Dokter playboy

Masih teringat jelas bagaimana Sabrina mau diperiksa Dokter Agung, bahkan Dokter Agung meminta bantuan beberapa suster untuk menangani satu pasiennya tersebut. Lucu, menggemaskan, namun juga mengesankan,  itulah pemikiran Dokter Agung yang saat ini menanti kedatangan wanita itu kembali. 

Dengan dalih masalah kandungan, Dokter Agung menghubungi Sabrina untuk datang menemuinya, namun kali ini tak di rumah sakit, melainkan di restoran mewah. Tak seperti hari biasa, pria itu memakai baju casual dan celana jeans hitam. Matanya terus menatap pintu utama menanti wanita yang dari kemarin melintasi otaknya. 

Sesekali dokter Agung  menilik jam yang melingkar di tangannya, hatinya mulai ragu akan kedatangan Sabrina yang sudah telat tiga puluh menit dari jam perjanjian. 

Dua gelas jus jeruk. Satu cangkir kopi hitam kandas juga, dan kini tinggal beberapa potong kue yang ia pesan. 

Semakin lama semakin greget saja, sudah cuaca panas, yang ditunggu pun belum ada tanda tanda datang. 

"Apa kabar dengan Mahesa?"

Tiba-tiba saja Dokter Agung mengingat sahabatnya yang dulu satu alur, nongkrong di klub malam dan suka dengan hal yang di luar jalur kebenaran. 

"Pasti dia sudah sukses," gumamnya lagi,  mengingat waktu lalu saat ia melihat postingan Mahesa diangkat ke jabatan yang lebih tinggi. 

''Tapi dia sudah menikah belum ya?'' 

Dokter Agung mengetuk ngetukkan jarinya, di meja, otaknya traveling mengingat kebersamaannya waktu dulu. Dan sudah hampir lima tahun lamanya keduanya kehilangan kontak. 

"Assalamualaikum…."

Dokter Agung terpaku saat mendengar suara uluk salam dari belakangnya, itu suara yang dirindukan, namun juga ada suara yang asing mengiringi. Sontak pria itu beranjak dan menoleh. 

"Akhirnya kamu datang juga." ucap Dokter Agung disertai senyuman khas.

"Jawab dulu salamnya, Dok!" 

"Waalaikumsalam."  jawabnya gugup. 

Entah berapa tahun lamanya, Dokter Agung sampai lupa dan pertemuannya dengan Sabrina kini kembali membuka pintu hati yang terkunci rapat. 

"Kenalkan, ini sahabat saya, namanya Sesil."

Sama seperti Sabrina, gadis itu menangkup tangannya saat berkenalan dengan dokter Agung. 

'Kenapa baru kali ini aku nemu cewek bening kayak gini sih, kalau dari dulu kan nggak mungkin aku jadi bujang lapuk dan godain cewek.' gerutunya dalam hati. 

Dokter Agung mengelus tengkuk lehernya, tak seperti dulu yang langsung nyosor pipi kanan kiri jika bertemu perempuan, kini nyalinya menciut saat dihadapkan dengan Sabrina dan Sesil yang berhijab dan nampak pendiam . 

"Silakan duduk!"

Sabrina dan Sesil duduk di depan Dokter Agung. Suasana restoran itu sangat ramai, banyak pengunjung yang datang dan kebanyakan mereka berpasangan, saling pegang tangan dan saling berbincang, namun tidak di meja yang Sabrina dan Sesil tempati yang sedikit hening. 

"Katanya dokter mau membicarakan masalah kandungan saya?" tanya Sabrina.

"Ngomongnya biasa saja Sab, anggap saja kita berteman."

Sabrina menunduk dan tersenyum simpul. Semenjak menikah dengan Mahesa, ini pertama kalinya ia harus berbicara dengan laki-laki lain. 

"Memangnya kandungan aku kenapa ya, Dok?" imbuhnya lagi. 

'Aku harus bilang apa, aku kan bohong sama dia.' batin Dokter Agung. 

"Kandungan kamu sehat kok, dan diperkirakan lahirnya itu bulan depan. Jadi kamu dan suami kamu harus persiapkan diri."

Sabrina manggut manggut, ucapan Dokter Agung pun seperti yang diucapkan Dokter Lena waktu terakhir periksa. 

