Berbagi Cinta : Dipaksa Menikahi Cucu Mantan Suami
Mentari merasakan debaran jantungnya yang berdetak begitu kencang berkali lipat dari biasanya. Karena hari ini adalah hari pernikahan, untuk kedua kali dalam hidupnya. Setelah pernikahan pertamanya harus berakhir dengan perceraian.
Mentari yang sudah beberapa kali menolak permintaan Zahra untuk menikah dengan Fatih, yang merupakan suami sahabatnya itu. Apalagi Fatih adalah cucu dari mantan kakak iparnya. Bisa dibilang Fatih itu cucu dari mantan suaminya, Willian Green. Karena Kakeknya Fatih, kakak beradik dengan William.
*****
"Bismillahirrahmanirrahim,"
"Saya nikah dan kawinkan engkau Al Fatih Green Hakim bin Khalid Maulana Hakim dengan putri saya Mentari Khairannisa Mochtar dengan mas kawin kebun kelapa sawit seluas tiga puluh hektar, dibayar tunai."
"Saya terima nikah dan kawinnya Mentari Khairannisa Mochtar binti Ja'far Abdul Mochtar dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."
"SAH!"
"SAH!"
"Alhamdulillah,"
Fatih meneteskan air matanya, karena kini ada dua orang wanita yang ada dalam tanggung jawab dan perlindungan, juga bimbingannya. Serta kelak, nanti dia harus mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah.
Fatih tahu betapa berat tanggung jawabnya sebagai suami terhadap istrinya. Kini beban itu makin bertambah, karena ada dua istri yang harus di nafkahi secara adil lahir dan batin. Tanpa menyakiti hati kedua istrinya.
*****
Satu bulan yang lalu,
Zahra duduk berhadapan dengan Fatih di sofa yang berada di dalam kamar mereka. Keduanya sedang terlibat dengan pembicaraan yang serius.
"Aku mohon Mas," rayu Zahra kepada Fatih dengan wajahnya yang memelas agar keinginannya dituruti oleh suaminya itu.
"Aku tidak mau, Zahra!" tolak Fatih dengan tegas, entah untuk ke berapa kalinya.
"Mas, aku mohon menikahlah lagi. Demi kebahagiaanmu," pinta Zahra masih dengan mode merayunya sambil memegang kedua tangan suaminya itu.
"Saat ini, Mas sudah bahagia bisa hidup berdua denganmu!" ungkap Fatih tentang perasaan dalam hidupnya saat ini.
"Mas, juga inginkan punya anak 'kan?" tanya Zahra sambil melihat mata hazel milik suaminya itu.
"Tentang anak itu, kita sudah membicarakannya tahun lalu. Seandainya Zahra ingin punya anak, kita bisa mengadopsinya di panti asuhan. Kita rawat dan besarkan anak yatim piatu juga bisa," jawab Fatih tentang masalah anak.
"Tentu saja beda, Mas. Masa tidak ingin punya anak dari benih sendiri. Bukannya dulu pernah ingin punya banyak anak yang wajahnya mirip denganmu, Mas."
Fatih melepaskan tangannya dari genggaman Zahra. Dia berdiri dan berjalan ke arah jendela kamarnya. Mungkin dengan melihat pemandangan di halaman depan rumahnya, perasaanya jadi lebih baik.
Setelah divonis mandul dua tahun lalu, Zahra menjadi orang yang kalem dan pendiam. Tidak ada lagi Zahra yang manja dan ceria dalam hari-harinya Fatih. Ditambah sekitar sepuluh bulan yang lalu, dirinya divonis penyakit Leukemia. Hidup Zahra menjadi terasa tak berguna untuk Fatih. Dia sudah meminta Fatih untuk menikah lagi sekitar enam bulan yang lalu. Tentu saja Fatih menolak keinginan Zahra.
Zahra ingin saat dirinya meninggal nanti, Fatih sudah punya pengganti dirinya. Sehingga dia merasa tenang bila suaminya itu sudah bisa menemukan kebahagiaan yang tidak bisa diberikan olehnya.
Zahra berjalan mendekati Fatih yang kini berada di balkon. Dipeluk erat tubuh suaminya itu dari belakang. Zahra menangis terisak di punggung Fatih.
Tahu istrinya menangis seperti Itu, membuat hati Fatih terasa teriris. Namun dirinya tidak mau kalau harus menikah lagi. Karena akan ada hati yang tersakiti nantinya.
"Zahra … Mas mohon jangan seperti ini," pinta Fatih dengan suaranya yang lembut, dan mengelus lengan Zahra yang melingkar di perutnya.
"Zahra mohon ini demi kebaikanku dan juga dirimu, Mas," balas Zahra sambil menggerakan kepalanya yang bersandar di punggung Fatih.
"Memangnya kamu akan sanggup kalau dimadu. Waktu Mas pasti akan terbagi dengan istri yang lainnya. Perhatian dan kasih sayang juga pasti akan terbagi. Kamu tidak akan bisa memonopoli lagi diri Mas," jelas Fatih kepada Zahra akibat bila dirinya berpoligami.
"Zahra siap! Karena sudah memikirkannya jauh-jauh hari, sebelum aku memintanya kepadamu, Mas."
Fatih sangat terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Zahra barusan. Ternyata Zahra sudah sejak lama memikirkan keinginannya ini. Fatih sendiri tidak punya kepikiran untuk melakukan poligami, saat tahu Zahra tidak bisa memberikan keturunan untuknya.
