“Iya, orang itu adalah kamu, Chloe. Dasar perempuan ja*lang.”
Aku mendekap erat sprei yang berada di tanganku, bukti bahwa aku tidak suci lagi ada disini. Aku menahan tangis yang hampir pecah karena semua orang telah mengetahuinya.
“Tapi jangan pikir kamu bisa berbuat seenaknya karena Tuan Dimitri memilihmu ya.. Di kastil ini dan di mata kami, kamu lebih rendah dari kuda yang ada di kandang sana!”
“Tuan Dimitri bilang dia akan menikah denganku, Gladys. Dia mau aku menjadi istrinya…” kataku membela diriku sendiri.
Aku tidak ingin di cap sebagai wanita murahan. Aku bahkan tidak menjual diriku sendiri ketika banyak gadis seusiaku melakukannya.
“Menikah? Kamu nggak waras ya? Seorang tuan tanah dan prajurit kepercayaan raja menikah dengan pelayan tidak berstatus sepertimu?” Gladys mencemooh.
“Jangan mimpi, Chloe. Mungkin dia hanya mengatakan itu supaya kamu mau tidur dengannya. Bodoh banget sih!”
Gladys hendak keluar dari dapur, dia berhenti hanya untuk berkata, “Jangan dekati Ulrich lagi dengan tubuh kotormu, gadis murahan.”
Aku bergegas mencuci sprei itu, menyikatnya sekuat tenaga sampai tidak ada noda lagi disana. Tanganku perih karena terluka tapi kuabaikan. Selesai mencucinya, aku menjemur sprei itu.
Semua perkataan Gladys terngiang di benakku. Aku harus bicara dengan Tuan Dimitri!
Aku hampir selesai menjemur sprei dan menariknya rapi ketika tuan Denis keluar tergesa-gesa menghampiriku.
“Chloe, kamu dipanggil tuan Dimitri ke ruang kerjanya. Kamu melakukan kesalahan apa lagi? Aku dengar semalam kamu…” tuan Denis menggelengkan kepalanya.
“Sudah cepat sana pergi menghadap Tuan Dimitri.”
“Baik, tuan Denis.”
Dimitri pasti mau membicarakan tentang pernikahan kita. Aku mengetuk pintu ruang kerjanya dan menyeka tanganku yang masih basah di celemek kerjaku.
Tok tok tok!
“Masuk.” terdengar suaranya dari balik pintu.
Aku memasang sebuah senyuman di bibirku, berusaha menyembunyikan kepedihan hati karena ucapan Gladys, dan membuka pintu itu.
Tuan Dimitri duduk di meja kerjanya dan Eden duduk di sofa panjang dengan santai, sebuah buku dengan sampul merah tertutup di atas meja.
Spontan aku berkata, “Eden, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau kamu yang telah membuat gigitan di leherku terasa sakit! Kenapa kamu sengaja melakukan itu?”
“Duduk dulu, babu kecil,” titah Tuan Dimitri.
Aku menatapnya dan berharap dia membelaku dan murka dengan perlakuan Eden, tapi Tuan Dimitri tidak menunjukkan ekspresi apa pun.
“Maaf, Chloe. Memang aku yang telah mengucapkan mantra agar bekas gigitan di lehermu sakit dan Tuan Dimitri pulang tepat di saat Draven meminum darahmu. Aku sengaja melakukannya untuk melancarkan rencana kita, tuan.”
Aku mengernyitkan dahi dengan bingung, “Rencana apa maksudmu, Eden?”
“Eden keluar sebentar. Biar aku yang bicara pada Chloe.”
Eden beranjak dari sofa itu, menunduk hormat dan berlalu pergi tanpa sepatah kata maaf untukku.
“Tuan, Eden sudah mengaku dia yang sengaja membuat itu semua terjadi. Kamu bahkan memukul Tuan Draven sampai dia depresi sekarang karena merasa dipermalukan. Bukankah kamu harus minta maaf padanya, tuan?”
“Kenapa kamu jadi bawel banget dan seenaknya memerintah diriku?” ketus Tuan Dimitri.
“Maaf, aku tidak…”
“Apa karena semalam kamu tidur denganku, kamu pikir bisa menginjak kepalaku sekarang?” nadanya dingin dan kata-katanya menusuk.
Tanganku bergetar, tapi kusembunyikan di dalam saku pakaianku.
Kemana pria yang semalam berbisik dengan lembut?
“K-kamu bilang ingin bicara denganku, tuan?”
Tuan Dimitri memperhatikanku dari wajah sampai ke kaki, matanya berhenti melihat bagian dadaku dan aku tersipu malu.
“Kemari lah, duduk disini,” perintahnya sambil menepuk pahanya.
Dengan wajah merah padam, aku duduk di atas paha Tuan Dimitri dan melingkarkan lenganku pada lehernya.
“Aku kira kamu marah padaku, tuan,” tanganku membelai rambut pendeknya.
Tuan Dimitri menciumku, “Hmm.. Kamu sangat wangi sabun… Kamu mencuci pakaian lagi?”