Beberapa saat minuman yang dipesan Dokter Agung datang,  dengan begitu ramah pria itu menyodorkan didepan tamunya. 

Sesil yang merasa haus langsung saja menyambar tanpa permisi, sedangkan Sabrina hanya menatap tingkah sahabatnya yang sedikit aneh. 

"Kalian hanya berdua saja?" tanya Dokter Agung seraya mengedarkan pandangannya ke arah lain. 

"Memangnya kenapa?" 

Dokter Agung tak sengaja menatap perut Sabrina yang sudah membesar dan mengingat saat wanita itu ke rumah sakit seorang diri. 

"Kemana suami kamu?  kok nggak ikut antar kamu periksa?" tanya Dokter Agung menyelidik. Seakan menangkap sesuatu yang menjanggal di diri Sabrina. 

"Suamiku sangat sibuk, Dok. Dan nggak mungkin aku menyusahkan dia yang sedang bekerja, lagipula aku bukan anak kecil yang harus diantar kemana mana, dia sudah begitu lelah mencari nafkah untuk aku, dan tidak seharusnya seorang istri merepotkannya."  Kata Sabrina dengan lugas.

Panjang lebar Sabrina menjelaskan, karena wanita itu tak mau sedikitpun Dokter Agung dan Sesil curiga dengan masalah rumah tangganya yang memang tak harmonis. 

'Siapa suami Sabrina, dia benar benar beruntung mendapatkan istri yang sangat langka,  apa sahabatnya ini juga seperti Sabrina.

Jiwa playboy dokter Agung kembali bangkit saat menatap senyum indah yang terukir dari sudut bibir Sesil. Tak mungkin ia mengharapkan Sabrina yang sudah jelas mengandung anak pria lain, dan kini targetnya ada pada Sesil, wanita yang baru ditemuinya pertama kali. 

"Kalau suami Sesil juga kerja?" cetus dokter Agung basa basi. 

Sesil tersenyum menoleh menatap Sabrina yang mengangkat kedua bahunya. 

"Sesil belum punya suami Dok,  dia maih gadis." Jelas Sabrina.

Wuss

Wajah Sesil seketika merah marona karena malu, bagaimana bisa Sabrina mengungkap statusnya saat ini. 

"Sama dong." Timpal Dokter Agung.

Pria itu merasa sangat kebetulan dengan pertemuannya kali ini. Tanpa rasa sungkan dokter Agung mengedipkan satu matanya. Menunjukkan pesonanya yang menurutnya luar biasa. 

Dasar Dokter playboy.' gerutu Sesil dalam hati. 

Merasa tak nyaman dengan tatapan dokter Agung, Sesil mencubit pinggang Sabrina hingga sang empu terkejut. 

"Kita pulang yuk!  kayaknya disini ada buaya darat.'' nada menyindir. 

Sabrina hanya menahan tawa melihat kejengkelan Sesil, demi sang sahabat akhirnya Sabrina memilih pamit. 

"Benar-benar nggak faedah,  kok bisa sih kamu periksa sama dokter mata keranjang kayak dia." 

Sesil memakaikan helm untuk Sabrina. Wajahnya sewot level tinggi.

"Mau bagaimana lagi, aku juga terpaksa, lagipula aku nggak dipegang sama dia kok. Kemarin suster yang periksa aku."

Setelah Sabrina duduk di jok belakang, Sesil segera melajukan motor maticnya dan ingin melupakan kejadian di dalam tadi. 

Setibanya, Sesil langsung pergi setelah memastikan Sabrina masuk ke halaman. Baginya Sabrina adalah sahabat sekaligus saudara yang harus ia jaga. Dan tak ada kata tidak untuk wanita baik itu. 

Tak sengaja Sabrina melirik mobil Mahesa yang terparkir rapi.

"Apa Mas Mahesa sudah pulang?" terka-nya. 

Baru saja Sabrina membuka pintu, Ia dikejutkan dengan suaminya yang sudah mematung disana dengan melipat kedua tangannya.

"Dari mana saja kamu? berapa jam kamu keluar? dan siapa yang kamu temui?"

Pertanyaan bertubi tubi dilontarkan Mahesa seketika. 

