Saat ini kami berdua sedang berada di kamarku, rasanya aku seperti jadi terdakwa yang sedang duduk di hadapan hakim. Sian yang serius terlihat menyeramkan.
"Katakan!" Sian memasang wajah seriusnya dengan pandangan yang terfokus padaku.
Aku menelan ludah, bagai manapun juga aku merasa malu dan tidak terbiasa untuk menceritakan hal pribadi seperti ini. Meski dia sahabat baikku, rasanya aneh saja gitu. Mungkin berbeda dengan orang-orang disini, kebanyakan mereka bisa dengan santai bercerita tentang pengalaman semalam mereka habis tidur dengan siapa, aku belum seberani itu.
"semalam aku mabuk-- " Aku sengaja tidak langsung meneruskan perkataan ku, membuat kekepoan sian semakin menjadi.
"Lanjutkan Linda lanjutkan, kau jangan menggantungnya. Ceritakan yang jelas dan lengkap oke!" Sian berbicara kesal karena tidak sabar menungguku yang berbicara sedikit bertele-tele ini.
Aku sedikit tertawa melihatnya yang sedang sangat penasaran itu. Makanya aku sedikit mengerjai dia dengan menggantungkan ceritaku ini. Lumayan hiburan melihat wajah Sian yang serius begitu, biasanya juga dia konyol lalu sekarang mendadak pasang ekspresi begitu.
"Oke-oke aku ceritakan."
Ehem... Ehem....
"SemalamakumabuklaluakutidurdenganJacob!" Aku berbicara super cepat tanpa spasi. Hahaha, rasakan!
"Kau gila! bicara yang benar bodoh!" kesal Sian. Aku cuma bisa nyengir memamerkan gigi menanggapinya.
Akhirnya aku ceritakan semua yang terjadi padaku, di mulai dengan Sian yang meninggalkan kami, lalu aku minum, lalu mabuk dan muntah di baju Jacob sampai akhirnya semua itu terjadi, ya aku kehilangan keperawanan ku tadi malam.
"Intinya semua ini terjadi gara-gara kamu pergi meninggalkan ku dengan pacar baru mu itu." Aku memberengut kesal. Benar juga semua ini di mulai dari kesalahan Sian.
Sian terbahak, "Akhirnya kau melepas nya juga." Sian tertawa puas sekali.
"Maaf, maaf, maafkan aku oke. Tak apalah lagian Jacob cukup tampan ko."
"Tapi sekarang aku jadi merasa canggung dengannya." Aku berbicara dengan sedikit lesu, karena memang benar adanya sumpah aku canggung sekali dengan Jacob sekarang.
"By the way aku sedikit kaget loh, Jacob mau melakukannya dengan mu. Kau tau, dulu aku sempat menggodanya tapi dia tidak menanggapiku. Aku sempat berpikir kalau dia itu penyuka sesama jenis, kan aneh wanita cantik dan seksi sepertiku tidak menarik minatnya."
Aku terbahak, "Berarti aku lebih menarik darimu." Sekarang gantian aku yang menertawakannya. Sian hanya membalas ku dengan melempar bantal yang dia pegang, untungnya lemparan dia meleset. Bantal itu tidak mengenai mukaku karena aku berhasil menghindar.
"Tunggu dulu, apa kau tertarik dengan Jacob?" aku penasaran jadinya.
"Tidak-tidak, dia bukan tipe ku. Waktu itu aku hanya sedang gabut dan tidak ada teman tidur. Tubuhnya seksi, wanita mana yang tidak tergoda melihatnya." Sian benar aku saja tidak bisa menolaknya tadi malam. Pikiranku kembali melayang pada kejadian malam panas yang kulalui.
"Rencana melepas Virgin mu di liburan musim panas nanti tidak jadi dong, karena sudah jebol duluan." Sian menertawakan ku karena memang aku sudah memutuskan di musim panas ini aku akan memulai petualangan hidup bebas tapi tetap single ku. Aku dan Sian akan berlibur ke salah satu pantai lalu bersenang senang disana, menjadi salah satu turis dan mencari pria lokal yang tampan. Tapi sial Jacob merusak rencana awal ku.
"Tidak-tidak kita tetap harus liburan, aku tidak mau liburan musim panas ini hanya rebahan di rumah ini saja." Tentu saja aku harus liburan, aku sudah berhemat menyisihkan uang jajanku demi bisa pergi liburan di negri britania raya ini. Aku tidak boleh mensia-siakan waktu ku selama disini.
"Okelah kalau begitu, rencana awal akan tetap berjalan ya?" aku menganggukkan kepala tanda setuju dengan ucapannya.
"Oh iya, ngomong-ngomong bagaimana rasanya, sakit tidak apa Jacob bermain kasar?" Aku tersipu malu pipiku seketika memerah mendengar pertanyaan frontal Sian sialan itu. Mulutnya tidak akan diam sebelum aku menjawab semua pertanyaannya.
"Tentu saja sangat sakit, ini pertama untukku. Tadi pagi saja aku hampir ngesot untuk kembali ke kamarku sendiri."
"Miliknya pasti besar," Sian terkikik. " Berapa kali kalian melakukannya sampai kau sulit berjalan begitu?" Sian terbahak lagi.
Aku tidak menjawabnya lagi, ku balas melemparkan bantal yang tadi. Lemparan ku telak mengenai kepalanya. Sian tidak bisa menghindar karena dia terlalu asik menertawakan ku. Rasakan!
