, meski rasa haus masih menyiksanya. Tiba-tiba saja, BLUP!
"Oh, shitt! Apa itu barusan?!" pekiknya kaget dan langsung merangkak mundur menjauh dari air.
Matanya praktis terbelalak lebar. Ia berdiri menjauh dan menaiki sebuah gundukan tanah dari batuan terjal.
Ia memindai sekitar, di mana posisinya sekarang lebih tinggi, tapi tak tampak apapun di dalam air. Padahal, ia sangat yakin jika tadi ada sebuah gelembung besar muncul tak jauh dari tempatnya mengambil air minum.
BLUP!
Kembali, sebuah gelembung besar di permukaan muncul. Pemuda itu tak kabur dan tetap bertahan di tempatnya berdiri. Tak lama, muncul gelembung lain di sekitar air.
"Apa itu?" tanyanya curiga dan seketika, SPLASH!
"OH MY GOD!" pekiknya kaget saat melihat seekor puteri duyung muncul dengan kibasan ekor yang besar hingga cipratan airnya mengenai wajah pemuda itu. "Woah! Woah!" teriaknya panik, tapi tak bisa berlari dan mematung di tempat itu.
"Blub, blup, blup-blup?"
"Ha?" tanyanya karena puteri duyung itu seperti bicara padanya. "Ka-kau bicara padaku?" tanya pemuda berwajah kebulean, tapi bisa berbahasa Indonesia menunjuk dirinya.
"Blup-blup-blup."
"Oh, aku berharap bisa bahasa ikan," ucapnya dengan mata melebar karena puteri duyung yang muncul di hadapannya terlihat nyata. "Oke, anggap saja ini sebuah perkenalan. Halo, aku Timo," sambungnya memperkenalkan diri dan puteri duyung itu tersenyum.
Pemuda itu menatap gerak-gerik puteri duyung di kejauhan seksama saat ia berenang di permukaan membentuk sebuah lingkaran.
Mata pemuda bernama Timo melebar saat air di dalam lingkaran itu berubah menjadi seperti sebuah layar yang menampilkan visual tapi terproyeksi oleh air.
"Oh! Ada tulisannya!" ucapnya memekik karena tulisan itu menyala di dalam air berwarna biru terang bagaikan lampu dengan bahasa Indonesia. "Aduh, sebentar," ucapnya seraya memakai kacamata yang selalu ia simpan di saku celana. Pemuda itu melihat dari atas dan membacanya seksama.
"Selamat datang di ... M-A-N-I-A-C. Maniac? Aku bukan seorang maniak!" serunya kesal, tapi kembali fokus membaca. "Level 1 permainan di mulai. Misimu adalah menangkap seekor mermaid. Hadiah jika berhasil menyelesaikan misi adalah mendapatkan kemampuan spesial secara acak untuk bertahan di permainan. Penyelesaian misi dengan membawa mermaid ke portal. Lama durasi tak ditentukan. Titik pengumpulan berada di pintu gunung."
Seketika, muncul cahaya berwarna hijau terang bagaikan lampu di pulau yang ada di tengah-tengah genangan air tersebut. Dan saat itu juga, pesan dalam permainan padam. Mulut pemuda itu menganga lebar.
"What?" ucapnya kebingungan. Ia mengedipkan matanya berulang kali dengan wajah lugu. Mermaid itu masih berenang di permukaan air dan beberapa kali menyelam lalu muncul lagi seperti menggodanya. "Oke. Di depanku ada mermaid. Hanya saja ... ini ada apa sebenarnya?!" teriaknya lantang frustasi karena bingung dengan kondisinya saat ini.
Timo memilih duduk sejenak melihat puteri duyung yang terlihat cantik dengan ekornya yang besar dan berkilau seperti di negeri dongeng.
"Aduh, aku sungguh tak tahu cerita itu benar atau tidak. Ada yang bilang jika puteri duyung itu adalah iblis laut. Wajahnya memang cantik, tapi dia sebenarnya monster pemakan daging. Hih, mengerikan. Dan, katanya, nyanyiannya itu sangat indah dan bisa menghip—"
Pemuda tampan itu mematung seketika saat puteri duyung itu bernyanyi seperti yang baru saja ia ucapkan. Dan benar saja, ia terhipnotis. Langkah kaki Timo membawanya ke perairan di mana sebuah misi telah menunggunya.
Puteri duyung itu terus bernyanyi dan tersenyum menunjukkan wajah cantiknya. Ia memanjat sebuah batu dan terlihat berkilau saat cahaya di balik langit mendung menyinari tubuhnya.
Langkah Timo terus membawanya ke tepian. Perlahan, air yang awalnya tenang, berubah menjadi berombak. Puteri duyung itu malah seperti memasrahkan dirinya dengan merebahkan diri di atas pasir dekat bebatuan siap untuk ditangkap.
Perlahan, puteri duyung dengan ekor berwarna gelap itu duduk dan mengayunkan kedua tangannya seperti meminta untuk diraih.
Tangan Timo terjulur ke depan begitu saja dengan tatapan kosong. Makhluk yang dikenal dengan sebutan puteri duyung dari cerita mitologi Yunani, mendadak muncul dan terlihat nyata oleh pemuda itu.
