Penghianatan

Setelah sadar dari pingsan nya, Elia harus menguatkan dirinya agar bisa memakamkan jenazah kedua orang tua dan juga kakaknya. 

Sesampainya di rumah, sudah banyak para kerabat dan tetangga yang datang untuk melayat. Semua orang mengucapkan bela sungkawa kepada Elia, Seruni juga selalu ada disampingnya untuk menemani dan terus menguatkan Elia. 

Bacaan yasin dan tahlil terdengar mengisi ruangan di rumah Elia untuk mendoakan kepergian jenazah. Tak lama kemudian Jingga juga datang ke rumah Elia di bandung. Melihat Elia yang terlihat pucat seperti mayat hidup, membuat Jingga segera berjalan menghampiri Elia yang duduk disamping jenazah keluarganya. 

"El …" Jingga memeluk Elia untuk memberikan kekuatan. "Elo yang sabar dan tabah ya El…" imbuh Jingga. Elia hanya mengangguk dan terus meneteskan air mata tanoa suara hanya isak tangis yang terdengar lirih. Suaranya seperti hilang begitu saja, sampai membuat ia tak bisa mengucapkan sepatah katapun lagi. 

"Oh ya, Rigel mana?" tanya Jingga yang tak menemukan Rigel ada di samping Elia. 

"Rigel lagi dinas keluar kota, dan ponselnya juga belum bisa di hubungi sampai sekarang," sahut Seruni. 

"Kok bisa? Bukankah ini adalah hari Anniversary pernikahan kalian? kenapa dia masih dinas keluar kota?" cecar Jingga dengan pertanyaan bertubi-tubi sampai membuat beberapa tetangga memandang ke arah mereka bertiga. Melihat ucapanya menjadi pusat perhatian, Jingga segera menutup mulutnya. Sedangkan Elia masih terdiam membisu dan Seruni melotot kerah Jingga agar dia lebih tau sikon. 

Acara pemakaman langsung dilakukan pada malam itu juga, setelah selesai dari makam. Suasana rumah kembali sepi dan hening. Saat memasuki rumah, Elia seperti melihat kembali kenangan-kenangan mereka dulu saat masih tinggal bersama. 

Rumah ini, memang benar-benar menyimpan begitu banyak memori Elia bersama keluarganya. Canda tawa, sedih, bahagia semua mereka lalui bersama di rumah ini. Meskipun Elia berasal dari keluarga sederhana, tapi ia benar-benar memiliki keluarga  bahagia yang penuh kasih sayang. 

Elia menjadi anak kesayangan dirumah ini, yang selalu dijaga dan dilindungi dengan baik. Selama ini, ia tak pernah sedikitpun kekurangan kasih sayang, bahkan kakaknya juga begitu menjaga Elia dengan baik. Sampai Elia sudah menikah, kakaknya masih saja mengawasi Rigel, agar ia tak macam-macam dan membuat Elia tersakiti.

Kehilangan mereka, seperti kehilangan setengah Hidup Elia. Karena mereka adalah segalanya bagi Elia selain Rigel.

Melihat Elia yang berdiri sambil melihat foto-foto keluarganya membuat Jingga dan Seruni memeluknya dari belakang untuk memberikan Elia kekuatan. Meskipun Rigel tak ada disampingnya, untungnya masih ada Jingga dan juga Seruni yang setia menemaninya. 

Setelah meluapkan kesedihannya kepada Jingga dan juga Seruni, Elia pergi ke dapur untuk mengambil air minum. Tiba-tiba gelas di tangannya tak sengaja terjatuh, Jingga dan seruni yang mendengar suara sesuatu terjatuh dengan keras, segera berlari menyusul Elia. 

"El … Lho kenapa?" seru Jingga dan Runi bersamaan.

Au … suara teriakan Elia ketika tangannya terkena pecahan kaca. Perasaan Elia tiba-tiba merasa tak enak sekali, ia terus saja memikirkan Rigel. 

Kenapa perasaanku gak enak ya? Gumam Elia yang tak memperhatikan darah segar yang mengalir dari tangannya. 

Melihat Elia yang melamun serta darah yang terus mengalir dari tangannya, membuat Jingga dan seruni segera menghampiri Elia dan membawa Elia ke ruang tengah untuk diobati. 

