I Love You, Sister

I Love You, Sister

Gagal Berkencan

Saat berusia 10 tahun, ayah dan ibu Andi meninggal karena kecelakaan, lalu dia diadopsi oleh Pak Rudi, teman ayahnya Andi.

Pak Rudi adalah seorang pelukis, istrinya meninggal saat melahirkan anak semata wayangnya (Hana). Hana tumbuh menjadi seorang gadis cantik. Usia Hana dan Andi terpaut 5 tahun.

Saat ini Andi masih duduk di bangku SMA kelas 3, sementara Hana telah lulus kuliah, dia sedang mencoba melamar pekerjaan.

Siang itu tanpa sengaja Andi melihat sangat kaka sedang duduk berdua dengan seorang pria di sebuah Cafe.

Terlihat laki-laki itu sedang memegang tangan Hana, "Han, ada yang ingin aku bicarakan sama kamu."

Hana tersenyum-senyum, dia bisa menebak apa yang akan dibicarakan Riko.

Hana dan Riko sudah PDKT selama 4 bulan, mereka selalu saling perhatian dan sering jalan bareng tapi belum ada kepastian dengan hubungan mereka.

Senyuman Hana buyar saat melihat Andi melambaikan tangannya, dan menghampiri mereka.

.

"Hhh... ganggu aja nih anak" Kata hati Hana.

"Hai" Andi duduk di dekat mereka.

Riko melepaskan genggaman tangannya "Siapa dia,Han?" Tanyanya ke Hana.

"Oh dia ini adikku,namanya Andi"

Andi dan Riko berjabat tangan

"Mau apa kau kesini?" Bisik Hana, Hana merasa terganggu karena takut Andi mengagalkan lagi rencana kencannya seperti tahun kemarin.

"Mau makan disini lah, gak ada salahnya kan kalau aku gabung? " Andi mengangkat alisnya, merasa tak berdosa.

"Oh tidak apa-apa kok, saya berharap kita bisa akrab. " Riko menyahut ucapan Andi.

Handphone Hana berbunyi, ternyata ada panggilan telepon dari perusahaan yang dilamar Hana minggu kemarin.

"Aku angkat telepon dulu ya" pamit Hana, lalu berbisik pada Andi dengan nada mengancam "Awas ya kalau sampai ngomong macam-macam sama Riko! " Lalu dia keluar untuk mengangkat telepon.

Andi tak menjawab, dia hanya nyengir.

Riko memulai pembicaraan agar bisa lebih akrab dengan calon adik iparnya itu, "Mmm... boleh saya tau makanan kesukaan kakak kamu itu apa aja ya? "

Andi berpikir sejenak sambil memegang keningnya "Mmm... apa ya...., Kak Hana itu paling suka mie instan"

"Hanya itu?"

"Ya, soalnya dia itu malas masak. "

Riko berbicara di dalam hatinya "It's okay lah gak apa-apa kalau malas masak juga, itu gak begitu penting. "

"Apa mas ini serius dengan kakak saya? "

Pertanyaan itu membuat Riko bersemangat "Tentu saja, saya terima kakak kamu apa adanya. "

"Hmm.. oh apa adanya ya" Andi menyilangkan kedua tangan di dadanya.

Riko mengangguk.

"Sebenarnya kak Hana ini agak pemalas... "

"Benarkah? saya juga pemalas"

"Ya saking pemalasnya, dia itu malas mandi. Apalagi kalau tanggal merah, dia sering seharian tidak mandi"

"ma.. malas mandi?! "

"Iya, juga kak Hana itu orangnya agak jorok, dia gak suka beres-beres, suka kentut sembarangan, bahkan tidurnya juga ngorok" Andi bercerita sambil terkekeh "Hehehe... ya seperti itu lah kakak saya, dia apa adanya seperti itu, jadi saya harap mas Riko mau terima segala kekurangan kakak ku juga"

Riko hanya terdiam, dia pikir Hana adalah wanita yang sangat elegan, karena di kampus, Hana adalah wanita yang populer dengan kecantikan dan kepintarannya, ternyata jauh sekali dari bayangannya.

Hana kembali menghampiri mereka dengan sumringah, dia sedikit berlari lalu memukul-mukul lengan Andi, dan berjingkrak-jingkrak "Akhirnya aku diterima kerja"

"Wah beneran ,kak?" Andi ikut berjingrak.

Riko melongo melihat Hana berjingkrak-jingkrak seperti itu. "Mmm.. Han, aku pulang duluan ya" pamitnya.

