Simon menikmati Kopi dan rokok melihat pemandangan didepanya, mengingat sebuah perpisahan yang tidak bisa dia lupakan didalam ingatanya.
Dulu dia memiliki seorang kekasih yang sangat dia cintai, Wanita itu bernama Nancy. Dimasa depan Nancy akan menjadi seorang foto model yang cukup terkenal.
Simon sudah berpacaran denganya selama 3 tahun dan hubungan mereka baik-baik saja, walaupun ada sedikit gangguan dari teman-teman Nancy yang tidak menerima Simon.
2 hari setelah penerimaan Siswa baru, Nancy memutuskan Simon dengan alasan fokus dengan kariernya. Walaupun srbenarnga Simon tahu alasan sebenarnya, Manager Nancy menyarankan sebuah skandal yang mungkin mengangkat Kariernya dengan berpacaran dengan salah satu Artis Pria yang terkenal.
Simon sendiri tidak menyalahkan atau menaruh kebencian kepadanya. Dia hanya kesal betapa tidak bergunanya dirinya, sebagai seorang laki-laki setidaknya dia bisa memberikan kebahagian untuk mereka yang dia cintai.
Menghisap Rokoknya dan perlahan-lahan memeriksa Rekening melalui Ponselnya, saat ini dia memiliki uang 21 juta dirakeningnya.
"Sistem berapa biaya meningkatkan Skil Pengobatan Kuno." Simon berniat untuk mengembangkan Skil Pengobatan Kuno miliknya.
[5 Juta untuk menaikan Skil ke Tingkat Menengah dan 15 Juta untuk Tingkat Tinggi.]
"Tolong Tingkatkan Skil Pengobatan Kuno ke Tingkat Tinggi." Simon berfikir untuk meningkatkanya kebatas maksimal.
[Sistem sedang memproses permintaan Master.!]
Beberapa pengetahuan tentang Pengobatan Tradisional masuk kedalam kepala Simon. Walaupun sedikit sakit, tetapi tidak seburuk yang pertama kali dan Simon masih bisa menjaga kesadaranya.
[Proses Peningkatan Skil Pengobatan Kuno telah selesai.]
"Hah..." Simon bernafas dengan lega setelah menahan rasa sakit yang cukup lama, Akhirnya proses peningkatanya telah selesai.
Saat ini Simon memiliki jabatan di Militer dan tidak akan sulit untuk bertemu dengan Pemimpin Perusahaan dan menawarkan produk buatanya.
"Yah... lebih baik aku beristirahat segera mungkin dan setelah ujian selesai, aku akan mencari orang-orang itu untuk membuat sebuah Perusahaan besar." Simon berjalan ketempat tidurnya dan segera beristirahat.
Keesokan paginya Simon bangun dan bersiap-siap berangkat ke Universitas Cemerlang. Setelah merapikan tempat tidurnya dia dengan santai berjalan keluar, menunggu Taksi.
Setelah menunggu beberapa menit Simon menaikinya dan pergi menuju Univeraitas Cemerlang. Simon merasakan sedikit nostalgia dengan semua ingatanya dan bersyukur bahwa dia dapat mengulang kembali kehidupanya.
Setelah beberapa waktu Simon turun dari taksi dan masuk kedalam Universitas, disana Simon melihat wajah yang dia kenal.
"Simon kesini ?" Teriak salah satu teman Simon bernama Rey.
Simon tersenyum dan berjalan kearah Rey, "Bagaimana kabarmu Kawan ?"
"Baik... Sudah 2 bulan lebih kita tidak bertemu, kau sedikit berbeda dari yang dulu." Rey terlihat senang setelah bertemu dengan Simon.
"Hahaha... setiap orang pasti akan tumbuh seiring berjalanya waktu." Simon tertawa dengan gila.
"Ayo kita masuk dan segera bersiap mengikuti ujian !" Rey menyeret Simon masuk kedalam.
Ratusan Siswa berkumpul didalam aula dan memasuki ruangan masing-masing. Simon duduk dengan santai dikursi dan tidak khawatir tentang Ujian ini.
Sebelumnya Simon sudah pernah mengalami hal seperti ini dan diterima masuk Universitas Cemerlang dengan nilai yang baik. Saat ini dia hanya perluh mengisi dengan cepat dan segera mengumpulkanya.
Selang waktu 15 menit Simon sudah selesai mengerjakan kertas ujianya dan memberikanya kepada Pengawas ujian.
