Kemarahan Jingga

Desiran angin menerpa wajah tampan nan sendu itu. Pikirannya saat ini benar-benar kalut, rumah tangga yang sudah Ia jalani selama 5 tahun kini sudah tinggal kenangan.

Rigel tak pernah mengira bahwa rumah tangganya dengan Elia berakhir seperti ini.

Apakah ini karma untukku karena sudah mengkhianati Elia? Tapi sebenarnya Aku juga tidak ingin semua ini terjadi! Bahkan sampai saat ini, Aku masih sangat mencintai Elia. Batin Rigel.

Ingatan keharmonisan rumah tangganya dulu kembali datang dalam pikirannya, begitupun dengan kejadian 2 bulan lalu yang sudah menghancurkan pernikahannya dengan Elia. .

Hari itu, Rigel ada urusan bisnis bersama klien di luar kota bersama Claire dan juga Aster. Saat membicarakan bisnis, para klien memesan beberapa botol minuman beralkohol. Awalnya, Rigel sudah menolak karena Ia sudah berjanji kepada Elia untuk tidak menyentuh minuman beralkohol. Namun, para Klien terus memaksa sampai membuatnya mabuk berat.

Setelah itu sudah tidak ada lagi kejadian yang Rigel ingat, hanya ada keterkejutan di pagi hari saat mengetahui bahwa Ia sudah melakukan hubungan terlarang bersama sahabatnya Claire.

Saat itu, Claire dan Rigel sama-sama tidak ingat dengan apa yang telah terjadi. Mereka juga sudah sepakat untuk melupakan kejadian itu mengingat status Rigel yang sudah menikah. Namun, takdir berkata lain. Akibat dari kejadian malam itu, Claire mengandung anak Rigel.

Saat mengetahui bahwa Claire tengah mengandung, Rigel juga bingung harus berbuat apa. Ia sudah berjanji kepada Elia kalau tidak akan ada wanita lain dalam pernikahannya.

Maka dari itu, Rigel mengatakan kepada Claire akan bertangung jawab untuk memenuhi kebutuhan bayi itu, tetapi 'tak bisa menikahi Claire, dan saat itu Claire setuju. Namun, semua itu tetap berakhir pada pernikahan saat Hana mengetahuinya.

***

Di sisi lain, terlihat seorang wanita cantik tengah melihat akun media sosialny. Tiba-tiba muncul postingan Elia di berandanya, setelah membaca caption yang di tulis oleh Elia, Jingga mempunyai fitasat tak enak. Ia segera menelfon Elia, tetapi nomornya sudah tidak aktif. Kemudian Jingga mencoba menghubungi Runi.

Jingga : Halo Run, Lo tau Elia dimana?

Seruni : Ya di rumahnya lah, Jing, memangnya kenapa? Kok sepertinya Lo khawatir gitu!

Jingga : Lo yakin, Elia ada di rumah? Soalnya Gue habis lihat status Elia di medos seperti dia sedang sedih gitu! Terus nomornya juga tidak bisa di hubungi.

Seruni : Gak usah ngaco deh! Mana ada Elia sedih, orang sekarang dia lagi bahagia - bahagianya karena dia hamil! Mungkin ponselnya lobet.

Jingga : Hamil? Lo serius! Tapi, coba deh Lo lihat dulu status Elia sebentar, soalnya perasaan Gue gak enak banget!.

Setelah itu, Runi mengikuti perkataan Jingga untuk melihat status media sosial Elia. Saat melihat sebuah foto awan dengan caption.

Sepertinya sudah cukup sampai di sini perjuanganku. Di saat semuanya gelap dan berkabut, ternyata Tuhan masih mengirimkan setitik cahaya agar aku bisa bangkit dan memulai kehidupan yang baru.

Saat membaca caption itu, Runi benar-benar terkejut. Padahal pagi tadi, Elia masih terlihat begitu bahagia dan ingin segera pulang untuk memberitahukan Rigel bahwa Ia tengah hamil, tapi kenapa sekarang jadi seperti ini.

Tanpa berlama-lama, Jingga segera menjemput Runi untuk pergi bersama ke rumah Rigel.

Sesampainya di rumah Rigel, Jingga dan Runi segera turun dari mobil dan memencet tombol di pagar. Tak berapa lama Bi Ina datang untuk membukakan pintu.

"Eh, Non Jingga dan Runi? Ada perlu apa ya?" tanya Bi ina.

"Bi' Apa Elia ada di rumah?" tanya Jingga.

"Nyonya ... sudah pergi dari rumah, Non," jawabnya.

Jingga dan Runi terkejut saat mendengar jawaban dari Bi Ina yang mengatakan bahwa Elia pergi dari rumah. Ternyata firasat Jingga benar kalau sedang terjadi sesuatu dengan Elia.

"Bi' bi Ina tau kenapa Elia pergi dari rumah?" tanya Runi.

"Apa Rigel ada di rumah, Bi?" sela Jingga.

"Tuan ..."