"Linda ayo kita bersiap, kita harus merayakan ini semua." Aku cuma bengong mendengarnya. Merayakan apa? jebolnya gawang ku harus di rayakan begitu? memangnya gadis-gadis disini begitu juga ya. Pikirku aneh.
"Tentu saja kita harus merayakan hari kedewasaan mu." Sian mengerti akan raut muka ku yang aneh. Jadi aku resmi menjadi wanita dewasa sekarang.
"Ayo cepat ganti pakaianmu, aku juga akan kembali ke kamarku dulu untuk ganti baju." Sian berlalu keluar dari kamarku. Oh jadi begitu ya, pikirku tentang budaya atau kebiasaan disini.
...****************...
Sekarang kami bertiga sedang berada di pub, iya kami bertiga sekarang karena Thea juga ikut. Kami mengajaknya, tapi aku dan sian tidak memberi tahu dia kalo kita kesini untuk merayakan hal yang satu itu. Kalian tahu bukan apa yang aku maksud, aku malu jika harus mengulangnya lagi dan lagi. Aku sudah mengancam Sian untuk tidak membocorkan pada siapapun tentang aku yang sudah tidur dengan Jacob, rasanya akan semakin canggung nanti kalo penghuni rumah yang lain tahu juga.
Kami bertiga bersenang-senang tapi tanpa alkohol karena malam sebelumnya kita bertiga sudah banyak minum, ralat mereka berdua yang banyak minum kemarin aku hanya minum sedikit hanya saja aku payah, minum sedikit saja sudah oleng. Kami hanya memilih minum cola saja jadinya.
"Thea kapan kau melepaskan keperawanan mu?" aku nyeletuk begitu saja karena penasaran, apa orang yang sedikit pendiam sepertinya juga sudah melakukannya.
"Sepertinya saat aku lulus sekolah menengah pertama, ya benar saat liburan sekolah aku diam-diam pergi dengan pacarku." Thea menjawab dengan santainya pertanyaan yang ku anggap tabu itu. Aku sungguh takjub di buatnya. Pantas saja Sian mengatai ku perawan tua. Selama ini jika kita sedang bercanda dia selalu meledekku seperti itu.
"Apa kau berpikir aku sesuci bunda maria?" Thea tertawa, "Kau terlihat polos sekali Linda." Pantas saja Sian ingin merayakan ini semua. Baginya mungkin aku bagian dari spesies langka.
Setelah puas, kami akhirnya memutuskan untuk pulang saja karena bagai mana pun pesta semalam masih membuat kami sedikit lelah.
...****************...
Saat kami tiba di rumah, di ruang tv sudah tersaji berbagai makanan dan juga ada wine. Ku lihat Jacob dan Jasen sedang menikmatinya.
"Wow, sepertinya ada perayaan di rumah ini. Dalam rangka apa ini semua?" Sian langsung duduk dan mengambil gelas, lalu mengisinya dengan wine mahal di hadapannya.
"Hemmm, ini nikmat." Sian menghirupnya sebelum nyesap minuman mahal itu.
"Linda, Thea, cepat duduklah. Jacob membeli ini semua untuk kita semua, sepertinya hatinya sedang bahagia." Jasen tertawa. Dia berbicara sambil sibuk menikmati hidangan yang ada.
Akhirnya aku ikut duduk juga, tapi sial nya aku harus duduk di sebelah Jacob karena semua kursi yang ada sudak di duduki oleh temanku yang lain.
Posisi dudukku sedikit rapat dengan Jacob, sedangkan Sian yang melihat kecanggungan ku hanya terkikik sendiri saja. Sialan Sian awas kau ya.
Aku mengambil gelas dan akan menuangkan wine juga untuk menghilangkan kecanggungan ku, tapi tanganku yang akan mencapai botol wine di cekal oleh Jacob.
"Jangan itu, kandungan alkohol nya tinggi, ini saja." Jacob menyodorkan sebotol cola dingin padaku. Aku mengambilnya dengan kasar karena kesal, cola lagi? bisa kembung perutku sejak tadi meminum minuman bersoda ini.
"Jangan marah, aku tidak mau kau muntah lagi seperti tadi malam." Jacob berbisik di telingaku. Hampir saja aku tersedak cola ini karena kaget, kenapa dia mengingatkan kejadian memalukan ku tadi malam sih. Aku menatapnya dengan dengan bibir yang sedikit mencebik karena kesal.
"Jangan mencebikkan bibir begitu, aku jadi tidak tahan ingin menciumnya." Jacob kembali berbisik membuat pipiku memerah karena malu mendengar bisikkannya itu.
Di tatap Jacob begitu melting ga tuh ♪~(´ε` )
Thea dan Sian saat di pub.
Thea berasal dari daerah pedesaan di kota Kent, aslinya disebut Cantia, merupakan sebuah county di Inggris di arah tenggara dari Inggris, yang memiliki luas wilayah 3.736 km² dan populasi 1.621.000 jiwa, dengan ibu kota Maidstone. Wikipedia.
Yang baca mohon tinggalkan jejak ya, jempolnya tolong gunakan untuk pencet tombol like, favorit, dan vote nya. Terimakasih sudah setia membaca cerita hasil mengahalu author abal ini. Love you guys muach muach.!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
𝕹𝖚𝖗𝖚𝖘𝖞𝖘𝖞𝖎𝖋𝖆
Lanjut...
🏃♀️🏃♀️🏃♀️
#PA
2021-12-14
1
Nadia N
🤭🤭🤭
#PenAutoon
2021-12-14
0
B Na S Par
😆😆
Sean laknat
Delta
#penatauton
2021-12-13
0