Dia cantik sekali

Episode 6 : Dia cantik sekali!

***

Di dalam kamar, dia menemukan Nadine sedang duduk di depan cermin, menyentuh rambut panjangnya yang sepertinya baru kering, walaupun jaraknya jauh dari pintu, Aron bisa mencium bau wangi seseorang yang baru saja mandi.

Baju putih terusan yang sedikit tipis sedikit menerawang menembus tubuh Nadine, dia sangat cantik, terlihat lebih cantik bahkan saat tidak mengenakan apapun.

Sebagai seorang lelaki, wajar saja Aron terpana dan sedikit membeku, saat mata mereka bertemu pandang, gemuruh yang ia selalu ia rasakan itu berdentum lagi.

Aron langsung memejamkan matanya sejenak, dia langsung memfokuskan tujuannya.

Tanpa menunggu lama, Aron dengan cepat sudah sampai di dekat Nadine, Nadine yang kebingungan bahkan tidak sadar jika tubuhnya sudah terhempas ke kasur luas miliknya.

Nadine bisa melihat kemarahan di wajah suaminya ini, nafasnya begitu memburu, lengan kokok suaminya menarik baju Nadine sampai robek, terlihat seperti merobek sebuah kertas.

Nadine tersentak dan mencoba kabur,

“Tolong, jangan, aku ... aku belum ....” belum sempat Nadine melanjutkan omongannya.

Tangan kokoh itu langsung menghentikan pergerakan Nadine dengan menahan bahunya dan menekannya dengan keras, sepertinya bahunya sudah membiru sekarang.

Nadine ketakutan setengah mati, tubuhnya bergetar, dia ingin kabur tetapi tenaganya tidak cukup bahkan untuk bergerak sekalipun.

Nadine meringis kesakitan saat tekanan dari tubuh suaminya menghimpitnya, dia ditindih oleh tubuh bidang suaminya.

“Hei, apakah kau suka di perlakukan seperti ini?” bisik Aron menggigit leher istrinya sampai Nadine berdesir kesakitan.

“Tidak, kumohon jangan dilanjutkan, tolong,” dengan sekuat tenaga ia mencoba memohon pada pria yang sudah seperti hewan buas ini.

“Haha, dasar tidak tahu malu! Murahan! Sekarang saja kau berpura-pura polos dan tidak bersalah dihadapan ku! Kau akan menerima hukuman dari perbuatan mu!” bisik Aron sudah menarik semua helaian pakaian yang masih menempel di tubuh bagian atas Nadine.

Aron tersenyum menyeringai saat melihat tubuh polos istrinya yang sangat cantik itu.

Dengan kasar ia menyentuh buah dada Nadine dengan jemarinya, Nadine yang masih kebingungan menangis sejadi-jadinya.

***

“Tidak, tidak boleh, tidak dengan cara ini, atas dasar apa dia selalu menyakiti ku!” decak Nadine meronta sekuat mungkin, dia tidak boleh di lecehkan seperti ini.

“Ho? Kau mau berpura-pura? Jika kau tidak ingin aku sentuh seperti ini seharusnya kau tahu batasan mu! Siapa suruh kau mengadu kepada ayah ku jika aku meninggalkan mu di malam pertama kita! Tenang saja sayang, malam ini akan ku lakukan tugasku sebagai suami yang baik!” bisik Aron dengan nada yang rendah dan berat, nafasnya memburu dan matanya terlihat sangat marah.

Dia sangat membenci wanita seperti Nadine ini, Aron membenci wanita yang berpura-pura dan rela menjual dirinya bahkan menikah hanya demi uang.

Aron benci kepada Nadine, padahal jika Nadine mau dia bisa meminta untuk membatalkan pernikahan yang tidak diinginkan ini, tetapi Nadine demi uang dan panti asuhan nya itu memilih untuk menikah saja.