Saat Bi Ina belum selesai mengucapkan perkataannya, mobil Rigel baru saja sampai di depan Rumah. Tanpa berpikir panjang Jingga segera menghampiri mobil Rigel dan menggedor-gedor pintu mobilnya.

"Keluar Lo, Rigel!" bentak Jingga.

Saat Rigel keluar dari mobil, Jingga langsung melayangkan sebuah bogeman ke wajah Rigel sampai membuatnya terpental.

Melihat Jingga yang naik pitam serta sudah tidak bisa mengontrol emosinya, Runi dan Bi Ina segera menghampirinya mencoba untuk melerai. Namun, Jingga sudah bagaikan orang kerasukan yang tak bisa di halangi lagi.

Jingga merupakan pemegang sabuk hitam dalam ilmu bela diri sehinhha sulit untuk melerainya jika Ia sudah marah. Saat ini Jingga sudah berada di atas tubuh Rigel serta menguncinya membuay Rigel tidak bisa berkutik, lalu melayangkan beberapa bogeman lagi di wajah Rigel sampai membuatnya babak belur.

Setelah bisa memisahkan Rigel dan Jingga, Runi segera memeluk Jingga erat agar Ia tak lepas kendali lagi.

"Kamu, kenapa tiba-tiba nyerang Aku gini, Jing? Apa salahku?" pekik Rigel sambil mengusap darah segar yang keluar dari bibirnya.

"Lo masih tanya, apa salah Lo ha? Lo apakan Elia sampai dia pergi dari rumah ini!" pekik Jingga dengan nada tinggi.

Rigel menyeringai. "Oh ... ternyata itu alasanmu memukuliku sampai babak belur seperti ini! Seharusnya Kamu tanya sama sahabatmu itu, kenapa dia tega selingkuh dariku!" cetusnya dengan nada yang tak kalah tinggi.

Jingga dan Runi terbelalak saat mendengar Rigel mengatakan bahwa Elia telah selingkuh, ingin rasanya Jingga merobek mulut itu agar tidak bisa berbicara sembarangan, tapi lagi-lagi Runi mencegah dengan memeluknya dengan erat.

Jingga ingin melawan, tapi Ia tak mau kalau harus menyakiti Runi.

"Jing sabar, tahan emosi, Lo!" bentak Runi. "Gue tahu Lo emosi, tapi gak gini caranya! Nanti bisa panjang urusannya kalau Lo masih mau memukuli Rigel!" nasehat Runi.

Setelah melihat emosi Jingga yang sedikit tenang, Runi mulai merenggangkan pelukannya dan giliran Dia yang berbicara dengan Rigel.

" Apa maksud Kamu mengatakan bahwa Elia selingkuh? Bukankah selama ini Kamu yang selingkuh dan menikah diam-diam di belakang, Elia?" cerca Runi.

Saat Rigel ingin berbicara Runi segera mencegahnya karena Ia belum selesai bicara.

" Asal Kamu tahu Rigel, selama ini Elia sudah banyak menderita demi, Kamu! Sampai sekarang Kamu tidak tahu, 'kan kalau orang tua serta Kakak Elia sudah meninggal dunia?" pungkasnya.

Rigel segera mendongakkan kepalanya saat mendengar Runi mengatakan bahwa orang tua serta kakak Elia telah meninggal dunia.

" Apa Kamu bilang? Itu bohong, Kan? "tanya Rigel yang belum percaya.

" Bohong Kamu bilang? Buat apa aku menggunakan kematian seseorang untuk berbohong! Di hari Anniversary pernikahan kalian, mereka mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat. Saat Elia membutuhkan sandaran serta kekuatan, dimana Kamu? Kamu bahkan tidak bisa di hubungi sama sekali selama dua hari. Setelah itu Kamu hancurkan hati Elia dengan sebuah penghianatan! Bahkan bukan hanya itu saja! Hari demi hari Kamu terus menggoreskan luka di hatinya lagi dan lagi! "terangnya.

Rigel masih terdiam, Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Elia telah melalui itu begitu banyak masalah sendiri. Apakah selama ini Aku se-egois itu sampai tak memperdulikan Elia?.batinya

" Oh, ya dan satu hal lagi yang harus Kamu tahu, Rigel. Saat ini Elia tengah mengandung anak kamu!"ucapnya lalu pergi meninggalkan Rigel.

Runi mengajak Jingga untuk segera mencari keberadaan Elia. Ia khawatir kalau Elia kenapa-kenapa, berlama-lama untuk memukuli Rigel sudah 'tak ada gunanya lagi karena saat ini yang terpenting adalah bisa menemukan Elia secepatnya.

Saat mendengar Runi mengatakan bahwa Elia tengah hamil, hati rigel bagaikan tertusuk tombak serta tersambar petir. Sakit tapi tak berdarah.

Kenapa ELia tidak bilang kalau dia sedang hamil?

...****************...

Jangan lupa like, komen, vote dan hadiahnya ya...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***