Hamil

Melihat Elia yang tersenyum sambil menatap indahnya pemandangan, Simon diam-diam memotretnya.

"Cantik" lirih Simon.

"Kamu ngomong apa, Mon?" tanya Elai ayang samar-samar mendengarnya.

"Em ... Aku gak ngomong apa-apa kok, mbak! Mungkin Mbak Elia salah dengar," elak Simon yang tidak mau Elia tahu kalau Ia memujinya cantik.

Sebenarnya Kamu itu cantik dan wanita yang kuat Mbak, tapi Sayang ... Kamu Mendaptkan pria yang 'tak mau bersyukur sudah mempunyai wanita sepertimu dan masih mencari wanita lain.

Menatap pemandangan yang indah hampir saja membuat Elia lupa kalau Ia masih harus bekerja. Setelah suasana hatinya jauh lebih baik, Elia pergi ke rumah sakit diantar oleh Simon.

***

Saat melihat Rigel termenung di taman belakang sendirian, Bi Ina datang menghampirinya sambil membawakan kopi dan camilan.

"Apa ada yang Anda pikirkan, Tuan?" tanyanya sambil meletakkan segelas kopi dan sepiring camilan itu di atas meja.

"Eh ... Bibik ..." sahut Rigel yang sedikit kaget saat mendengar bi Ina mengajaknya berbicara.

"Silahkan, Tuan di minum kopinya. Siapa tahu bisa membuat pikiran Anda lebih rileks lagi!" ucap Bi Ina yang kemudian berjalan pergi meninggalkan Rigel.

"Tunggu dulu Bi'." Rigel berjalan menghampiri Bi Ina.

"Apa ada yang Anda butuhkan lagi, Tuan?" tawarnya.

"Apa Bibik tau, dimana Elia? Soalnya sejak tadi saya tidak melihatnya," pungkas Rigel.

Bi Ina tersenyum saat mendengar Rigel masih peduli dan mencari keberadaan Elia. " Mungkin, Nyonya di rumah sakit, Tuan," jawabnya.

"Oh, yasudah kalau begitu."

Setelah itu, Bi Ina pergi ke dapur, sedangkan Rigel duduk di kursi sambil menyeruput kopi yang di buatkan oleh Bi Ina.

***

Saat hampir tiba rumah sakit, tiba-tiba perut Elia terasa kram dan kaku sampai Ia mencekram tubuh Simon kuat.

" Mbak, Kamu kenapa?" tanya Simon yang masih fokus menyetir.

"Pe-rutku kr-am dan sangat sa-kit Mon..." ucap Elia terbata-bata dengan menahan rasa sakit.

Mendengar Elia yang kesakitan, Simon langsung meminggirkan motornya untuk mengecek kondisi Elia. Saat Simon baru turun dari motor, tiba-tiba Elia sudah pingsan duluan.

" Mbak ... Mbak Elia ... "panggil Simon sambil menepuk pipi Elia.

Melihat Rumah sakit tak jauh lagi, Simon menghubungi Runi untuk datang membawa bala bantuan. Elia masih belum bangun juga, Tak lama kemudian Runi datang, tapi sendirian tanpa membawa bala bantuan.

"Loh, mbak gak ngajak teman atau bawa kursi roda gitu?" tanya Simon yang masih memegang tubuh Elia.

"Semuanya lagi dipakai, Mon jadi gak bisa bawa apa-apa,"jelas Runi.

Kursi roda, brankar, serta ambulan rumah sakit memang sedang di pakai semua sehingga Runi tidak bisa membawa apapun.

" Yaudah kalau gitu mb bawa motorku, biar Aku kerumah sakit gendong Mbak Elia,"pungkas Simon dan di angguki oleh Runi.

Simon segera menggendong Elia menuju rumah sakit, untung jarak rumah sakit sudah tidak terlalu jauh. Saat Simon tiba untung saja sudah ada brankar yang kosong, Ia segera meletakkan Elia ke atas brankar dan di bantu oleh perawat lainnya untuk membawa Elia ke masuk ruang UGD.

Saat dokter datang, Ia terkejut saat melihat siapa pasiennya.

"Elia! Apa yang terjadi dengannya?" tanya dokter wanita itu.

"Sebelumnya dia hanya mengeluh perutnya kram dan kaku dok, setelah itu pingsan!" papar Simon.

Setelah itu, Dokter segera memeriksa tubuh dan perut Elia. Saat memeriksa perut Elia, Ia sedikit mengerutkan kening karena otot perutnya begitu tegang.

"Apakah Elia hamil?" tanya Dokter wanita itu kepada Simon.

"Apa? Elia hamil!" sela Runi saat mendengar dokter Endang mengatakan bahwa Elia hamil.

"Runi? Kamu sahabatnya Elia, apa Kamu tahu kalau dia hamil?" tanya Dokter Endang dan di jawab gelengan oleh Runi.

Dikarenakan arena tidak ada yang tahu Elia hamil atau tidak, dokter Endang menyarankan untuk membawa Elia ke dokter kandungan supaya mereka tahu apakah Elia hamil atau tidak.

Untungnya poli kandungan sedang tidak ramai karena ini adalah waktunya pergantian shift kerja dokter. Saat melihat dokter kandungan saat ini sudah siap-siap untuk pulang.

