“Tuan Dimitri!! Hentikan!! Dia bisa mati!”
“Vampir,” dia membenamkan satu tinjuan.
“Tidak,” satu tinjuan lagi.
“Bisa,” satu lagi tinjuan.
“Mati!!!”
Ya, Tuhan! Aku harus berbuat apa untuk menolong Tuan Draven?
Aku melihat ke sekeliling kami, para pengawal telah berkumpul menyaksikan pertarungan Tuan Dimitri dan Tuan Draven.
Ini bahkan lebih gawat jika mereka tau kalau kedua pria yang bertarung itu adalah vampir! Manusia biasa pasti sudah mati jika dihantam begitu keras!
Aku melihat sebilah pedang pada sabuk pengawal dan tanpa pikir panjang, menariknya dan mengiris kulit tanganku.
Aku merintih ketika darah mengucur keluar dengan deras, ternyata rasanya lebih sakit dari perkiraanku. Tapi rasa sakit itu terbayarkan saat Tuan Dimitri dengan posisi waspada, menoleh ke arahku.
Matanya berkilap ketika melihat tanganku dan hidung mancungnya merespon bau darahku. Dalam sekejap, dia sudah berada di hadapanku dan menarik lenganku.
Bibirnya mengisap darah yang masih mengucur keluar dengan penuh konsentrasi. Dadanya bergemuruh dan mengerang saat dia meneguk setiap tetesan darah.
Jantungku berdegup sangat keras sampai aku tidak sadar Tuan Dimitri telah menjentikkan jarinya dan kerumunan itu perlahan bubar. Rambut hitamnya basah terkena air hujan yang mengguyur deras, tanganku mengelus rambut basah itu.
Seakan tersentak dengan belaianku, Tuan Dimitri berhenti dan aku menghela napas, kedengarannya seperti kecewa.
Aku terkejut melihat luka akibat irisan pedang itu menghilang. Bekas gigitan Tuan Draven juga telah hilang dari lenganku setelah aku keluar dari kamarnya kemarin. Berarti hanya gigitan Tuan Dimitri yang bisa membekas di kulitku.
“T-tuan Draven…” panggilku lirih saat kami melintasi tubuhnya yang masih tergeletak di lantai tempat latihan pengawal.
Dia hanya mengacungkan jari tengah pada kami, wajahnya yang tadi hancur lebur, perlahan-lahan telah sembuh dengan sendiri.
Tangan Tuan Dimitri dengan kasar menarikku, aku tersengal mengikuti langkah cepatnya. Satu langkah yang dia ambil setara dengan tiga langkah kakiku.
Dia membawaku naik ke atas!
Badanku bergidik karena basah sekaligus mengantisipasi apa yang akan dia lakukan padaku.
“Tuan Dimitri, aku tidak menyangka tuan akan pulang secepat ini. Apakah pembicaraan dengan raja berjalan dengan lancar?”
Dia tidak menjawab dan terus menarik tanganku menaiki tangga.
Ok, aku beneran takut sekarang.
“Tuan Dimitri, aku bisa menjelaskan semuanya. Ini perbuatan Eden, tuan… Dia yang membuatku…”
“Diam!” bentaknya.
Tapi aku tidak diam, “Tuan Draven hanya menolongku karena bekas gigitanmu…”
“Aku bilang diam! Apa sejak kamu bisa bicara, kamu menjadi tuli?!”
Dia mendorongku masuk ke kamarnya, kamar dimana pertama kali aku melihat dia tertidur di atas kasur itu. Kamar dimana aku hendak membunuhnya.
Aku tidak berani melihat wajahnya, jadi aku berdiri disana dan sadar betul bahwa vampir itu menatapku.
Tik tok tik tok…
Hanya ada suara jam dinding tua yang bergantung diatas dinding memenuhi seisi ruangan dan juga tarikan dan hembusan napasku yang cepat. Dia tidak perlu melihat wajahku untuk tau bahwa aku takut.
Dingin. Hawa dingin menusuk kulitku dan aku sadar kalau bajuku sudah basah kuyup. Aku memeluk tubuhku sendiri dan menggigil.
“Babu kecil,” tangannya diletakkan di atas bahuku, membuatku terlonjak kaget.
“Aku sudah bilang kalau kamu mainanku, benar?” dia berbisik di telingaku.
Aku mengangguk dan satu jarinya menyelinap masuk ke kerah baju yang tidak terkancing itu dan menyentuh bekas gigitannya… atau bekas gigitan Tuan Draven.