"Loh kok pulang? bukannya pembicaraan kita belum selesai?"

"Gak jadi, Han!" Riko berdiri "Aku kebetulan ada acara dengan Mita. " Dan dia pun berlalu.

Hana melototi Andi ,lalu menjitak kepalanya "Hhh... ini pasti gara-gara kamu, kan?"

Andi terkekeh dengan penuh kemenangan, kemudian dia segera pergi karena takut di terkam .

Hana yang tak terima hal itu langsung mengejar Andi.

"Hah sial , gara-gara kamu nih jadi gagal kencan lagi!" Gerutu Hana.

Andi dan Hana berjalan bersama untuk pulang ke rumah.

Andi hanya tersenyum "Laki-laki itu gak baik buat kamu, kak. Aku hanya cerita apa adanya tentang kamu, tapi dia malah mundur, kan? Apalagi dia malah pergi janjian sama cewek lain"

"Apa gak bisa kamu sekali aja gak usah ikut campur urusan aku?"

"Gak bisa"

Hana menghentikan langkahnya, " Aku belum pernah berkencan, aku iri melihat teman-teman yang kelihatan bahagia karena dapat perhatian dari pacarnya, selalu diantar jemput pacarnya..."

"Kan ada aku, aku selalu perhatian sama kamu, kak. "

Hana mempercepat jalannya, meninggalkan Andi "Ya beda lah! "

Andi sedikit berlari mengejar Hana, "Kalau mau ada yang perhatian, aku selalu perhatian. Aku juga bisa antar jemput kamu tiap hari. Jadi gak usah berkencan sama cowok yang gak jelas. Nanti ujung-ujungnya kan kak Hana sendiri yg sakit hati"

"Hhh... yang aku mau itu perhatian dari seorang pacar, bukan adik!"

Kata-kata itu membuat Andi tersadar. Adik... ya Hana hanya menganggapnya seorang adik, dia tidak pernah melihat Andi sebagai seorang pria, padahal Andi bukan pria yang jelek, di sekolah banyak juga yang wanita yang ingin menjadikannya pacar.

Andi sudah lama memendam perasaannya kepada sang kakak, walaupun dia berusaha untuk membuang perasaannya tapi tetap saja rasa itu bersemayam dihatinya. Dan dia merasa tidak rela jika Hana harus berpacaran dengan orang lain.

Hana menarik lengan Andi "Malah bengong. Ayok!"

"Kenapa ingin pacaran?"

"Aku mau jadi orang yang sangat special di hati seseorang, coba bayangkan aja kalau orang itu selalu memikirkan aku tiap hari. " Hana tersenyum-senyum.

Andi berkata di dalam hatinya "Kamu sangat special di dalam hati aku, kak. "

Tiba-tiba hujan turun sangat deras, mereka segera berteduh di didepan sebuah Toko yang sudah tutup.

"Ah kamu sih lama amat jalannya, jadi keburu hujan" Gerutu Hana.

"Lah ko jadi nyalahin aku sih"

"Emang kamu yang salah"

Andi memakaikan jaket ke punggung Hana, Hana sudah terbiasa dengan itu jadi dia biasa-biasa saja.

"Kamu ingat gak, kita pernah kehujanan demi nonton layar tancap?"

"Ah iya, aku ingat, kita sampai di marahin ayah waktu itu"

Mereka dua tertawa kecil.

"Tapi walaupun begitu, ayah baik sekali, dia menyiapkan air panas buat kita mandi"

"Ya begitu lah ayah kita, dia seperti malaikat"

"Karena itu aku bahagia bisa bertemu kamu dan ayah"

"Apa kamu sering mengunjungi makam ayah dan ibumu?"

"Pastinya"

"Gara-gara sibuk kuliah aku jarang berkunjung lagi, nanti aku bakalan berkunjung ke sana, sekalian ke makam mama ku juga"

"Aku sering mengunjungi makan mama mu dengan ayah"

"Yah seperti itulah, ayah lebih dekat dengan kamu di banding aku"

"Karena kamu sibuk dengan dunia kamu sendiri"

Terpopuler

Comments

uty

uty

semamgat kk othor

2022-12-12

0

Duwi Hariani

Duwi Hariani

mmpir thor nyicil baca dulu ya

2022-01-10

0

Ami batam

Ami batam

kyk ny bgs,q mampir dulu iy Thor.. meskipun udh terlambat 😘

2021-12-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!