"Aku, __" ucapan sabrina mengambang saat Mahesa menjentikkan jarinya. 

"Bagus sekali, jangan-jangan kamu menemui ayah dari bayi kamu, aku nggak nyangka, kamu hanya menggunakan jilbabmu sebagai kedok."

"Cukup!" sahut suara yang familiar dari arah pintu. Ternyata Bu Risma yang baru saja datang. 

Sabrina menyeka air matanya. Menghampiri mertuanya dan memeluknya.

"Jangan terus mengoloknya, jika kamu belum bisa menerima Sabrina, ingatlah kebaikannya selama ini yang sudah rela melayani kamu."

Bu Risma menggiring Sabrina menuju ruang keluarga, berharap Mahesa berpikir sebelum mengucap. 

 

Terpopuler

Comments

Cahaya Hayati

Cahaya Hayati

nanti menyesal mahesa ketika Sabrina pergi baru kau tau

2023-01-23

1

Rizma

Rizma

bu risma uda tobat ....tinggal susmi yg durjanah yg blm tobat

2022-09-24

0

Epifania R

Epifania R

akhirnya

2022-06-14

0

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan
2 Kesalahan
3 Licik
4 Peraturan baru
5 Melawan
6 Kunjungan Pak Yudi
7 Stroke
8 Memilih diam
9 Dokter playboy
10 Melangkah
11 Pergi
12 Melamar kerja
13 Terbongkar
14 Setitik cinta
15 Hamil
16 Cemburu
17 Tersindir
18 Hinaan
19 Antara menyesal dan bersyukur
20 Melahirkan
21 Devan Rahardjo
22 Rencana
23 Rumah baru
24 Aqiqah
25 Senjata makan tuan
26 Gelang misterius
27 Mimpi
28 Sedikit lunak
29 Tidak akan ada perceraian
30 Penyesalan
31 Kenyataan pahit
32 Ke luar kota
33 Terkuak
34 Meminta pendapat
35 Perdebatan kecil
36 Kejadian malam itu
37 Pengakuan
38 Panik
39 Ragu
40 Rencana
41 Terungkap
42 Ketakutan Mahesa
43 Perseteruan
44 Menunda
45 Cemburu berakhir ranjang
46 Sabrina hamil
47 Masih tanda tanya
48 Ungkapan
49 Melewati masa kritis
50 Koma
51 Membuka memori
52 Asal-usul Devan
53 Gugur?
54 Kekuatan cinta
55 Amnesia
56 Bukti
57 Pulang ke panti
58 Pengorbanan Mahesa
59 Penasaran
60 Negatif
61 Mengingat semuanya
62 Sakit
63 Khawatir
64 Lebay
65 Surat perceraian
66 Terjebak lift
67 Rumah baru
68 Sosok Randu
69 Terpojok
70 Tuntas
71 Berkunjung ke makam
72 Ajaib
73 Pergi
74 Ultah yang ke 22
75 Alyssa
76 Lamaran
77 Pendapat
78 Restu
79 Aneh
80 Pingsan
81 Hamil
82 Hadiah
83 Sidang kedua
84 Pengumuman
85 Sah
86 Resepsi
87 Malam pertama
88 Baju dinas
89 Arum hamil
90 Resmi bercerai
91 Antara jodoh dan perjodohan
92 Happy wedding Agung dan Sesil
93 OTW kasur
94 Ngebut
95 Berusaha move on
96 Nasib Aya
97 Menantu idaman
98 Kasus
99 Raisya Laksana Putri
100 Selamat
101 Kenangan
102 Bertemu lagi
103 Ulang tahun
104 Pemandangan pagi
105 datang ke kantor
106 Penasaran
107 Diskusi
108 Mirip
109 Kepergok
110 Sakit
111 Permintaan Raisya
112 Kembar
113 Sabrina dan Aida
114 Gagal
115 Mama Aya
116 Terka Randu
117 Asam lambung
118 Saudara kandung
119 Pulang
120 Hari pertama bekerja
121 Bendera perang
122 Parasit
123 Teguran
124 Pilihan yang sangat sulit
125 Pilih suami
126 Menolak
127 Keputusan Aya
128 Peringatan untuk Randu
