Happy Reading 😊
Nenek Sari akhirnya di larikan ke rumah sakit karena kondisinya yang shock dan drop ketika mengetahui bahwa Sandi telah menikahi Renata karena wanita itu hamil.
Tidak pernah Sandi bayangkan bahwa akhirnya rahasia yang selama beberapa hari ini dia sembunyikan pun terbongkar.
Kondisi nenek Sari semakin melemah, Sandi tidak akan memaafkan dirinya kalau sampai terjadi apa-apa dengan sang nenek.
Aulia melihat Sandi yang sejak tadi terlihat gelisah, bahkan sampai mondar-mandir tidak jelas di depan ruang ICU.
"Mas, duduklah, lebih baik kita berdoa saja kepada Allah agar kedaan nenek baik-baik saja." Ucap Aulia.
Sandi langsung berhenti dan menoleh menatap ke arah istrinya itu. "Lia, bagaimana mas bisa tenang kalau belum mengetahui keadaan nenek saat ini? semuanya salah mas, seharusnya tadi mas bisa lebih mengontrol diri." Jawab Sandi duduk di samping Aulia.
"Jangan menyalahkan diri sendiri, mas.. Aku juga merasa bersalah, karena aku meminta cerai darimu membuat nenek tahu kejadian yang sebenarnya." Sandi menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Aulia.
"Tidak Lia, semua bukan karena kesalahanmu. Akulah yang membuat masalah di sini." Jawab Sandi mengusap wajahnya kasar.
Aulia merasa kasihan melihat suaminya yang tampak kacau itu, Sandi sangat menyayangi neneknya, begitu pun dengan Aulia, yang sejak awwl sudah menganggap nenek Sari seperti neneknya sendiri.
Sandi menyentuh tangan Aulia dan menggenggamnya.
"Berjanjilah padaku bahwa kamu tidak akan pernah mengucapkan kata-kata itu lagi. Aku tidak ingin kita berpisah, Aulia." Ucap Sandi menatap wajah cantik istrinya itu.
Aulia merasa sangat bingung, padahal dirinya sudah bertekad untuk melepaskan Sandi. Tetapi melihat kondisi nenek yang mengalami drop lagi membuat Aulia merasa bimbang.
"Aku tidak tahu mas, keputusan ini sebenarnya sudah,,,!"
"Ssttt, tidak ada bantahan, nenek sedang sakit, bagaimana kalau nenek tahu bahwa kita harus berpisah? tolong Aulia, kalau kamu memang tidak bisa memaafkan mas, setidaknya pikirkan bagaimana perasaan nenek?"
Bukan begitu mas, aku sudah memaafkanmu, tetapi aku tidak bisa meneruskan pernikahan ini,, batin Aulia.
"Aulia, pikirkan kondisi nenek, jangan sampai nenek semakin drop gara-gara ke-egoisainmu!" Aulia sedikit terkejut ketika Sandi menyentuh kedua bahunya dan sedikit memberi tekanan.
"Ba,,baiklah mas," jawab Aulia takut ketika melihat Sandi yang menatapnya tajam. Bagiakan sebuah ancaman yang mampu membuat Aulia merinding.
Sandi merasa sedikit lega ketika Aulia mau nenurut, sepertinya hanya dengan alasan nenek bisa membuat gadis itu mengurungkan niatnya.
Sandi tidak akan pernah melepaskan Aulia, meskipun dia tahu bahwa dirinya sangat egois dan membuat Aulia berada di posisi yang sulit, antara harus menerima istri lain Sandi beserta anaknya. Sandi berharap bahwa Aulia juga secepatnya hamil, agar tidak ada alasan lagi bagi Aulia ingin berpisah dari Sandi.
###
Renata menghubungi Sandi dan mengatakan bahwa Sandi sedang berada di rumah sakit.
"Kenapa nenek sampai drop lagi?" Tanya Renata via telepon.
"Nenek tahu kalau kita sudah menikah, dan kamu tengah mengandung anakku, nenek marah dan kecewa, tapi sekarang sudah sudah berhasil di tangani, setidaknya kondisinya sudah stabil."
"Jadi nenek sudah tahu kalau kita telah menikah?" Renata sangat antusias.
Setidaknya posisi nya sebagai istri Sandi sudah di ketahui oleh sang nenek, tinggal bagaimana Renata meminta restu dan meminta Aulia untuk segera mundur
"Nenek tahu semuanya, bahkan nenek juga tahu kalau Aulia meminta cerai."
Renata tersenyum senang, ternyata Aulia menepati janjinya untuk segera berpisah dari Sandi.
"Bagus sayang, Aulia memilih keputusun yang tepat, dengan begitu aku akan menjadi istrimu satu-satunya dan kita akan hidup bahagia seperti impian kita selama ini. Untuk nenek, perlahan aku akan mengambil hati nenek agar mau menerimaku, apalagi sekarang aku tengah mengandung."
