Rasanya seperti tercabik-cabik, lalu dengan sekali hentakan aku merasa penuh dengan dirinya.
Tuan Dimitri berada dalam tubuhku.
“Sudah, Chloe. Setelah ini tidak akan sakit lagi.” Tuan Dimitri menghapus setetes air mata yang mengalir di pipiku.
“Kamu jahat, tuan… Ini juga masih terasa penuh dan perih. Sudah selesai kan? Aku capek, mau tidur….” keluhku.
Pria di atasku mengelus alisku dengan lembut, lalu mengecup bibirku. Tanpa sadar aku menggerakkan pinggulku sendiri, rasa tidak nyaman itu telah berubah menjadi rasa lainnya dan aku mengerang kehilangan saat Tuan Dimitri menarik keluar.
Aku hendak protes tapi Tuan Dimitri sudah mendorong masuk kembali dan aku mendelik. Dia melakukannya dengan pelan beberapa kali dan aku baru sadar ternyata begini rasanya berseng*gama.
Pantas saja penginapan tempatku bekerja dulu selalu penuh dengan pelanggan yang ingin menyewa kamar setiap malam. Ternyata ini yang mereka lakukan!
Aku membalas dengan menaikkan pinggulku ke atas dan Tuan Dimitri mengerang, dia semakin mempercepat temponya, menghunjamku dengan benda tumpul dan keras itu. Kedua pahaku telah terbuka begitu lebar, memberinya akses untuk menggunakan tubuhku.
Hanya ada raungan, de*sahan dan suara tubuh kami yang menyatu.
“Aahh, Dimitri.. Lebih cepat lagi!” desakku sambil melingkarkan kedua kakiku pada pinggulnya.
“Baiklah, babu kecil. Aku tidak akan menahan diriku lagi!”
Tempat tidur Tuan Dimitri sampai berguncang begitu hebat. Aku berteriak sangat keras, tidak malu lagi untuk membalas setiap hunjaman keras dan cepat Tuan Dimitri sampai dia menyelipkan satu tangan di antara tubuh kita, menggesek titik itu.
Rasanya seperti tubuhku terjatuh dari ketinggian tebing, di mana aku tidak memiliki kendali atas tubuhku sendiri, ke dalam tumpukan kenikmatan tiada banding.
“Jadilah ibu untuk anakku, Chloe,” erang Tuan Dimitri di atasku dan aku membuka mataku yang berat untuk melihatnya.
Wajah Tuan Dimitri seperti kesakitan, dia menggigit bibirnya sendiri dan hunjaman tubuhnya menjadi tidak teratur.
Apa katanya? Jadi ibu untuk anaknya?
“Chloe, kamu harus hamil anakku. Berikan aku seorang anak, babu kecil.” Tuan Dimitri melempar kepalanya ke belakang dan melolong.
Aku merasakan cairan hangat yang dia keluarkan di dalam perutku, dan aku mencapai puncak kepuasan lagi bersama dengan Tuan Dimitri.
Tuan Dimitri jatuh ke atas tubuhku dan membenamkan kepalanya pada leherku. Dia sangat berat tapi aku suka tubuhnya berada di atasku. Aku memainkan rambut hitamnya dengan mata tertutup.
Aku sudah menjadi milik Tuan Dimitri sepenuhnya, dan dia juga ingin aku memberinya seorang anak.
“Huh? Tuan Dimitri.. Apa kamu mau aku menjadi istrimu, tuan? Kamu mau kita menikah? Tapi aku hanya seorang pelayan tanpa status.”
Aku takut tidak akan diterima di kalangan orang berstatus. Tuan Dimitri adalah prajurit kepercayaan raja, dia juga memiliki kastil dan anak buah. Kalaupun dia menikah, dia pasti akan mencari seorang istri yang bisa membuatnya lebih kaya dan makmur.
Sedangkan aku hanya punya sedikit uang yang bisa kutabung, keahlianku hanya pandai mengerjakan urusan rumah. Aku sama sekali tidak masuk kualifikasi untuk menjadi istri orang penting di kerajaan.
Tapi hatiku berbunga-bunga karena Tuan Dimitri memilihku.
Dia beranjak dari tubuhku dan turun dari kasur.
“Kamu mau kemana, tuan? Kamu belum menjawab pertanyaanku,” aku tidak malu lagi untuk melihat dirinya, bahkan mataku menatapnya dari atas ke bawah tanpa malu.
Tuan Dimitri membasahkan kain pada baskom air yang terdapat di kamarnya dan kembali ke sampingku. Kedua kakiku masih terbuka lebar karena aku takut menggerakkannya akan terasa perih.
Dia membasuh bagian bawahku, “Tuan! Aku bisa melakukannya sendiri,” pekikku dengan malu, aku melihat ada darah disana dan juga cairan lainnya.
Tuan Dimitri selesai menyeka dan menyelimutiku, lalu mengecup keningku.
“Tidurlah, Chloe. Besok kita akan bicara.”
Lalu dia meletakkan kain yang ternodai itu ke dalam baskom dan menutup pintu kamar tanpa melihatku lagi. Aku terlalu ngantuk untuk berpikir lebih banyak. Jadi aku pun terlelap dan tersenyum dalam tidurku.
