Happy Reading 😊
Sandi menatap Renata dengan tatapan yang sulit di artikan. Beberapa bulan yang lalu wanita ini masih menjadi kekasih yang akan di nikahi-nya. Pernikahan impian yang sudah mereka rencanakan jauh-jauh hari dengan dengan sangat matang.
Renata adalah wanita yang sangat di cintai oleh Sandi, saat ini bahkan telah mengandung anaknya, hasil perbuatan mereka yang di lakukan secara sadar tanpa pengaruh obat ataupun minuman keras.
Dan sekarang Sandi sudah berhasil menikahi wanita pujaannya itu, tetapi entah kenapa rasanya tidak seperti yang dia bayangkan. Menikah dengan Renata adalah impiannya, tapi pada saat Sandi menghadapi penghulu saat akan mengucapkan ijab qobul perasaan hatinya tidak karuan.
Dulu pada saat Sandi menikahi Aulia di lakukan-nya secara paksa. Tapi dengan Renata rasanya lebih terpaksa lagi, tidak nyaman dan hatinya ragu. Mungkin memang Allah SWT telah memberikan hukuman untuknya dengan cara menghilangkan rasa cinta yang mulai pudar untuk wanita itu.
"Sayang, kenapa melamun?" Tanya Renata yang saat ini duduk di hadapan Sandi.
"Tidak apa-apa, cepat habiskan makanan nya, nanti keburu dingin."
Renata meletakan sendok-nya sedikit keras hingga membuat Sandi sedikit terkejut.
"Aku maunya di suapi! Selama beberapa hari ini aku selalu makan malam sendiri! Apa kamu tidak merasa kasian, Sandi! Lihatlah bagaimana aku harus menghadapi keinginan anakmu yang selalu saja menginginkan kamu di sini, selama ini aku sudah cukup bersabar, karena aku juga mengerti keadaanmu!" Teriak Renata dengan air mata yang sudah jatuh membasahi pipinya.
Sandi yang melihat hal itu menjadi tidak tega, pria itu berdiri dan berjalan ke arah Renata yang sedang menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.
"Maafkan aku, jangan bertingkah seperti ini, aku tahu aku salah, malam ini aku akan tidur di sini." Sandi mengelus bahu Renata yang terlihat berguncang.
"Kapan kamu akan menceraikan Aulia? Bukankah kamu sudah berjanji akan menceraikannya? Aku ingin menjadi istri sah-mu satu-satunya, aku lebih berhak karena sebentar lagi akan memberikan mu keturunan!" Ucap Renata tersedu.
Sandi memeluk Renata dari samping, dia merasa bersalah telah membuat Renata menjadi seperti ini. Bukan ini yang Sandi inginkan, seharusnya dia memang lebih memperhatikan Renata karena kondisinya yang tengah hamil.
Bagaimana aku harus mengatakan pada Renata, bahwa aku tidak ingin berpisah dengan Aulia, bukan karena nenek yang akan shock dengan perpisahan kami, tetapi aku memang menginginkan Aulia, karena aku sudah jatuh cinta pada istri pertama ku itu. Kenapa semua ini menjadi sangat rumit! Batin Sandi.
"Sudah, jangan menangis lagi, aku akan di sini menemani calon bayi kita." Ucap Sandi menenangkan Renata.
Akhirnya malam itu Sandi menginap di apartemen Renata untuk pertama kalinya setelah mereka menikah.
Sedangkan di rumah utama Prayoga.
Aulia menutup mushaf Al-Qur'an yang baru saja di bacanya. Wanita cantik itu mengembalikan Al-Qur'an tersebut di atas meja yang berada di sudut kamar.
Aulia melihat jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Wanita itu baru saja melakukan salat isya' tanpa berjamaah dengan suaminya. Tadi sore Sandi mengirimi pesan bahwa dia tidak akan pulang kerumah karena akan bermalam di rumah Renata.
Aulia tentu saja langsung mengiyakan permintaan suaminya itu karena biar bagaimanapun Renata juga sangat membutuhkan Sandi, apalagi saat ini Renata sedang hamil muda.
Aulia merebahkan tubuhnya di atas ranjang setelah membereskan mukena dan sajadahnya. Wanita cantik itu termenung memikirkan bagaimana nasib pernikahannya yang benar-benar rumit.
Apa sebaiknya aku katakan saja pada mas Sandi perihal permintaan Renata yang menginginkan aku harus mundur dari pernikahan ini?
"Tidak, tidak.. aku harus bisa mencari alasan yang tepat agar mas Sandi tidak menyalakan Renata. Nanti yang ada hubungan Renata dan mas Sandi jadi tidak baik." Gumam Aulia.
