Seperti biasanya, Reva sangat sibuk di depan laptop. Sesekali dia menyeruput coklat hangatnya.
"Permisi" dia mendengar suara Miss Gita.
"Ada apa? saya sangat sibuk!" ketus Reva.
"Apa kau tidak ingin merayakan ulang tahunmu? Hari ini usiamu sudah 25 tahun, Nona"
"Sepertinya kau lupa, aku tidak pernah merayakan ulang tahunku"
"Tapi sepertinya Nona yang lupa, bukankah Nona sudah tahu setelah usia 25 tahun, Nona harus menikah"
"Hhh... kau merusak konsentrasi ku!" Reva menutup laptop nya. Handphone Reva berbunyi, dia melihat pesan dari Om Tama, mengajaknya makan siang. "Tumben sekali dia mengajakku makan siang"
"Siapa, Nona?"
"Om Tama"
"Sepertinya dia akan menyinggung tentang usia mu sekarang yang seharusnya menikah"
"Memikirnya saja membuatku jijik, bagaimana bisa aku bisa tidur bersama orang asing, bahkan aku harus makan bersama orang itu" keluh Reva, dia memang selalu nyaman sendirian.
"Tapi jika kau tidak menikah, Pak Tama pasti akan yang berkuasa disini. Nona tau sendirikan DGI ini semua konsepnya adalah dari almarhum Pak Riko, visi misi Pak Riko dan Pak Tama sangat berbeda, dia ingin menciptakan kasino di bagian perusahaan ini"
"Lalu aku harus menikah dengan siapa?"
Miss Gita memperlihatkan foto-foto dan biodata lelaki yang pernah melamar Reva , dan juga ada beberapa pengusaha yang sengaja meminta miss Gita untuk mempertemukan dia dengan Reva.
Miss Gita menunjuk salah seorang di foto itu, "Ini adalah pemilik Rumah Sakit JK, kau tau kan Rumah Sakit ini salah satu Rumah Sakit terbesar di Indonesia. saya rasa dia cocok sekali buat anda"
Reva menutup buku, "Hhhh... memikirkannya membuatku pusing!"
"Apa Nona pernah menyukai seseorang?"
"Menyukai seseorang?" Reva jadi memikirkan tentang mimpi semalam, di mimpi itu Reva (Sekar) terlihat bahagia saat bersama Mahesa.
"Aku tidak pernah merasakan bagaimana rasanya menyukai seseorang, tapi aku penasaran dengan orang itu.. "
"Siapa? kita bisa mencarinya atau memaksanya untuk menikah dengan Nona"
Reva merasa tersinggung dengan ucapan Miss Gita "kenapa harus memaksa? dengan hanya memperliharkan wajahku ini saja itu sudah membuat laki-laki tertarik"
"Iiya tentu saja Nona sangat menarik, tapi dimana orang itu? siapa namanya?"
"Namanya Mahesa, dia ada dimimpiku"
"Mimm.. mimpi?"
"Hmm"
Miss Gita hanya menghela nafas, seperti nya direktur muda ini sudah mulai kurang waras.
Deri menjual minuman dingin di pasar, selalu bersikap ramah dengan para pedang disana dan juga kepada orang-orang yang melewatinya karena itu dagangannya laku, dan dia juga cukup dekat dengan para pedagang disana.
"Aku dengar pasar ini akan di hancurkan oleh DGI" keluh salah satu pedagang.
"Mengapa di hancurkan?" tanya Deri, merasa kecewa.
"DGI akan mendirkan Mall disini"
"Apa kita harus demo saja!" usul salah satu pedang lagi.
"Tentu saja harus" para pedagang pada setuju untuk demo.
Deri pulang dengan perasaan tak tenang, padahal dia baru saja beberapa hari jualan disana tapi pasarnya akan di hancurkan, orang kaya memang kejam, keluhnya.
Dia berpapasan dengan Vina lagi karena memang rumah mereka berdekatan, Vina menyapa nya dan mengajaknya ngopi.
"gimana kabar kamu? " tanya Vina agak malu-malu.
"Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja"
"syukurlah, aku merasa tidak tenang, aku takut kau... "
"Itu sudah jadi masa lalu" potong Deri, "kau tidak perlu merasa bersalah padaku"
"Apa kita bisa berteman?"
"Aku merasa tidak yakin, rasanya aneh sekali kalau dari pacar lalu menjadi teman" Deri menolak ajakan pertemanannya dengan Vina, lalu dia pamit pergi.
Sambil berjalan Deri mengingat saat-saat dia bahagia bersama Vina, mereka pacaran dari sudah 4 tahun, tapi Vina memutuskannya begitu saja karena tergoda dengan lelaki yang kaya itu.
Reva malam ini bermimpi buruk lagi, dan kejadian ini sudah hadir di mimpinya ratusan kali atau bahkan ribuan kali.
Sekar menangis "Mahesa" tatapannya kosong.
Dia memakai pakaian pengantin zaman dulu, dan berjalan ke arah danau tanpa alas kaki,
"Mahesa.. " Lagi-lagi Sekar menyebut nama itu dengan lirih.
Dia berjalan perlahan-lahan masuk kedalam danau dan menenggelamkan dirinya.
Reva terbangun dari tidurnya, dia merasa sesak. "Hhhhhh... Hhhhh... "Dia segera menghirup obat asmanya, dia menepuk-nepuk dadanya, benar-benar sakit.
