- Istana Rudolf Kediaman Raja Rudolmuv VIII
[Dimitri’s POV]
Aku menghadap Raja Rudolmuv yang sedang duduk di singgasana berlapis emas dan berlian. Dia adalah Raja Rudolmuv ke-delapan, perawakannya kurus dan tinggi, wajahnya berbentuk lonjong dengan rambut pirang panjang mencapai bahu.
Vampir tidak harus menjadi kaki tangan seorang raja, tapi aku telah mengabdi disini dari awal mula kerajaan ini berdiri. Bisa dibayangkan saja berapa generasi yang telah kulayani sampai sekarang.
Aku menyukai tantangan dan kesenangan dalam peperangan. Tanpa gentar bertarung karena aku tidak dapat mati, aku selalu berada di baris terdepan saat berperang.
Hanya orang-orang kerajaan penting yang tau akan keberadaan vampir, itu semua tertulis dalam buku yang mereka simpan untuk keturunan raja berikutnya. Mereka suka berteman dengan vampir karena akan mendatangkan keuntungan ketika hendak bertarung dengan kerajaan lain.
“Kamu pasti sudah tau alasan aku memanggilmu secara mendadak, Dimitri.”
“Ya, aku sudah tau. Tanpa kamu menyuruh Draven untuk memanggilku, aku memang sudah berencana untuk datang dan memberitahumu bahwa Lazarus adalah orang yang ingin membunuhku.”
Semalam setelah Draven datang mengganggu kesenanganku, aku langsung memacukan kuda ke Istana Rudolf tanpa mengundur waktu.
“Tapi apa perlu kamu membunuh Tuan Myres dan menciptakan kekacauan di kastilnya?” tanya Raja Rudolmuv dengan tenang, dia pribadi yang tidak pernah murka.
“Aku membunuhnya setelah memastikan bahwa Tuan Myres memiliki keturunan untuk menjadi tuan berikutnya.”
Raja menghela napas, “Sukamu sajalah, Dimitri. Aku juga tidak bisa bilang apa-apa lagi karena kamu sudah membelahnya menjadi dua bagian. Lalu apa rencanamu terhadap Lazarus?”
“Tentu saja membunuhnya. Dia terlalu takut untuk berhadapan denganku sampai menyuruh orang tak berguna untuk membunuhku.”
Raja berdiri dari singgasana dan mondar mandir di depan sambil berpikir.
“Kamu tau kan resiko yang akan kita hadapi kalau kamu membunuh Lazarus? Kita akan berperang lagi dengan Kerajaan Azov sedangkan kedua tanganku sedang terikat karena sedang melakukan ekspansi ke benua lain. Aku akan kekurangan prajurit disini kalau Azov murka.”
Lazarus adalah komandan perang Raja Azov XI dari kerajaan Azov. Sudah beratus-ratus tahun kedua kerajaan ini berperang dan sedang melakukan gencatan senjata selama beberapa puluh tahun terakhir.
Jika aku membunuh Lazarus, Raja Azov pasti akan murka dan membalas menyerang kerajaan Rudolmuv. Dari segi senjata perang, prajurit dan persediaan makanan, kekuatan dua kerajaan ini hampir seimbang.
Namun dengan adanya gencatan senjata ini, Raja Rudolmuv sedang melakukan ekspansi dan mengirim setengah dari prajuritnya ke benua lain untuk memperluas kekuasaan.
Jika perang pecah, Rudolmuv pasti akan kalah.
“Ini adalah masalahku dengan Lazarus. Dia yang duluan memulai pertumpahan darah ini.”
“Aku tidak dapat melarangmu, Dimitri. Tapi aku meminta sesuatu padamu.”
Demi membunuh Lazarus, aku akan menerima apapun syarat dari Raja Rudolmuv.
...****************...
Sudah 2 hari aku berada di istana, sibuk dengan persiapan yang ditawarkan oleh raja. Pintu kamarku diketuk dan seorang pelayan dengan tubuh sintal masuk. Dia adalah wanita yang selalu melayaniku saat aku berada di istana.
“Tuan Dimitri, apa kamu mau mandi atau langsung tidur, tuan?” tanyanya malu-malu.
Sial! Aku lupa namanya siapa. Tapi tiba-tiba teringat dengan pelayanku di rumah atau lebih tepatnya mainanku, Chloe.
Memikirkan dirinya saja sudah cukup membuatku keras dan haus.
“Kemari dan tutup pintunya.” titahku.
Aku penasaran, apakah aku memang sudah kecanduan dengan darah Chloe sehingga darah wanita lain terasa biasa saja?
Pelayan itu tanpa malu membuka bajunya di hadapanku lalu dia mendekat, menggesek tubuhnya di dadaku.