Tiba-tiba hatinya merasa seperti teriris, perih saat Aulia mengatakan pada dirinya sendiri seperti itu. Jujur dia sudah mulai mencintai Sandi dan merasa nyaman saat bersama suaminya itu. Kebimbangan dan kegalauan hati merayap di dalam jiwa Aulia.
Mungkin dia memang harus menyerah sebelum rasa cintanya pada Sandi semakin dalam. Aulia berharap bahwa setelah dia memutuskan untuk berpisah dengan Sandi, mereka tetap akan menjalani kehidupan seperti biasanya. Aulia masih ingin bisa mengurus nenek Sari meskipun dia sudah tidak menjadi istri Sandi lagi.
Tapi apakah itu tidak akan sulit untuk di jalani? apakah Aulia bisa merelakan Sandi begitu saja sekarang dia dan Sandi sudah menjadi semakin dekat, bahkan Sandi seakan-akan tidak bisa hidup tanpa Aulia.
Ting!
Ponsel Aulia mendapatkan notifikasi pesan. Aulia mengambil ponsel itu dan melihat siapa yang telah mengirimkan pesan padanya.
'Lagi apa istriku? pasti baru selesai sholat dan tadarus ya, maaf ya,, mas malam ini tidak bisa menemanimu tidur, tapi tenang saja, mas akan menemani Lia, kalau kangen kita bisa chattingan'
Aulia tersenyum melihat pesan yang dikirimkan oleh Sandi.
'Aku udah ngantuk mas, sebaiknya mas Sandi lebih fokus sama mbak Renata, kasian loh kalau di tinggal chattingan.'
Ting!
'Masa jam setelah delapan sudah ngantuk? biasanya juga masih bermesraan sama mas, apa karena mas tidak ada di sana?'
Aulia menggelengkan kepalanya, jujur dia merasa senang karena Sandi masih memperhatikannya padahal saat ini dia sedang berada di rumah istri keduanya yang tidak lain adalah wanita yang sangat dicintai oleh Sandi.
'Aku mulai besok akan kembali ke butik mas, sudah sebulan lebih aku tidak mengurusnya, aku minta izin padamu mas.'
Aulia melihat ponselnya, sudah lebih dari lima belas menit Sandi belum juga membalas pesannya.
"Tadi siapa yang mengatakan ingin menemani chattingan." Gerutu Aulia sambil menaruh ponselnya di atas nakas.
Aulia beranjak pergi keluar dari kamarnya dan menuju ke kamar nenek. Mungkin nenek sudah tidur, tetapi Aulia merasa kesepian jadi dia memutuskan untuk menemani nenek malam ini.
Sedangkan Sandi meminta izin pada nenek bahwa dia sedang ada pekerjaan jadi tidak bisa pulang ke rumah untuk malam ini. padahal sebenarnya dia sedang menginap di apartemen istri keduanya.
###
"Kenapa di saat kamu sama aku tapi masih saja balas chat dengan wanita itu!! kenapa sekarang kamu berubah Sandi, apa kamu sudah mulai mencintai Aulia? hah?" Seru Renata yang memergoki Sandi sedang asik chattan sama istri pertamanya.
Sandi mendesah kasar. "Renata, kembalikan ponselku!" Renata tersenyum miring.
"Jadi benar kamu sudah mulai mencintai Aulia! aku tidak terima Sandi, kamu harus memenuhi janjimu untuk segera menceraikan Aulia!" Seru Renata.
Sandi ingin menjawab sejujurnya pada Renata bahwa dia telah mencintai Aulia, tetapi tiba-tiba Renata memegangi kepala dan perutnya.
"Aaaakkh! sakit!"
"Renata!"
Sandi langsung menangkap tubuh Renata dan membawanya ke dalam kamar.
Aku tahu kamu sudah mulai mencintai wanita itu, aku tetap tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Aulia dan Sandi harus berpisah! Batin Renata yang sebenarnya hanya berpura-pura itu.
Bersambung.
Maaf ya kalau ceritanya bikin dongkol, maklum temanya berbagai cinta, jadi di sini sosok Aulia memang harus mau di madu ya, kalau novel lain pasti sudah langsung kabur kalau tahu suaminya berhianat. Auto othor harus muter otak biar dapet feelnya 🤧
Jangan lupa like, bunga dan votenya ya 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Dewi Zahra
benar kata nenek Renata itu nggak baik
2022-06-21
0
Nining Rahayu
kok aku curiga,,, itu bukan anak Sandy 😁😁
2022-01-16
0
Nining Rahayu
sandy harus tahu donk,,, kan hrs jujur dan saling terbuka,,,, komunikasi
2022-01-16
1