Di pemakaman keluarga Bagaskara tampak semua kolega-kolega bisnis dari Bagaskara Group hadir saat prosesi pemakaman. Disana Valentino terus berdiri dengan tatapan nanar kearah makam papanya yang baru saja ditutup oleh tanah.
Satu persatu yang hadir menaburkan bunga dan memanjatkan doa supaya almarhum diterima disisi yang Maha Kuasa.
“Kami turut berduka cita, Tuan Valentino!“
Valentino hanya bisa mengangguk saat satu persatu berpamitan untuk pulang. Tertinggal Valentino yang masih mematung ditempatnya, pikirannya saat ini berkecamuk.
“Ayo kita ke mansion!“ ucap Valentino pada asistennya yang setia berdiri di belakangnya.
“Baik, Bos!“ sahut Yuda dengan berlari kecil karena ingin membukakan pintu mobil untuk Valentino.
Yuda yang dibalik kursi kemudi membelah jalanan menuju mansion keluarga Bagaskara dimana Chanel ada disana untuk menemani Amelia yang masih belum menerima kenyataan atas kepergian Bagaskara.
“Mama, makan dulu ya biar satu suap aja!“ bujuk Chanel dengan membawakan semangkok bubur.
Karena semenjak Amelia merawat mendiang Bagaskara, makannya tidak teratur. Chanel takut justru nanti Amelia akan gantian sakit.
“Tidak!“ tolak Amelia dengan menggelengkan kepalanya.
Tapi Chanel tidak menyerah, dia tetap memaksa wanita yang sudah menjadi mama mertuanya itu untuk makan.
“Aku sudah membuatnya dengan susah payah loh, Ma. Bahkan berasnya saja tadi aku mengupasinya satu persatu yang masih membentuk padi!“ ucap Chanel.
“Mana ada begitu!“ sahut Amelia yang merasa ucapan Chanel tidak masuk akal.
“Beneran! Coba tanya mang Sholeh!“ ucap Chanel tak mau kalah dengan menyebut kepala pelayan di mansion itu. “Makanya buburnya ini namanya bubur maju mundur cantik karena dibuat dengan keparipurnaan yang ada!“
Amelia terkekeh kecil mendengar penuturan anak menantunya itu. Itulah Chanel gadis ceria yang dia rawat dari umurnya 10 tahun, Amelia selalu menganggap Chanel anaknya sendiri semenjak itu terlepas dari rasa bersalah suaminya.
“Valen pasti akan menjagamu dengan baik,“ ucap Amelia kemudian.
Mendengar nama Valentino disebut membuat jantung Chanel langsung berdebat hebat. Wajah Chanel merona mengingat sekarang dirinya sudah sah menjadi istri pria itu.
“Acara resepsi kalian tunggu setelah 40 hari kematian papa!" tambah Amelia.
“Tidak masalah, Ma. Kita kan memang sedang dalam suasana berkabung!“ sahut Chanel.
Sampai akhirnya Valentino sudah sampai di mansion keluarganya. Pria itu segera mencari mamanya berada dan bertanya pada mang Sholeh.
“Nyonya besar dan nona Chanel ada di kamar, Tuan!“ ucap mang Sholeh.
“Aku akan kesana! Oh iya, setelah ini aku akan pulang ke apartemen! Tolong awasi mama dengan baik ya, Mang! Kalau ada apa-apa segera hubungi aku!“ pinta Valentino.
“Baik, Tuan!“
Valentino melangkah ke kamar mamanya dimana disana Chanel mulai menyuapi Amelia dengan telaten.
“Valen__“ panggil Amelia saat melihat putranya menyembul masuk ke kamarnya.
Valentino mendekati mamanya dengan meraih tangan wanita yang telah mengandungnya selama sembilan bulan itu.
“Jangan bersedih, Ma. Papa sudah tenang di surga, kita relakan kepergian papa!“ ucap Valentino kemudian.
Amelia hanya bisa menganggukkan kepalanya walaupun masih tidak rela suaminya pergi begitu saja setidaknya Bagaskara sudah tidak kesakitan lagi karena kanker yang menggerogoti tubuhnya.
Setelah Amelia tertidur baru Valentino mengajak Chanel untuk pulang ke apartemennya.
“Ayo pulang ke apartemen!“ ajak Valentino.
“Tapi ambil barang-barangku di kostku dulu ya, Kak!“ sahut Chanel.
“Baiklah, Ayo!“
Sesuai permintaan Chanel, mereka singgah dulu ke kost yang beberapa tahun ini ditinggali oleh Chanel. Wanita itu segera mengemasi barangnya dengan cepat karena tidak ingin Valentino menunggunya terlalu lama.