"Elo lagi mikirin apa sih El? Sampai tangan berdarah seperti ini gak sadar …" tungkas Runi yang dengan sabar mengobati luka di tangan Elia. 

Bukanya menjawab pertanyaan Runi, Elia justru meminta tolong Jingga untuk mengambilkan ponselnya yang ada di dalam kamar. 

Tak lama kemudian Jingga sudah datang dengan membawa ponsel Elia. 

"Nih el ponsel lo!" Jingga menyodorkan benda pipih itu kepada Elia. 

Elia mengambil ponsel itu. "Makasih ya Jing," ucap Elia dan segera mencari nomor telepon Rigel. 

Ia terus mencoba menghubungi nomor Rigel, tapi nomor Rigel belum aktif juga. Hal itu membuat Elia semakin khawatir. 

"Lo kenapa sih El? Mondar mandir gak jelas gitu! Nelponin suami lo!" cetus Jingga yang sedikit kesal jika mengingat Rigel yang pergi dinas di hari Spesial mereka. Ditambah dalam keadaan Elia yang seperti ini, Rigel tak bisa di hubungi sama sekali membuat Jingga semakin kesal.

"Kalau tetep gak bisa, coba telpon asistenya El," saran Runi. 

"Aku gak punya nomor asistenya Run, soalnya Bang Rigel gak suka kalau aku menyimpan nomor pria," tungkas Elia.

Jingga dan Runi hanya bisa menghembuskan nafas kasar dan geleng-geleng kepala saat mendengar perkataan Elia. Ia tak menyangka bahwa Rigel sebegitu posesifnya, sampai Elia tak dibolehkan menyimpan nomor asistenya. 

Hari mulai larut, Jingga menyarankan Elia untuk tidur terlebih dahulu karena mereka besok harus pulang ke jakarta pagi-pagi dan harus kembali bekerja. 

Sudah dua hari ini Rigel tak kunjung bisa dihubungi dan memberikan kabar, membuat Elia semaki cemas dan khawatir karena selama ini Rigel tak pernah seperti ini.  Ketika melakukan Dinas keluar kota Rigel akan mengaktifkan ponselnya 24 jam dan selalu menelponya untuk menanyakan kabar, tapi sekarang berbeda. 

Awalnya Elia berpikir bahwa Rigel mungkin tidak mendapatkan sinyal atau masih sibuk mengurus proyek Resort yang ada di sumba, sehingga nomornya belum aktif sampai sekarang. 

Mengingat bahwa hari ini ia ada check up ke rumah sakit tempat Jingga bekerja. Elia memutuskan untuk segera berangkat kesana sana saja agar tak telat. Sebenarnya di rumah sakit tempat Elia bekerja juga ada dokter kandungan yang bagus, tetapi ia lebih nyaman dan leluasa jika konsultasi dengan Jingga.

***

Di rumah sakit ternama, terlihat seorang wanita cantik tengah duduk dikursi roda dengan tangan yang di infus. Sebelumnya Claire sempat masuk ruang UGD terlebih dahulu karena ia mengalami hyperemesis (muntah berlebihan disaat hamil) dan juga mengeluarkan flek. Sehingga membutuhkan pemeriksaan oleh dokter Obygn untuk memeriksa kondisi janin yang sedang ia kandung.

Saat masuk ke ruangan dokter, Rigel terperangah ketika melihat siapa dokter kandungan itu. Netra Rigel dan Jingga saling bertemu.

"Rigel!" ujar Jingga.

"Kalian saling kenal?" tanya Claire.

"Em ..." Rigel bingung mau menjawab apa. Tenggorokanya tercekat, bibirnya tak bisa mengucapkan sepatah katapun. Ia benar-benar terkejut saat melihat dokter kandungan Claire adalah sahabat Elia.

Melihat Rigel yang terlihat bingung dan tak mengucapkan sepatah katapun. Akhirnya Jingga yang membuka suara.

"Saya adalah sahabat istrinya tuan Rigel, lalu anda siapanya tuan Rigel?"tanya Jingga memastikan.

" Oh ... Jadi, anda temanya Elia. Saya temannya Rigel!"jawab Claire.

" Oh ... teman, ternyata teman sekarang bisa menemani ke rumah sakit juga ya," Sindir Jingga dengan membuka laporan pemeriksaan Claire.