“Aku sudah rindu kamu, Tuan Dimitri. Sering-seringlah datang kesini. Semalam aku ke kamarmu, tapi kamu tidak ada.” dia membuka bajuku perlahan.
Aku langsung membantingnya ke kasur dan menyerang lehernya dengan cepat, menancapkan gigi taringku yang gatal akan darah manusia setelah hampir 2 hari tidak minum.
“Aaargh, tuannn..” jeritnya terkejut dan mengerang.
Aku meraba seluruh tubuhnya, meremas kedua buah dadanya sampai dia menjerit nikmat dan menaikkan pinggulnya.
Tapi suara itu bukan suara yang ingin kudengar! Darahnya juga tidak selezat darah Chloe.
Semakin murka, aku menghisap lebih banyak dari yang seharusnya. Manusia bisa mati jika vampir mengambil terlalu banyak darah, itu sebabnya perlu kontrol diri yang kuat jika vampir mau hidup berdampingan dengan manusia.
Nyaris tidak ada vampir baru yang selamat karena dibunuh oleh vampir yang berusia lebih tua. Vampir baru adalah hama yang perlu dibasmi karena mereka tidak bisa mengontrol diri.
“Uhh! Tuan berhenti, tuan..” pintanya dengan tubuh yang mulai memelas.
Sialan! Aku hampir membunuh pelayan raja.
Aku buru-buru melepaskan gigitanku, wanita itu terkulai lemah diatas kasur sepertinya sudah pingsan karena dia tidak bangun saat kuguncang tubuhnya.
Tidak lama kemudian dia terbangun dan aku langsung menghilangkan ingatannya. Wanita itu bingung sebentar lalu melihatku dengan tatapan menggoda.
Dia membuka kedua pahanya dengan lebar dan tanpa malu, memperlihatkan bagian intimnya, “Tuan, sudah berapa kali kita melakukannya sampai aku bisa pingsan begini. Tapi aku masih basah, tuan.” jarinya bermain disana.
Aku langsung keras ketika melihat wanita yang tergeletak di kasur itu bermain dengan dirinya sendiri.
Hm.. Sepertinya aku masih Dimitri yang dulu.
Dengan cepat aku membuka celanaku, aku langsung menghujamkan senjataku ke dalam lubang basah wanita itu, naik dan turun tanpa ampun sampai dia menjerit di bawahku.
Rasakan, Chloe! Bukan hanya kamu wanita di dunia ini yang bisa memuaskanku. Hanya karena darahmu lebih lezat satu tingkat, kamu bisa sombong.
Apa katanya? Masih banyak vampir lain yang mengantri? Cih, membuatku sebal saja.
“Aduhhh tuan, pelan-pelan.. Hari ini kamu sangat kasar, berbeda dengan sebelumnya.. Uhhh!” erang wanita dibawahku.
Aku tidak mengindahkannya dan terus menembus tanpa henti, sampai dia menjerit dalam kepuasan. Malam itu, seperti kesetanan, aku menggunakan tubuh pelayan raja sampai dia pingsan kembali dan akhirnya aku berhenti.
Sebelum hilang kesadaran dia berkata, “Aku suka ketika kamu kasar, tuan. Sangat menggairahkan…”
Setelah itu aku memakai pakaianku kembali dan keluar dari kamar yang penuh dengan aroma darah yang bercampur dengan bau lainnya yang kuat memenuhi ruangan.
Walaupun sudah bermain semalaman, tapi aku tidak merasa puas. Hanya ada satu orang yang terlintas di benakku.
Candu ini tidak boleh terus kubiarkan, Chloe hanya seorang manusia biasa dengan rentang waktu hidup yang sedikit.
Kepalan tanganku meninju tembok yang ada di sampingku sampai hancur dan membentuk sebuah lubang besar. Damn!
Ini pasti karena aku menahan diri dengan Chloe. Sesudah urusanku selesai dari sini, aku akan mencuci pikiranku dari bayang-bayang wanita bisu itu. Ya, aku harus menggunakan tubuh si babu kecil untuk memuaskan hasratku dan memberiku keturunan.
Seorang anak vampir berlarian di Kastil D’Arcy? Hm, tidak terlalu buruk juga.
...----------------...
...Thank you semuanya yang uda setia support...
... ♚ Mainan Tuan Dimitri ♚...
...Like, Vote, Favorit & Comment kalian sangat berarti 🤗🥺...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Mrs. Utomo
Wooowwwww
2022-03-02
1
dina firara
mungkin si cloe itu percampuran darah vampir dan manusia.
2022-01-03
1
epa15ok
lucu banget, vampir yang membayangkan keturunan
2021-12-31
1