Di perjalanan ke apartemen pasangan suami istri itu terdiam tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Sampai akhirnya keduanya sampai di kawasan apartemen mewah.
Valentino menarik koper Chanel dan membawanya ke unit apartemennya dengan Chanel yang terus mengekorinya di belakang.
“Ceklek!“
Pintu apartemen terbuka setelah Valentino memasukkan nomor sandi pada pintu digital tersebut.
Saat pintu terbuka dari dalam apartemen nampak seorang wanita cantik berlari dan langsung memeluk Valentino dan Valentino juga membalas pelukan wanita itu.
“Kau sudah mendengarnya, Sayang?“ tanya Valentino pada wanita itu yang langsung dibalas dengan anggukan.
“Apa kau tidak apa-apa, suamiku?“ tanyanya.
Sementara Chanel yang melihat itu membulatkan matanya. Dia bingung dengan apa yang dilihatnya saat ini. Sayang? Suami?
Pertanyaan demi pertanyaan berputar di otak Chanel saat ini. Dan wanita yang ada dipelukan Valentino juga menyadari keberadaan Chanel.
“Siapa dia?“ tanyanya.
“Aku akan menjelaskan semuanya, Sayang!“ sahut Valentino dengan menggandeng tangan wanita itu untuk duduk di sofa.
Dior Maheswari, wanita yang dinikahi secara siri oleh Valentino beberapa bulan yang lalu. Mereka saling mengenal saat mereka kuliah dulu, hubungan mereka ditentang oleh keluarga mereka karena ternyata Bagaskara dan Maheswari musuh bebuyutan serta saingan bisnis.
Untuk itu, mereka berhubungan secara diam-diam setelah itu mereka memutuskan menikah karena rasa cinta mereka yang semakin dalam. Mereka berharap, Dior segera hamil supaya keluarga mereka merestui pernikahan mereka tapi keadaan semakin rumit karena ada Chanel diantara mereka sekarang.
“Sayang__“ panggil Valentino karena Dior menjauhi dirinya setelah dia menceritakan semuanya pada istri pertamanya itu.
“Bahkan status pernikahan kita masih siri tapi kau menikahi wanita lain lagi, Val?“
Dior berkata dengan meneteskan airmatanya, dia merasa sangat sakit hati saat ini. Valentino terus membujuk dan meyakinkan wanita yang dia cintai itu.
“Ini hanya sementara Sayang, saat keadaan kondusif aku akan menceraikan Chanel!“ bujuk Valentino.
Bukan hanya Dior yang sakit tapi Chanel yang mendengar semuanya juga sakit hati. Dia terus mematung ditempatnya sampai dia merasa kakinya kesemutan.
Chanel yang tidak tahan akhirnya ikut duduk di sofa dengan memijit kakinya.
“Ini istriku yang sesungguhnya, Chanel,“ ucap Valentino memperkenalkan Dior pada istri keduanya.
“Jadi disini aku hanya istri abal-abal, Kak?“ tanya Chanel memastikan.
“Kau sangat tahu aku menikahimu karena apa, 'kan?“ terang Valentino.
Valentino menarik Dior ke pelukannya dan berusaha menenangkan istrinya yang masih menangis itu.
“Cintaku hanya untukmu Sayang, percayalah!“ ucap Valentino berusaha meyakinkan.
“Kau jahat, Val,“ lirih Dior yang masih tidak terima.
“Aku ingin mengabulkan amanat terakhir papaku, Sayang!“ sahut Valentino dengan membelai punggung istrinya dengan lembut.
“Amanatnya kau harus menjagaku seumur hidupmu, kak Valen,“ sela Chanel yang merasa sangat cemburu dengan pemandangan yang dilihatnya.
Pupus sudah harapannya, dia ingin Valentino membalas cintanya tapi ternyata suaminya itu mempunyai istri lain.
“Chanel, mengertilah posisi kami!“ ucap Valentino.
“Aku harus mengerti posisi kalian lantas siapa yang harus mengerti aku?“ tantang Chanel.
Karena suasana semakin panas, Valentino membawa Dior ke kamar. Dia ingin berbicara dari hati ke hati dengan istrinya itu.
Tertinggal Chanel sendirian yang masih termenung memikirkan semuanya.
“Ternyata kak Valen itu suami SCTV, satu untuk semua!“ batin Chanel menjerit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Susi Akbarini
😀😀😀😀😀❤❤❤❤❤
2025-02-27
1
Misdina Ningsie Panggabean
bisa bisanya Uda mewek buyar karena suami SCTV 😫😫
2024-09-24
0
shu_zan
wkwkwkwkwkwk
2024-02-05
0