[Flashback Percakapan Dimitri & Eden]
“Kamu naiklah dulu ke kamarku. Aku akan berbicara dengan nenek tua ini sebentar,” titah Dimitri kepada babu kecilnya.
Dimitri memastikan bahwa Chloe telah menutup pintunya lalu berkata, “Katakan dengan jujur, nenek tua. Apakah yang ada di pikiranku sama denganmu?”
Eden bangkit dari duduknya, “Kamu benar. Yang aku tebak dari awal adalah Chloe memang manusia yang tercipta untukmu, Dimitri. Makanya aku tidak mencegah Chloe untuk datang kesini, karena aku ingin kalian bertemu.”
Dimitri mengerutkan keningnya, “Seumur hidupku, bisa dihitung dengan jari berapa keadaan seperti ini yang bisa kebetulan terjadi.”
Eden berdecak, “Yang ketahuan, Tuan Dimitri. Banyak yang ingin membunuh bayi vampir yang lahir dari rahim manusia karena mereka akan menjadi ancaman bagi para vampir lainnya.”
Seorang vampir wanita tidak bisa hamil, begitu juga dengan vampir pria tidak bisa menghamili manusia. Tapi ada beberapa kejadian yang terjadi, dimana seorang manusia bisa hamil dan melahirkan karena berhubungan badan dengan vampir.
Tidak ada yang tau pasti kenapa itu bisa terjadi, dan kemungkinan pertemuan manusia yang cocok dengan vampir itu sangat sedikit.
Tanda-tandanya adalah seperti yang dialami Chloe. Dimitri langsung tertarik dengan Chloe walaupun wanita itu hendak membunuhnya, gigitan Dimitri tidak bisa langsung hilang, darahnya terasa lebih lezat dari manusia biasa.
“Tapi kenapa aku tidak bisa mengendalikan pikirannya?”
Eden menggelengkan kepala, “Aku juga masih penasaran mengapa Chloe tidak mempan terhadap kekuatan vampir. Apakah dia hanya bereaksi seperti itu padamu atau terhadap vampir lain juga begitu?”
Dimitri menatap keluar jendela ke langit yang penuh kegelapan, sama seperti dirinya yang telah hidup selama 999 tahun dalam kesepian. Dia tidak pernah berkomitmen dengan vampir lain, wanita yang dia tiduri hanya untuk memuaskan rasa hausnya.
“Jadi bagaimana, Dimitri? Aku lihat kamu sangat tertarik dengannya. Apakah kamu akan mengubahnya menjadi vampir sehingga kalian bisa hidup bersama selamanya?”
Seumur hidupnya, Dimitri tidak pernah menggigit manusia sampai dia berubah menjadi vampir. Vampir baru sangat susah diatur, mereka hanya bisa berbuat onar.
“Tidak akan. Chloe harus tetap menjadi manusia biasa. Hingga suatu saat aku sudah bosan, aku akan melepasnya. Di saat itu, aku harap kamu punya mantra yang bisa membuatnya lupa denganku, Eden.”
Hati Dimitri yang selama ini sudah membeku, terhenyak ketika dia mendengar perkataannya sendiri.
Tapi dia tidak akan menyiksa Chloe dengan hidup dalam keabadian seperti dirinya.
“Sangat disayangkan, padahal jika kamu mengubahnya menjadi vampir, Chloe tidak perlu mantra dariku dan selamanya dapat berbicara.” ucap Eden sedih.
Tapi Eden tau, Dimitri sedang berperang dengan hatinya sendiri.
“Mungkin aku akan mencoba apakah Chloe benar-benar bisa hamil.”
Eden membelalakkan matanya, “Itu resiko yang besar, Dimitri! Kalau kamu tidak hati-hati, anak yang lahir akan diburu oleh vampir yang lain.”
“Tidak usah kaget begitu, Eden. Aku belum mengambil keputusan yang pasti.”
Di lubuk hatinya yang terdalam, Dimitri D’Arcy mendambakan seorang anak yang bisa mengisi kekosongan jiwanya.
...----------------...
Chloe’s POV
[Kastil D’Arcy]
“Chloe, kalau aku menyatakan cinta pada Ulrich, apakah dia akan membalas cintaku? Bagaimana menurutmu, Chloe?”
Aku dan Gladys sedang menjemur pakaian pada pagi hari yang cerah itu. Ini sudah hari kedua sejak kepergian Tuan Dimitri. Jujur saja, ada yang terasa hampa tanpa dia di kastil besar nan sepi ini.
Semenjak aku bisa berbicara, Gladys tidak bersikap jutek lagi padaku. Bahkan kami bertukar banyak cerita tentang kehidupan kami. Gladys bilang bahwa dia juga terlahir dari keluarga miskin. Ayahnya sering mabuk-mabukkan dan ibunya harus bekerja sebagai perempuan bayaran diluar.