Aku memanyunkan bibirku, “Sprei itu ada noda darahnya, tuan. Harus segera kucuci… Kenapa kamu menyuruh Gladys menaruh pakaian sewaktu aku tidur, tuan? Sekarang semua orang telah tau bahwa aku tidur denganmu. Bagaimana ini tuan?”
Tuan Dimitri tertawa kecil, “Tidak masalah. Ingatan mereka bisa dihapus.”
Bukan itu jawaban yang ingin kudengar, Dimitri!
“Kamu tidak perlu melakukan pekerjaan berat lagi mulai sekarang. Ingat, ada anakku di rahimmu.”
Tangan besarnya menangkup perut bawahku dan aku terlonjak tapi berusaha menganggapnya sebagai guyonan.
“Kamu bisa saja, tuan. Mana mungkin kita membuat anak begitu cepat… Lagian bagaimana kamu bisa tau kalau aku hamil?” tawa yang keluar dari mulutku terdengar dipaksakan.
“Indra penciumanku kuat, babu kecil. Aku bisa merasakan bahwa anakku telah terbentuk di rahimmu dan dia akan lahir ke dunia dalam waktu sekitar satu bulan saja. Jadi persiapkan dirimu.”
“Apaaa?? Kamu gila!” Aku melepas pelukanku tapi Tuan Dimitri menahan pinggangku.
“Kamu pasti bercanda kan? Apa yang harus kita bilang pada yang lain kalau aku melahirkan dalam waktu yang sesingkat itu?”
“Tidak usah panik, semuanya bisa terlupakan hanya dengan satu jentikan jari. Mereka akan berpikir bahwa anak itu telah lahir 9 bulan yang lalu.”
Tuan Dimitri menghirup leherku dan mengecupnya, “Hmm… Aku suka wangi tubuhmu saat sedang mengandung anakku,” tangannya mengelus perutku.
Hatiku berdegup kencang, “Aku belum siap jadi seorang ibu, tuan… Aku baru berumur 18 tahun, aku takut tidak dapat menjadi ibu yang baik untuknya.”
Tuan Dimitri melihat wajahku yang penuh kepanikan dan menggenggam daguku, “Ssshh.. Kamu cukup melahirkannya dengan selamat ke dunia, Chloe.”
“T-tapi kita belum menikah, tuan. Ya, kita harus segera menikah sebelum perutku membesar, Tuan Dimitri! Aku tidak ingin anak ini lahir di luar pernikahan.”
“Chloe! Vampir tidak mungkin menikah dengan manusia, tapi aku menjamin anak ini akan hidup nyaman denganku. Kamu tenang saja, okay?”
Pikiranku kacau balau, begitu banyak hal baru yang harus kuserap dalam waktu bersamaan.
Aku hamil?
“A-apa maksudmu, tuan? Kamu tidak ingin menikah denganku tapi mau anak yang katamu sudah ada di dalam rahimku?”
“Ya, aku hanya meminjam rahimmu untuk membuat anakku, Chloe. Kamu sudah salah paham, aku tidak mungkin menikahimu.”
Seakan tersambar petir, aku hanya bisa diam melihat wajahnya yang santai dan tenang menjelaskan semuanya kepadaku. Tentang bagaimana hanya aku manusia yang bisa mengandung anaknya.
“Aku sudah curiga sejak bekas gigitan itu tidak bisa hilang dari lehermu, Chloe. Ketika Draven menghisap darahmu, bekas gigitannya langsung menghilang kan? Jika kamu sulit percaya akan semua ini, silahkan baca buku itu. Semua rahasia tentang kehamilan manusia oleh vampir ada di dalam.”
Aku melirik buku yang ada di atas meja panjang itu, tapi bukan itu masalah yang memberatkan hatiku.
Aku sudah salah paham! Saat Tuan Dimitri meminta seorang anak dariku, aku pikir dia memintaku untuk menikahinya, untuk menjadi istrinya.
“Tidak.”
Tuan Dimitri mengernyitkan dahinya, “Kenapa Chloe? Hanya satu bulan saja.”
Aku turun dari paha Tuan Dimitri dan membetulkan pakaianku, “Aku tidak akan melahirkan anak ini!! Bila perlu aku yang akan membunuhnya dengan tanganku sendiri dan kamu tidak bisa mencegahnya, Dimitri!”
Emosiku tidak dapat dibendung lagi, aku merasa dikhianati, dibohongi dan dipermainkan.
“Lebih baik aku mati bersamanya daripada aku harus melahirkan seorang anak vampir ke dunia!”
...----------------...
...Thank you semuanya yang uda setia support...
... ♚ Mainan Tuan Dimitri ♚...
...Like, Vote, Favorit & Comment kalian sangat berarti 🤗🥺...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
nguras esmosi emang...
2022-04-24
2
Tini Nara
kamu siiiih,, Chloe terlalu tinggi mimpimu😩😩
2021-12-28
1
Darsih suranto
nahhhh loooooooo...nikahin mereka g Thor!!!!ini perintah!!!!
2021-12-27
1