Dokter Endang, Runi, dan Simon memintanya untuk memeriksa Elia terlebih dahulu. Melihat Elia merupakan perawat di rumah sakit ini juga, dokter itu setuju untuk memeriksa Elia terlebih dahulu.

Dokter mengoleskan gel lalu menempelkan transduser ke kulit perut Elia, Ia tersenyum saat melihat bahwa Elia memang tengah hamil. Ia sudah hamil 6 minggu dan untungnya bayinya sehat dan tidak apa-apa.

Setelah selesai memeriksa, Elia mulai mengerjapkan matanya. Saat sadar Ia sedikit bingung dan terkejut karena melihat sudah ada Runi yang berdiri di sampingnya dan seorang dokter kandungan di rumah sakit tempat Ia bekerja.

"Kamu sudah sadar Elia?" tanya dokter kandungan yang memeriksanya.

"Saya kenapa bisa ada di sini?" tanyanya.

"Kamu tadi pingsan El?" jawab Runi.

"Kalau aku hanya pingsan kenapa bisa ada di ruangan praktek dokter Alina?" tanyanya yang masih bingung.

Dokter Alina tersenyum. "Tentu saja kamu ada di ruangan Saya karena baru saja Saya selesai memeriksa Kamu. Selamat ya El, atas kehamilanmu," ucap dokter Alina sambil tersenyum.

"Hamil?" lirihnya lalu menatap kearah runi dan Runi menganggukkan kepala menandakan bahwa apa yang Ia dengar itu benar.

Dalam kondisi genting seperti ini, tiba-tiba Elia mengetahui bahwa ia tengah hamil. Ada rasa bahagia dihatinya saat mengetahui ada malaikat kecil yang sedang tumbuh didalam rahimnya. Anak yang sudah di nanti-nanti selama ini, akhirnya hadir juga. 

Elia memegang perutnya yang masih terlihat rata, tanpa terasa buliran bening jatuh dari pelupuk mata. Ia benar-benar tidak menyangka kalau dirinya saat ini tengah hamil.

Melihat Elia menangis, Runi segera memeluknya.

"Seharusnya Kamu bahagia, El. Bukannya menangis karena apa yang sudah kamu nanti dan inginkan sekarang sudah terwujud. Tuhan sudah memberikan kamu kepercayaan seorang bayi kecil tumbuh di dalam sana," pungkas Runi.

"Aku menangis karena bahagia kok," tandas Elia.

Setelah itu, Runi memapah Elia keluar dari ruangan dokter Alina. Simon yang sudah menunggu di luar ruangan, saat melihat Runi keluar bersama Elia, Ia segera datang menghampirinya.

" Gimana kondisinya, Mbak? "tanya Simon cemas.

" Aku sudah baikan kok! "jawab Elia.

" Sepertinya Kamu pulang dan istirahat aja deh El, nanti Aku izinkan cuti aja ya ..."ujar Runi.

" Aku sudah gapapa kok, Run. Gak enak kalau izin cuti terus ... "tungkas Elia.

Melihat Elia yang bersikeras untuk tetap bekerja, Runi hanya bisa mengehmbuskan nafas panjang. Sedangkan Simon, sebelum pergi Ia membelikan Elia dan Runi makanan dan cemilan untuk menemaninya berjaga malam.

Ia juga berpesan kalau ada apa-apa, mereka bisa langsung menghubunginya kapan saja. Melihat Simon yang begitu perhatian membuat Runi terharu.

***

Pagi telah menyapa, pergantian shift jaga malam juga telah usai. Elia segera berkemas untuk pulang ke rumah, jika kemarin Ia masih merasa kesal dengan sikap Rigel yang meragukannya saat ini sudah berbeda.

Entah kenapa Ia merasa ingin cepat-cepat pulang dan memberitahukan kabar bahagia ini kepada Rigel. Namun, apa yang ia bayangkan tak berjalan dengan baik. Saat Elia pulang raut  wajah Rigel tidak biasa, terlihat seperti sedang marah.

Elia segera menghampiri Rigel untu menyalaminya, tetapi Rigel segera menepis tangan Elia.

"Dari mana saja, Kamu?" tanyanya.

"Kok Abang, nanyanya begitu. Apa Abang lupa kalau kemarin aku jaga shift malam?" jawab Elia.

Tanpa berkata apa-apa lagi, Rigel segera melemparkan beberapa foto ke atas meja samping Elia.

"Kamu bilang jaga shift malam? Terus apa maksud dari foto-foto itu! Kamu berani ya, diam-diam selingkuh di belakangku! " bentaknya yang sudah naik pitam.

Mendengar ucapan pedas Rigel yang menghinanya telah berselingkuh, membuat hati Elia sangat sakit. Ia benar-benar tidak mengira bahwa Rigel akan percaya begitu saja dengan foto-foto itu tanpa meminta penjelasan dari Elia.

...****************...

Jangan lupa like, komen, vote, dan hadiahnya ya...

Kalian juga bisa klik tombol favoritnya biar tahu kelanjutan cerita Elia.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

tunggu apa lagi Elia pergi saja lagian sekarang kau juga hamil....biarkan si Rigel menyesal 😏

2024-05-10

0

Evy

Evy

kupikir sudah tau kalo hamil dilihat dari ciri ciri nya...

2024-04-30

0

I'm wins

I'm wins

hadeeuhh...abang Rigel gemesin deh pengen tak lempar panci😤😤🤭

2022-12-26

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!