Mainan Tuan Dimitri
Bosan dengan setting dunia modern?
Ayuk kita menjelajah ke dunia antah berantah dulu…
...AWAL MULA...
...PENGENALAN TOKOH...
Chloe Isabel
Aku wanita berusia 18 tahun yang bisu sejak lahir dan terlahir di keluarga kalangan bawah, yang tidak memiliki status apapun. Aku memiliki seorang kakak tiri bernama Sierra, ibuku hanya seorang manusia biasa yang telah bercerai dengan suaminya karena dia berselingkuh dengan pria lain yang akhirnya harus melahirkanku ke dunia. Dia telah meninggal dua tahun lalu dan membuat Sierra menjadi keluarga satu-satunya di dunia ini.
Ayahku? Aku tidak pernah tau keberadaannya dan siapa orangnya. Sosok ayah yang mendampingiku besar adalah papa Sierra, Paman Erik. Yang membuatku berbeda adalah aku memiliki tanda lahir di punggung yang mungkin dapat membuka jati diriku sebenarnya.
Keahlianku sebagai manusia biasa adalah aku rajin bekerja, lihai dalam melakukan tugas rumah tangga karena itu sudah menjadi kerjaanku sejak kecil di rumah. Tidak ada yang spesial dariku sampai aku masuk ke dunia Tuan Dimitri.
...***...
Dimitri D’Arcy
Aku seorang vampir yang telah hidup selama 999 tahun di dunia. Prajurit kepercayaan Raja Rudolmuv yang selalu berperang di baris terdepan dan satu-satunya vampir yang aktif berperang untuk raja. Hanya sedikit orang yang tau bahwa aku adalah vampir membuatku disegani oleh banyak orang karena kepribadianku yang misterius dan aku yang tidak pernah kalah saat bertarung membuatku mendapat julukan ‘Sang Penghancur’.
Kekuatan spesial vampir adalah bisa memanipulasi dan mengendalikan pikiran manusia, membuat mereka lupa akan keberadaan vampir di dunia. Kekuatan ini tidak berpengaruh terhadap vampir lainnya.
Semakin panjang umur seorang vampir maka semakin kuat dirinya jika ditempah dengan benar. Vampir yang malas dan hanya bersenang-senang tidak akan hidup lama di dunia karena sifat vampir yang penyendiri, membuat kita berhubungan dengan vampir lain hanya untuk kepentingan kekuasaan atau wilayah.
Okay! Masuk aja ke ceritanya…
...*** ***...
...Tahun 1509, abad ke-16...
...[Kediaman Myres]...
“Jadi kamu mau melakukannya atau tidak? Kalau tidak, nyawa kakakmu akan melayang.” ancam seorang pria bertubuh besar.
“Tidak! Jangan Chloe! Biarkan aku mati karena kesalahanku sendiri. Maafkan aku Tuan Myres, aku hanya mencuri sedikit uang dari kekayaanmu. Kamu boleh membunuhku, tapi jangan buat adikku melakukan itu!” jerit wanita yang dipegang oleh seorang pengawal.
Aku menggelengkan kepalaku dengan panik melihat ke arah saudara perempuanku satu-satunya di dunia ini. Aku menggerakkan tanganku dengan cepat.
‘Demi hidupmu, aku akan melakukannya, Sierra.’
“Hey! Apa yang kamu lakukan itu? Mau mengeluarkan jurus apa hah?” Tuan Myres tertawa mengejek.
“Adikku bisu, tuan. Dia tidak dapat berbicara jadi dia menggunakan bahasa isyarat.” ucap Sierra.
“Oh. Lalu apa katanya?!” bentak Tuan Myres tidak sabar.
Sierra melihatku lagi dengan air mata membasahi wajah cantiknya, aku mengangguk pasti.
“T-tidak Chloe! Kamu tau kan apa konsekuensinya jika kamu membunuh Tuan Dimitri?”
Namanya saja bisa memuat bulu kuduk orang berdiri, Dimitri D’Arcy adalah prajurit kepercayaan raja. Dia mendapat julukan sebagai ‘Sang Penghancur’.
‘Aku harus mencobanya, Sierra.’
Aku mengangguk pada Tuan Myres sebagai jawaban. Tuan Myres tersenyum puas dan bertepuk tangan.
“Bagus, bagus. Kita akan memulai latihanmu sekarang, aku memberimu waktu dua minggu untuk menguasai teknik membunuh. Selama itu juga, kakakmu akan berada di sel bawah tanah, tapi aku menjamin akan memberinya makan dan minum. Begitu juga dengan kamu.”
“Apakah tuan akan memberi kita bayaran?” tanya Sierra.
“Dasar orang miskin! Kamu berani mencuri dariku dan meminta bayaran!?” Tuan Myres murka.
Sierra tertunduk, “Maaf aku sudah lancang, tuan.”
“Jebloskan dia ke sel bawah tanah sekarang! Aku muak melihat wajah pencuri.” Tuan Myres memberi sinyal kepada penjaga untuk menyeret Sierra pergi.
‘Sierra! Aku pasti akan membebaskanmu. Tunggu aku!’
“Chloe, jaga dirimu baik-baik!” jerit Sierra saat diseret penjaga.
Tuan Myres duduk dengan kedua kaki terangkat diatas meja, dua dayang berada di sisinya, satu bertugas untuk menyuapi Tuan Myres anggur dan satunya lagi memijat bahu.
“Jadi namamu Chloe? Kamu benar-benar bisu?” tanya Tuan Myres memperhatikan wajah dan tubuhku.
Aku hanya mengenakan gaun panjang berlengan warna coklat yang biasanya dipakai oleh orang miskin dan sudah sedikit usang.