“Dan kamu tau kalau aku pernah bilang akan memberimu padanya setelah aku bosan?”
Aku mengangguk lagi. Aku ingat betul!
“Apakah kamu menyukai Draven? Kamu mau menjadi miliknya?” tanya Tuan Dimitri dengan nada tenang.
Kenapa dia bisa setenang itu setelah memukul orang, eh vampir sampai hancur lebur?
Aku tidak menjawab pertanyaannya.
“Apa kamu ingin aku melepaskanmu, babu kecil?”
Hatiku berkata tidak! Jangan pernah lepaskan aku! Tapi akal sehatku membuatku menganggukkan kepala pelan.
“Ya, Tuan Dimitri. Aku sudah muak diperlakukan seperti mainan oleh dua vampir. Aku tidak ingin hidup seperti ini.”
Jarinya meraba halus di leherku, “Baiklah aku akan melepaskanmu, Chloe. Tapi aku harus merasakan tubuhmu dulu.”
Aku mengernyitkan dahi, “Kamu sudah kenyang minum darahku, tuan. Apa lagi yang kamu mau?”
“Tubuhmu, darling. Bukan darahmu.”
Jantungku berhenti berdegup saat Tuan Dimitri memanggilku dengan panggilan sayang. Suaranya begitu lembut membuatku terbuai.
“Maksudmu…”
SREEK!!
Aku menjerit saat Tuan Dimitri mengoyak bajuku dari belakang, dengan panik aku menutup sesuatu di punggungku dengan tanganku, tapi dia sudah melihatnya terlebih dahulu.
“Apa ini?” dia menarik tanganku turun.
Aku merintih karena malu, mama selalu berpesan untuk tidak memperlihatkan tanda lahirku pada siapapun. Karena tanda lahir itu berbentuk bunga mawar berwarna merah seperti tato, orang-orang pasti akan menganggapku wanita tidak benar.
“Itu tanda lahirku, tuan.”
Jari Tuan Dimitri mengikuti bentuk bunga mawar yang ada di punggungku, seakan dia yang melukisnya.
Badanku bergetar hebat dan Tuan Dimitri menarik bajuku turun, “Kamu bisa sakit kalau pakai baju basah.”
Aku menurutinya saat dia membantuku melepas pakaian, lalu aku berlari masuk ke dalam selimut dan menutup badanku sampai ke atas leher. Tuan Dimitri terkekeh, tidak ada lagi amarah pada wajahnya seperti tadi.
“Tolong pinjamkan aku pakaianmu, tuan. Aku akan mencucinya dan mengembalikannya padamu besok.”
Tuan Dimitri malah berjalan ke arahku dan duduk di samping kasur, “Bukankah kamu setuju untuk melakukannya denganku? Sekali saja dan aku akan membiarkanmu pergi.”
“Benarkah?”
Tuan Dimitri mengangguk.
“Tapi aku hanya ingin memberikan saat pertamaku pada suamiku, tuan. Aku tidak punya apa-apa, tapi aku masih memegang kehormatanku. Ini adalah hadiah untuk suamiku, tuan.”
“Kalau pria itu benar-benar mencintaimu, babu kecil, dia tidak akan mempermasalahkannya. Kamu punya wajah yang cantik dan tubuh yang indah. Kamu juga baik hati dan rajin bekerja. Pria mana yang menuntutmu harus suci? Aku akan menebas kepalanya.”
Tuan Dimitri menarik selimut itu turun tapi aku mencegahnya. Kami tarik-tarikan selimut sampai akhirnya aku kalah.
Dia menangkupkan tangan dinginnya ke buah dadaku, sapuan matanya mengapresiasi setiap lekuk tubuhku dari atas ke bawah. Lalu kepalanya turun dan mengecup leherku, dan menggigitnya dengan keras sampai aku menjerit terkejut.
Rasa panas menjalar ke seluruh tubuhku, dia baru saja minum darahku! Apa dia tidak kenyang?
Lalu bibirnya yang masih penuh darah, mencium bibirku sehingga aku dapat merasakan rasa darahku sendiri. Rasanya aneh, tapi aku menikmati ciuman Tuan Dimitri.
“Dia tidak menciummu kan?”
Aku menarik baju Tuan Dimitri, tidak ingin bibirnya lepas dariku.
“Tidak, tuan.”
Tuan Dimitri tertawa kecil, “Kamu sudah tidak sabar, babu kecil?” dia beranjak dari kasur dan aku mengeluh.
Pikirku Tuan Dimitri hanya ingin main-main saja, tapi ternyata dia beranjak untuk melepas pakaiannya!