" Jadi, Anda mengalami hyperemesis dan juga keluar flek. Kalau begitu kita langsung saja lakukan Usg saja untuk melihat bagaimana keadaan janinnya.

Jingga segera menyuruh Claire untuk berbaring diatas brankar, sedangkan ia segera mengoleskan gel ke perut Claire lalu meletakkan transduser diatas perut Claire.

"Kondisi bayinya baik-baik saja, hanya saja Anda harus bedress dan jangan melakukan hubungan seksual dulu ya. Seharusnya kesini datang dengan suami anda biar dia tahu bagaimana kondisi bayi dan istrinya," tungkas Jingga.

"Terimakasih dok," ucap Clair yang dijawab anggukan dan senyuman oleh Jingga.

Saat ini ingin rasanya Jingga memukul wajah Rigel sampai ia bonyok, dan mananyakan berbagai pertanyaan. Tapi ia sadar bahwa sekarang posisinya adalah seorang dokter kandungan, sehingga ia harus bisa menahan emosinya dan bersikap profesional.

"Saya sudah menuliskan resep obat yang harus di tebus dan diminum. Jika fleknya masih belum berhenti, nanti bisa diperiksa kembali," papar Jingga dengan menyodorkan sebuah resep obat.

Rigel mengambil resep itu dari tangan Jingga. "Terimakasih dokter, kalau begitu kamu permisi dulu," ucap Rigel yang sudah mau keluar dari ruangan pemeriksaan.

"Tunggu!" panggil Jingga yang membuat Rigel memberhentikan langkahnya.

" Hati-hati, Elia hari ini sedang ada jadwal chek up. Jangan sampai melihat kalian berada disini kalau tidak ia akan salah paham. Dan tolong lebih perhatikan istri kamu terlebih dulu, saat ini dia juga sedang membutuhkanmu!" pungkas Jingga.

Rigel ingin menanyakan apa maksud dari Jingga, tetapi suster menyuruhnya untuk segera keluar karena masih ada pasien yang mengantri untuk masuk. Jadi, terpaksa Rigel keluar dari ruangan dengan mendorong kursi roda Claire.

Dari kejauhan terlihat Elia yang sedang berjalan menuju ruangan Jingga. Tapi langkahnya seketika terhenti saat melihat siapa yang baru saja keluar dari ruangan Jingga.

Melihat hal itu, seketika dada Elia terasa sesak, nafasnya terasa tercekat, bibirnya kelu tak bisa mengucapkan apa-apa lagi. Hanya ada butiran putih yang jatuh mengalir  membasahi pipinya.

Saat ini hatinya terasa sakit bagaikan tertusuk tombak yang begitu tajam sampai menembus relung hatinya yang terdalam. Ia benar-benar tak menyangka bahwa Rigel bisa melakukan hal ini kepadanya, setelah apa yang ia janjikan kepada Elia beberapa hari lalu. Bahwa tidak akan ada perempuan lain dalam pernikahan mereka, tetapi hari ini Elia melihat dengan mata kepalanya sendiri Rigel sedang bersama seorang wanita keluar dari ruangan dokter kandungan.

Siapa wanita itu? Apa semua yang kamu ucapkan itu hanya bulshit bang? Kenapa kamu tega menghianatiku seperti ini! Lirihnya yang tak terasa kakinya mulai melemas. Elia segera mencari tembok sebagai pegangan untuk menopang tubuhnya agar tak jatuh ke lantai.

...****************...

Jangan lupa like, komen, vote, hadiah serta klik tombol favoritnya ya....

Di bab ini banyak sekali yang bingung kenapa masih 2 hari kok sudah hamil dua minggu kalau mau tau jawabannya kalian harus baca bab selanjutnya biar mengerti. Alur ini memang di percepat karena permintaan dari pihak Noveltoon. Terima kasih 🙏

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

kalau benar Rigel selingkuh di belakang Elia lebih baik pergi saja Elia

2024-05-10

0

Adiba Shakila Atmarini

Adiba Shakila Atmarini

laki2 sllu pintar buat janji.jnji palsu..

2024-03-22

0

Dewi Dama

Dewi Dama

bagus thorrr..klo bikin cerita itu gk usah panjang2..pembaca lama2 bpsan dan tdk akan membaca novel itu lagiii

2024-03-02

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!