Wajahku tidaklah terlalu cantik, kalah jauh dengan Sierra. Orang bahkan menganggap kami bukan saudara. Tapi mereka betul, karena Sierra adalah kakak tiriku.
Kami lahir dari rahim yang sama. Mama sudah bercerai dengan ayah Sierra saat mengandungku. Kata ayah Sierra, Paman Erik, aku adalah anak hasil selingkuhan mama.
Sewaktu kecil aku tidak mengerti dan sering menangis ketika Paman Erik sengaja mengatakan itu dengan nada jahat di depan mukaku karena Paman Erik sebulan sekali pasti datang ke rumah untuk melihat Sierra.
Mama sendiri juga lebih sayang kepada Sierra walaupun dia tidak pernah mengatakannya secara langsung tapi dari perlakuan mama, aku bisa tau.
Aku memang tidak secantik Sierra, tapi aku lebih patuh. Hubunganku dengan Sierra juga selama ini baik-baik saja karena aku tipe orang yang mengalah sedangkan Sierra adalah tipe yang tidak bisa dikerasi.
Aku mengangguk kepada Tuan Myres.
“Hmm.. Baguslah, jadi kamu tidak akan pernah membuka mulutmu itu jika kamu gagal dalam tugas ini.”
Tuan Myres menjentikkan jarinya, “Eden. Latih gadis itu cara membunuh.”
“Baik, Tuan Myres.”
Seorang wanita paruh baya dengan rambut putih panjang dan berpakaian hitam mendatangiku. Aku berdiri dari posisi berlutut.
Kuku jarinya panjang dan tajam mengelus wajahku. “Chloe, aku bisa melihat bahwa kamu akan berhasil. Ikut aku.”
Aku memberi hormat pada Tuan Myres dan pergi mengikuti Eden. Latihanku dimulai tapi tanganku lamban dan aku ceroboh. Tidak mudah untuk menguasai teknik membunuh itu.
Sebenarnya aku hanya perlu mempelajari satu teknik mudah dan cepat. 5 hari belajar, aku sudah semakin mahir tapi aku juga harus belajar mengendalikan ekspresi.
Kata Eden, wajahku tidak bisa berbohong. Aku menunjukkan semua perasaanku dengan jelas. Setelah itu dia memberiku sedikit tips untuk memanipulasi ekspresi.
Itu hal yang penting karena aku harus menyamar sebagai seorang pelayan!
***
...[Kediaman Dimitri D’Arcy]...
Sudah 2 minggu aku bekerja di kastil tua ini, tidak pernah sekalipun melihat sosok Tuan Dimitri. Aku hanya mengenal wajahnya dari lukisan yang tergantung besar di aula.
Aku lolos seleksi dengan mudah karena aku sudah terbiasa melakukan pekerjaan rumah. Minggu pertama, kerjaanku adalah mencuci, menjemur dan menggosok pakaian Tuan Dimitri dan petugasnya. Kepala pelayan sangat senang dengan hasil kerjaku.
Dia ingin melihat keahlianku yang lain dan menempatkanku di bagian beres-beres rumah. Ada suatu noda bercak di anak tangga yang tidak pernah bisa hilang selama ini dan sanggup kubersihkan.
Kepala pelayan, Tuan Denis, bingung bagaimana caranya aku bisa melakukan itu. Aku tidak bisa memberitahunya karena aku bisu. Jadi aku menunjukkan cara membuat bahan untuk membersihkan noda dari tumbuh-tumbuhan.
“Wah, aku tidak pernah tau daun yang tumbuh lebat di kebun belakang bisa begitu ampuh membersihkan noda. Hebat kamu, Chloe!” ucap Tuan Denis memuji.
Sebenarnya cara itu diajarkan Eden, aku juga bingung kenapa Eden bisa berpikir sejauh itu.
“Minggu depan, kamu akan pindah ke bagian dapur. Aku ingin melihat posisi apa yang paling cocok untukmu Chloe. Kamu tidak keberatan kan?”
Aku menggelengkan kepalaku dan tersenyum. Mungkin aku sudah tidak akan berada disini minggu depan.
Antara aku berhasil atau mati.
Suasana malam begitu hening dan menyesakkan dada, aku tidak pernah keluar dari kamar melewati jam tidur. Tapi aku sudah mulai gundah karena waktuku hampir habis.
Nyawa Sierra bisa terancam jika aku gagal membunuh Tuan Dimitri.
Kamar pelayan berada di lantai bawah, aku memberanikan diri menaiki tangga ke lantai atas yang terlarang.
Aneh, sebagai orang yang penting, Tuan Dimitri tidak memiliki penjaga di dalam kastil. Hanya ada beberapa penjaga di gerbang depan.
Aku dapat melihat lukisan besarnya saat menyusuri anak tangga. Tuan Dimitri memiliki bola mata hitam yang memikat dengan wajah yang maskulin.
Bahkan aura gelapnya terpancar hanya dari dalam lukisan, membuatku bergidik.
Aku sudah tau Tuan Dimitri tidur di kamar yang mana. Saat melihat ke gagang pintu, aku terkejut karena pintu itu tidak terkunci.
Setelah melihat ke kiri dan kanan, aku menyapu keringat di tanganku ke baju putih yang kukenakan untuk tidur, aku membuka pintu dengan ekstra hati-hati.
Saat pintu itu terbuka, aku bernapas lega karena tidak ada bunyi. Tanganku memegang pisau kecil pemberian Eden yang kusimpan di saku.
‘Kamu harus berani, Chloe!’
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
hayaa
setelah 3 tahun mampir lagi
2024-05-12
3
Ms. simple👌
baru mampirrr
2022-05-01
0
Tzauz Na
no
2022-04-30
0