"Terus kamu ingin, Mas menikah sama siapa?" tanya Fatih sambil menengadahkan kepalanya melihat langit berwarna biru cerah tanpa ada awan yang berarak di sana.
"Mentari."
Fatih merasa dirinya tersambar petir saat Zahra menyebutkan sebuah nama yang tidak asing dalam hidupnya. Wanita yang pernah menjadi belahan jiwanya, Si Kakek Willi. Wanita yang pernah ditolongnya saat berjalan di tengah jalan, karena pikirannya yang sedang kalut. Wanita yang membuat dirinya dan Kakek Willi berkelahi sampai babak belur.
"Apa Mentari yang kamu maksud adalah Mentari yang aku kenal?" tanya Fatih dengan ragu-ragu, mungkin saja Zahra punya teman yang bernama Mentari lainnya lagi.
"Ya, Mentari mantan istrinya Kakek Willi!" Zahra masih membenamkan wajahnya di punggung Fatih, dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Apa kamu sadar, dengan ucapan yang kamu katakan?" tanya Fatih sambil membalikkan badannya, sehingga kini mereka berdua saling berhadapan.
Zahra menganggukan kepalanya, dengan matanya menatap kepada suaminya. Fatih pun menatap wajah Zahra, dan dilihatnya netra hitam milik istrinya itu.
"Iya, Mas. Menikahlah dengan Mentari, karena hanya dia yang aku percaya bisa mendampingiku," jawab Zahra sambil tersenyum.
"Apa alasan yang membuatmu percaya kalau Mentari adalah wanita yang pantas menjadi madu kamu?" tanya Fatih kembali kepada Zahra, sambil menuntunnya untuk duduk di kursi yang ada di balkon. Tempat favoritnya saat menghabiskan waktu berduaan dengan Zahra.
"Karena Mentari adalah seorang wanita baik-baik, dan mampu menjadi ibu bagi anak-anakmu kelak. Mentari juga wanita yang cerdas dan mandiri. Mas bisa berbagi cerita dengannya baik dalam urusan pekerjaan atau urusan rumah tangga. Mentari yang pernah merasakan kehilangan semangat hidupnya, kelak yang akan memahami keadaanmu Mas."
"Memangnya kamu sudah siap jika Mas membagi cinta ini untuk istri kedua. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya!" balas Fatih sambil mencubit pipi Zahara.
"Aduh … Mas!" pekik Zahra karena merasa kesakitan.
"Maaf … mana yang sakit?" Fatih malah menjadi panik saat melihat Zahra mengaduh kesakitan karena ulahnya.
*****
Mentari dan Zahra duduk berdua di cafe milik Cantika. Keduanya asik menikmati makanan ringan yang disajikan disana ditemani dengan jus jambu biji merah.
"Mentari apa kamu ada keinginan untuk menikah lagi?" tanya Zahra saat dilihatnya makanan milik Mentari akan habis.
"Entahlah, aku tidak pernah kepikiran untuk menikah saat ini," jawab Mentari disela-sela minum jus jambunya.
"Seandainya ada laki-laki Sholeh, tampan, mapan, ingin menjadikan kamu sebagai istrinya. Apa kamu mau?" tanya Zahra sambil menatap Mentari secara lekat.
"Oh, laki-laki tipe ideal banget yang seperti itu!" Kata Mentari sambil mengacungkan kedua jempolnya.
"Apa kamu mau menjadi istrinya? Karena dia ingin sekali punya anak," Zahra ingin tahu reaksi Mentari seperti apa.
"Apa dia seorang duda?" tanya Mentari sambil mengerlingkan matanya menatap Zahra secara menggoda.
"Bukan, tapi seorang suami yang memiliki seorang istri yang mandul?" jawab Zahra dengan nada serius.
"Hah!" Mentari tidak menyangka dengan apa yang didengarnya barusan.
"Siapa?" tanya Mentari penasaran, siapa laki-laki itu.
"Al Fatih Green Hakim," jawab Zahra menyebutkan nama suaminya.
"Apa!" Mentari sungguh terkejut dengan nama apa yang disebutkan oleh Zahra.
"Mentari … menikahlah dengan Mas Fatih!" pinta Zahra kepada temannya itu.
"Tidak mau! Kenapa aku harus menikah dengannya?" tolak Mentari atas tawaran Zahra.
"Kumohon Mentari! Menikahlah dengannya. Aku yakin kalau kalian akan bisa hidup bahagia," Zahra memohon untuk kesediaan temannya itu untuk menjadi madunya.
" Tidak! Di luar sana masih banyak laki-laki yang belum punya pasangan," tolak Mentari.
*******
JANGAN LUPA KLIK LIKE, FAV, HADIAH, DAN VOTE NYA JUGA YA.
DUKUNG AKU TERUS DENGAN MEMBERIKAN JEMPOL YANG BANYAK.
TERIMA KASIH.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Eny Hidayati
menyimak meskipun AQ sudah bingung duluan ... aq simak ...
2024-02-29
1
Eros Hariyadi
Lanjuuuutt 😝😄💪👍🙏
2024-01-30
1
Eros Hariyadi
Cerita yang cukup ruweett dan menark 😝😄💪👍👍
2024-01-30
1