Semua orang memperhatikan Simon dan Pengawas itu berkata, "Nak... apa kau yakin tidak ingin mengoreksinya kembali ?"
"Terimakasih sudah mengingatkan, tetapi saya sudah yakin dengan jawaban saya." Simon berkata dengan sopan.
"Baiklah kalau begitu, kau bisa merapikan barang-barangmu dan menunggu diluar !" Pengawas itu tersenyum dan menyuruh Simon untuk menunggu hasilnya.
"Baik Pak." Simon berjalan kearah mejanya dan merapikan alat tulisnya.
Seorang wanita disampingnya berbisik dan berkata, "Hey...bisakah kau meminjamkan pulpenmu ?"
Simon mengambil Pulpen dan memberikanya. Wanita itu tersenyum dan berkata, "Terimakasih aku akan mengembalikanya."
"Tidak perluh." Simon tetap dingin dan berjalan keluar.
Simon berjalan dihalaman dan duduk disebuah kursi panjang menunggu pengunguman penerimaan siswa. Menyalakan sebatang rokok dan dengan tenang menikmatinya.
"Fiuh... ini benar-benar membosankan." Simon terlihat bosan menunggu pengumuman.
Setelah satu setengah jam menunggu, akhirnya semua orang keluar dari dalam ruangan. Simon melihat seseorang wanita yang dia kenal dan tercetak ekspresi kesedihan diwajahnya, Wanita itu adalah Nancy dan saat ini fia masih kekasih Simon.
Wanita itu melambai dan berjalan kearahnya, "Hei... kenapa kau tidak memberikanku kabar, setidaknya beritahu aku apa yang sedang kau lakukan!"
"Maafkan aku cantik, aku sedang bekerja menangkap ******* dan tidak ada waktu menghubungimu." Simon terenyum dengan rasa bersalah karena beberapa hari ini dia mengabaikanya.
"******* apa... sepertinya kepalamu terbentur sesuatu atau kau terlalu gugup menghadapi ujian." Nancy memberikan sebotol minuman kepada Simon, "Ini minumlah agar cepat sadar !"
Simon mengambil botol itu dan berkata, "Terimakasih... bagaimana ujianmu, apakah berjalan lancar ?"
"Hah... itu terlalu mudah untuku, lebih mengkhawatirkan dirimu sendiri. Sejak dulu nilaimu selalu lebih buruk dariku." Nancy mengatakanya dengan bangga.
"Ho... mau taruhan ?" Simon menantangnya.
"Siapa takut, apa yang kau inginkan jika kau menang ?" Nancy menerima tantangan Simon.
"Dekatkan telingamu !" Simon berbisik pelan dan berkata, "Aku menginginkan dirimu."
Wajah Nancy berubah menjadi merah, dia tidak mengira bahwa Simon berani untuk mengatakanya. Saat ini Nancy benar-benar gugup.
Setelah melihat reaksi Nancy, Simon tersenyum dan berkata, "Aku menginginkan dirimu untuk menemaniku seharian penuh. Kenapa wajahmu merah, kau tidak memikirkan hal-hal mesumkan !"
Nancy sedikit kesal dan memukul Simon dengan pukulan kecil, "Kau ini... kenapa selalu bermain-main."
Simon tertawa melihat Nancy yang terlihat kesal dan malu, tiba-tiba air mata mengalir keluar.
Nancy sedikit panik melihat Simon yang tiba-tiba menangis, "Apakah aku menyakitimu, maafkan aku !"
"Tidak apa-apa, aku hanya sedikit bahagia. Jika kau bertanya aku bahagia karena apa, maka pikirkan saja sendiri jawabanya." Simon menyeka air matanya dan tersenyum kearah Nancy.
Nancy tersenyum dengan bahagia, perlahan mendekat kearah Simon dan mencium keningnya, "Kau tidak perluh melakukan taruhan jika kau ingin pergi keluar bersamaku, minggu nanti ayo kita berkencan."
Simon tersenyum dan berkata, "Tentu... jika kau memaksa."
"Terserah kau saja." Nancy berdiri dan berlari, "Aku ada pekerjaan sampai jumpa minggu depan."
Simon menatapnya dan berkata, "Walaupun aku sudah pernah mengalami hal ini, tetapi aku tidak pernah merasa bosan. Aku akan melindungimu apapun yang terjadi, setidaknya ini adalah rasa terimakasihku karena telah memberikan memori manis ini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Qing shan
💪💪💪
2024-11-22
1
Qing shan
🥰🥰🥰
2024-11-22
1
Ale Handro
jdjd
2024-06-06
1