Kejadian di danau itu adalah yang paling sering hadir di mimpinya, dan setiap bermimpi itu dadanya terasa sesak.
"Mengapa aku harus menangisi pengawal itu? Apa dulu dia menyakitiku?" Reva sangat penasaran dengan kejadian yang dialami Sekar dulu.
Waktu menunjukan jam satu malam, dia memutuskan untuk tidak tidur lagi.
Reva turun dari tangga, dia memperhatikan setiap sudut rumahnya, benar-benar sepi. Para pembantu ada di ruangan khusus pembantu yang tidak bisa seenaknya datang ke rumahnya, mereka boleh masuk kalau Reva sedang tidak ada di dalam rumah, karena Reva tidak nyaman dengan orang asing.
Dia duduk sendirian, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi, lalu dia tertawa kecil mentertawanan hidupnya yang begitu kesepian, "Malang sekali nasib kamu, Reva"
Sebaliknya dengan Deri, jam segini dia belum tidur, dia sibuk bermain game dengan Anton.
Deri menyapit hidung Anton dengan jepitan, "Lo kalah lagi haha... "
"Hhh... " Anton merasa kesal, kini giliran Anton yang menang, dia bersorak-sorak dan menyapit kuping Deri.
Bi Nina merasa terganggu dengan ulah mereka, dia memukul mereka dengan bantal. "Dasa anak nakal!! Tidur! Tidur!"
"Ampun...ampun " Anton dan Deri berlarian ke kamar masing-masing sambil tertawa.
"....Para pedagang pasar bersikeras tidak ingin pindah tempat, mereka mengancam akan mendemo perusahaan kita." Andre menjelaskan kondisi terkini tentang pasar yang menjadi target DGI. Hari ini jajaran para atasan sedang rapat, karena sebuah proyek yang sangat besar.
"Bagaimana kalau kita menyogok mereka agar mereka meniggalkan pasar secara sukarela!" usul Pak Tama.
"Tidak perlu!" Reva tidak menyetujui usulan Pak Tama, "Biar saya yang turun tangan sendiri"
Pak Tama tersenyum kecut, "Hmm... apa kau yakin? "
"Tentu saja" Reva berdiri, mengakhiri rapat hari ini "Rapat hari ini cukup sampai disini dulu, hari ini saya akan mendatangi pasar itu dengan Miss Gita"
"Bagaimana kalau saya ikut?" Andre merasa khawatir.
"Tidak perlu, saya akan membawa beberapa bodyguard"
Reva , Miss Gita, dan empat orang bodyguard tiba di pasar, dia memperhatikan keadaan sekitar
"Tempat ini sangat strategis untuk sebuah Mall"
"Lalu bagaimana dengan para pedangang, Nona? " tanya Miss Gita.
"Saya tidak peduli, itu urusan mereka. Lagi pula tanah ini milik DGI"
Salah satu pedagang memperhatikan mereka, "Bukankah itu dari DGI? " tanyanya ke pedangang lain.
Beberapa pedangang menghampiri Reva dengan marah "Mau apa anda kesini?"
Keempat bodyguard bersigap berdiri menghalangi mereka.
"Mengapa kamu mengusir kami?" protes pedangang lainnya.
"Kami disini selalu membayar biaya sewa tepat waktu, mengapa Anda serakah sekali?!" sahut yang lainnya.
Reva tak peduli dengan ucapan mereka dia hanya diam melihat-lihat kondisi pasar itu. Sementara Miss Gita sangat ketakutan.
Tanpa di duga seseorang membawa telur yang banyak di dalam baskom, lalu melemparkannya ke arah Reva, Reva terkejut melihatnya, replek menunduk. Untung ada seseorang menghalangi hingga punggungnya kotor penuh pecahan telur.
Beruntung juga ada bodyguard tambahan yang menyusul atas perintah Andre, jadi para bodyguard berhasil menjauhkan para pedagang itu di hadapan Reva.
Pria itu masih memegang kedua lengan Reva, Reva yang dari tadi menunduk menengok ke wajah pria itu, dia tercengang saat melihat wajahnya dengan jelas. Pria itu mirip sekali dengan Mahesa yang selalu ada di mimpinya.
Begitu juga Deri terkejut melihat Reva, dia melepaskan tangan yang dari tadi memegang pundak Reva "Kau!"
"Apa kau mengenaliku ku?" tanya Reva, dia pikir Deri juga bermimpi yang sama dengannya, karena dia merasa ini pertama kalinya mereka bertemu.
"Tidak, tapi aku tau kamu wanita yang kejam"
Reva tak mengerti dengan ucapannya, Miss Gita berbisik kepada Reva "Pria ini adalah badut yang waktu itu menolong Nona"
"Apa?Badut?!" Reva memolototkan matanya. Dia tak menyangka ternyata Mahesa bereinkarnasi menjadi seorang pria miskin, bahkan pria itu adalah badut yang menolongnya di Festival itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
MonSop
waahh reingkarnasi jd badut 😁
2021-12-31
0
zahra
dibilang kurang waras dong. ahahahah
2021-12-27
0
nengrony24
seruuu makin buat pembaca penasaran
apakah reinkarnasi itu ada ????
lanjuuuttt
2021-12-25
0