***
Keesokan harinya aku turun dari kamar Tuan Dimitri, dengan kaki yang masih lemas seperti jelly. Pakaian baru telah diletakkan di atas kursi untukku, aku bahkan tidak terbangun sama sekali dan tidak sadar bahwa Tuan Dimitri masuk ke kamar lagi semalam.
Saat aku terbangun, tidak ada Tuan Dimitri di sampingku tapi hatiku sangat bahagia. Aku melihat ada noda darah di sprei putih itu dan aku menggulungnya dan membawanya turun bersamaku.
Aku dapat merasakan perbedaan dalam tubuhku sendiri, seakan aku sudah bukan Chloe yang dulu. Aku tersipu malu dan suara seseorang berdehem di bawah membuatku terkejut.
“Tuan Draven, selamat pagi.”
Dia sedang duduk di meja aula, satu gelas bir besar berada di tangannya. Wajahnya tidak ada luka sedikit pun dan kembali pada ketampanannya yang semula.
“Tuan, untung lah kamu sudah sembuh… Maaf, Dimitri memukulmu karena aku. Tapi sekarang kamu tidak perlu membantuku lagi, tuan. Sudah ada Dimitri disini,” aku tersenyum dengan ceria.
“Dimitri huh?” ejeknya.
Wajahku merah padam karena aku memanggil Tuan Dimitri tanpa ‘tuan’.
“Badanku sih bisa sembuh, tapi harga diriku yang terluka sampai detik ini!” ketus Tuan Draven lalu meneguk anggurnya.
“Tapi kamu bertarung cukup keren semalam, tuan,” ucapku berusaha menyenangkannya.
Tuan Draven membanting gelasnya ke atas meja dengan keras, “Cih, satu goresan pun tidak dapat menyentuhnya. Aku kesaaalll… Hanya karena dia 579 tahun lebih tua dariku, dia pikir bisa mempermalukanku begitu?”
Sepertinya Tuan Draven sedang ngamuk dan juga mabuk. Dia meracau tanpa henti sampai tidak sadar kalau aku telah menyelinap pergi ke dapur.
Gladys, Ulrich dan koki utama sedang duduk sambil menikmati teh di pagi hari dan sarapan roti.
“Pagi semuanya,” sapaku yang tidak disambut siapa-siapa.
Aku menatap mereka dengan heran, bahkan Ulrich juga tidak memandang wajahku. Koki utama berdehem dan mengambil piring kosongnya untuk dicuci. Gladys selesai mengoles rotinya dengan mentega lalu menoleh ke arahku.
“Ohh, si wanita pela*cur ini sudah bangun. Aku berencana mau menjambakmu turun jika kamu tidak bisa bangun. Jangan pikir karena kamu sudah tidur seranjang dengan Tuan Dimitri, kamu bisa melupakan kewajibanmu sebagai pelayan!”
Aku merasa seperti ditampar dengan keras oleh perkataan Gladys.
“Gladys,” Ulrich hanya memberikan peringatan ringan.
“Kenapa Ulrich? Kamu masih mau membelanya? Sudah kubilang Chloe itu bukan cewek baik-baik dari pertama dia datang bekerja disini. Dia hanya mengincar Tuan Dimitri yang kaya raya. Dia tidak mungkin mau bersamamu, Ulrich.”
“Gladys! Jangan sampai aku mendengar kamu mengatakannya lagi!” dengus Ulrich lalu pergi keluar dari dapur.
Saat dia lewat di sampingku, aku memanggilnya dengan lirih, “Ulrich… Kenapa kalian…”
Tapi Ulrich mengabaikanku begitu saja. Aku memandang Gladys dengan bingung.
“Fitnah apa lagi yang kamu katakan, Gladys? Aku pikir kita sudah menjadi teman baik, dan kamu juga pasti telah menyatakan cintamu kepada Ulrich. Seharusnya kamu bahagia.”
Gladys beranjak dari kursinya, “Bahagia? Aku tidak bisa bahagia selama kamu ada disini, gadis bisu! Ulrich menolak cintaku semalam.” Gladys menyeka air mata yang turun membasahi pipinya.
“Maaf, Gladys… Tapi bukan berarti kamu bisa berkata kasar padaku karena kamu sakit hati.”
“Kamu masih belum mengerti? Ulrich menolakku karena dia mencintaimu!! Dia bahkan tidak memberi sedikit pun kesempatan untukku… Pertamanya, aku tidak menyalahkanmu, Chloe. Cinta memang tidak bisa dipaksa…”
Aku mulai berkeringat dingin melihat tatapan jahat yang dilemparkan Gladys.
“Tapi seakan Tuhan ingin membuka aibmu yang pura-pura menjadi gadis bisu polos, Tuan Dimitri menyuruhku mengantar pakaian pelayan ke kamarnya. Kamu tau kan siapa yang kulihat tidur di atas ranjang Tuan Dimitri?”
“Tidak…” bisikku.
“Iya, orang itu adalah kamu, Chloe. Dasar perempuan ja*lang.”
...----------------...
...Thank you semuanya yang uda setia support...
... ♚ Mainan Tuan Dimitri ♚...
...Like, Vote, Favorit & Comment kalian sangat berarti 🤗🥺...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
mulut ma gk ada saringan😪
2022-04-24
2
Yantisejati
sabar ya cloew
2022-01-01
0
Siti Jufrah
y...ketahuan
2021-12-28
0