Chanel berdiri di depan cermin kamarnya dengan setelan jas kantor yang sangat pas di tubuhnya. Hari ini, hari pertamanya kerja di kantor suaminya. Dia berangkat pagi-pagi buta sebelum Valentino dan Dior keluar dari kamarnya.
Sementara di kamar, Dior tengah muntah-muntah karena mengalami morning sickness. Valentino begitu telaten memijit tengkuk istrinya itu.
“Lebih baik hari ini kau istirahat saja, Sayang. Jangan ke butik dulu!“ ucap Valentino membimbing istrinya itu duduk ke atas ranjang mereka.
Dior mengangguk. “Aku akan istirahat hari ini, cepatlah pulang!“
“Aku usahakan pulang cepat. Dan bersabarlah, aku akan menjelaskan pelan-pelan pada mamaku. Kita tidak bisa seperti ini terus apalagi ada calon bayi kita!“ ucap Valentino dengan menaikkan selimut untuk menutupi tubuh istrinya.
“Aku juga akan menjelaskan pada orangtuaku, Val. Permusuhan kedua keluarga kita harus hilang dan bayi kita sebagai perantaranya!“ sahut Dior kemudian.
Setelah melihat Dior terlelap, Valentino pergi ke kantornya. Dia harus memastikan kondisi istrinya baik-baik saja.
Sesampai di kantornya, Valentino sudah disibukkan oleh beberapa laporan proyeknya dan dia perlu meninjau semuanya.
“Sepertinya jadwalku semakin padat!“ gumam Valentino.
“Apa sudah ada sekretaris baru?“ tanyanya kemudian pada asistennya.
Sekretaris Valentino yang lama memang cuti hamil jadi Valentino meminta merekrut sekretaris baru.
“Sudah ada, Bos.“
Yuda tidak berani memberitahu kepada bosnya jika sekretaris barunya adalah istrinya sendiri. Awalnya dia juga terkejut tapi Chanel meminta merahasiakan identitasnya pada semua yang ada di kantor.
“Suruh dia kemari dengan membawa kopi!“ perintah Valentino.
“Baik Bos!“ jawab Yuda dengan pamit undur diri.
Yuda ke ruangan Chanel dan memberitahu pada wanita itu jika Valentino memintanya ke ruangannya dengan membawa kopi. Tentu saja Chanel senang bukan main, dia segera ke pantry kantor untuk membuat kopi terbaik.
“Kopi pertama untuk suami!“ gumam Chanel kesenangan.
Setelah selesai membuat kopi Chanel membawa ke ruangan Valentino berada. Saat sampai di depan pintu, dia mengetuk sampai suara Valentino menyuruhnya untuk masuk kedalam.
Didalam Valentino tengah sibuk memeriksa laporan, dimata Chanel suaminya itu begitu seksi. Dengan perlahan Chanel menaruh secangkir kopi di meja Valentino.
“Kopinya, Bos!“ ucapnya.
Sontak Valentino langsung menghentikan pekerjaannya karena sangat mengenali suara yang baru saja dia dengar.
“Chanel, kenapa kau bisa ada disini?“ tanyanya heran melihat istri keduanya.
Chanel berusaha bersikap formal dan membungkuk hormat. “Saya sekretaris baru anda, Bos suami!“
“Bos suami? Apa-apan ini!“
Valentino mulai emosi dan meminta kepala HRD untuk menghadap padanya.
“Bagaimana cara kerjamu? Bisa-bisanya kau menerima dia bekerja disini!“ pekiknya saat kepala HRD itu menghadap padanya.
“Ma-maaf Bos tapi Chanel memenuhi prosedur!“ jawab kepala HRD dengan menyerahkan berkas mengenai Chanel. “Dan Chanel sudah tanda tangan kontrak kerja!“
“Aku tidak peduli, pecat dia!“ perintah Valentino.
Chanel tentu saja tidak terima, dia menyela dan berkata. “Saya sudah terikat kontrak Bos jadi anda tidak bisa memecat saya secara sepihak dan tanpa alasan yang jelas!“
“Pergi ke ruanganmu!“ ucap Valentino menyuruh kepala HRD keluar ruangannya. Lalu dia mendekati Chanel yang berdiri di depan mejanya. “Apa rencanamu, Chanel?“
“Bukankah kakak tidak memberiku kesempatan menjadi istri jadi aku akan melayanimu dengan cara lain yaitu jadi sekretarismu!“ jawab Chanel percaya diri.
Chanel mendekati Valentino dan menarik dasi suaminya yang membuat jarak mereka pepet maksimal.
“Apa kau paham, Bos suami?“
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Ajusani Dei Yanti
semangat chanel kamu istri sah nya bukan istri siri nya
2023-05-24
0
Dien
mantap nih taklukan valen chanel buat dia bucin akut
2022-03-11
0
Muharini Jatiningsih
suka qlw karakter cwenta g lemah n cengeng
2022-03-09
0