#19

Sean dan Iren sudah memberitahu Sera dan Alex tentang rencana pernikahan mereka. Tentu saja ini hal yang sangat diharapkan oleh Alex dan Sera.

Mereka tak perlu susah susah menjodohkan Sean dan Iren lagi.

Sean dan Iren akan menikah 3 bulan lagi untuk menyatukan jadwal keluarga besar Sera agar berkumpul semua di pernikahan Iren.

Sean kembali tinggal di penthousenya bersama Iren. Mereka tinggal bersama sekarang. Iren sudah tak menjalani dunia modellingnya lagi. Dia hanya fokus di kuliah designernya saja.

Kehidupan percintaan Sean dan Iren cukup seru karena mereka sedang dalam masa mengenali dan menerima kebiasaan masing masing. Sean dengan sikap disiplinnya dan Iren dengan sikap santainya yang terkadang masih suka seenaknya sendiri.

"Sean.. besok temani aku ke pantai..temanku akan menikah", kata Iren di sela sela sarapan pagi mereka.

"Baiklah", jawab Sean.

Lalu Sean mengambil buah apel dan memakannya.

"Kau tidak ke perusahaan?", tanya Iren yang sudah selesai dengan makannya.

"Tidak..aku akan bertemu seseorang", kata Sean.

"Siapa?", tanya Iren.

"Seorang teman.. kau mau ikut?", kata Sean.

Iren mengangguk setuju.

"Aku akan ganti baju dulu", Iren berdiri dari kursinya kemudian mengecup bibir Sean.

Iren menuju kamarnya untuk berganti baju. Dia memakai dress putih. Warna baju yang senada dengan baju Sean.?

Sean melihat Iren yang keluar dari kamarnya.

"You're so beautiful", Sean memeluk pinggang Iren dan mencium bibirnya.

"Dan kau sangat tampan..i love you", bisik Iren.

"I love you too", jawab Sean tersenyum dan memberi ciuman lagi di bibir Iren.

Setelah menunggu agak siang, mereka baru keluar dari penthouse.

Mereka menuju ke sebuah pusat perbelanjaan dan membeli sebuah hadiah untuk anak teman Sean itu.

"Apakah ada yang berulang tahun Sean?", tanya Iren.

"Ya...anak relasi bisnisku..dia menyuruhku datang.. sebenarnya aku tak terlalu suka dengan acara seperti ini", kata Rey.

"Apa yang akan kita beli?berapa usia anak itu?", tanya Iren.

"20 tahun", jawab Sean.

"Dia sudah cukup dewasa... dan ayahnya masih merayakan ulang tahunnya di rumah?", tanya Iren.

"Putra tunggal", kata Sean.

"Kita beli arloji saja..kurasa itu simple dan akan selalu terpakai", kata Iren.

Sean mengangguk. Dan Iren mencari counter Arloji branded lalu memasukinya.

Setelah menemukan hadiahnya, akhirnya mereka langsung menuju rumah relasi Sean.

Disana lumayan banyak tamu yang diundang. Sean disambut langsung oleh sang tuan rumah.

"Terima kasih sudah menyempatkan waktumu untuk datang tuan Sean", kata Tuan George.

Sean tersenyum dan memperkenalkan Iren pada George dan istrinya.

"Aku mengenalmu..kau anak tuan Alex Romanov ya kan?aku pernah melihatmu di sebuah acara amal bersama ibumu..kau cantik sekali nona", kata Nyonya George.

"Terima kasih", balas Iren dengan senyuman cantiknya.

Kemudian mereka langsung menuju kebun belakang, tempat di adakannya acara. Disana tampak rindang karena ada beberapa pohon besar disana.

"Gerald...kenalkan ini teman daddy", kata George memperkenalkan anaknya pada Sean.

Pria muda bernama Gerald itu tersenyum ramah pada Sean dan menyalaminya kemudian menerima hadiah dari Sean.

Gerald langsung melihat ke arah Iren yang sangat menarik di matanya sampai Gerald terkagum dan menatapnya lama.

Sean tak suka melihat hal itu.

"Dia calon istriku", kata Sean mengenalkan Iren pada Sam.

"Ah ya..anda cantik sekali nona", kata Gerald memuji kecantikan Irena yang masih tampak memandangi Iren.

"Terima kasih..dan selamat ulang tahun", kata Iren tersenyum.

Sean tak melepaskan tangan Iren ketika Iren ingin bersalaman dengan Gerald. Sean justru menggenggamnya lebih erat.

Iren melihat kearah Sean dan Sean tersenyum menawan.

Iren hanya tersenyum geli melihat reaksi Sean yang menurutnya sangat manis itu.