129 Mencari Aya
130 Sama-sama angkuh
131 Julid
132 Akhirnya jatuh juga
133 Terjebak
134 Pernikahan Randu dan Aya
135 Pesta
136 Kejutan untuk Randu
137 Kehidupan baru
138 Kontraksi palsu
139 Kontraksi asli
140 Daffa dan Daffi
141 Cuek
142 Debat
143 Ungkapan Aya
144 Selanjutnya
145 Siap mengandung
146 Nggak peka
147 Kesibukan Mahesa
148 Semua berakhir indah
149 Pengumuman
150 Novel baru sudah rilis
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Pernikahan
2
Kesalahan
3
Licik
4
Peraturan baru
5
Melawan
6
Kunjungan Pak Yudi
7
Stroke
8
Memilih diam
9
Dokter playboy
10
Melangkah
11
Pergi
12
Melamar kerja
13
Terbongkar
14
Setitik cinta
15
Hamil
16
Cemburu
17
Tersindir
18
Hinaan
19
Antara menyesal dan bersyukur
20
Melahirkan
21
Devan Rahardjo
22
Rencana
23
Rumah baru
24
Aqiqah
25
Senjata makan tuan
26
Gelang misterius
27
Mimpi
28
Sedikit lunak
29
Tidak akan ada perceraian
30
Penyesalan
31
Kenyataan pahit
32
Ke luar kota
33
Terkuak
34
Meminta pendapat
35
Perdebatan kecil
36
Kejadian malam itu
37
Pengakuan
38
Panik
39
Ragu
40
Rencana
41
Terungkap
42
Ketakutan Mahesa
43
Perseteruan
44
Menunda
45
Cemburu berakhir ranjang
46
Sabrina hamil
47
Masih tanda tanya
48
Ungkapan
49
Melewati masa kritis
50
Koma
51
Membuka memori
52
Asal-usul Devan
53
Gugur?
54
Kekuatan cinta
55
Amnesia
56
Bukti
57
Pulang ke panti
58
Pengorbanan Mahesa
59
Penasaran
60
Negatif
61
Mengingat semuanya
62
Sakit
63
Khawatir
64
Lebay
65
Surat perceraian
66
Terjebak lift
67
Rumah baru
68
Sosok Randu
69
Terpojok
70
Tuntas
71
Berkunjung ke makam
72
Ajaib
73
Pergi
74
Ultah yang ke 22
75
Alyssa
76
Lamaran
77
Pendapat
78
Restu
79
Aneh
80
Pingsan
81
Hamil
82
Hadiah
83
Sidang kedua
84
Pengumuman
85
Sah
86
Resepsi
87
Malam pertama
88
Baju dinas
89
Arum hamil
90
Resmi bercerai
91
Antara jodoh dan perjodohan
92
Happy wedding Agung dan Sesil
93
OTW kasur
94
Ngebut
95
Berusaha move on
96
Nasib Aya
97
Menantu idaman
98
Kasus
99
Raisya Laksana Putri
100
Selamat
101
Kenangan
102
Bertemu lagi
103
Ulang tahun
104
Pemandangan pagi
105
datang ke kantor
106
Penasaran
107
Diskusi
108
Mirip
109
Kepergok
110
Sakit
111
Permintaan Raisya
112
Kembar
113
Sabrina dan Aida
114
Gagal
115
Mama Aya
116
Terka Randu
117
Asam lambung
118
Saudara kandung
119
Pulang
120
Hari pertama bekerja
121
Bendera perang
122
Parasit
123
Teguran
124
Pilihan yang sangat sulit
125
Pilih suami
126
Menolak
127
Keputusan Aya
128
Peringatan untuk Randu
129
Mencari Aya
130
Sama-sama angkuh
131
Julid
132
Akhirnya jatuh juga
133
Terjebak
134
Pernikahan Randu dan Aya
135
Pesta
136
Kejutan untuk Randu
137
Kehidupan baru
138
Kontraksi palsu
139
Kontraksi asli
140
Daffa dan Daffi
141
Cuek
142
Debat
143
Ungkapan Aya
144
Selanjutnya
145
Siap mengandung
146
Nggak peka
147
Kesibukan Mahesa
148
Semua berakhir indah
149
Pengumuman
150
Novel baru sudah rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!