Pertama kali dipusingkan seorang wanita.

Episode 5 : Pertama kali dipusingkan seorang wanita.

***

Saat Aron yang kebingungan karena baru pertama kali di pusingkan oleh wanita yang baru ia temui terkejut saat mendengar deringan ponselnya.

“Tring .... Tring .... Tring,”

Aron melihat jika ayahnya menelepon dia malam-malam, Aron sedikit kesal namun tetap mengangkat panggilan itu.

“Ada apa Yah?” seru Aron sedikit menjauhi Dara, dia tidak ingin pembicaraan nya dengan

ayahnya didengar oleh Dara, karena pastinya perkataan ayahnya akan selalu menyudutkan Dara.

“Beraninya kau! Apakah kau lupa peringatan ku Aron! Kau tega meninggalkan istri mu sendirian di rumah, sedangkan kau berpesta seperti orang gila di tempat umum dengan kekasih mu itu! Jika kau belum pulang juga sampai sekarang, jangan salahkan aku jika aku bertindak!” decak ayah Aron jengkel pada anaknya ini.

"Apakah kau mau Ayah mati jika kau tetap memiliki hubungan gelap dengan wanita itu?" teriak ayah Aron lagi benar benar murka.

Kabar ini dengan mudah bisa diketahui oleh ayah Aron, karena semuanya sudah ramai di perbincangkan di media sosial.

Aron yang langsung mematikan panggilan telepon itu berjalan dengan masam ke arah Dara.

“Ayah tahu kita ada disini, bisakah kita pulang dulu sekarang?” sahut Aron tersenyum begitu ramah kepada istrinya ini.

Dara langsung memeluk suaminya dan kembali tersenyum.

“Tentu saja sayang, aku tidak akan pernah menyulitkan mu,” seru Dara dengan senyuman yang begitu mereka namun penuh kepalsuan.

Di mobil Aron,

“Sayang, bagaimana bisa Ayahmu tahu jika kita ada di sini? Apakah ada yang memberitahukan Ayah mu?” tanya Dara tersenyum didalam hatinya, dia akan menyalahkan Nadine untuk semuanya ini.

“Maksudmu Dara?” tanya Aron sedikit kebingungan dengan apa yang di tanyakan oleh Dara.

“Iya, jadi sebenarnya aku sangat suka menghabiskan malam denganmu, waktu berdua seperti ini sangat berharga untukku! Aku tadi hanya tidak ingin menyulitkan mu di tempat umum, hanya saja sebenarnya aku sedikit sedih mengapa kita harus cepat pulang,” ucap Dara dengan ekspresi wajah yang begitu memelas.

“Kita bisa mengunjungi bar itu kapan saja jika mau,” balas Aron memberikan senyumannya untuk menghibur Dara.

“Iya sayang, lain kali aku juga akan mengajak Nadine agar dia tidak memberitahu kan ini kepada ayahmu,” sahut Dara dengan wajah seperti tanpa dosa.

“Nadine? Sialan! Apakah dia mengadu kepada Ayah?” decak Aron langsung terpacu amarahnya.

Sedari tadi isi kepalanya dan hatinya memang hanya tertuju pada Nadine, karena Dara menyebutkan nama Nadine, tiba-tiba ada kobaran aneh di diri Aron.

Tanpa mengetahui keberadaannya, Aron langsung yakin jika yang menyebarkan informasi ini adalah istri keduanya itu.

“Betapa licik nya dia! Ternyata wajah polosnya hanyalah topeng! Awas saja! Lihatlah bagaimana aku akan membereskan mu karena telah mengusik aku dan Dara,” ketus Aron merasakan perasaan aneh.

Dia marah tetapi ada perasaan yang jauh lebih dari itu, seperti perasaan ingin menguasai dan ingin memberitahu kan jika dirinya ingin memiliki, perasaan seperti itu memenuhi hatinya.

Dara tersenyum tipis saat melihat wajah masam Aron, dia tahu jika nanti Nadine akan menerima akibat dari apa yang tidak ia perbuat.

“Tunggu lah harga yang akan kau bayar, karena dengan berani datang dan membuat batu ganjalan di rencana ku!” gumam Dara merasa jika Aron akan memberikan pelajaran pada Nadine.

Tidak terasa waktu berjalan, mereka sampai ke rumah mereka, Aron langsung mengecup kening istrinya dan berpesan ....

“Dara, aku akan datang sebentar lagi, aku ingin memberitahu sesuatu kepada Nadine,” ucap Aron lembut pada Dara.

Dara yang sudah kegirangan langsung mengangguk dengan cepat, dia tidak sabar melihat wajah Nadine esok hari.

Tujuan Dara kali ini memang ingin memberitahu jarak antara dirinya dan Nadine tanpa dia harus bertindak langsung, dia ingin Nadine menyerah dan memilih untuk bercerai secepatnya.