Kenapa cemburu sekali?

Episode 20 : Kenapa cemburu sekali?

***

Waktu akhirnya berlalu, Aron bekerja dari ruangan pribadinya mengenai berkas berkas yang harus ia urus, sedangkan Tom merawat Nadine dan memeriksa keadaannya secara berkala.

Nadine yang memang hanya kelelahan segera bangun dan melihat seorang dokter tampan di sisinya, “Kau sudah bangun?” tanya Tom sekarang hendak memberikan obat pil yang arus di minum oleh Nadine segera setelah ia siuman.

Nadine mengusap matanya dan melihat lelaki ini, “Aku baik baik saja, apakah anda dokter yang di suruh Aron menjaga aku?” Nadine bertanya dengan sopan dan lembut.

Tom melihat kearah Nadine dengan mengernyit, “Apakah wajahku berubah sekali? Aku rasa aku masih mirip dengan wajahku yang dulu, apakah kau juga tidak ingat aku atau Aron?” tanya Tom menyelidik sembari memberikan air minum dan obat kepada Nadine.

Nadine hanya kebingungan mendengar hal itu, “Aku tidak ingat apapun sejak kecelakaan dulu, apakah dokter mengenal aku?” Nadine tidak terlalu terkjut mendengar ini.

Nadine memang kehilangan ingatan sejak ia kecelakaan bersama orangtuanya dahulu sejak kecil, jadi banyak orang yang mengenal Nadine tetapi Nadine tidak ingat mereka,

“Aku Tom, aku dulu mengenalmu saat kau sering berkunjung ke rumah Aron, aku dokter pribadi Aron, kau bisa memanggilku dengan santai sekarang,” Tom memangku tangan dan melihat dengan prihatin kepada Nadine.

Nadine meminum obatnya dan meletakan gelasnya dengan baik.

“Baiklah dokter Tom, aku sudah baik baik saja, apakah infus nya sudah bisa dilepas?” tanya Nadine seolah tidak merasa sakit atau pusing sedikit pun.

Padahal jelas jelas wajahnya masih pucat dan Tom yakin jika kepalanya masih sakit karena pingsan tadi.

“Hmmm, infusnya juga sudah habis, sudah bisa dilepas sih, tapi jangan lupa minum obat mu nanti ya,” balas Tom melpaskan infus dengan hati hati, saat itu Aron sudah kembali ke kamarnya dan melihat Tom sedang menggenggam tangan Nadine.

“Si brengsek ini!” geram Aron langsung berjalan dengan cepat dan menghempaskan tangan Tom.

“Kau gila ya, kenapa kau memegang tangannya!” geram Aron benar benar telah salah paham pada Tom.

“Ahhh,” saat Aron menghempaskan tangan Tom, luka jarum infus langsung melukai tangan Nadine membuat Nadine kesakitan dan tangannya berdarah.

“Ck! Kau yang gila Aron, aku hanya melepaskan infus nya, lihatkan tangannya jadi berdarah!’ ketus Tom langsung dengan lihai membalut tangan Nadine.

“Apakah sakit Nadine? Maaf ya, karena dia jadi jarumnya melukai tanganmu,” dengan lembut Tom membalut tangan Nadine.

“Tidak apa dokter Tom, tidak sakit kok,” balas Nadine tersenyum ramah, walau sebenarnya sakit tetapi dia tidak mau terlihat kesakitan atau lemah dihadapan orang lain apalagi Aron.

Sedangkan Aron yang melihat tangan temannya menjamah tangan istri keduanya ini merasa sangat kesal dan hatinya panas entah karena apa.

“Cepat balut lukanya, kenapa lama sekali kau membalut itu? kau sengaja ya biar bisa memegang tangannya lebih lama?” seru Aron tidak sabar menunggu kapan Tom akan melepaskan sentuhannya dari tangan istrinya.

Saat Aron membentak Tom, saat iktu Tom sudah selesai membalut luka Nadine.

“Ron, aku ini dokter, wajar lah aku memegang pasien ku, kenapa kau jadi pemarah begini sih? Lagian aku ini teman mu, tidak akan mungkin melakukan hal aneh pada istri teman sendiri.” Ketus Tom merasa jika Aron telah berlebihan.

“Katanya tidak suka, kenapa cemburu sekali saat aku hanya memegang tangannya, haduh, aneh sekali teman ku ini,” gumam Tom sudah membereskan perlengkapan yang ia bawa sejak datang tadi dan hendak kembali berjaga di rumah sakit milik keluarganya.

“Aku pergi dulu ya, Nadine, jika butuh sesuatu kau hubungi aku saja,” seru Tom segera berlalu.

Nadine tersenyum menerima kebaikan Tom.

“Kenapa wanita ini tersenyum begitu ramah pada Tom? Apa dia suka padanya!” geram Aron merasa risih melihat sikap istrinya ini kepada Tom, temannya.