Aku mengalihkan pandanganku, malu karena tidak pernah melihat tubuh seorang pria. Walaupun aku sedikit penasaran sih dengan badannya yang atletis.
Tuan Dimitri naik ke atas tubuhku, membelengguku dengan tubuhnya. Aku tersipu malu melihat dada bidangnya yang putih bersih, tapi aku penasaran dan merabanya.
“Kulitmu sangat halus, tuan,” ucapku dengan malu dan Tuan Dimitri memejamkan matanya seperti tersiksa dengan sentuhanku.
Lalu gantian Tuan Dimitri yang menyiksaku dengan elusan tangannya pada kedua buah dadaku, dia mengecup dan mengulum dengan keras sampai aku merintih. Tangannya kembali turun mengelus area yang pernah dia sentuh sebelumnya.
“Aaahhh.. Tuan Dimitri, nooo…” protesku dia abaikan saat jarinya menyelinap masuk ke dalam.
“Ughh! Rileks saja, darling. Kalau kamu sempit begini, aku tidak bisa masuk.” lalu ibu jarinya menggesek di satu titik yang membuat mataku terbelalak kaget.
“Apa yang kamu lakukan, tuan?”
“Ssshh… Nikmati saja rasanya, Chloe. Aku akan membuatmu terbang ke langit ke tujuh, atau mungkin lebih… Chloe, kamu sungguh cantik, darling.”
Tubuhku mulai menggeliat dibawahnya, aku ingin membantah bahwa aku tidak cantik. Tapi pinggulku sudah bergoyang di bawah tangannya, mulutku mengeluarkan de*sahan tak tertahankan.
“Aah! Tuan, berhenti sebentar! Aku mau… Ada sesuatu yang mau keluarrr…” aku menutup mataku dengan lenganku, terlalu malu untuk melihat wajah Tuan Dimitri. Dia melihat ke bawah, di mana jarinya bermain dengan organ in*timku.
“Keluarkan saja, Chloe,” dia semakin mempercepat gerakan tangannya.
“Ohh! Itu sangat memalukan, tuan! Tidak mungkin! Aku tidak mau! Berhenti tuannn… Ahhhh…”
Benar kata Tuan Dimitri, dia membawaku terbang setinggi-tingginya tapi aku tidak menyangka bahwa aku akan jatuh dengan keras juga. Aku meraung dan tanganku menggenggam erat sprei lembut di bawah tubuhku.
Tuan Dimitri memberiku sebuah kecupan di kening, “Kamu sangat manis, babu kecil.”
Mataku tertutup setelah capek diajak naik roller coaster, napasku masih tidak teratur, “Aku mau tidur, tuan. Aku ngantuk…” aku memalingkan wajahku ketika Tuan Dimitri masih sibuk mengecup tubuhku.
“Belum selesai, darling. Itu baru permulaan.”
“Apa? Ada lagi?” seruku lemas.
Siksaan apa lagi yang ingin vampir ini berikan padaku?
Aku merasa ada sesuatu yang lembut tapi keras mendorong bagian bawahku, dengan berat aku membuka mataku dan melihat ke bawah, di antara tubuh kita, ada sesuatu yang besar dan panjang dengan warna merah keungu-an yang hendak masuk ke dalam tubuhku.
“J-jangan, tuan! Tidak bisa muat!!”
Aku merasa sangat penuh hanya dengan satu jari, tidak bisa membayangkan bagaimana dia akan memasukkan sesuatu sebesar itu ke dalamku.
Tuan Dimitri mengerang, “Ugh! Memang sempit Chloe, tapi pasti bisa… Sabar ya, ini hanya akan sakit sebentar.”
Mendengar kata ‘sakit’ membuatku langsung berontak, tapi Tuan Dimitri dengan sigap menahan lenganku di atas kepalaku dan mendorong pinggulnya.
“Aaahhh! Sakit!” jeritku namun pria itu langsung mencium bibirku, membuat jeritanku terbenam.
Rasanya seperti tercabik-cabik, lalu dengan sekali hentakan aku merasa penuh dengan dirinya.
Tuan Dimitri berada dalam tubuhku.
...----------------...
...Thank you semuanya yang uda setia support...
... ♚ Mainan Tuan Dimitri ♚...
...Like, Vote, Favorit & Comment kalian sangat berarti 🤗🥺...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
is iiissss...😆😆😆
2022-04-24
2
Mrs. Utomo
Hoooottt jeletot 🤣
2022-03-02
0
.
pengen oee wkwkwkw
2022-01-04
1