"Tidak, aku dan Aulia tidak akan berpisah, Aulia sudah memutuskan untuk terus menjalani pernikahan ini karena dia sangat di sayang oleh nenek, kalau sampai aku dan Aulia berpisah, aku takut nenek akan menjadi semakin parah."
Renata mengepalkan kedua tangannya, ternyata Aulia berubah pikiran, sepertinya kali ini dia harus bisa mengambil hati neneknya Sandi agar posisinya juga sama kuatnya dengan Aulia. Setidaknya Renata sudah memegang satu kartu yang akan membuatnya mudah masuk ke dalam keluarga Prayoga yaitu dengan kehamilannya.
"Baiklah, mungkin memang begitu lebih baik, kalau begitu aku ingin menjenguk nenek di rumah sakit, kamu tidak bisa melarangku lagi. Karena nenek sudah tahu tentang diriku maka dari itu aku akan memperjuangkan hak ku sebagai istrimu dan lebih berhak menjadi istri sah mu yang kedua bukan hanya sebagai istri siri karena posisiku di sini sangat kuat, sayang."
"Tapi kalau kamu menjenguk nenek saat ini, takutnya nenek belum bisa menerimamu lebih baik kita tunggu sampai kondisi nenek benar-benar stabil."
###
Beberapa hari kemudian.
Kondisi nenek sudah semakin membaik. Aulia selalu berada di sisinya setiap saat, nenek Sari hanya akan makan kalau Aulia yang menyuapinya.
Saat ini Aulia baru saja selesai menyuapi nenek, sedangkan Sandi sudah berangkat ke kantor karena akan ada rapat.
"Nak, nenek minta maaf padamu, karena membuatmu harus merasakan semua ini, nenek tidak menyangka kalau Sandi bisa berbuat nekat seperti itu,, nenek tahu Sandi dan wanita itu sudah berhubungan sejak lama tetapi nenek sangat tidak menyukai Renata dan dia bukan wanita yang tepat untuk Sandi." Aulia mengerutkan keningnya mendengar ucapan nenek Sari.
"Kenapa nenek tidak menyukai Mbak Renata? Sepertinya dia gadis yang baik dan dia juga sangat cantik,, tentu saja Mas Sandi sangat mencintai Mbak Renata."
"Renata dulunya seorang model dan sering bekerja sama dengan pria lain, nenek sempat melihat Renata di peluk dan di cium oleh salah seorang teman modelnya, kalau memang Renata wanita baik-baik dan sudah memiliki kekasih, seharusnya dia bisa menjaga sikap di depan pria lain, bukan malah tertawa senang saat dirinya di cium seperti itu." Jelas sang nenek panjang lebar.
Aulia mengelus bahu nenek Sari. Ternyata karena masalah itu nenek tidak menyukai Renata.
"Mungkin saja pria itu adalah saudaranya, atau pamannya, nenek jangan berpikiran negatif dulu sebelum tahu yang sebenarnya."
"Yah, mungkin karena nenek sudah tua, tapi nenek hanya mau kalau kamu yang menjadi istri Sandi satu-satunya."
Ceklek!
Nenek Sari dan Aulia menoleh saat pintu ruangan terbuka.
"Selamat pagi Aulia, nenek, bagaimana keadaanmu?" Ucap Renata masuk begitu saja ke dalam.
"Ka,, kamu, siapa yang menyuruhmu datang ke sini!!" Ucap nenek Sari menunjuk Renata.
"Mbak, kamu..!"
"Aku kesini mau mengetahui kondisi nenek, maaf nek, maafkan Renata kalau gara-gara perbuatan Mas Sandi dan Renata membuat kondisi nenek menjadi seperti ini." Renata bersimpuh di depan Aulia dan nenek.
"Mbak, jangan seperti ini!" Aulia menyuruh Renata untuk berdiri.
"Nenek, Aulia, aku ke sini hanya ingin meminta restu dan pengakuan kalian, bahwa aku juga istri dari Sandi, bagaimana nasib anakku manti kalau sampai dia tidak di anggap, padahal dia juga keturunan Prayoga." Ucap Renata menangis.
Tiba-tiba dada nenek Sari terasa sakit kembali, rasanya masih sangat terkejut harus menerima kenyataan ini.
"Nenek, bertahanlah! jangan sakit lagi, nek,,, Aulia sangat menyayangi nenek! dokter akan segera datang." Renata bisa melihat bagaimana gadis berjilbab itu benar-benar merasa khawatir.
Mungkin Renata akan bersikap lebih manis dan lembut agar nenek bisa menerimanya.
Bersambung.
Mana nih like, bunga, kopi dan votenya 😊🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Dewi Zahra
wanita ular
2022-06-21
1
Lina aja
gmna ini thor.
2022-01-20
0
Elisa Nursanti Nursanti
next
2022-01-13
0