Sinar mentari yang menerobos masuk melalui jendela itu membuat mataku silau, membuat aku tidak nyaman. Dengan terpaksa akhirnya aku membuka mata, mengerjap-ngerjapkannya perlahan. Rupanya sang raja siang sudah hampir berada di atas kepalaku.
Ukkh! kepalaku masih sedikit pusing. Alkohol sialan, sudah rasanya tidak enak, setelahnya membuatku sakit kepala begini lagi. Heran aku sama orang-orang yang sangat suka sekali dengan minuman memabukkan itu.
Tunggu dulu!
Ngomong-ngomong soal minuman memabukkan, mengingatkanku tentang kejadian tadi malam. Kilasan ingatan tadi malam mulai berseliweran di otakku.
Aku mabuk, aku pulang dengan Jacob, Aku muntah di tubuh Jacob, Aku menyusul Jacob ke kamarnya, aku....
Seketika aku langsung bangkit untuk duduk dan mengedarkan penglihatan ku pada ruangan ini.
Astaga ini bukan kamarku!
Ku tolehkan kepalaku kesamping dengan sedikit kaku seperti robot, karena sepertinya aku mulai ingat tentang kejadian semalam.
Ya tuhan ternyata ini bukan mimpi, Jacob sedang tidur di sebelahku dengan damainya. Jadi selaput daraku benar-benar sudah hilang sekarang.
Aku sedikit meringis memikirkannya.
Aku bangkit dengan perlahan sambil mendesis menahan sakit di daerah selangkaku.
"Ssss, Jacob sialan kau membuatku sulit berjalan." Aku meringis menahan sakit lalu merutuki tersangka yang membuatku begini. Tapi dia sedang enak-enaknya tertidur dengan sangat pulas dan terlihat damai.
Aku berjalan memunguti pakaianku yang berserakan satu persatu, oh gaun baru ku yang malang sekarang nasibnya sungguh mengenaskan. Jacob merusaknya dengan brutal semalam. Aku memandang ke arah Jacob lalu membuat pose seolah-olah akan memukulnya.
Aku harus segera keluar dari sini, mumpung keadaan rumah masih sepi. Bajuku sudah tidak bisa di pakai, jadi aku mengambil salah satu kemeja Jacob dari lemarinya. Aku tidak mungkin keluar dari sini dengan bugil bukan.
Perlahan aku membuka pintu, lalu ku edarkan pandanganku pada seluruh penjuru rumah. Setelah di rasa aman, aku keluar dengan mengendap-endap seperti maling. Sebenarnya aku ingin lari agar cepat sampai di kamarku, tapi aku tidak bisa melakukannya karena Jacob sialan itu membuatku tidak bisa berjalan dengan benar pagi ini. Sepertinya teman-temanku belum ada yang bangun atau bahkan mereka tidak pulang tadi malam, entahlah pokonya yang pasti aku harus segera mengamankan diri.
Aku menarik nafas lega karena akhirnya aku sampai di kamarku sendiri. Aku langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badanku yang lengket tidak karuan seperti ini. Badanku pegal-pegal luar biasa, rasanya seperti habis di keroyok orang satu kampung dan area pribadiku juga masih perih akibat rudal raksasa milik Jacob. Aku bergidik ngeri saat membayangkannya lagi.
Buru-buru aku menyelesaikan acara mandi ini. Aku ingin segera kembali ke kasur, untuk meneruskan tidurku karena bagai manapun juga aku baru tidur sebentar tadi. Aku masih lelah dan berencana untuk istirahat saja seharian ini. Setelah selesai mandi aku mengambil baju dengan asal, hanya celana training panjang dan juga baju tangtop favoritku. Setelahnya aku segera menjatuhkan badan ke tempat tidur tanpa melepaskan lilitan handuk di kepalaku ini sangking malasnya. Aku menggelungkan badan di kasur dan memejamkan mata kembali.
...****************...
Samar-samar aku mendengar suara-suara orang sedang mengobrol. Ah, rupanya penghuni rumah ini sudah mulai terbangun dari hibernasi mereka masing-masing, aku juga baru saja membuka mata dari tidur siang ku yang lumayan panjang ini.
' kriuuuuuuuuk grubhk grubk ' suara perutku yang sudah sangat ribut minta segera di isi.
Aku mencari Handphone yang biasanya ku taruh di meja belajar samping tempat tidur, tapi nihil aku tidak menemukannya. Sepertinya Handphone sekaligus tas kecilku tertinggal di kamar Jacob, tadi aku buru-buru sampai melupakannya. Aku mengambil jam tangan yang biasa ku letakan di meja belajarku juga, sudah jam 4 sore ternyata. Pantas saja cacing di perutku sudah berdemo semua. Urusan tas dan handphone biar nanti saja, sekarang aku harus segera mengisi perutku dulu sebelum cacing-cacing di perutku makin rusuh.
Aku berdiri lalu mengangkat tangan tinggi-tinggi dan melakukan sedikit gerakan peregangan.
Baru setelahnya aku membuka pintu dan pergi ke dapur, aku masih memiliki stok Indomie goreng, baiklah aku masak itu aja deh biar cepet dan aku berencana masak dua bungkus mie goreng sekaligus haha aku lapar berat soalnya.