Aku tersenyum pada Gladys, “Aku mendukungmu, Gladys! Ulrich itu pria yang baik…”
“Tapi aku ragu, Chloe! Bagaimana jika dia menolakku?” Gladys membenamkan wajahnya pada salah satu kain yang sedang dijemur.
“Coba utarakan dulu perasaanmu, Gladys. Jika kamu tidak bilang, Ulrich tidak akan pernah tau.”
Gladys mendongakkan kepalanya, “Kamu benar, Chloe.. Aku harus berani untuk mengutarakan perasaanku pada Ulrich. Tapi kamu tidak cemburu kan?”
Aku tertawa tapi suara yang keluar malah terdengar serak, lalu aku berdehem dan mencoba untuk bicara lagi.
“Ekkhmm.. A-aku sangat me- ekkhmm..” Aku memegang leherku.
Kenapa suaraku semakin serak dan seakan sudah habis baterai? Tenggorokanku juga gatal.
“Kenapa Chloe? Tadi katamu akan mendukungku? Huh! Ini sisanya kamu yang jemur sendiri.” dengus Gladys dan berlalu pergi meninggalkanku.
“E-ehhh, Gladys..”
Seharian itu Gladys ngambek padaku, dia pasti sudah salah paham. Ulrich juga sedang tidak berada di kastil, dia mengambil cuti untuk bertemu dengan adiknya. Kepala pelayan mengizinkan karena Tuan Dimitri juga tidak ada disini.
Aku pergi mencari Eden, tapi nenek tua itu tidak berada di kastil. Dia menghilang kemana saat aku membutuhkannya?
...****************...
Malam kedua Tuan Dimitri tidak ada, bekas gigitan itu terasa gatal dan bengkak. Ini sama seperti ketika Tuan Dimitri menghisap darah Gladys!
Apakah Tuan Dimitri menghisap darah wanita lain disana?
Aku tidak bisa tidur karena menahan sakit dan akhirnya pergi keluar untuk mencari angin segar. Aku berjalan keluar sambil memegang leherku yang berdenyut dan terkejut ketika Tuan Draven muncul dari belakang.
Aku menjerit tapi suaranya terdengar seperti suara ayam tercekik.
Tuan Draven tertawa sampai menahan air matanya, “Chloe! Ada apa denganmu?”
“Suaraku habis, tuan.” jawabku.
Kalian tau kan saat suara sedang habis tapi masih bisa bicara? Yah, gitu deh.
Tanpa sadar aku melepaskan tanganku dari leher dan Tuan Draven melihat bekas gigitan yang bengkak itu.
“Chloe! Itu semakin parah loh.. Kenapa bisa begini?” tanya Tuan Draven cemas.
“Ini karena Tuan Dimitri sedang menghisap darah wanita lain!” ketusku tanpa sadar.
Tuan Draven membesarkan mata bulatnya dengan ekspresi terkejut, lalu dia perlahan tersenyum seakan sudah tau suatu rahasia.
“Rasanya gatal dan terbakar kan?”
“Ya tuan. Kenapa kamu bisa tau?”
“Aku punya satu cara untuk memulihkannya, Chloe. Dimitri benar-benar tidak punya perasaan, dia pasti sedang menghisap darah wanita lain tanpa peduli apa yang terjadi padamu.”
Setiap perkataan Tuan Draven menusuk hatiku karena semuanya benar.
“Caranya apa, tuan?”
Tuan Draven menundukkan kepalanya sejajar dengan wajahku, “Aku akan menghisap darahmu, Chloe.”
Aku terlonjak kaget dan mengambil seribu langkah mundur menjauh dari vampir itu.
“Kamu sudah gila, tuan? Aku hanya pernah melakukan itu dengan Tuan Dimitri…”
Tuan Draven melahap jarak di antara kita, “Apa kamu tidak penasaran, Chloe, bagaimana rasanya jika darahmu dihisap oleh vampir lain? Coba saja denganku. Aku nggak akan memberitahunya pada Dimitri, okay?”
“T-tidak mau, tuan! Aku bukan barang yang bisa dioper jika kalian sudah bosan! Selamat malam, Tuan Draven.”
Aku membalikkan badanku meninggalkan Tuan Draven yang masih berdiri disana.
“Dimitri tidak akan pulang secepat itu.. Kalau kamu tidak tahan dan butuh pertolonganku, aku disini, Chloe!”
...----------------...
...Thank you semuanya yang uda setia support...
... ♚ Mainan Tuan Dimitri ♚...
...Like, Vote, Favorit & Comment kalian sangat berarti 🤗🥺...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
ralIne🍃
up
2022-02-03
1
Marasangkot Dongoran
aneh ye,,,AQ tidak begitu mengenal vampire
2022-01-03
1
dina firara
berasa baca sinopsis film twilight 😁😁
si draven nya Jacob,hahah
2022-01-03
1