Saat tangannya telah menyentuh tangan puteri ikan itu dan saling bergenggaman, tiba-tiba saja, BRUKK!!
"HAH!" kejut pemuda berkacamata itu saat tiba-tiba saja sebuah kain lebar menutup tubuh puteri duyung seperti memperangkapnya.
Timo jatuh terlentang dan tersadar dari pengaruh hipnotis sang puteri duyung. Ia melihat seorang pria menaiki tubuh wanita ikan itu lalu menariknya ke daratan.
"Iiiikk!" lengking puteri duyung nyaring seperti sebuah peluit yang ditiupkan sekencang-kencangnya.
Pemuda tak dikenalnya terus memegangi kain hitam yang diliitkan ke tubuh puteri duyung seraya menariknya kuat ke daratan karena manusia air itu terus memberontak.
"Help me!" teriaknya lantang, dan Timo dengan sigap menolong pemuda itu dengan mengangkat ekor si puteri duyung yang terus dikibaskan dan menampar wajahnya hingga kacamatanya terlepas.
"Agh, my glasses!" pekiknya panik, tapi terus melangkah menuju ke daratan yang lebih tinggi dan terpaksa meninggalkan kacamatanya.
Puteri duyung itu terus meronta dan melengking. Timo jatuh ke tanah karena tubuhnya terhempas tenaga makhluk itu yang ternyata cukup besar.
Saat Timo tengkurap di atas tanah dan berusaha bangun, ia terkejut melihat sekumpulan puteri duyung muncul di permukaan air dan mendesis.
Mata Timo terbelalak saat manusia ikan itu menunjukkan gigi tajam seperti ikan pemangsa dan jari tangan mereka memiliki kuku tajam.
Timo merangkak mundur dan melihat ikan duyung yang ditangkap oleh pemuda tak dikenalnya seperti mengalami sesak nafas.
Timo berdiri dengan nafas tersengal melihat puteri duyung tersebut tergeletak tak berdaya dan bibirnya mulai mengering.
"What is your name?" tanya pemuda berpakaian hitam menatap pemuda berpakaian olah raga yang duduk di atas tanah memandanginya.
"Timo. And you?"
"Gibson," jawabnya seraya mengulurkan tangan mengajak berjabat tangan. "I heard you can speak Indonesian," ucap Gibson yang membuat mata Timo melebar.
"Kau bisa juga?" Gibson mengangguk.
"Indonesia salah satu bahasa yang kukuasai, tapi aku tak bisa bahasa gaulnya. Menurutku, bahasa gaul itu tidak sopan," ucapnya seraya melihat jam tangan yang dikenakannya.
"Oh! Jam berapa sekarang?" tanya Timo langsung berdiri dan ternyata tinggi mereka hampir sama.
"Tidak berfungsi. Lihat? Jam digitalku mati, berikut semua menu-nya," jawabnya seraya menunjukkan layar jam digitalnya.
"Lalu ... sekarang bagaimana?" tanya Timo bingung.
Pemuda bernama Gibson yang terlihat tangguh dengan pakaian serba hitam termasuk sepatu boots-nya, melihat ke arah pulau yang memiliki sinar hijau terang di sana dengan tenang.
"Aku tak tahu misi yang kau baca tadi hanya berlaku untuk satu orang atau bisa dua sekaligus," jawabnya bertolak pinggang dan membuatnya terlihat keren.
"Mm, Gibson, boleh kutahu. Apa kau juga tersedot sebuah portal?" Gibson mengangguk.
"Sepertinya, kita dalam sebuah arena pertarungan. Sebelum sampai ke sini, aku bertemu banyak anak yang telah gugur. Entah mereka dimakan makhluk aneh, atau tiba-tiba tewas karena memakan atau meminum sesuatu yang tak diketahui. Orang yang membuat permainan ini sungguh gila. Aku bersungguh-sungguh ingin menghajarnya," ucap Gibson garang. Timo menelan ludah.
"Kau ... berapa umurmu? Dan kau ... berasal dari mana?" tanya Timo penuh selidik yang tertarik dengan pemuda tangguh di depannya.
"18 dan aku dari China." Timo mengangguk. Ia kembali mengajak berjabat tangan dan Gibson menyambutnya.
"Aku dari Filipina. Aku hanya lebih tua setahun darimu. Umurku 19. Semoga kita bisa berkawan baik, Gibson. Senang bertemu denganmu," jawabnya senang dan Gibson tersenyum tipis.
***
ILUSTRASI
SOURCE : GOOGLE & FREE IMAGES
Nah, udah bisa nebak belom anak siapa aja ini? Lele udh kasih clue buanyak loh di tiap epsnya. Masa cuma Jubaedah doang yang kejawab, sama kemarin bang Casper udah benar jawab si Mandarin anaknya Daniel jajaran Boleslav. Terima kasih dukungannya dan semoga suka ceritanya. Lele padamu😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Kerta Wijaya
🤟
2022-11-07
0
liani
aku moco waelah.. seru 👍👍👍
2022-06-15
1
🏕️👑🐒 𖣤᭄Kyo≛ᔆᣖᣔᣘᐪᣔ💣
aku gtw siapa aja mereka baca aja dah
semangat le
2022-05-20
0