"Selamat sore, Thea, Jasen," sapa ku pada mereka. Sudah menjadi kebiasaan kami disini selalu melakukan sapaan basa-basi seperti itu.
"Sore Linda, wow kau terlihat segar sekali. Sepertinya malam mu sangat menyenangkan ya." Aku hanya menyunggingkan bibir, tersenyum lalu segera melanjutkan tujuan utamaku ke dapur karena tidak ingin menanggapinya lebih lanjut. Dalam hati sebenarnya aku ketar ketir takut ketahuan tentang apa yang aku dan Jacob lakukan semalam. Walaupun bagi mereka hal seperti itu sudah biasa, tapi bagiku tetap saja tidak biasa. Apa lagi Jasen, aku yakin jika dia tau aku akan habis jadi bahan olok-olokan nya. Thea hanya melirik ku sekilas sambil tersenyum lalu melanjutkan makannya kembali.
Thea dan Jasen mereka sedang menonton tv sambil memegang makanannya masing-masing, rupanya mereka juga sama kelaparannya seperti ku.
Sekarang aku sedang merebus air untuk memasak indomie goreng favoritku lalu ada Sian juga yang saat ini sedang menyiapkan salad nya. Menu makan ku sungguh sangat berlawanan dengannya yang memang selalu memakan makanan sehat, biar tetap langsing katanya.
Mie ku sudah jadi, aku duduk di meja makan menikmati mie goreng dobel porsi dengan Sian di sebelahku yang juga sedang menikmati salad buatannya.
"Sian, kamu pulang jam berapa semalam? kamu harus tau, untuk pertama kalinya aku semalam mabuk," aku mulai merajuk padanya.
" Oh darl, maafkan aku. Steven tidak melepaskan ku untuk pulang. Tapi tidak terjadi apa-apa denganmu kan, untungnya kau bisa sampai ke rumah ini dengan sehat dan selamat." sepertinya dia sedikit menyesal.
" Ngomong-ngomong kau pulang dengan siap?" lanjutnya lagi.
"Untungnya Jacob bersamaku, tidak menghilang seperti kalian bertiga. Aku pulang bersamanya." Aku berbicara sambil melirik sinis pada Sian.
"Hey, hey jangan marah. Maafkan aku oke." Merasa bersalah juga dia rupanya. Aku akan mengerjainya membuat dia makin merasa bersalah. Suruh siapa dia meninggalkan aku dan malah bersenang-senang dengan pacarnya.
"Aku tidak mau memaafkan mu," aku menjulurkan lidah ku padanya. "Kalo tidak ada Jacob hampir saja semalam aku di culik om om gemes," lanjut ku lagi . Sian malah menjitak kepala ku dengan kejamnya.
"Dasar bodoh, kau membohongiku." Aku menunjukan cengiranku padanya, lalu menyeruput kembali mie goreng ku yang sudah akan mengembang karena aku kebanyakan ngobrol dari tadi.
"Kau berhutang penjelasan padaku, semalam pasti sudah terjadi sesuatu," Sian menyeringai. Aku malas kalau sudah melihat ekspresinya seperti itu, dia pasti akan memaksaku.
"Sesuatu apa? tidak ada apa-apa ko."
"Bohong! lalu itu apa?"
"Apa memangnya?" tanyaku heran.
"Ini bodoh. Tanda ini, siapa pelakunya!" Aku gugup karena Sian saat ini menunjuk beberapa tanda merah yang tersebar di leher dan dadaku. Dalam hati aku merutukki diri sendiri karena Sian benar, aku memang bodoh tidak mengecek tubuhku dan dengan asalnya malah keluar kamar dengan baju tangtop sialan ini. Mulai sekarang aku akan mengeluarkan nya dari daftar baju favoritku.
Baru saja aku akan beralasan, tapi aku melihat Jacob berjalan ke arah kami dengan wajah fresh setelah mandi bahkan air di rambutnya masih ada yang menetes. Ukh, sungguh tampan dan seksi.
Dia menyodorkan sesuatu padaku, ah rupanya tas tanganku yang semalam tertinggal di kamarnya.
"Kau lupa membawanya," Jacob berkata sambil menyunggingkan senyuman di bibirnya dan berlalu mengambil air minum di dalam kulkas yang berada tidak jauh dari kami. Setelah menenggak habis minumannya dia berlalu pergi keluar rumah, entah akan kemana aku tidak mau menanyakannya.
Aku kembali memfokuskan pandangan pada piring di hadapanku yang kini isinya tinggal separuh.
" Eheemm...." Aku menoleh melihat Sian yang saat ini memandangiku dengan serius.
"Apa?"
"Ceritakan semuanya padaku!" Sepertinya aku sudah tidak bisa mengelak. Sian yang sedang kepo mode on itu lebih menyeramkan dari pada paparazi, dia tidak akan diam sebelum aku menceritakan semua padanya.
Tangtop durjana (ノಠ益ಠ)ノ彡┻━┻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Taurus Garangan
makin seru
2022-01-06
0
𝕹𝖚𝖗𝖚𝖘𝖞𝖘𝖞𝖎𝖋𝖆
, seru.. seru....
2021-12-14
1
Nadia N
Terjacob jacob 😍😍😍😍😍😍
#PenAutoon
2021-12-14
0